Anda di halaman 1dari 31

KOMUNIKASI SEL

Rangsangan { luar dan dalam }

Komunikasi Sel

Respon Sel target


harus ada reseptor
Definisi Komunikasi Sel
adalah Interaksi antara satu sel dengan sel yang lainnya ataupun antara
sel Tujuannya : agar setiap organ ditubuh kita dengan lingkungannya
dapat menjalankan tugasnya sehingga dapat menjaga kelangsungan
hidupnya.

Komunikasi sel adalah kemampuan sel untuk berkomunikasi dengan sel yang
berdekatan dalam suatu organisme. Istilah ini sebagian besar berlaku untuk
organisme multiseluler. Fenomena itu termasuk dalam lingkup pensinyalan sel.
Komunikasi sel sel penting untuk homeostasis metabolik serta perkembangannya.
Salah satu fungsi penting komunikasi sel adalah memandu jalur migrasi sel .

Garis besar komunikasi sel sel


• Sel mengirimkan dan menerima sinyal yang diperoleh dari sesama sel atau oleh
lingkungan di sekitar sel.
• Sinyal ditransmisikan melintasi membran sel untuk meminta tanggapan. Sinyal
dapat berinteraksi dengan protein reseptor yang menghubungi bagian dalam dan
luar sel.
1. Pendahuluan
komunikasi merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi
dengan suatu cara tertentu, baik berinteraksi secara langsung maupun
tidak langsung. sel juga berinteraksi antar satu sama lain. Disamping itu,
mereka juga mempunyai cara atau metode tersendiri dalam berkomunikasi,
terdapat tiga metode komunikasi antar sel, yaitu:
1.Komunikasi Langsung
• Komunikasi langsung, adalah komunikasi antar sel yang sangat berdekatan.
Komunikasi ini terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal
kimia melalui hubungan yang sangat erat antara sel satu dengan lainnya.
Gap junction merupakan protein saluran khusus yang dibentuk oleh protein
connexin. Gap junction memungkinkan terjadinya aliran ion-ion (sinyal listrik)
dan molekul-molekul kecil (sinyal kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP
dalam sitoplasma kedua sel yang berhubungan.
2. Komunikasi Lokal
• Komunikasi lokal, adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang
dilepaskan ke cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel
lain yang berdekatan (sinyal parakrin) atau sel itu sendiri (sinyal autokrin).
3. Komunikasi Jarak Jauh
• Komunikasi jarak jauh: adalah komunikasi antar sel yang mempunyai jarak
cukup jauh. Komunikasi ini berlangsung melalui sinyal listrik yang
dihantarkan sel saraf dan atau dengan sinyal kimia (hormon atau
neurohormon) yang dialirkan melalui darah.

Dalam tubuh manusia terdapat dua jenis komunikasi antar sel, yaitu:
a. Komunikasi melalui saraf atau listrik) dan
b. Komunikasi kimiawi).

Sedangkan komunikasi intra sel adalah komunikasi yang terjadi di dalam


sel. Komunikasi intra sel merupakan proses pengubahan sinyal di dalam
sel itu sendiri. Komunikasi antar sel merupakan media yang menopang
pengendalian fungsi sel atau organ tubuh. Pengendalian yang paling
sederhana terjadi secara lokal (intrinsik) yaitu dengan komunikasi antar sel
yang berdekatan. Pengendalian jarak jauh (ekstrinsik) lebih kompleks dan
dimungkinkan melalui refleks yang dapat melibatkan sistem saraf
(lengkung refleks) maupun sistem endokrin (pengaturan umpan balik).
Kumunikasi antar sel menggunakan molekul signal ekstraseluler
(ligan).
Ini merupakan cara organisme untuk mengontrol metabolisme sel,
pertumbuhan, diferensiasi jaringan, sintesis dan sekresi protein serta
mengatur komposisi cairan ekstraseluler.
Molekul sinyal ini disintesis dan di sekresikan oleh adanya sel sinyal
dan hanya menghasilkan respon spesifik pada sel target yang
memiliki reseptor untuk molekul sinyal yang spesifik.
Pada organisme multiseluler, molekul sinyal dapat berupa molekul
hidrofilik atau hidrofobik. Sinyal-sinyal kimia dapat berupa protein,
asam amino, peptida, nukleotida, steroid, dan gas. Sebagian besar
sinyal bersifat hidrofilik sehingga tidak dapat melewati membran
(contohnya protein, asam amino, dan peptida). Beberapa sinyal
bersifat hidrofobik dan mampu melalui membran untuk memulai
respon (contohnya hormon steroid). Sinyal-sinyal tersebut diproduksi
oleh signal cell dan dideteksi oleh protein reseptor pada sel target.
berikut adalah gambaran penyampaian informasi pada sel ditunjukkan
pada gambar 1.
2. Penyampaian Molekul Sinyal
Dalam penyampaian molekul sinyal terdapat empat tipe, yaitu:
1. Endokrin: sel target jauh, mengggunakan mediator hormon. Hormon
dibawa melalui pembuluh darah. Contohnya komunikasi hipofisis ke
gonad, harus menggunakan substansi tertentu untuk menghantarkan
sinyal.

• gambar contoh sinyal endokrin


2. Parakrin: mediator lokal. merupakan komunikasi antar sel jarak
pendek. Sel signal mensekresi molekul signal targetnya pada sel-sel
yang berdekatan dengan sel signal. Misalnya: epinefrin merupakan
neutotransmiter yang dilepaskan oleh satu sel saraf ke sel saraf
lainnya atau sel saraf ke efektor pada otot rangka ( merangsang atau
menghambat konstraksi).
• Contoh sinyal parakrin
Autokrin: sel-sel merespons molekul yang di sekresikannya sendiri,
contohnya komunikasi yang terjadi ketika pertukaran ion pada sel
dalam jaringan. Signal ini juga dijumpai pada sel-sel tumor yang
mensekresi faktor pertumbuhan secara berlebihan hingga
menginduksi proliferasi sel yang tidak terkendali.

3. Sinaptik: Penyampaian sinyal dapat dilakukan dengan cara protein


dari suatu sel berikatan langsung dengan protein lain pada sel
lainnya.

gambar contoh sinyal sinap


3. TAHAPAN KOMUNIKASI SEL
Dalam berkomunikasi, sel mempunyai proses komunikasi yang dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu :
1.Penerimaan (reseption) , merupakan pendeteksian sinyal yang datang
dari luar sel oleh sel target. Sel kimiawi terdeteksi apabila sinyal itu
terikat pada protein seluler, biasanya pada permukaan sel yang
bersangkutan.
2.Transduksi, merupakan proses pengubahan ikatan molekul signal pada
reseptor sel target untuk menghasilkan respon biologis.
Tranduksi diawali dengan pengikatan molekul sinyal mengubah
protein reseptor. Tahap transduksi ini mengubah sinyal menjadi suatu
bentuk yang dapat menimbulkan respon seluler spesifik. Dalam hal ini
terdapat second messenger yang bekerja sebagai agen signal
tranduksi. Second messenger ini dapat membawa signal dari
beberapa reseptor.
3. Transduksi sinyal meliputi aktifitas sebagai berikut:

a.Pengenalan berbagai sinyal dari luar terhadap reseptor spesifik yang


terdapat pada permukaan membran sel.
b.Penghantaran sinyal melalui membran sel ke dalam sitoplasma.
c.Penghantaran sinyal kepada molekul efektor spesifik pada bagian
membran sel atau efektor spesifik dalam sitoplasma. Hantaran
sinyal ini kemudian akan menimbulkan respon spesifik terhadap
sinyal tersebut. Respon spesifik yang timbul tergantung pada jenis
sinyal yang diterima. Respon dapat berupa peningkatan atau
penurunan aktifitas enzim-enzim metabolik, rekonfigurasi
sitoskeleton, perubahan permeabilitas membran sel, aktifasi
sintesa DNA, perubahan ekspresi genetik ataupun program
apoptosis.

d.Terputusnya rangkaian sinyal. Terjadi apabila rangsangan dari luar
mulai berkurang atau terputus.Terputusnya sinyal juga terjadi apabila
terdapat kerusakan atau tidak aktifnya sebagian atau seluruh molekul
penghantar sinyal.

Secara singkat langkah-langkah transduksi sinyal adalah:


1) Sintesis molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.
2) Pelepasan molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.
3) Transpor sinyal oleh sel target.
4) Pengikatan sinyal oleh reseptor spesifik yang menyebabkan aktivasi
reseptor tersebut.
5) Inisiasi satu atau lebih jalur transduksi sinyal intrasel.
6) Perubahan spesifik fungsi, metabolisme, atau perkembangan sel.
7) Pembuangan sinyal yang mengakhiri respon sel.
4. Reseptor yang terdapat pada membran sel meliputi:

A. Reseptor saluran/gerbang ion; misalnya pada molekul


neurotransmitter yang dilepaskan sinapsis antara dua sel saraf
berikatan dengan saluran ion sehingga menyebabkan saluran
membuka dan memicu timbulnya sinyal listrik yang merambat ke sel
penerima.

B. G-protein (GTP-binding protein)-coupled receptors, merupakan suatu


reseptor pada sel membran yang mempunyai tujuh helix
transmembran. Penyaluran sinyal yang timbul setelah G-protein
coupled receptors berikatan dengan ligan, baru mungkin terjadi bila
G-protein ikut berperan aktif untuk mempengaruhi efektor yang
berada dibawah pengaruhnya.
C. Reseptor tirosin-kinase (RTK).
Reseptor yang terdapat pada membran sel, terkadang bukan hanya suatu
protein yang bekerja sebagai reseptor saja, namun juga merupakan suatu
enzim yang mampu menambah grup posphat kepada residu tirosin spesifik
dari protein itu sendiri.

Terdapat dua macam tirosin kinase (TK) yakni:


1. RTK yang merupakan protein transmembran yang memiliki domain diluar
membrane sel yang mampu berikatan dengan ligan serta domain didalam
membrane sel yang merupakan suatu katalitik kinase.
2. Merupakan non-RTK yang tidak memiliki protein transmembran serta
terdapat dalam sitoplasma, inti dan bagian dalam dari membran sel.
Pada G-proteincoupled receptors terdapat tujuh helix transmembran,
sedangkan reseptor tirosin kinase hanya mempunyai satu segmen
transmembran meskipun reseptor tipe ini dapat berupa monomer, dimmer
ataupun tetramer.
D. Reseptor kinase serin, berperan pada aktivitas kerja dari aktivin, TGF-
beta,mulerianinhibiting substance (MIS), dan bone morphegenic protein
(BMP). Sebagai efektor dari reseptor kinase serin adalah kinase serin
sendiri. Keluarga dari reseptor ini meneruskan signal melalui suatu protein
yang disebut sebagai smads. Protein ini dapat berperan ganda, baik
berperan sebagai penerus sinyal (transducer) maupun sebagai faktor
transkripsi.
5. Reseptor dalam intraseluler

• Reseptor ini terletak pada sitoplasma atau pada nukleus target. Untuk
mencapai reseptor ini pembawa pesan kimiawi menembus membran
plasma sel target. Molekul sinyal yang dapat melakukan hal ini adalah
hormon steroid dan tiroid karena termasuk pembawa pesan yang
sifatnya hidrofobik.
• Sinyal harus melewati membran plasma terlebih dahulu sebelum
bertemu dengan reseptor jenis ini (karena ukuran molekul kecil dapat
melewati membran atau merupakan lipid sehingga terlarut dalam
membran). Sinyal kimiawi dengan reseptor intraseluler misalnya hormon
steroid (testosteron) dan tiroid hewan yang berupa lipid serta molekul
gas kecil oksida nitrat.
6. Second Messenger
Second messenger merupakan jalur pensinyalan yang melibatkan molekul
atau ion kecil nonprotein yang terlarut dalam air, sedangkan molekul sinyal
ekstraseluler yang mengikat reseptor membran merupakan jalur
first messenger. Second messenger lebih kecil dan terlarut dalam
air, sehingga dapat segera menyebar keseluruh sel dengan
berdifusi . Second messenger berperan serta dalam jalur yang diinisiasi
reseptor terkait protein-G maupun reseptor tirosin-kinase. Dua contoh
second messenger yang paling banyak digunakan ialah:
a. AMP siklik
Second messenger ini yang membawa sinyal yang diinisiasi epinefrin dari
membrane plasma sel hati atau otot ke bagian dalam sel, dimana sinyal itu
menyebabkan pemecahan glikogen. Pengikatan epinefrin pada membrane
plasma sel hati akan meningkatkan senyawa adenosine monofosfatsiklik,
yang disingkat AMP siklik atau cAMP. Camp ini diaktifkan oleh adenilat
siklase yang mengkatalisa perombakan ATP. cAMP atau aliran ion tadi
dapat membuat perubahan pada perilaku sel, dan mereka disebut
messenger sekunder atau mediator intraseluler yang mana akan
merangsang metabolisme sel lewat aktivitas protein kinase.

b. Ion kalsium

Banyak molekul sinyal pada hewan, termasuk neurotransmitter, faktor


pertumbuhan dan sejumlah hormon menginduksi respon pada sel
targetnya melalui jalur transduksi sinyal yang meningkatkan
konsentrasi ion kalsium sitosolik. Peningkatan konsentrasi ion kalsium
sitosolik menyebabkan banyak respon pada sel hewan. Sel
menggunakan ion kalsium sebagai second messenger dalam jalur
protein-G dan jalur reseptor tirosin kinase. Dalam merespon sinyal
yang direlai oleh jalur transduksi sinyal, kadar kalsium sitosolik
mungkin meningkat, biasanya oleh suatu mekanisme yang melepas
ion kalsium dari RE biasanya jauh lebih tinggi daripada konsentrasi
dalam sitisol. Karena kadar kalsium sitosol terendah, perubahan kecil
pada jumlah absolute ion akan menggambarkan persentase
perubahan yang relative tinggi pada konsentrasi kalsium.
Garis besar komunikasi sel sel
Sel mengirimkan dan menerima sinyal yang diperoleh dari sesama sel atau
oleh lingkungan di sekitar sel.
Sinyal ditransmisikan melintasi membran sel untuk meminta tanggapan.
Sinyal dapat melintasi membran itu sendiri, atau dapat berinteraksi dengan
protein reseptor yang menghubungi bagian dalam dan luar sel. Reseptor
yang benar harus ada di permukaan sel untuk dapat merespons sinyal.
Sinyal berpindah dari protein ke protein ketika sinyal berjalan melalui
membran sel memasuki sel. Sinyal melanjutkan perjalanannya ke
tujuannya, baik itu inti atau struktur atau organel lain di dalam sel.
• Reseptor yang benar harus ada di permukaan sel untuk dapat
merespons sinyal.
• Sinyal melanjutkan perjalanannya ke tujuannya, baik itu inti atau
struktur atau organel lain dari sel.
Komunikasi sel

1. Dekat : hubungan langsung sel ke sel dengan


Gap Junjunction melalui difusi.

2. Jauh :
a. impul saraf melalui perubahan potensial
membran
b. Mediator kimia : melalui molekul kimia yg
disekresikan
Gap Junction :
• Mrpk komunikasi sel sederhana
- Koneksin 2 sel menyatu, terbentuk konekson
- Konekson terbuka/tertutup.
- Saat terbuka 2 sel {as. Amino, ATP dan cAMP
berdifusi
- Mrpk satusatunya jalur transper sinyal listrik
langsung.
- Misal pada otot jantung, otot polos, sel hati, bbrp
saraf pda saraf pusat.
Komunikasi Jarak Jauh.
- Dilakukan oleh semua sel tubuh
- 1. kimia : autokrin, parakrin, endokrin.
- 2. Listrik : neural/saraf
- 3. kimia dan listrik : neurohormon

Bila mediator kimia dari ujung akson disekresikan


ke sinap = neurotranmiter
bila mediator kimia dari ujung akson di sekresikan
ke CES = neurohormon.
• Lokasi Reseptor:
Tergantung sifat ligan:
1. Ligan lipofobik/hidrofilik > Pada membran sel
reseptor yg terhubung dgn saluran ion
reseptor yg yerhubung dgn Protein –G
{protein integral membran bisa mengaktifkan enzim
reseptor yg terhubung dgn enzim
2. Ligan lipofilik/hidropobik
> dalam sel {sitosol/membran ini
Reseptor
Protein membran sel yg mengenali, dpt mengikat dan
mennerjemahkan {reception} informasi yang dibawa
ligan , memulai mempengaruhiuntuk menghasil respon
seluler

Ligan disebut juga Messenger I


Garis besar komunikasi sel sel
Sel mengirimkan dan menerima sinyal yang diperoleh dari sesama sel atau
oleh lingkungan di sekitar sel.
Sinyal ditransmisikan melintasi membran sel untuk meminta tanggapan.
Sinyal dapat melintasi membran itu sendiri, atau dapat berinteraksi dengan
protein reseptor yang menghubungi bagian dalam dan luar sel. Reseptor
yang benar harus ada di permukaan sel untuk dapat merespons sinyal.
Sinyal berpindah dari protein ke protein ketika sinyal berjalan melalui
membran sel memasuki sel. Sinyal melanjutkan perjalanannya ke
tujuannya, baik itu inti atau struktur atau organel lain di dalam sel.
Definisi Komunikasi Sel
adalah Interaksi antara satu sel dengan sel yang lainnya ataupun antara
sel Tujuannya : agar setiap organ ditubuh kita dengan lingkungannya
dapat menjalankan tugasnya sehingga dapat menjaga kelangsungan
hidupnya.

Komunikasi sel adalah kemampuan sel untuk berkomunikasi dengan sel yang
berdekatan dalam suatu organisme. Istilah ini sebagian besar berlaku untuk
organisme multiseluler. Fenomena itu termasuk dalam lingkup pensinyalan sel.
Komunikasi sel sel penting untuk homeostasis metabolik serta perkembangannya.
Salah satu fungsi penting komunikasi sel adalah memandu jalur migrasi sel .

Garis besar komunikasi sel sel


• Sel mengirimkan dan menerima sinyal yang diperoleh dari sesama sel atau oleh
lingkungan di sekitar sel.
• Sinyal ditransmisikan melintasi membran sel untuk meminta tanggapan. Sinyal
dapat berinteraksi dengan protein reseptor yang menghubungi bagian dalam dan
luar sel.
• Reseptor yang benar harus ada di permukaan sel untuk dapat
merespons sinyal.
• Sinyal melanjutkan perjalanannya ke tujuannya, baik itu inti atau
struktur atau organel lain dari sel.
GANGGUAN KOMUNIKASI SEL

- Gangguan komunikasi sel mengakibatkan berbagai bentuk penyakit dan


berbagai jenis gangguan komunikasi menghasilkan berbagai penyakit.
- Misalnya ketika reseptor target mengabaikan sinyal sepenuhnya, akan
menyebabkan penyakit diabetes tipe 1 dan tipe 2.
- Pada diabetes tipe 1, sinyal insulin tidak dapat diproduksi, sedangkan pada
diabetes tipe 2, sel-sel telah kehilangan kemampuan untuk merespon sinyal,
yang mengakibatkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi.
- Beberapa kerusakan dalam komunikasi sel mengakibatkan pertumbuhan sel
yang tidak terkendali. Ketika satu kerusakan terjadi, sel memperoleh
kemampuan untuk tumbuh dan membelah tanpa sinyal yang menyuruhnya
melakukannya dan akan mengakibat sel tumor dan sel kanker

Anda mungkin juga menyukai