Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah dalam mata kuliah blok keperawatan dasar professional yang
berjudul “Makalah Pemeriksaan penunjang” tanpa ada hambatan apapun dan selesai sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai bahan pembelajaran dan dapat menjadi pengetahuan baru bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa adanya
bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami sadari bahwa
makalah ini belum baik, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk makalah berikutnya.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah.................................................................................................1
D. Manfaat................................................................................................................. 2
A. SOP Rontgen...............................................................................................................
B. SOP Fluoroskopi.........................................................................................................
C. SOP Ct Scan................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan penunjang dianggap sangat penting bagi para tenaga kesehatan, karena
ada beberapa pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan alat-alat
dalam pemeriksaan penunjang. Perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan
perlu mempertimbangkan hasil analisis pemeriksaan penunjang atau prosedur
diagnostik. Ada dua kompetensi perawat dalam hal pemeriksaan diagnostik ini yaitu
bertanggung jawab dalam pengelolaan persiapan pasien sampai pasca pemeriksaan
dan mempertimbangkan hasil pemeriksaan dalam menyusun diagnosis keperawatan
serta merencanakan intervensi keperawatan.
Pemeriksaan penunjang adalah penilaian klinis tentang respon individu,
keluarga dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan. Hasil suatu pemeriksaan
laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan
penyakit serta menentukan prognosa. Pemeriksaan penunjang juga sebagai ilmu
terapan yang bertujuan membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosis dan
mengobati pasien. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengoptimalkan tindakan
keperawatan dan proses penyembuhan pasien, dilakukan oleh tenaga medis dengan
menggunakan alat bantu tertentu untuk memperoleh hasil selanjutnya. Tujuan tersebut
memang sesuai dengan fungsinya sebagai penunjang medik oleh karena itu hasil
pemeriksaan laboratorium harus benar dan baik serta dapat dipercaya. Kesalahan dari
hasil pemeriksaan laboratorium akan berakibat fatal, bukan saja merugikan pasien
tetapi juga menyesatkan diagnosis. (Effendi dan niluh, 2002).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pemeriksaan penunjang?
2. Apa fungsi pemeriksaan penunjang ?
3. Apa tujuan pemeriksaan penunjang ?
4. Apa jenis-jenis pemeriksaan penunjang ?
5. Apa saja yang dilakukan dalam mempersiapkan pemeriksaan penunjang ?
6. Apa saja alat-alat untuk pemeriksaan penunjang ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi pemeriksaan penunjang
2. Untuk mengetahui fungsi pemeriksaan penunjang.
3. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan penunjang.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis pemeriksaan penunjang.
5. Untuk mengetahui persiapan untuk pemeriksaan penunjang.
6. Untuk mengetahui alat-alat pemeriksaan penunjang.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk mahasiswa
profesi keperawatan dalam mempelajari konsep pemeriksaan penunjang pada
pasien yang akan melakukan pemeriksaan penunjang.
2. Bagi Institusi Keperawatan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat dijadikan
sebagai referensi yang bermanfaat bagi instansi pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi
tertentu guna memperoleh keterangan yang lebih lengkap. Pemeriksaan penunjang
yang dapat dilakukan yaitu therapeutic, diagnostik, laboratorium, dll. pemeriksaan
penunjang juga sebagai ilmu terapan yang berguna untuk membantu petugas
kesehatan dalam mediagnosis dan mengobati pasien (Basariyadi, 2016).
1. Terapeutik
Yaitu untuk penanganan atau pengobatan yang sesuai untuk pasien dengan
kondisi penyakit tertentu
2. Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium
3) Pemeriksaan Urine
Tes urine (urinalisis) adalah metode pemeriksaan yang
menggunakan urine sebagai pendeteksi adanya gangguan dalam tubuh.Uji
sampel urine biasanya dilakukan untuk mendiagnosis penyakit yang
berkaitan dengan saluran kemih. Contohnya, infeksi saluran kemih,
penyakit ginjal, dan diabetes.Urinalisis umumnya memeriksa warna,
konsentrasi, komposisi, hingga bau urine. Hasil urinalisis yang
menunjukkan adanya ketidaknormalan sering memerlukan pemeriksaan
lebih lanjut untuk mengungkap penyebabnya.
Gambar 2.1
Alat Pemeriksaan Penunjang EMG
Gambar 2.2
Alat Pemeriksaan Penunjang EKG
Gambar 2.3
Alat Pemeriksaan Penunjang EEG
5. Audiometri
Gambar 2.5
Alat Pemeriksaan Penunjang Audiometri
6. USG (Ultrasonografi)
ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan sebutan USG adalah suatu
pemeriksaan non-invasif yang memanfaatkan gelombang suara yang
disalurkan melalui alat-alat ke dalam tubuh kemudian dipantulkan dan
hasilnya dapat dilihat melalui layar monitor (Baradero, Dayrit and Siswandi,
2005). USG (ultrasonografi) sangat populer digunakan untuk memantau
kondisi janin, perkembangan kehamilan, persiapan persalinan, dan masalah-
masalah lain. Teknik ini juga digunakan untuk menentukan lokasi tumor,
gangguan kardiovaskular, dan defek mata.
Gambar 2.6
Alat Pemeriksaan Penunjang USG
7. Rontgen
Gambar 2.7
Alat Pemeriksaan Penunjang Rontgen
8. Mammografi
Gambar 2.8
Alat Pemeriksaan Penunjang Mammograph
9. Angioraph
10. CT scan
Gambar 2.10
Alat Pemeriksaan Penunjang CT Scan
11. Endoskopi
Gambar 2.11
Alat Pemeriksaan Penunjang Endoskopi
12. Bronkoskopi
Gambar 2.12
KEMENTERIANRISET,TEKNOLOGIDANPENDIDIK
ANTINGGI UNIVERSITASSRIWIJAYA FAKULTAS KODE
KEDOKTERANPROGRAMSTUDIILMUKEPERAWAT
AN UNIVERSITASSRIWIJAYA
Jalan Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Gedung Abdul
Muthalib, Kampus Unsri Indralaya, Ogan Ilir 30662,
Sumatera Selatan. Telepon: 0711-581831. Fax: 0711-
581831Email : keperawatan.unsri@yahoo.com
PEMERIKSAAN PENUNJANG
JUDUL CT-SCAN
BAGIAN KEPERAWATAN
2. Cuci tangan
Tahap Orientasi
Persiapan Sebelum Dilakukan Pemeriksaan Ct Scan.
1. Berikan salam, panggil pasien dengan
namanya (kesukaanya), umur
danperiksa gelang identitas pasien.
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
tindakan pada pasien/keluarga.
3. Jelaskan pada pasien harus berpuasa antara 4 jam
dan 12 jam , untuk ct scan kepala dan thorax
hanya di perlukan puasa 4 jam dan untuk ct scen
abdomen diperlukan puasa 12 jam.
4. Jelaskan pemeriksaan ct scen abdomen, 1 hari
sebelumnya dianjurkan makan bubur kecap saja
dan pada malam harinya minum air putih.
Dilanjutkan puasa sampai pemeriksaan. Untuk
pasien yang meminum obat 1 hari sebelum dan 1
hari sesudahnya tidak diminum.
5. Pemeriksaan penunjang di bagian perut diminta
untuk tidak mengkonsumsi makanan padat pada
malam hari sebelum ct scen dilakukan. Obat
pencahar mungkin akan diberikan untuk
membersihkan usus.
6. Melepas benda logam, seperti jam tangan,
perhiasan, kacamata, dan yang berkaitan dengan
logam yang akan menganggu hasil pencitraan.
7. Pasien memakai baju khusus yang sudah
disiapkan untuk pemeriksaan
8. Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya.
Tahap Kerja
Tahap terminasi
1. Evalusi hasil/respon pasien
2. Dokumentasi hasil
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan
5. Cuci tangan
KEPERAWATAN
BAGIAN
TUJUAN
3. Mengoptimalkan proses pemeriksaan.
4. Menegakkan diagnosa
5. Supaya tindakan dilakukan dengan benar
dan aman bagi pasien.
PERSIAPAN ALAT 1. Formulir permintaan thorax foto.
2. Kursi roda atau brandkar (jika diperlukan)
3. Buku ekspedisi
PROSEDUR 1. Pasien
Berikan penjelasan kepada pasien/
keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Pelaksanaan
a. Formulir permintaan pemeriksaan
radiologi diisi sesuai dengan identitas
pasien, jenis pemeriksaan, dokter
pengirim.
b. Semuanya dibuat rangkap 2 (dua) dan
ditandatangani oleh dokter yang
merawat atau dokter ruangan.
c. Formulir asli dikirim ke radiologi dan
dicatat dalam buku ekspedisi, formulir
foto copi disimpan untuk dokumentasi
pasien.
d. Setelah dipanggil oleh bagian
Radiologi, perawat yang bertanggung
jawab terhadap pasien tersebut
mempersiapkan pasien .
e. Menyediakan jas pasien untuk keluar
ruangan.
f. Kursi roda atau brandkar bila kondisi
pasien tidak memungkinkan untuk jalan
sendiri.
g. Sebelum diturunkan Ukur tanda vital
pasien, kepala regu menentukan siapa
yang akan mengantar pasien ke
Radiologi, apakah perawat atau asisten
perawat.
h. Selama pemeriksaan dilakukan
pengantar harus mendampingi pasien
sampai selesai.
i. Selesai pemeriksaan, pasien diantar
kembali kekamar pasien dan oleh
pengantar dilakukan pemeriksaan tanda
vital.
j. Mengevaluasi respon pasien
k. Melakukan dokumentasi, hasil dan
respon klien
BAB IV
ASPEK LEGAL ETIK
1. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “ETHOS” menurut Araskar David (1978)
berarti “kebiasaan”, “model perilaku”atau “standar” yang diharapkan dan kriteria
tertentu untuk suatu tindakan. Sedangkan dalam bentuk jamak (ta etha) berarti adat
kebiasaan; dengan kata lain etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Menurut Kamus Webster, Etika adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral.Penggunaan istilah
etika dewasa ini banyak diartikan sebagai“motif atau dorongan” yang mempengaruhi
suatu perilaku manusia (Suhaemi, 2003).Potter dan Perry (1997) menyatakan bahwa
etika merupakan terminologi dengan berbagai makna, etika berhubungan dengan
bagaimana seseorang harus bertindak dan bagaimana mereka melakukan hubungan
dengan orang lain. Menurut Ismani (2001)Etika adalah : Ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut
aturan – aturan dan prinsip – prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar yaitu
baik dan buruk serta kewajiban dan tanggung jawab.
Menurut Cooper (1991), dalam Potter dan Perry (1997), etika keperawatan
dikaitkan dengan hubungan antar masyarakat dengan karakter serta sikap perawat
terhadap orang lain.Etika keperawatan merupakan standar acuan untuk mengatasi segala
macam masalah yang dilakukan oleh praktisi keperawatan terhadap para pasien yang
tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya (Amelia, 2013).Etika
keperawatan merujuk pada standar etik yang menentukan dan menuntun perawat dalam
praktek sehari-hari (Fry, 1994). Misalnya seorang perawat sebelum melakukan tindakan
keperawatan pada pasien, harus terlebih dahulu menjelaskan tujuan dari tindakan yang
akan dilakukannya serta perawat harus menanyakan apakah pasien bersedia untuk
dilakukan tindakan tersebut atau tidak. Dalam hal ini perawat menunjukkan sikap
menghargai otonomi pasien. Jika pasien menolak tindakan maka perawat tidak bisa
memaksakan tindakan tersebut sejauh pasien paham akan akibat dari penolakan tersebut.
c. Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar adanya
profesi keperawatan. Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia, karena
itu tidak membeda-bedakan. Pelayanan keperawatan ini juga didasarkan atas
kepercayaanbahwa perawat akan berbuat hal yang benar/baik dan dibutuhkan, hal
yang menguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena itu bilamana menghadapi
masalah etis, dalam membuat keputusan/tindakan perawat perlu mengetahui,
menggunakan serta mempertimbangkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan etis
tersebut.
d. Dalam membuat keputusan etis ada banyak faktor yang berpengaruh antara lain : nilai
dan keyakinan klien, nilai dan keyakinan anggota profesi lain, nilai dan keyakinan
perawat itu sendiri, serta hak dan tanggung jawab semua orang yang terlibat.
e. Perawat berperan sebagai advokasi, memiliki tanggung jawab utama yaitu untuk
melindungi hak-hak klien. Peran perawat sebagai advokasi berasal dari prinsip etis
“beneficience = kewajiban untuk berbuat baik” dan “nonmaleficence = kewajiban
untuk tidak merugikan/mencelakakan”.
b. Kewajiban Pasien
Kewajiban adalah seperangkat tanggung jawab seseorang untuk melakukan sesuatu
yang memang harus dilakukan agar dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
haknya. Adapun kewajiban dari seorang pasien yaitu :
1) Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib rumah sakit;
2) Pasienberkewajibanuntukmematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam
pengobatannya;
3) Pasien berkewajiban untuk memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat;
4) Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan
atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter;
5) Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk memenuhi hal-hal yang telah
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
BAB V
KESIMPULAN
1. Pemeriksaan penunjang merupakan suatu pemeriksaan medis yang dilakukan atas indikasi
tertentu yang timbul pada penyakit tertentu yang memiliki sebab dan akibat guna
membantu menegakkan diagnosis dan pengobatan pasien lebih lanjut.
5. Persiapan dalam pemeriksaan penunjang yaitu pastikan identitas pasien, pemilihan Lokasi
pengambilan specimen, waktu Pengambilan specimen, teknik atau cara pengambilan
specimen, cara menampung spesimen dalam wadah penampung, pemberian Identitas,
pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan specimen, penyimpanan specimen.
6. pada pemeriksaan penunjang terdapat jenis-jenis alat yaitu EMG, EKG, EEG, MRI,
Audiometri, USG, Rotgen, Mamograph, Angioraph, CT-Scan, Endoskopi, Bronskopi.
pemeriksaan penunjang dengan pasien stroke dapat dilakukan pemeriksaan darah lengkap,
CT-Scan, dan EKG.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, P., Sri, L. (2008). Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika
Anshori, D. M., Heru, N., Sari, G., dan Istiqomah, H. (2019). Pemeriksaan Ultrasonografi
Hepar menjadi Pemeriksaan Penunjang yang Tepat untuk Diagnosa Hepatitis. Jurnal
Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 6(2), 131–139. https://doi.org/10.32668/jitek.v6i2.169
Diyono, Sri Mulyanti. (2013). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Jakarta:
Kencana
Irawan, E. (2014). Deteksi Penyakit Apendicitis dari Hasil Ultrasonografi ( USG ) Dengan
Menggunakan Metode Tresholding dan Edge Detection ( CANNY ). Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas BSI, 2(1), 85–94.
Mappaware, N. A., Syahril, E., Latief, S., Irsandi, F., Urip, J., Km, S., dan Ii, K. (2018).
Ultrasonografi Obstetri Dalam Prespektif Medis , Kaidah Bioetika Dan Islam Rumah
Sakit Ibnu Sina YW-Universitas Muslim Indonesia Address : Email : Phone : Received
Tanggal Bulan Tahun Received in revised form Tanggal Bulan Tahun Accepted Tanggal
Bulan Tah. Wal’afiat Hospital Journal, 5, 1–14. Retrieved from
https://whj.umi.ac.id/index.php/whj/article/view/2
Maulida, N. S., Susanto, E., dan Murniati, E. (2015). ISSN 2356-301X PROSEDUR
Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging ( MRI ) Brain Perfusi Dengan Metode
Arterial Spin Labeling ( ASL ) Background : Examination procedure of Magnetic
resonance imaging ( MRI ) Brain Perfusion in patient with tumor disease at Rad. (1),
48–58.
Niluh,G,Y,A., Christantie, E. (2003). Keperawatan Medikal Bedah: Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta: EGC
Utami, N. W., Agustine, U., dan P, R. E. H. (2016). Etik Keperawatan Dan Keperawatan
Profesional. 148, 148–162.
LAMPIRAN