PEMERIKSAAN PENUNJANG
MAKALAH
Disusun ntuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Dasar II
Oleh kelompok 5
Ratna
Rofik Haidar
Syita Nopianti
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia bagi kita semua sebagai makhluk-Nya, tak lupa
shalawat serta salam semoga tercurahlimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw. Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan proses
penulisan makalah dengan judul “ Persiapan Pasien dan Prosedur Tindakan
Pemeriksaan Penunjang” untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah
Keperawatan Dasar II tepat pada waktunya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3 Tujuan ................................................................................................. 6
BAB II TINJUAN TEORITAS ........................................................................ 7
2.1 Pemeriksaan Penunjang ....................................................................... 7
2.2 Persiapan Pasien untuk Pemeriksaan Penunjang ............................... 19
2.3 Prosedur Tindakan Pemeriksaan Penunjang...................................... 20
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 33
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 34
LAMPIRAN .........................................................................................................
iii
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
5
6. Persiapan pemeriksaan diagnostic?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pemeriksaan penunjang
2. Untuk mengetahui apa tujuan pemeriksaan penunjang
3. Untuk mengetahui apa tahapan pra instrumentasi
4. Untuk mengetahui persiapan pasien untuk pemeriksaan
penunjang
5.Untuk mengetahui Persiapan pemeriksaan laboratorium/specimen
6. Untuk mengetahui persiapan pemeriksaan diagnostik
6
BAB II
TINJAUAN TEORITAS
7
Pada tahap pra instrumentasi sangat penting diperlukan kerjasama
antara petugas, pasien dan dokter. Karena tanpa kerjasama yang
baik akan mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.
8
2.1.5 Pengertian Spesimen
9
Urine pertama pada pagi hari karena konsentrasi urin
lebih tinggi & pH-nya lebih asam. Urin yg diperlukan =
120 ml.Urin segera diambil karena kristal urin dan sel
darah merah akan lisis jika dalam waktu lama. Klien bisa
melakukannya sendiri.
b) Urin Sewaktu
Pengambilan semua urin yang dikeluarkan dalam waktu
tertentu (1 -2 jam hingga 24 jam). Urin dibekukan &
dimasukkan ke dalam wadah pengawet untuk mencegah
kolonisasi bakteri.
Tujuannya untuk menentukan kemampuan ginjal,
menentukan gangguan gangguan metabolisme glukosa
dan menentukan kadar tertentu dalam urine.
c) Urin Pancar Tengah
Untuk kultur urine (mengetahui mikroorganisme yang
menginfeksi saluran kemih. Menentukan tipe organisme
dan antibiotik yg sensitif terhadap organisme. Urine
dimasukkan ke wadah yg tertutup dan steril. Urine yg
dibutuhkan 30-60 ml.
2. Pemeriksaan Spesimen Darah
Pada pemeriksaan spesimen darah, darah yang diambil
adalah darah vena, darah kaliler dan darah arteri. HB
normal untuk wanita, 12 hingga 15,5 g/Dl dan untuk
pria, 13,5 hingga 17,5 g/dL
a) Darah Vena
Untuk melakukan test diagnostik, Memberikan informasi
sistem hematologi dan sistem tubuh yg lain CBC
(complete blood count), elektrolit serum, kimia darah.
Pengambilan darah dilakukan pada vena, Pada org muda
kadang sulit karena kulit tebal sehingga sulit untuk
ditusuk. Pada lansia juga sulit karena vena cenderung
lari saat akan di tusuk dan bisa juga karena ada
10
penebalan atau pengerasan vena akibat adanya
aterosklerosis. Penusukan vena dilakuakn dengan sudut
15 o.
b) Darah Kapiler
Untuk pemeriksaan glukosa darah atau saat pengambilan
darah vena gagal dilakukan di daun telinga dan ujung
jari tetesan pertama dibuang dgn kapas kering agar tidak
bercampur alkohol.
c) Darah Arteri
Untuk pemeriksaan AGD, Untuk menngetahui status
respirasi dan status asam basah darah klien. Jika jarum
mengenai arteri maka akan terlihat pulsasi darah mengisi
spoit. Tanda-tanda okulasi arteri : Kesemutan, Pucat,
tidak ada denyut nadi.
3. Pemeriksaan Spesimen Feses
Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk
mendeteksi adanya kuman seperti, salmonella, shigella,
escherichiacoli, staphylococcus dll. Persiapan dan
Pelaksanaan:
Tampung bahan dengan menggunakan spatel
steril.
Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup.
Feses jangan dicampur dengan urine.
Jangan berikan Barium atau minyak mineral
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Berikan label nama dan tanggal pengambilan
bahan pemeriksaan.
4. Pemeriksaan Spesimen Sputum
Pemeriksaan dengan bahan sekret atau sputum dilakukan
untuk mendeteksi adanya kuman.
Persiapan dan Pelaksanaan :
Siapkan wadah dalam keadaan steril
11
Dapatkan dahak pada pagi hari sebelum makan
Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan
sputum
Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup
Bila kultur untuk pemeriksaan BTA (Bakteri
Tahan Asam) ikut instruksi yang ada pada botol
penampung. Biasanya diperlukan 5-10 ce sputum
yang dilakukan selama 3 hari berturut turut
D. Jenis-Jenis Pemeriksaan Diagnostik
1. Ultrasonografi (USG)
USG adalah pemeriksaan penunjang yang
menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan
gambar organ dan jaringan di dalam tubuh. Pemeriksaan
penunjang ini sering dilakukan untuk mendeteksi
kelainan di organ dalam tubuh, seperti tumor, batu, atau
infeksi pada ginjal, pankreas, hati, dan empedu. Tak
hanya itu, USG juga umum dilakukan sebagai bagian
dari pemeriksaan kehamilan untuk memantau kondisi
janin serta untuk memandu dokter saat melakukan
tindakan biopsi.
Terdapat tiga jenis USG yang umumnya digunakan,
yaitu:
1) USG eksternal
USG jenis ini dilakukan dengan menggerakkan alat
pemindai (probe) pada permukaan kulit pasien.
2) USG internal
USG internal dilakukan dengan memasukkan probe ke
dalam vagina atau anus pasien.
3) USG endoskopi
USG endoskopi dilakukan dengan memasukkan probe
yang telah dipasang ke endoskop melalui kerongkongan.
12
Endoskop adalah selang tipis dan fleksibel yang
dilengkapi kamera dan lampu di ujungnya.
Indikasi Ultrasonografi
Berdasarkan tujuan penggunaannya, USG terbagi dalam
dua kategori, yaitu USG kehamilan dan USG diagnostik.
Berikut ini adalah penjelasannya:
1) USG Kehamilan
13
Memeriksa kadar cairan ketuban dan membantu
proses pengambilan sampel cairan ketuban
(amniosentesis) bila diperlukan
Mengecek kondisi rahim, leher rahim, indung
telur, dan plasenta
Mendeteksi kehamilan di luar rahim (kehamilan
etopik), tumor, dan memastikan bila terjadi
keguguran.
2) USG Diagnostik
USG kepala
USG kepala umumnya dilakukan untuk mendeteksi
kelainan otak pada bayi, yang dapat disebabkan oleh
kelahiran prematur, cedera atau perdarahan otak,
kelainan lahir seperti hidrosefalus, infeksi, tumor, atau
gangguan saraf otak. Pada orang dewasa, USG kepala
digunakan untuk mendeteksi lokasi tumor pada saat
prosedur bedah kepala.
USG leher
USG leher dilakukan untuk memeriksa kondisi organ di
dalam leher, seperti kelenjar tiroid, kelenjar air liur, dan
14
pembuluh darah di leher. USG leher juga bertujuan
untuk mendeteksi benjolan, kumpulan nanah (abses),
infeksi, kista, dan tumor di leher. Dokter juga dapat
memanfaatkan USG leher untuk membantu
pengambilan sampel jaringan (biopsi) di leher.
USG mammae
USG mammae atau USG payudara bertujuan untuk
mendeteksi ukuran dan lokasi benjolan di payudara,
serta mencari tahu apakah benjolan tersebut kista yang
berisi cairan atau benjolan padat. USG payudara juga
dapat dimanfaatkan untuk memandu proses
pengambilan sampel jaringan (biopsi) pada benjolan di
payudara
USG perut
USG perut digunakan untuk memeriksa kondisi organ
hati, ginjal, limpa, empedu, dan pankreas. Beberapa
penyakit yang bisa terdeteksi melalui USG perut adalah
pembesaran limpa, batu empedu, pankreatitis, kanker
hati, batu ginjal, batu kandung kemih, dan hernia. USG
perut juga digunakan untuk melihat aliran darah di
dalam perut, serta sebagai pemandu saat melakukan
pengambilan sampel jaringan (biopsi) pada organ
dalam perut, maupun saat mengeluarkan nanah dari
rongga perut.
USG panggul
USG panggul dilakukan untuk mendeteksi kelainan
atau penyakit di rahim, leher rahim, indung telur,
saluran indung telur (tuba falopi), vagina, dan kandung
kemih. USG panggul juga bisa mendeteksi kondisi
seperti miom, tumor atau kanker rahim, radang
panggul, gangguan prostat, dan kemandulan. Selain
untuk mendeteksi gangguan-gangguan tersebut, USG
15
panggul juga dapat digunakan untuk mengetahui lokasi
KB spiral dan membantu dokter mengambil sel telur
dalam prosedur bayi tabung.
USG testis
USG pada testis atau buah zakar bertujuan untuk
mendeteksi nyeri, bengkak, atau kelainan pada testis,
yang dapat disebabkan oleh trauma, kista atau tumor,
varikokel, testis terpelintir (torsio testis), atau testis
tidak turun (kriptorkismus).
USG transvaginal
Sama seperti USG panggul, USG transvaginal
bertujuan untuk melihat kondisi organ reproduksi
wanita. Bedanya, USG transvaginal dilakukan dengan
memasukkan alat pemindai melalui vagina. Gambar
yang dihasilkan pada USG transvaginal juga lebih jelas
dibandingkan pada USG panggul.
USG transrektal
USG transrektal bertujuan untuk mendeteksi kelainan
atau penyakit di dalam anus dan rektum, seperti tumor
atau kanker anus, dengan memasukkan alat pemindai
ke dalam anus.
2. Rontgen
16
berbagai organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal,
ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.
3. Pap Smear (Papanicolaou Smear)
17
Contoh: varises, hemoroid, neoplasma dll.
6. CT Scan
18
Indikasi: epilepsy, trauma capitis.
9. Elektrokardiografi (EKG)
19
keadaan basal tubuh dimana pada umumnya belum melakukan
banyak aktivitas.
7) Terkadang sebagian pasien masih mengabaikan anjuran
tersebut, baik karena lupa, terlalu sulit dilakukan ataupun
karena kesibukan yang tidak memungkinkan pasien mengikuti
anjuran tersebut. Padahal persiapan pemeriksaan ini dibuat
berdasarkan berbagai pertimbangan yang fokus pada
keselamatan pasien (patient safety).
20
2.3 Prosedur Tindakan Pemeriksaan Penunjang
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
21
PELAKSANAAN 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahapan Kerja
1. Siapkan peralatan pengambilan sampel
seperti: jarum,kapas, alcohol swab, tabung
vacutainer (EDTA, tanpa EDTA), tourniquet,
plester, stiker.
2. Lakukan hand hygiene sebelum melakukan
tindakan.
3. Pasang APD (sarung tangan).
4. Lengan pasien sebelah kiri atau sebelah
kanan, dipilih yang lebih jelas venanya,
Diletakkan di atas meja sampling dengan
diberikan bantal/ alas siku apabila diperlukan.
5. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan.
6. Pasang tourniquet ± 10 cm diatas lipatan
siku.
7. Pilih bagian vena median cubital atau
chepalic, pastikan daerah tersebut adalah
vena yang paling
besar.
22
8. Pencarian vena bisa dilakukan dengan
menepuk nepuk daerah vena, atau pasien
diminta untuk membuka tutup kepalan
tangan, atau dengan melakukan olahraga
ringan daerah lengan yang akan ditusuk.
9. Apabila sudah yakin, pengambilan darah bisa
dilakukan dan daerah vena harus didesinfeksi
dengan kapas alcohol swab.
10. Tusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum
menghadap ke atas dengan sudut kemiringan
antar jarum dan kulit 15 derajat, bila jarum
berhasil masuk vena, akan terlihat darah
masuk ke dalam semprit.
11. Bila darah tidak keluar, ganti posisi
penusukan (bila terlalu dalam tarik sedikit
dan sebaliknya).
12. Setelah volume darah dianggap cukup sesuai
perbaikan, longgarkan/ lepaskan tourniquet
dan
pasien diminta membuka kepalan tangannya.
13. Tarik jarum searah tusukan secara berlahan
dan tekan
dengan kapas swab selama ± 2 menit setelah
darah berhenti, plester bagian ini selama ± 15
menit.
Masukkan darah dari spuit ke tabung EDTA
terlebih dahulu, baru tabung lainnya sesuai
dengan pemeriksaan kemudian beri stiker
nama.
15. Merapihkan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
23
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
.
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Proses pengambilan sampel urine yang benar dan
tepat, sesuai standar mutu yang berlaku guna
mendapatkan hasil diagnostik tinggi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan Langkah-langkah
pengambilan spesimen urine untuk pemeriksaan
laboratorium.
KEBIJAKAN
PROSEDUR A. Pasien wanita:
1. Beri penjelasan kepada pasien cara
penampungan
urine yang benar.
2. Menyarankan kepada pasien untuk mencuci
tangan lalu keringkan.
3. Bersihkan labia dan vulva menggunakan tissue
dari arah depan ke belakang.
4. Selama proses ini berlangsung labia harus
24
terbuka lebar dan jari tangan jangan
menyentuh daerah yang sudah bersih.
5. Keluarkan urin, aliran urin pertama dibuang,
aliran urine selanjutnya ditampung dalam
tabung urine yang tersedia, hindari urine
mengenai lapisan tepi luar tabung.
6. Wadah ditutup rapat setelah didapatkan sampel
urine yang diinginkan dan segera diserahkan
ke petugas laboratorium.
7. Persilahkan pasien untuk menunggu hasil atau
melanjutkan pemeriksaan berikutnya.
B. Pasien laki-laki:
1. Beri penjelasan kepada pasien cara
penampungan urine yang benar.
2. Menyarankan kepada pasien untuk mencuci
tangan lalu keringkan.
3. Apabila belum dilakukan sunat tarik kulit
preputium kebelakang.
4. Keluarkan urine, aliran urine pertama dibuang,
aliran urine selanjutnya ditampung dalam
tabung urine yang tersedia, hindari urine
mengenal lapisan tepi luar tabung.
5. Wadah ditutup rapat setelah didapatkan sampel
urine yang diinginkan dan segera diserahkan ke
petugas laboratorium.
25
3. Anak duduk dipangkuan orang tua atau
perawat.
4. Pengaruhi anak untuk mengeluarkan urine,
tampung urine dalam wadah atau kantung
plastic steril/ bersih.
5. Pada bayi dipasang kantung penampungan
urine atau kantung plastik bersih pada alat
genital lalu urine masukkan kewadah yang
disediakan.
6. Sampel segera diserahkan kepada petugas
laboratorium.
26
2.3.3 Prosedur Pengambilan Sampel Feses
27
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C.Tahapan Kerja
1. Mendekatkan alat
2. Memberitahu pasien
3. Mencuci tangan
4. Mengganti perlak pengalas dan sampiran
5. Melepas pakaian bawah pasien f. Mengatur
posisi dorsal recumbent
6. Memakan hand scoon
7. Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke
dalam anus dengan arah keatas kemudian
diputar kekiri dan kekanan sampai teraba
tinja
8. Setelah dapat dikeluarkan perlahan-lahan lalu
dimasukkan ke dalam tempatnya.
9. Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan
keringkan dengan tissue. Sendok tangan
melepas
10. Merapikan pasien m. Mencuci tangan
11. Untuk pemeriksaan kultur (pembiakan)
pengambilan tinja dengan cara steril.
Caranya sama dengan cara thoucer, tetapi
alat- alat yang digunakan dalam keadaan
steril.
28
TAHAP 1. Melakukan evaluasi tindakan
TERMINASI 2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
29
TINDAKAN 2. Memberitahu pasien
3. Mencuci tangan
4. Mengatur posisi duduk pasien
5. Ganti perlak pengalas dibawah dagu dan
menyiapkan bengkok
6. Memakai hand scoon
7. Meminta pasien
8. Meminta pasien membatukkan dahaknya
ke dalam tempat yang sudah
disiapkan(sputum pot)
9. Mengambil 5cc bahan, lalu masukkan ke
dalam botol
10. Membersihkan mulut pasien
11. Merapikan pasien dan alat
12. Melepas hand scoon
13. Mencuci tangan
TAHAP 1. Melakukan evaluasi tindakan
TERMINASI 2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
30
2.4.5 PROSEDURPENGAMBILAN SPESIMEN
PROSEDURPENGAMBILAN
SPESIMEN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pengiriman spesimen adalah tata cara
penyiapan dan pengemasan spesimen untuk
dikirim ke laboratrium rujukan.
TUJUAN Sebagai acuan dalam penerapan langkah-
langkah untuk pengiriman spesimen.
KEBIJAKAN
PROSEDUR Pengiriman spesimen ke laboratrium
rujukan dilakukan pada tes tertentu yang
fasilitas pemeriksaannya belum tersedia.
31
tangan kepala analis/ atau yang
mewakili.
3. Pada bagian luar paket kotak harus
diberi peringatan agar bahan bisa
ditangani secara khusus dan hati-hati,
sehingga harus ditulis dengan huruf
yang jelas "Berisi bahan yang
mengandung bakteri/virus penyebab
penyakit".
4. Pengiriman spesimen dengan paket:
Spesimen dikirim dalam suhu tertentu
(sesuai dengan penyimpanan tiap
spesimen untuk tes tertentu) dalam
wadah yang sesuai. Lindungi specimen
dari panas, sinar matahari dan dingin
yang terlalu kuat. Spesimen diantar
lansung atau dikirim melalui jasa
tranportasi yang menjamin segera
mengantar kelaboratrium penerima.
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan
medis yang dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit
tertentu. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan setelah pemeriksaan
fisik dan penelusuran riwayat keluhan atau riwayat penyakit pada
pasien.
33
DAFTAR PUSTAKA
https://puskesmasbagansiapiapi.rohilkab.go.id/detailpost/kenali-9-jenis-
pemeriksaan-penunjang-yang-umum-dilakukan
https://www.studocu.com/id/document/universitas-malikussaleh/medicine-
kedokteran/pemeriksaan-penunjang/46742672
https://rsud.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/anjuran-persiapan-
sebelum-pemeriksaan-laboratorium-37
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.co
m/document/344503790/239298666-Sop-Pengambilan-Darah-
doc&ved=2ahUKEwizqq6K8v79AhXj3DgGHS1nDz8QFnoECBEQAQ&usg=A
OvVaw041zzYcBldBUKRbXhladdF
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.co
m/document/344503790/239298666-Sop-Pengambilan-Darah-
doc&ved=2ahUKEwizqq6K8v79AhXj3DgGHS1nDz8QFnoECBEQAQ&usg=A
OvVaw041zzYcBldBUKRbXhladdF
https://id.scribd.com/presentation/438193686/4-PERSIAPAN-PEMERIKSAAN-
PENUNJANG-pptx
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.co
m/document/375173682/SOP-Urin-Kateter-
1&ved=2ahUKEwi_mtGX7_79AhXmcGwGHb3eCWgQFnoECAwQAQ&usg=A
OvVaw0NAKQlg3b5o7uR3ydMPLGp
https://123dok.com/document/zlvwg7ly-sop-pengambilan-sampel-sputum-bta-
sps.html
https://rsud.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/anjuran-persiapan-
sebelum-pemeriksaan-laboratorium-37
34