Anda di halaman 1dari 36

PERSIAPAN PASIEN DAN PROSEDUR TINDAKAN

PEMERIKSAAN PENUNJANG
MAKALAH
Disusun ntuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Dasar II

Oleh kelompok 5

Ratna
Rofik Haidar
Syita Nopianti

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN INDONESIA (STKINDO)
WIRAUTAMA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia bagi kita semua sebagai makhluk-Nya, tak lupa
shalawat serta salam semoga tercurahlimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad saw. Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan proses
penulisan makalah dengan judul “ Persiapan Pasien dan Prosedur Tindakan
Pemeriksaan Penunjang” untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah
Keperawatan Dasar II tepat pada waktunya.

Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman sekalian yang turut


berperan dalam proses penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
menjadi sumbangan ilmu bermanfaat bagi kita semua. Penulis meminta maaf
yang sebesar-besarnya apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan dalam makalah
ini, karena kesempurnaan hanya milik Allah Azza Wajalla. Dan hanya kepada-
Nya lah kembali segala urusan.

Bandung, Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5
1.3 Tujuan ................................................................................................. 6
BAB II TINJUAN TEORITAS ........................................................................ 7
2.1 Pemeriksaan Penunjang ....................................................................... 7
2.2 Persiapan Pasien untuk Pemeriksaan Penunjang ............................... 19
2.3 Prosedur Tindakan Pemeriksaan Penunjang...................................... 20
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 33
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 34
LAMPIRAN .........................................................................................................

iii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Format Penilaian Penugasan dan Persentasi


2. Format Hasil Persentasi dan Diskusi
3. Power Point

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 USG Kehamilan................................................................... 13


Gambar 1.2 USG Diagnostik................................................................... 14
Gambar 1.3 Rontgen................................................................................ 16
Gambar 1.4 Pap Smear ............................................................................ 17
Gambar 1.5 Endoskopi ............................................................................ 17
Gambar 1.6 Colonoskopi ......................................................................... 17
Gambar 1.7 CT Scan ............................................................................... 18
Gambar 1.8 Mamografi ........................................................................... 18
Gambar 1.9 Elektroensefalografi ............................................................ 18
Gambar 1.10 Elektrokardiografi.............................................................. 19

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan
merupakan bagian dari tindakan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang dilaksanakan secara tim, perawat melakukan fungsi
kolaboratif dalam memberikan tindakan. Hasil suatu pemeriksaan
laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa,memantau
perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu
diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.
Diagnostic dan spesimen adalah suatu pemeriksaan yang
mutlak dilakukan untukmenegakkan suatu diagnose penyakit klien
atau pasien. Karena, melaui pemeriksaan ini kita dapat mengetahui
tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah dimana adanya
respon klien terhadap status kesehatan / penyakit. Factor-faktor
yang menegakkan suatu masalah, kemampuan klien untuk
mengatasi masalah.
Jenis-jenis pemeriksaan diagnostic, yaitu USG, Rontgen,
PAP Smear, Endoskopi, Kolonoskopi, CT. Scaning, Mammografi,
EEG, EKG. Jenis-jenis spesimen yaitu pemeriksaan darah, urine,
feses, sputum. Sumber kesalahan diagnostic yaitu kesalahan
pengumpulan data, kesalahan dalam interpretasi dan analisis data,
kesalahan dalam pengelompokan data, kesalahandalam pernyataan
diagnostik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pemeriksaan penunjang?
2. Apa tujuan pemeriksaan penunjang?
3. Apa tahapan pra instrumentasi?
4. Persiapan pasien untuk pemeriksaan penunjang?
5. Persiapan pemeriksaan laboratorium/specimen?

5
6. Persiapan pemeriksaan diagnostic?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pemeriksaan penunjang
2. Untuk mengetahui apa tujuan pemeriksaan penunjang
3. Untuk mengetahui apa tahapan pra instrumentasi
4. Untuk mengetahui persiapan pasien untuk pemeriksaan
penunjang
5.Untuk mengetahui Persiapan pemeriksaan laboratorium/specimen
6. Untuk mengetahui persiapan pemeriksaan diagnostik

6
BAB II
TINJAUAN TEORITAS

2.1 Pemeriksaan Penunjang


2.1.1 Pengertian Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan
medis yang dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit
tertentu. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan setelah pemeriksaan
fisik dan penelusuran riwayat keluhan atau riwayat penyakit pada
pasien.
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan
prosedur tindakan pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan
atausampel dari penderita dapat berupa urin (air kencing),
darah,sputum (dahak), atau sample dar ihasil biopsy
2.1.2 Tujuan
1. Mendeteksi penyakit
2. Menentukan resiko
3. Skrining atau uji saring adanya penyakit sub klinis.
4. Konfirmasi pasti diagnosis.
5. Menemukan kemungkinan diagnostic yang dapat menyamarkan
gejala klinik.
6. Membantu pemantauan pengobatan.
7. Menyediakan informasi prognostic atau perjlanan penyakit.
8. Memantau perkembangan penyakit
9. Mengetahui ada tidaknya ke lainan atau penyakit yang banyak
dijumpai dan potensial membahayakan.
10. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisikarena
tidak di dapati penyakit

2.1.3 Faktor utama yang menyebabkan kesalahan hasil laboratorium

1. Faktor Pra instrumentasi : sebelum dilakukanpemeriksaan.


2. Faktor Instrumentasi : saatpemeriksaan (analisa) sample.
3. Faktor Pasca instrumentasi : saat penulisan hasil pemeriksaan.

7
Pada tahap pra instrumentasi sangat penting diperlukan kerjasama
antara petugas, pasien dan dokter. Karena tanpa kerjasama yang
baik akan mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan
laboratorium.

2.1.4 Tahap pra instrumentasi

1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir laboratorium.


Pemahaman instruksi harus diperhatikan, hal ini penting
untukmenghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting,
membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan
menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara lengkap
meliputi identitas pasien: nama, alamat ruangan, umur, jenis
kelamin, data klinis diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau
diperlukan pengobatan yang sedang diberikan
2. Persiapan penderita.
Puasa. Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan
mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah
berolahraga volume plasma akan berkurang
3. Persiapan alat yang akan dipakai.
Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu
diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan
berkesan profesional dalam bekerja
4. .Cara pengambilan sample.
Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan
pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan
sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu
tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar
pasien yang akan diambil bahan dengan pasien lain
5. Penanganan awal sampel (termasuk pengawetan) dan transportasi.
Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi
sumber kesalahan ada disini. Yang harus dilakukan: Catat dalam
buku ekspedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir

8
2.1.5 Pengertian Spesimen

Merupakan segala macam benda apa saja yang dianggap


tercemar oleh suatu penyakit hewan atau jasad renik penyebab
penyakit hewan termasuk bagian-bagian tubuh hewan atau berupa
hewannya sendiri yang mati, sakit atau tersangka sakit perlu
dikirim secara cepat dengan memperhatikan ketentuan yang
diperlukan.

A. Manfaat pengiriman spesimen


1. Menetukan diagnosa penyekit.
2. Pengendalian penyakit secara lebih luas misalnya dalam
ruang lingkup epidemiologi.
B. Dasar pengumpulan spesimen
1. Jenis spesimen yang dikirim tergantung pada jenis
penyakit sehingga organ yang dikirim juga spesifik
khususnya organ atau jaringan yang secara klinis
mengalami perubahan.
2. Spesimen dikirim dalam keadaan aseptik menggunakan
bahan yang ditetapkan sesuai prosedur atau peralatan
yang telah dicuci,dikeringkan dan disterilisasi.
3. Botol diberi identitas yang jelas dan teknis pemeriksaan
apa yang diinginkan.
4. Botol spesimen disimpan dalam termos es
5. Selama proses pengambilan spesimen lakukan secara
hati-hati khususnya terhadap pencemaran

C. Persiapan Pengambilan Spesimen


1. Pemeriksaan Urin
Merupakan pemeriksaan laboratorium umum untuk
memeriksa tanda-tanda awal penyakit. Ini juga dapat
digunakan untuk memantau diabetes atau penyakit
ginjal.
a) Rutin Urin

9
Urine pertama pada pagi hari karena konsentrasi urin
lebih tinggi & pH-nya lebih asam. Urin yg diperlukan =
120 ml.Urin segera diambil karena kristal urin dan sel
darah merah akan lisis jika dalam waktu lama. Klien bisa
melakukannya sendiri.
b) Urin Sewaktu
Pengambilan semua urin yang dikeluarkan dalam waktu
tertentu (1 -2 jam hingga 24 jam). Urin dibekukan &
dimasukkan ke dalam wadah pengawet untuk mencegah
kolonisasi bakteri.
Tujuannya untuk menentukan kemampuan ginjal,
menentukan gangguan gangguan metabolisme glukosa
dan menentukan kadar tertentu dalam urine.
c) Urin Pancar Tengah
Untuk kultur urine (mengetahui mikroorganisme yang
menginfeksi saluran kemih. Menentukan tipe organisme
dan antibiotik yg sensitif terhadap organisme. Urine
dimasukkan ke wadah yg tertutup dan steril. Urine yg
dibutuhkan 30-60 ml.
2. Pemeriksaan Spesimen Darah
Pada pemeriksaan spesimen darah, darah yang diambil
adalah darah vena, darah kaliler dan darah arteri. HB
normal untuk wanita, 12 hingga 15,5 g/Dl dan untuk
pria, 13,5 hingga 17,5 g/dL
a) Darah Vena
Untuk melakukan test diagnostik, Memberikan informasi
sistem hematologi dan sistem tubuh yg lain CBC
(complete blood count), elektrolit serum, kimia darah.
Pengambilan darah dilakukan pada vena, Pada org muda
kadang sulit karena kulit tebal sehingga sulit untuk
ditusuk. Pada lansia juga sulit karena vena cenderung
lari saat akan di tusuk dan bisa juga karena ada

10
penebalan atau pengerasan vena akibat adanya
aterosklerosis. Penusukan vena dilakuakn dengan sudut
15 o.
b) Darah Kapiler
Untuk pemeriksaan glukosa darah atau saat pengambilan
darah vena gagal dilakukan di daun telinga dan ujung
jari tetesan pertama dibuang dgn kapas kering agar tidak
bercampur alkohol.
c) Darah Arteri
Untuk pemeriksaan AGD, Untuk menngetahui status
respirasi dan status asam basah darah klien. Jika jarum
mengenai arteri maka akan terlihat pulsasi darah mengisi
spoit. Tanda-tanda okulasi arteri : Kesemutan, Pucat,
tidak ada denyut nadi.
3. Pemeriksaan Spesimen Feses
Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk
mendeteksi adanya kuman seperti, salmonella, shigella,
escherichiacoli, staphylococcus dll. Persiapan dan
Pelaksanaan:
 Tampung bahan dengan menggunakan spatel
steril.
 Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup.
 Feses jangan dicampur dengan urine.
 Jangan berikan Barium atau minyak mineral
yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
 Berikan label nama dan tanggal pengambilan
bahan pemeriksaan.
4. Pemeriksaan Spesimen Sputum
Pemeriksaan dengan bahan sekret atau sputum dilakukan
untuk mendeteksi adanya kuman.
Persiapan dan Pelaksanaan :
 Siapkan wadah dalam keadaan steril

11
 Dapatkan dahak pada pagi hari sebelum makan
 Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan
sputum
 Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup
 Bila kultur untuk pemeriksaan BTA (Bakteri
Tahan Asam) ikut instruksi yang ada pada botol
penampung. Biasanya diperlukan 5-10 ce sputum
yang dilakukan selama 3 hari berturut turut
D. Jenis-Jenis Pemeriksaan Diagnostik
1. Ultrasonografi (USG)
USG adalah pemeriksaan penunjang yang
menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan
gambar organ dan jaringan di dalam tubuh. Pemeriksaan
penunjang ini sering dilakukan untuk mendeteksi
kelainan di organ dalam tubuh, seperti tumor, batu, atau
infeksi pada ginjal, pankreas, hati, dan empedu. Tak
hanya itu, USG juga umum dilakukan sebagai bagian
dari pemeriksaan kehamilan untuk memantau kondisi
janin serta untuk memandu dokter saat melakukan
tindakan biopsi.
Terdapat tiga jenis USG yang umumnya digunakan,
yaitu:
1) USG eksternal
USG jenis ini dilakukan dengan menggerakkan alat
pemindai (probe) pada permukaan kulit pasien.
2) USG internal
USG internal dilakukan dengan memasukkan probe ke
dalam vagina atau anus pasien.
3) USG endoskopi
USG endoskopi dilakukan dengan memasukkan probe
yang telah dipasang ke endoskop melalui kerongkongan.

12
Endoskop adalah selang tipis dan fleksibel yang
dilengkapi kamera dan lampu di ujungnya.

Indikasi Ultrasonografi
Berdasarkan tujuan penggunaannya, USG terbagi dalam
dua kategori, yaitu USG kehamilan dan USG diagnostik.
Berikut ini adalah penjelasannya:
1) USG Kehamilan

(Gambar 1.1 USG Kehamilan)

Beberapa tujuan dilakukannya USG kehamilan adalah:


 Memastikan terjadinya kehamilan, baik
kehamilan tunggal maupun kembar
 Mengetahui usia kehamilan dan memperkirakan
waktu persalinan
 Memantau perkembangan janin dan mengetahui
jenis kelaminnya
 Memeriksa denyut jantung, aliran darah, dan
kadar oksigen pada janin
 Mendeteksi kelainan lahir pada janin, seperti
sindrom Down
 Mengetahui posisi janin (normal, melintang, atau
sungsang)

13
 Memeriksa kadar cairan ketuban dan membantu
proses pengambilan sampel cairan ketuban
(amniosentesis) bila diperlukan
 Mengecek kondisi rahim, leher rahim, indung
telur, dan plasenta
 Mendeteksi kehamilan di luar rahim (kehamilan
etopik), tumor, dan memastikan bila terjadi
keguguran.
2) USG Diagnostik

(Gambar 1.2 USG Diagnostik)


USG diagnostik digunakan untuk mendeteksi sejumlah
penyakit, tergantung pada bagian tubuh yang diperiksa.
Berikut ini adalah penggunaan USG diagnostik pada sejumlah
organ tubuh:

 USG kepala
USG kepala umumnya dilakukan untuk mendeteksi
kelainan otak pada bayi, yang dapat disebabkan oleh
kelahiran prematur, cedera atau perdarahan otak,
kelainan lahir seperti hidrosefalus, infeksi, tumor, atau
gangguan saraf otak. Pada orang dewasa, USG kepala
digunakan untuk mendeteksi lokasi tumor pada saat
prosedur bedah kepala.
 USG leher
USG leher dilakukan untuk memeriksa kondisi organ di
dalam leher, seperti kelenjar tiroid, kelenjar air liur, dan

14
pembuluh darah di leher. USG leher juga bertujuan
untuk mendeteksi benjolan, kumpulan nanah (abses),
infeksi, kista, dan tumor di leher. Dokter juga dapat
memanfaatkan USG leher untuk membantu
pengambilan sampel jaringan (biopsi) di leher.
 USG mammae
USG mammae atau USG payudara bertujuan untuk
mendeteksi ukuran dan lokasi benjolan di payudara,
serta mencari tahu apakah benjolan tersebut kista yang
berisi cairan atau benjolan padat. USG payudara juga
dapat dimanfaatkan untuk memandu proses
pengambilan sampel jaringan (biopsi) pada benjolan di
payudara
 USG perut
USG perut digunakan untuk memeriksa kondisi organ
hati, ginjal, limpa, empedu, dan pankreas. Beberapa
penyakit yang bisa terdeteksi melalui USG perut adalah
pembesaran limpa, batu empedu, pankreatitis, kanker
hati, batu ginjal, batu kandung kemih, dan hernia. USG
perut juga digunakan untuk melihat aliran darah di
dalam perut, serta sebagai pemandu saat melakukan
pengambilan sampel jaringan (biopsi) pada organ
dalam perut, maupun saat mengeluarkan nanah dari
rongga perut.
 USG panggul
USG panggul dilakukan untuk mendeteksi kelainan
atau penyakit di rahim, leher rahim, indung telur,
saluran indung telur (tuba falopi), vagina, dan kandung
kemih. USG panggul juga bisa mendeteksi kondisi
seperti miom, tumor atau kanker rahim, radang
panggul, gangguan prostat, dan kemandulan. Selain
untuk mendeteksi gangguan-gangguan tersebut, USG

15
panggul juga dapat digunakan untuk mengetahui lokasi
KB spiral dan membantu dokter mengambil sel telur
dalam prosedur bayi tabung.
 USG testis
USG pada testis atau buah zakar bertujuan untuk
mendeteksi nyeri, bengkak, atau kelainan pada testis,
yang dapat disebabkan oleh trauma, kista atau tumor,
varikokel, testis terpelintir (torsio testis), atau testis
tidak turun (kriptorkismus).
 USG transvaginal
Sama seperti USG panggul, USG transvaginal
bertujuan untuk melihat kondisi organ reproduksi
wanita. Bedanya, USG transvaginal dilakukan dengan
memasukkan alat pemindai melalui vagina. Gambar
yang dihasilkan pada USG transvaginal juga lebih jelas
dibandingkan pada USG panggul.
 USG transrektal
USG transrektal bertujuan untuk mendeteksi kelainan
atau penyakit di dalam anus dan rektum, seperti tumor
atau kanker anus, dengan memasukkan alat pemindai
ke dalam anus.
2. Rontgen

(Gambar 1.3 Rontgen)


Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan
pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar x untuk
melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada

16
berbagai organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal,
ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.
3. Pap Smear (Papanicolaou Smear)

(Gambar 1.4 Pap Smear)


Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang
digunakan untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau
sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks
serta mengkaji respons terhadap kemoterapi dan radias.
4. Endoskopi

(Gambar 1.5 Endoskopi)


Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk
mendeteksi adanya kelainan pada saluran cerna.
Contoh: varises, esophagus, neoplasma, peptic ulce.
5. Colonoskopi

(Gambar 1.6 Colonoskopi)


Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid
untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran colon.

17
Contoh: varises, hemoroid, neoplasma dll.
6. CT Scan

(Gambar 1.7 CT Scan)


Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang
lebih dalam dan terlokalisir serta khusus. Contoh: organ
dalam tengkorak dan organ dalam abdomen.
7. Mamografi

(Gambar 1.8 Mamografi)


Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang
dilakukan pada bagian payudara untuk mendeteksi
adanya kista tumor dan menilai payudara secara
periodik.
8. Elektroensefalografi (EEG)

(Gambar 1.9 Elektroensefalografi)


Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik
pada otak (melihat kelainan pada gelombang otak)
dengan memasangkan elektroda pada bagian kepala
klien.

18
Indikasi: epilepsy, trauma capitis.
9. Elektrokardiografi (EKG)

(Gambar 1.10 Elektrokardiografi)


Pemeriksaan dilakukan untuk melihat sistem
hantaran/konduksi dari jantung indikasi: Miocard Infark
(MCI), Angna fektoris, gagal jantung.

2.2 Persiapan Pasien untuk Pemeriksaan Penunjang


Persiapan pasien tergantung dari jenis pemeriksaan yang
akan dilakukan. Berikut ini, kami sampaikan beberapa persiapan
pemeriksaan yang umum dianjurkan :
1) Pasien harus puasa minimal selama 10 jam sebelum
pengambilan darah, kecuali untuk pemeriksaan glukosa puasa
minimal 8 jam. Untuk pemeriksaan trigliserida, sebaiknya
pasien puasa selama 12 jam.
2) Selama puasa, pasien tidak diperbolehkan makan dan minum,
kecuali air putih.
3) Hindari merokok, makan permen karet, minum kopi dan teh
(tanpa gula), alkohol, addictive drugs (seperti amphetamine,
morphine, heroin, cannabis) karena akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan.
4) Jangan berpuasa lebih dari 14 jam.
5) Jangan melakukan aktivitas berat seperti berolahraga sebelum
pengambilan darah.
6) Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pagi hari, antara
pukul 07.00 - 09.00. Hal ini karena pagi hari merupakan

19
keadaan basal tubuh dimana pada umumnya belum melakukan
banyak aktivitas.
7) Terkadang sebagian pasien masih mengabaikan anjuran
tersebut, baik karena lupa, terlalu sulit dilakukan ataupun
karena kesibukan yang tidak memungkinkan pasien mengikuti
anjuran tersebut. Padahal persiapan pemeriksaan ini dibuat
berdasarkan berbagai pertimbangan yang fokus pada
keselamatan pasien (patient safety).

2.2.1 Persiapan Pengumpulan Spesimen

Spesimen yang akan diperiksa laboratorium haruslah memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

 Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan.


 Volume mencukupi.
 Kondisi baik: tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah
warna, tidak berubah bentuk, steril (untuk kultur kuman).
 Pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat.
 Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat.
 Identitas benar sesuai dengan data pasien.

20
2.3 Prosedur Tindakan Pemeriksaan Penunjang

2.3.1 Prosedur Pengambilan Spesimen Darah Vena

PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH VENA

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

PENGERTIAN Proses pengambilan sampel darah yang benar dan


tepat, sesuai standar mutu yang berlaku guna
mendapatkan hasil diagnostik tinggi.
TUJUAN Sebagai Acuan penerapan Langkah- langkah
pengambilan spesimen darah untuk pemeriksaan
laboratorium
KEBIJAKAN Pasien yang membutuhkan pemeriksaan darah
vena
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Sarung tangan 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
3. Kapas alcohol dalam kom (secukupnya)
4. Desinfektan (salf atau cair)
5. Tomiquet
6. Perlak dan Pengulas
7. Botol wadah specimen dengan atau tanpa
koagula
8. Bengkok
9. Plester luka (comoh "Hansaplast") atau kasa
dan plester
10. Lembar pemeriksaan laboratorium
PROSEDUR A. Tahap PraInteraksi

21
PELAKSANAAN 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan

C. Tahapan Kerja
1. Siapkan peralatan pengambilan sampel
seperti: jarum,kapas, alcohol swab, tabung
vacutainer (EDTA, tanpa EDTA), tourniquet,
plester, stiker.
2. Lakukan hand hygiene sebelum melakukan
tindakan.
3. Pasang APD (sarung tangan).
4. Lengan pasien sebelah kiri atau sebelah
kanan, dipilih yang lebih jelas venanya,
Diletakkan di atas meja sampling dengan
diberikan bantal/ alas siku apabila diperlukan.
5. Pasien diminta untuk mengepalkan tangan.
6. Pasang tourniquet ± 10 cm diatas lipatan
siku.
7. Pilih bagian vena median cubital atau
chepalic, pastikan daerah tersebut adalah
vena yang paling
besar.

22
8. Pencarian vena bisa dilakukan dengan
menepuk nepuk daerah vena, atau pasien
diminta untuk membuka tutup kepalan
tangan, atau dengan melakukan olahraga
ringan daerah lengan yang akan ditusuk.
9. Apabila sudah yakin, pengambilan darah bisa
dilakukan dan daerah vena harus didesinfeksi
dengan kapas alcohol swab.
10. Tusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum
menghadap ke atas dengan sudut kemiringan
antar jarum dan kulit 15 derajat, bila jarum
berhasil masuk vena, akan terlihat darah
masuk ke dalam semprit.
11. Bila darah tidak keluar, ganti posisi
penusukan (bila terlalu dalam tarik sedikit
dan sebaliknya).
12. Setelah volume darah dianggap cukup sesuai
perbaikan, longgarkan/ lepaskan tourniquet
dan
pasien diminta membuka kepalan tangannya.
13. Tarik jarum searah tusukan secara berlahan
dan tekan
dengan kapas swab selama ± 2 menit setelah
darah berhenti, plester bagian ini selama ± 15
menit.
Masukkan darah dari spuit ke tabung EDTA
terlebih dahulu, baru tabung lainnya sesuai
dengan pemeriksaan kemudian beri stiker
nama.
15. Merapihkan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan

23
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan
.

2.3.2 Prosedur Pengambilan Spesimen Urine

PROSEDUR PENGAMBILAN SPESIMEN


URINE

STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Proses pengambilan sampel urine yang benar dan
tepat, sesuai standar mutu yang berlaku guna
mendapatkan hasil diagnostik tinggi.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan Langkah-langkah
pengambilan spesimen urine untuk pemeriksaan
laboratorium.
KEBIJAKAN
PROSEDUR A. Pasien wanita:
1. Beri penjelasan kepada pasien cara
penampungan
urine yang benar.
2. Menyarankan kepada pasien untuk mencuci
tangan lalu keringkan.
3. Bersihkan labia dan vulva menggunakan tissue
dari arah depan ke belakang.
4. Selama proses ini berlangsung labia harus

24
terbuka lebar dan jari tangan jangan
menyentuh daerah yang sudah bersih.
5. Keluarkan urin, aliran urin pertama dibuang,
aliran urine selanjutnya ditampung dalam
tabung urine yang tersedia, hindari urine
mengenai lapisan tepi luar tabung.
6. Wadah ditutup rapat setelah didapatkan sampel
urine yang diinginkan dan segera diserahkan
ke petugas laboratorium.
7. Persilahkan pasien untuk menunggu hasil atau
melanjutkan pemeriksaan berikutnya.

B. Pasien laki-laki:
1. Beri penjelasan kepada pasien cara
penampungan urine yang benar.
2. Menyarankan kepada pasien untuk mencuci
tangan lalu keringkan.
3. Apabila belum dilakukan sunat tarik kulit
preputium kebelakang.
4. Keluarkan urine, aliran urine pertama dibuang,
aliran urine selanjutnya ditampung dalam
tabung urine yang tersedia, hindari urine
mengenal lapisan tepi luar tabung.
5. Wadah ditutup rapat setelah didapatkan sampel
urine yang diinginkan dan segera diserahkan ke
petugas laboratorium.

C. Pasien bayi dan anak anak:


1. Pasien sebelumya diberi minum untuk
memudahkan buang air kecil.
2. Bersihkan alat kelamin seperti yang telah
diterangkan di atas.

25
3. Anak duduk dipangkuan orang tua atau
perawat.
4. Pengaruhi anak untuk mengeluarkan urine,
tampung urine dalam wadah atau kantung
plastic steril/ bersih.
5. Pada bayi dipasang kantung penampungan
urine atau kantung plastik bersih pada alat
genital lalu urine masukkan kewadah yang
disediakan.
6. Sampel segera diserahkan kepada petugas
laboratorium.

D. Pasien dengan kateter:


1. Lakukan desinfeksi dengan alkohol swab pada
selang kateter yang terbuat dari karet, jangan
terbuat dari plastik.
2. Aspirasi urine dengan memakai spuit steril
sebanyak 10 ml.
3. Masukkan ke dalam wadah yang disediakan
dan tutup rapat.
4. Sampel segera diserahkan kepetugas
laboratorium.
Unit Terkait Instalasi Laboratorium, Rawat Jalan, Rawat Inap,
dan Gawat Darurat.

26
2.3.3 Prosedur Pengambilan Sampel Feses

PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL


FESES
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Menyiapkan feses untuk pemeriksaan
laboratorium dengan cara pengambilan yang
tertentu
TUJUAN 1. Untuk menegakkan diagnose
2. Pemeriksaan tinja untuk pasien dewasa
3. Untuk pemeriksaan lengkap meliputi wama,
bau, konsistensi, lendir, darah, dan
telurcacing. Tinja yang diambil adalah tinja
segar.
PERSIAPAN 1. Hand scoon bersih
ALAT 2. Vasselin.
3. Botol bersih dengan penutup d. Lidi dengan
kapas lembab dalam tempatnya
4. Bengkok
5. Perlak pengalas
6. Jaringan
7. Tempat bahan pemeriksaan
8. Sampiran
PROSEDUR A. Tahap PraInteraksi
TINDAKAN 1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila
ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar

27
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C.Tahapan Kerja
1. Mendekatkan alat
2. Memberitahu pasien
3. Mencuci tangan
4. Mengganti perlak pengalas dan sampiran
5. Melepas pakaian bawah pasien f. Mengatur
posisi dorsal recumbent
6. Memakan hand scoon
7. Telunjuk diberi vaselin lalu dimasukkan ke
dalam anus dengan arah keatas kemudian
diputar kekiri dan kekanan sampai teraba
tinja
8. Setelah dapat dikeluarkan perlahan-lahan lalu
dimasukkan ke dalam tempatnya.
9. Anus dibersihkan dengan kapas lembab dan
keringkan dengan tissue. Sendok tangan
melepas
10. Merapikan pasien m. Mencuci tangan
11. Untuk pemeriksaan kultur (pembiakan)
pengambilan tinja dengan cara steril.
Caranya sama dengan cara thoucer, tetapi
alat- alat yang digunakan dalam keadaan
steril.

28
TAHAP 1. Melakukan evaluasi tindakan
TERMINASI 2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

2.3.4 Prosedur Pengambikan Spesimen Sputum

PROSEDUR PENGAMBILAN SPESIMEN


SPUTUM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Sputum atau dahak adalah bahan yang keluar
dari bronchi atau trakhea, bukan ludah atau
lendir yang keluar dari mulut, hidung atau
tenggorokan.
TUJUAN Untuk mengetahui basil tahan asam dan
mikroorganisme yang ada dalam tubuh
pasien sehingga diagnosa dapat ditegakkan.
INDIKASI Pasien yang mengalami infeksi/peradangan
saluran pernafasan (apabila diperlukan)
PERSIAPAN 1. Sputum pot (tempat ludah) yang tertutup
ALAT 2. Botol bersih dengan penutup
3. Handscoon
4. Formulir dan etiket
5. Perlak pengalas
6. Bengkok
7. Tissue
PROSEDUR 1. Menyiapkan alat

29
TINDAKAN 2. Memberitahu pasien
3. Mencuci tangan
4. Mengatur posisi duduk pasien
5. Ganti perlak pengalas dibawah dagu dan
menyiapkan bengkok
6. Memakai hand scoon
7. Meminta pasien
8. Meminta pasien membatukkan dahaknya
ke dalam tempat yang sudah
disiapkan(sputum pot)
9. Mengambil 5cc bahan, lalu masukkan ke
dalam botol
10. Membersihkan mulut pasien
11. Merapikan pasien dan alat
12. Melepas hand scoon
13. Mencuci tangan
TAHAP 1. Melakukan evaluasi tindakan
TERMINASI 2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan

30
2.4.5 PROSEDURPENGAMBILAN SPESIMEN

PROSEDURPENGAMBILAN
SPESIMEN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Pengiriman spesimen adalah tata cara
penyiapan dan pengemasan spesimen untuk
dikirim ke laboratrium rujukan.
TUJUAN Sebagai acuan dalam penerapan langkah-
langkah untuk pengiriman spesimen.
KEBIJAKAN
PROSEDUR Pengiriman spesimen ke laboratrium
rujukan dilakukan pada tes tertentu yang
fasilitas pemeriksaannya belum tersedia.

1. Spesimen dikemas dalam kotak khusus


untuk pengiriman dalam 3 lapisan dari
dalam keluar,
 Wadah kedap air berisi specimen
 Wadah kedap air dengan bantalan
absorben untuk mengisi spesimen
bila bocor karena guncangan
 Wadah yang melindungi dari
pengaruh luar.
2. Spesimen dibuatkan berita acara
dengan mencantumkan identitas
spesimen berupa nama, umur, jenis
kelamin, jenis spesimen tanggal, jam
pengiriman, nomor pengiriman,
laboratrium rujukan yang dituju, tanda

31
tangan kepala analis/ atau yang
mewakili.
3. Pada bagian luar paket kotak harus
diberi peringatan agar bahan bisa
ditangani secara khusus dan hati-hati,
sehingga harus ditulis dengan huruf
yang jelas "Berisi bahan yang
mengandung bakteri/virus penyebab
penyakit".
4. Pengiriman spesimen dengan paket:
Spesimen dikirim dalam suhu tertentu
(sesuai dengan penyimpanan tiap
spesimen untuk tes tertentu) dalam
wadah yang sesuai. Lindungi specimen
dari panas, sinar matahari dan dingin
yang terlalu kuat. Spesimen diantar
lansung atau dikirim melalui jasa
tranportasi yang menjamin segera
mengantar kelaboratrium penerima.

UNIT TERKAIT Satuan Laboratorium

32
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan
medis yang dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis penyakit
tertentu. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan setelah pemeriksaan
fisik dan penelusuran riwayat keluhan atau riwayat penyakit pada
pasien.

33
DAFTAR PUSTAKA

https://puskesmasbagansiapiapi.rohilkab.go.id/detailpost/kenali-9-jenis-
pemeriksaan-penunjang-yang-umum-dilakukan
https://www.studocu.com/id/document/universitas-malikussaleh/medicine-
kedokteran/pemeriksaan-penunjang/46742672
https://rsud.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/anjuran-persiapan-
sebelum-pemeriksaan-laboratorium-37
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.co
m/document/344503790/239298666-Sop-Pengambilan-Darah-
doc&ved=2ahUKEwizqq6K8v79AhXj3DgGHS1nDz8QFnoECBEQAQ&usg=A
OvVaw041zzYcBldBUKRbXhladdF
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.co
m/document/344503790/239298666-Sop-Pengambilan-Darah-
doc&ved=2ahUKEwizqq6K8v79AhXj3DgGHS1nDz8QFnoECBEQAQ&usg=A
OvVaw041zzYcBldBUKRbXhladdF
https://id.scribd.com/presentation/438193686/4-PERSIAPAN-PEMERIKSAAN-
PENUNJANG-pptx
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.co
m/document/375173682/SOP-Urin-Kateter-
1&ved=2ahUKEwi_mtGX7_79AhXmcGwGHb3eCWgQFnoECAwQAQ&usg=A
OvVaw0NAKQlg3b5o7uR3ydMPLGp
https://123dok.com/document/zlvwg7ly-sop-pengambilan-sampel-sputum-bta-
sps.html
https://rsud.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/anjuran-persiapan-
sebelum-pemeriksaan-laboratorium-37

34

Anda mungkin juga menyukai