Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PHELOBOTOMY

PENGAMBILAN DARAH

DI SUSUN OLEH:
YOLANDA BANO
2320201005

FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, segala puji hanya milik
Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini, salam serta salawat senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW juga kepada umat beliau yang tetap isqamah di jalan Allah SWT
dalam mengarungi bahtera kehidpuan dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini
hingga hari akhir.

Laporan ini berjudul  “Pengambilan darah”, kami menyadari bahwa


penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan
saran yang bersifat membangun, senantiasa kami harapkan dari semua pihak sebagai
bahan masukan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Gorontalo, Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Praktikum...................................................................................2
1.4 Manfaat Praktikum ................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Darah......................................................................................................3
2.2 Pengambilan Darah................................................................................3
2.3 Prosedur Pengambilan Darah.................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................8
3.1 Kesimpulan............................................................................................8
3.2 Saran.......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomiyang
berarti proses mengeluarkan darah. Suatu cara pengambilan darah vena yang
diambil dari vena dalam fossa cubiti, vena saphena magna atau venasupervisial
lain yang cukup besar untuk mendapatkan sampel darah yang baikdan
representative dengan menggunakan spuit. (Gandasoebrata, 1999).
Mengambil sampel darah di daerah pembuluh darah vena bukanlah pekerjaan
mudah, tetapi begitulah tugas sehari-hari yang harus dilakukan oleh seorang
analis yang bertugas di laboratorium kesehatan. Meskipun terlihat sangat
sederhana, terdapat berbagai tahap yang harus dilakukan dengan benar apabila
ingin mendapatkan hasil yang sempurna (Gandasoebrata, 1999).
Tugas utama seorang phlebotomis adalah untuk mendapatkan spesimen darah
untuk tes diagnostik, baik dengan penusukan vena, penusukan kulit, atau
penusukan arteri. Tiap langkah dalam proses phlebotomi berpengaruh pada
kualitas spesimen dan sangat berperan dalam mencegah terjadinya kesalahan hasil
laboratorium, kecelakaan pada pasien dan bahkan kematian. Phlebotomi harus
melaksanakan tugasnya dengan kompeten yaitu pada saat mengumpulkan sampel
darah harus dengan sikap trampil, aman dan dapat dipercaya. Tujuan phlebotomi
adalah memperoleh sampel darah dalam volume yang cukup untuk pemeriksaan
yang dibutuhkan (Gandasoebrata, 1999).
Agar dapat diperoleh spesimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium,
maka prosedur pengambilan sampel darah harus dilakukan dengan benar, mulai
dari persiapan peralatan, pemilihan jenis antikoagulan, pemilihan letak vena, dan
teknik pengambilan. Persiapan pasien dan pengambilan sampel merupakan awal
tahapan pra analitik yang harus diperhatikan penerapannya melalui teknik
sampling yang benar (Gandasoebrata, 1999).

1
Pada pengambilan darah vena, umumnya diambil dari vena medianacubiti
yang terletak pada sisi lipatan siku. Vena ini terletak di permukaan kulit,cukup
besar, dan tidak dekat dengan syaraf. Apabila tidak memungkinkan,vena
cephalica dan vena basilica bisa menjadi pilihan dalam pengambilandarah vena.
Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hatikarena letaknya
berdekatan dengan arteri branchialis dan syaraf mediana. Jika vena basilica dan
cephalica tidak dapat digunakan, maka dapat dilakukanpengambilan darah di vena
pergelangan tangan dan vena kaki. (Gandasoebrata, 1999).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumuasan masalah dalam praktikum ini bagaimana cara pengambilan
darah vena ?
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pengambilan darah
vena yang baik dan benar
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dalam praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui
pengambilan darah vena yang baik dan benar

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Darah
a. Deskripsi
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam pembuluh
darah yang berbentuk cair dan berwarna merah. Pada orang dewasa muda
yang sehat memiliki darah sekitar 7% dari berat badan atau kira-kira sekita 4-
5 liter. Jumlah tersebut berbeda-beda untuk setiap orang tergantung pada
umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah. Darah merupakan
kendaraan atau medium untuk transportasi berbagai nutrisi ke seluruhtubuh.
Darah berfungsi dalam mengangkut oksigen, zat gizi dan sisa hasil
metabolisme dari jantung keseluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung
(Kiswari, Rukman. 2014).
Darah utuh (whole blood), yaitu darah yang sama bentuk atau
kondisinya seperti ketika beredar dalam aliran darah (Kiswari, Rukman.
2014).
Darah lengkap (whole blood) mengandung semua komponen darah
secara utuh, baik plasma maupun sel darahnya. Prediluted adalah darah yang
telah diencerkan dengan larutan isoton sel – sel akan terpisahkan sehingga
mereka dapat ditarik melalui aperture satu per satu serta membuat.
konduktifitas antara dua probe dan dapatdilakukan penghitungan dengan
metode impedansi untuk analisis darah.( Kiswari, Rukman. 2014)
b. Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena,
membawa darah miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah
vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot
lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada
arteri. Untuk mendapatkan sampel darah vena dilakukan venipuncture

3
yaitu cara pengumpulan darah dengan melakukan tusukan pembuluh darah
vena. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup besar
yang letaknya superficial dapat dipergunakan untuk pengambilan darah,
namun vena mediana cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan
siku) terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak
terdapat saraf besar sehingga vena ini dijadikan pilihan utama karena
minimal rasa sakitnya. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau
vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Pengambilan darah pada
vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan
dengan arteri brachialis dan syaraf median. Terdapat dua cara
pengambilan sampel darah vena, yaitu cara terbuka (menggunakan jarum
spuit) dan cara tertutup (jarum dan tabung vacum/ vacutainer). Pada
penelitian ini menggunakan cara terbuka.( Kiswari, Rukman. 2014)
c. Pengambilan sampel darah
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy
yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik,
ada macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena
(venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi.
Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah
phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture. (Rusdin. 2015)
2.2 Pengambilan darah vena
Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil
dari vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini
terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf
besar. Apabila tidak memungkinkan, vena chepalica atau vena basilica bias
menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan
dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf
median. Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka
pengambilan darah dapat dilakukan di vena d

4
daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat
hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.( Rusdin. 2015)
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
a. Lengan pada sisi mastectomy
b. Daerah edema
c. Hematoma
d. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
e. Daerah bekas luka
f. Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
g. Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapa menyebabkan
darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar
zat tertentu (Rusdin. 2015).
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara
vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring),
sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer) (Rusdin.
2015).
Pada dasarnya pengambilan darah vena menggunakan vacutainer sama
seperti pengambilan darah vena menggunakan spuit/syringe (jarum suntik biasa),
yang membedakan adalah pada saat setelah menusukkan jarum dan kemudia
melakukan penyedotan darah ke dalam vakum-vakum khusus yang sudah terisi oleh
antikoagulan sesuai pemeriksaan dan mempunyai sistem urutan pengambilan darah
pemeriksaan.( Rusdin. 2015)
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena
adalah :
1. Pemasangan turniket (tali pembendung)
a. pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total),

5
b. melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.
2. Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan
masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.
3. Penusukan
a. Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang
berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma
b. Tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah
bocor dengan akibat hematoma
c. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel
akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan
pada pasien ketika dilakukan penusukan ( Sidharta, Rina, dkk. 2012)
2.3. Prosedur pengambilan darah vena
Menurut Marya Ulfa Karina. 2016 ada beberapa tahap yang telah di
rekomendasikan sesuai dengan SOP dalam labboratorium Persiapkan alat-alat
yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tali pembendung(turniket), plester,
tabung vakum.
a. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
b. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan pasien
senyaman mungkin.
c. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar permintaan.
d. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien
minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
e. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan
aktifitas.
f. Minta pasien mengepalkan tangan.
g. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat siku.
h. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi)
untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan

6
memiliki dinding tebal. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah
pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
i. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan
biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
j. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan
tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap
pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu
sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah
tabung pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
k. Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah
yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
l. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan
kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum
sebelum turniket dibuka.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Phlebotomy adalah cara pengambilan darah yang diperlukan untuk
pemeriksaan kesehatan. Ada beberapa alat dan bahan pengambilan darah vena
yaitu spuit, tourniquet, wing needle, tabung vakum tutup ungu dan merah, safety
box, holder, kapas, alcohol dan plester.
Cara terbaik untuk menentukan lokasi vena adalah dengan teknik perabaaan
atau palpasi. Palpasi dilakukan saat posisi lengan atau sudah terikat tourniquet.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada praktikum selanjutnya yaitu
sebaiknya praktikan berhati-hati pada saat pengambilan darah. Praktikan harus
mengikuti prosedur pengambilan darah yang baik dan benar agar tidak terjadi
komplikasi pada saat phlebotomy.

8
DAFTAR PUSTAKA
Gandasoebrata, R. 1999. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Penerbit Dian
Rakyat. Di akses tanggal 23 April 2019.
Kiswari, Rukman. 2014. Hematologi & Transfusi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Diakses tanggal 24 Maret 2019.
Rusdin. 2015. Penuntun Praktikum Phlebotomy. Sulawesi Selatan: Penerbit &
Perc. Pustaka As Salam. Di akses tanggal 23 April 2019.
Sidharta, Rina, dkk. 2012. Buku Ajar Flebotomi. Yogyakarta: Penerbit: Buku
Kedokteran. Di akses tanggal 23 April 2019.
Marya Ulfa Karina. 2016. Pengambilan Darah Kapiler Dan Darah Vena.
Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang. Di akses tanggal 23
April 2019.

Anda mungkin juga menyukai