Anda di halaman 1dari 9

“PEMURNIAN ZAT”

D-III ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)BINA MANDIRI
GORONTALO
JL.Profesor DR.H.Aloei aboe, Wongkaditi, Kabila,Kabupaten Bone Bolango Gorontalo

Prendi Popodu 85AK18057 Fendypopodu055@gmail.com

1. Latar Belakang
Rekristalisasi adalah tehnik pemurnian suatu zat padat dari pengotornya
dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam
pelarut yang sesuai dan cocok (Pinalia, 2011).
Biasanya zat murni telah tercemar dengan zat-zat lain yang dapat
membentuk campuran yang bersifat homogen dan heterogen yang bergantung
pada jenis komponen yang tergantung didalamnya.
Zat murni ada dua yaitu unsur dan senyawa, sedangkan campuran
merupakan gabungan dua zat murni dengan komposisi sembarangan. Zat murni
yang telah tercemar mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair, atau
padatan.
Dibumi jarang terdapat materi dalam keadaan murni, melainkan dalam
bentuk campuran. Contohnya, air laut terdiri dari iar dan berbagai zat yang
tercampur didalamnya, misalnya garam. Tanah terdiri dari berbagai senyawa
dan unsur baik dalam wujud padat, cair, atau gas. Udara yang kita hirup setiap
hari mengandung bermacam-macam unsur dan senyawa, seperti oksigen,
nitrogen, uap air, karbon monoksida, dan sebagainya.
Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari bahan-
bahan pencemar atau pencampuran lainnya pada suatu campuran dengan
sistem pemisahan dan pemurnian.
Banyak cara atau teknik yang dilakukan dalam pemisahan campuran. Hal
tersebut bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung
didalamnya, seperti pemisahan pemisahan zat padat dari suspensi, pemisahan
zat padat dari larutan, pemisahan campuran zat cair, pemisahan campuran dua
jenis padatan.

1
Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau
lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat
murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.
2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk memurnikan zat dari
pencemarannya.
3. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat praktikum ini yaitu dapat menambah wawasan
mahasiswa tentang cara memurnikan zat dari pencemarannya.
4. Landasan Teori
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih
yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercemar atau tercampur. Campuran adalah setia contoh materi yang tidak
murni, yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu
campuran tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat
berupa homogen dan heterogen (Ralph,1996).
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan
dua zat berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik. Tiap zat dalam campuran ini
tetap mempertahakan sifat-sifat aslinya. Sifat-sifat asli campuran :
1. Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.
2. mempunyai sifat zat asalnya
3. Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.
4. Komposisinya tidak tetap.
Campuran terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen
dan campuran heterogen.
Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau
senyawa yang mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda
susunan dari contoh lain, selain itu juga merupakan penggabungan zat tunggal
atau lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu
fase. Yang disebut satu fase adalah zat dan sifat komposisinya sama antara satu
bagian dengan bagian lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan

2
campuran homogen jika antara komponennya tidak terdapat bidang batas
sehingga tidak terbedakan lagi walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain
itu campuran homogen mempunyai komposisi yang sama pada setiap
bagiannya dan juga memiliki sifat-sifat yang sama diseluruh cairan
(Ralph,1996).
Campuran heterogen adalah campuran yang komponen-komponennya
dapat memisahkan diri secara fisik karena perbedaan sifatnya dan
penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga
perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnyatidak sama diberbagai
bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan campuran heterogen jika antara
komponennya masihterdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan
tanpa menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran
memiliki dua fase, sehingga sifat-sifatnya tidak seragam (Ralph,1996).
Rekristalisasi adalah suatu metode pemurnian zat padat yang didasarkan
atas perbedaan antara kelarutan zat yang diinginkan dan kotorannya. Sebuah
produk tidak murni dilarutkan dan diendapkan kembali berulang kali jika perlu
dengan pengawasan yang hati-hati terhadap factor-faktor yang mempengaruhi
kelarutan (David, 2001)
Dalam rekristalisasi, sebuah larutan mulai mengendapkan sebuah
senyawa bila larutan tesebut mencapai titik jenuh terhadap senyawa tersebut.
Dalam pelarutan, pelarut menyerang zat padat dan mensolvatasinya pada
tingkat partikel individual (David, 2001)
Prinsip dasar dari proses rekristalisasi adalah perbedaan kelaruan
anatara zat yang akan dimurnikan dengan zat pengotornya. Karena konsentrasi
total pengotor biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, dalam
kondisi dingin, konsentrasi pengotor yang rendah tetap dalam larutan
sementara zat yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap (Pinalia, 2011)
Dalam rekristalisasi ada tujuh langkah yang dilakukan yaitu: memilih
pelarut, melarutkan zat terlarut, menghilangkan warna larutan, memindahkan
zat padat, mengkristalkan larutan, mengumpul dan mencuci Kristal biasanya
menggunakan filtrasi, mengeringkan produknya/hasil (Pinalia, 2011)

3
Menentukan pelarut adalah faktor utama dalam rekristalisasi, karena
keberhasilan rekristalisasi tergantung pada penggunaan “ pelarut yang sesuai”.
Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam pemilihan pelarut yaitu:
pelarut tidak bereaksi dengan zat yang dilarutkan, partikel zat terlarut tidak
larut pada pelarut dingin tapi larut dalam pelarut panas, pelarut hanya dapat
melarutkan zat yang akan dimurnikan dan tidak melarutkan zat pencemarnya,
titik didih pelarut harus rendah. Hal ini akan mempermudah proses
pengeringan Kristal yang terbentuk, titik didih pelarut harus lebih rendah dari
titik leleh zat yang akan dimurnikan agar zat yang dilarutkan tidak terurai saat
pemanasan berlangsung (Pinalia, 2011)
Pada dasarnya peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi
pengendapan. Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fase padat dan
keluar kedalam larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu
jenuh dengan zat yang bersangkutan (Pinalia, 2011)
Kelarutan suatu endapan merupakan konsentrasi dari larutan jenuhnya.
Kelarutan bergantung dari suhu, tekanan, konsentrasi bahan lain yang
terkandung dalam larutan dan komposisi pelarutnya (Pinalia, 2011)
5. Metode Praktikum
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan praktikum Pemurnian Zat pada tanggal 25
Maret 2019 pukul 13.50-15.20 WITA di Laboratorium Kimia STIKES Bina
Mandiri Gorontalo.
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yakni Gelas
Kimia 100 ml, Gelas Kimia 500 ml, Batang Pengaduk, Corong kaca, Kertas
Saring, Kaki tiga + kasa, segi tiga, Cawan Penguap, Pembakar Bunsen, Labu
Erlenmeyer 100 ml, Garam dapur (NaCl) 5 gram, Gula pasir warna kecoklatan
(C12H22U11) 5 gram, Aquadest.

4
Prosedur Kerja
1. Memasukkan 5 gram sampel kedalam gelas kimia 10 ml yang lain dan
ditambahkan air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga larut
semua.
2. Disaring campuran tersebut dalam keadaan panas dan ditampung filtratnya
dalam gelas kimia, disiram endapan yang ditingalkan dengan air panas.
3. Dijenuhkan dengan pemanasan kemudin didinginkan hingga terbentuk
Kristal.
4. Disaring yang dibentuk kemudian dikeringkan.
5. Dibandingkan warna Kristal garam dapur dengan yang dihasilkan dengan
warna Kristal bahan dapur semula.
6. Ditambah Kristal murni yang dihasilkan kemudian dihitung rendemennya.
6. Hasil
Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum ini sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan
No Berat Volume Perubahan Nilai
sampel Aquadest Wujud Rendemen
pengotor
1. 5 gram 50 ml Terdapat endapan 97,08%
hingga berubah
menjadi garam
dapur semula
Perhitungan:
Berat Sampel- Berat gelas kimia
= 5 – 150,87
= 145,87
Berat kristal
x 100%
berat sampel
145,87
¿ x100%
5
= 2,917,4
%Pengotor= 100-2,917,4

5
=97,08%
7. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan
bahwa Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih
yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercemar atau tercampur.
Pada praktikum kali ini sampel yang digunakan adalah garam dan pasir
sebagai pengotor yang dicampurkan. Hal yang pertama dilakukan adalah
menimbang sampel sebanyak 5 gr dan di masukkan kedalam gelas kimia dan
ditambahkan air panas sedikit demi sedikit sambil di aduk hingga larut semua.
Kemudian larutan yang sudah larut tersebut di saring dengan menggunakan
kertas saring. Tujuan penyaringan ini untuk mendapatkan nilai rendemen yang
akan di hasilkan. Filtrat yang dihasilkan ditampung dalam gelas kimia.setelah
itu panaskan filtrat tersebut dengan mengunakan hotplate dan amati hingga
terjadi pembentukan Kristal pada saat pemanasan.
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan hasil rendemen yang di
peroleh pada pemurnian adalah 97,08%
8. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan
bahwa Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih
yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercemar atau tercampur. Pada pemurnian ini hasil yang hasil nilai
rendemen yang didapatkan pada proses pemurnian adalah 97,08%
9. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dalam praktikum pemurnian zat ini
sebaiknya praktikan mencatat bobot kertas saring, gelas kimia agar pada saat
perhitungan nilai rendemen tidak terjadi kesalahan perhitungan.
Daftar Pustaka
Agustina, dkk. 2013. Jurnal Rekristalisasi Garam Rakyat Dari Daerah
Demak Untuk Mencapai SNI Garam Industri Vol.2 No.4 Jurusan
Teknik Kimia, Universitas Diponegoro. Diakses pada tanggal 31 Maret
2019.

6
David, 2001. Buku Prinsip-Prinsip Kimia Modern Penerbit Erlangga.

Pinalia Anita, 2011. Jurnal Penentuan Metode Rekristalisasi yang Tepat


Untuk Meningkatkan Kemurnian Kristal Amonium Perklorat Vol.6
No.2. Diakses pada tanggal 31 Maret 2019.

Petrucci, Ralph H dan seminar. 1987. Kimia Dasar. Jilid 1. Jakarta:


Erlangga.

Setyopratomo Puguh, 2003. Jurnal Pemurnia Garam NaCl dengan Cara


Rekristalisasi Vol.11 No.2 Universitas Taman Siswa, Padang. Diakses
pada tanggal 31 Maret 2019.

Sulistyaningsih, 2010. Jurnal Pemurnian Garam Dapur Melalui Metode


Kristalisasi Air Tua Dengan Bahan Pengikat Pengotor Na 2C2O4 Vol.8
No.1 Jurusan Kimia Universitas Negeri Semarang. Diakses pada
tanggal 31 Maret 2019.

Wijaya Heri, 2018. Jurnal Perbandingan Metode Ekstraksi Terhadap


Rendemen Ekstrak Daun Rambai Laut Vol. 4 No.12 Akademi Farmasi,
Samarinda. Diakses pada tanggal 31 Maret 2019.

7
LAMPIRAN GAMBAR

Proses penimbangan bahan yang Proses pelarutan bahan


akan digunakan

Proses penyaringan larutan Proses pengeringan residu

8
9

Anda mungkin juga menyukai