Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KIMIA ANALITIK

ASAM DAN BASA

DI SUSUN OLEH

SITI NURHALIZAH MARDJAN


2320201029

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI
GORONTALO
2021
LEMBAR ASITENSI
Laporan Kimia Analitik dengan judul Asam dan Basa di susun oleh
Nama : Siti Nurhalizah Mardjan
Kelas :A
Prodi : D3 Analis Kesehatan
No Hari/tanggal Perbaikan paragraf
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kimia Analitk mengenai Asam dan Basa disusun oleh :
Nama : Siti Nurhalizah Mardjan
Kelas : A
Prodi : D3 Analis Kesehatan
Pada hari ini.............tanggal.......bulan..............tahun 2021 telah di periksa
dan disetujui oleh asisten, maka dengan ini dinyatakan diterima dan dapat
mengikuti percobaan berikutnya.

Gorontalo, 2021 Maret

Mengetahui

Asisten 1 Asisten 2

Adnan Malaha S.Pd. M.,Si Mindy EkaAstuti, S.Si., M.Biomed


KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya kuasa
dan rahmat-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan laporan Kimia Analitik.
Tidak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW, para sahabat, keluarga, sertakita yang senantiasa masih
setia dengan ajarannya. Terimakasih kepada dosen yang telah
membimbing kami dalam proses praktikum.
Laporan Kimia Analitik ini penulis buat sebagai salah satu persyaratan
dalam mengikuti praktikum selanjutnya, dimana laporan ini sangatlah
penting dalam proses perkuliahan khususnya praktikum Kimia Analitik.
Akhir kata,  penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam menyusun Laporan ini terdapat banyak kesalahan. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pada umumnya bagi para
pembaca.

Gorontalo, Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Praktikum...........................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
2.1 Asam-Basa Arrhenius....................................................................................3
2.2 Asam - Basa Bronsted Lowry.......................................................................3
2.3 Asam-Basa Lewis..........................................................................................4
2.4 Indikator Asam Basa......................................................................................4
2.5 Kertas Lakmus..............................................................................................5
2.6 Larutan Indikator..........................................................................................6
2.7 Indikator Alami............................................................................................6
2.8 pH meter.......................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................8
METODE KERJA....................................................................................................8
3.1 Waktu Pelaksanaan Praktikum......................................................................8
3.2 Prinsip Kerja...................................................................................................8
3.3 Alat dan Bahan...............................................................................................8
3.4 Prosedur Kerja................................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................10
4.1 Hasil..............................................................................................................10
4.2 Pembahasan.................................................................................................12
BAB V....................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
5.1 Kesimpulan..................................................................................................14
5.2 Saran.............................................................................................................14

ii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air,
mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai ion positif.
Sedangkan basa didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air,
mengalami disosiasi dengan pembentukan ion OH- sebagai ion negatif
(Hardjono, 2005 : 4).
Asam memiliki sifat spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat
merusak permukaan logam dan lantai marmer atau disebut korosif. Asam
dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hidrogen, sebagai
indikator sederhana terhadap senyawa asam, dapat dipergunakan kertas
lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
(Kenaan.dkk, 1984 : 12).
Basa merupakan semua zat yang dapat menetralkan asam. Selain itu,
basa memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga
basa digunakan untuk berbagai keperluan. Sebagai indikator sederhana
senyawa basa dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana basa dapat
mengubah kertas lakmus merah menjadi biru (Windarti, 2008 : 7).
Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah
warnanya dalam larutan asam, basa, dan netral. Indikator alam yang
biasanya dilakukan dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang
berwarna mencolok, berupa bunga- bungaan, umbi-umbian, kulit buah,
dan dedaunan. Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis
tanamannya. Cara membuat indikator asam basa alami, yaitu : Menumbuk
bagian yang berwarna pada mortar. Menambahkan sedikit aquades pada
hasil tumbukan sehingga didapatkan ekstrak cair. Ekstrak diambil dengan
pipet tetes dan diteteskan pada keramik. Menguji dengan meneteskan
larutan asam dan basa pada ekstrak, sehingga ekstrak dapat berubah

1
warna. Perubahan warna indikator bergantung pada warna jenis
tanamannya,
misalnya kembang sepatu merah di dalam larutan asam akan berwarna
merah dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau. Lalu kunyit, dari
larutan ekstrak yang berwarna kuning pekat (mendekate oranye), akan
berubah menjadi kuning jernih dalam suasana asam dan berwarna merah
bata dalam suasana basa (Evans, 1998)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam praktikum ini, yaitu
1. Apa pengertian dari asam basa?
2. Apa pengertian asam basa menurut Arrhenius?
3. Apa pengertian asam basa menurut Bronsted Lowry?

4. Apa indikator asam basa?

1.3 Tujuan Praktikum


untuk mengetahui dan memahami zat asam dan basa yang terkandung
di dalam indikator alam dan indikator buatan. Dimana Indikator asam-basa
adalah zat-zat warna yang dapat memperlihatkan warna berbeda dalam
larutan yang bersifat asam dan dalam larutan yang bersifat basa.

1.4 Manfaat
Agar mahasiswa mampu untuk mengetahui dan memahami zat asam
dan basa yang terkandung di dalam indikator alam dan indikator buatan.
Dimana Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang dapat
memperlihatkan warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam dan
dalam larutan yang bersifat basa.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asam-Basa Arrhenius


Teori ini pertama kalinya dikemukakan pada tahun 1884 oleh Svante
August Arrhenius. Menurut Arrhenius, definisi dari asam dan basa, yaitu:
1. Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion
H+.
2. Basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion
OH−.
Gas asam klorida (HCl) yang sangat larut dalam air tergolong asam
Arrhenius, sebagaimana HCl dapat terurai menjadi ion H+dan Cl− di
dalam air. Berbeda halnya dengan metana (CH4) yang bukan asam
Arrhenius karena tidak dapat menghasilkan ion H+ dalam air meskipun
memiliki atom H. Natrium hidroksida (NaOH) termasuk basa Arrhenius,
sebagaimana NaOH merupakan senyawa ionik yang terdisosiasi menjadi
ion Na+ dan OH− ketika dilarutkan dalam air. Konsep asam dan basa
Arrhenius ini terbatas pada kondisi air sebagai pelarut.
2.2 Asam - Basa Bronsted Lowry
Pada tahun 1923, Johannes N. Brønsted dan Thomas M. Lowry secara
terpisah mengajukan definisi asam dan basa yang lebih luas. Konsep yang
diajukan tersebut didasarkan pada fakta bahwa reaksi asam–basa
melibatkan transfer proton (ion H+) dari satu zat ke zat lainnya. Proses
transfer proton ini selalu melibatkan asam sebagai pemberi/donor proton
dan basa sebagai penerima/akseptor proton. Jadi, menurut definisi asam
basa Brønsted–Lowry,
1. Asam adalah donor proton.
2. Basa adalah akseptor proton.
Jika ditinjau dengan teori Brønsted–Lowry, pada reaksi ionisasi HCl
ketika dilarutkan dalam air, HCl berperan sebagai asam dan H2O sebagai
basa.

3
HCl(aq) + H2O(l) → Cl−(aq) + H3O+(aq)
HCl berubah menjadi ion Cl− setelah memberikan proton (H+) kepada
H2O. H2O menerima proton dengan menggunakan sepasang elektron
bebas pada atom O untuk berikatan dengan H+ sehingga terbentuk ion
hidronium (H3O+).
Sedangkan pada reaksi ionisasi NH3 ketika dilarutkan dalam air,
NH3 berperan sebagai basa dan H2O sebagai asam.
NH3(aq) + H2O(l) ⇌ NH4+(aq) + OH−(aq)
NH3 menerima proton (H+) dari H2O dengan menggunakan sepasang
elektron bebas pada atom N untuk berikatan dengan H+ sehingga
terbentuk ion ammonium (NH4+). H2O berubah menjadi ion OH− setelah
memberikan proton (H+) kepada NH3. Pelarutan asam atau basa dalam air
sebagai reaksi asam–basa Brønsted–Lowry (Sumber: Silberberg, Martin S.
& Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter
and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education)
2.3 Asam-Basa Lewis
G.N Lewis mengusulkan konsep asam-basa berkaitan dengan donor
pasangan elektron. Menurut Lewis, asam didefinisikan sebagai spesies
penerima pasangan elektron dan basa sebagai donor pasangan elektron.
Reaksi antara boron trifluorida dengan amonia menurut teori ini
merupakan reaksi asam basa, dalam hal ini boron trifluorida bertindak
sebagai asam dan dan amonia sebagai basa.
BF3+ :NH3 = F3B-NH3
( Maria Ufa, 2017)
2.4 Indikator Asam Basa
Indikator asam-basa merupakan suatu zat yang memberikan warna
berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara untuk mengetahui
apakah itu jenis suatu larutan tersebut asam, basa atau netral dengan
menggunakan indikator baik indikator alami ataupun buatan. Cara
penentuan larutan yang sifatnya asam, basa, atau netral bisa menggunakan
kertas lakmus, larutan indikator, dan indikator alami. (Ani, 2015)

4
2.5 Kertas Lakmus 
Yang pertama adalah dengan memakai kertas lakmus. Menggunakan
kertas lakmus sebagai indikator asam dan basa merupakan cara yang
paling praktis, murah dan mudah. Walaupun begitu, kertas lakmus juga
mempunyai kelemahan, yaitu tidak bisa digunakan untuk mengukur secara
teliti dan perubahan warna yang ditujukan tidak bisa menunjukkan pH
larutan dengan tepat. Lakmus merah akan tetap berwarna merah ketika
dimasukkan ke dalam larutan asam, dan akan berwarna biru bisa
dicelupkan ke dalam larutan basa. Sedangkan pada lakmus biru akan
berwarna biru ketika dicelupkan ke dalam larutan basa dan akan berubah
warna menjadi merah ketika dicelupkan ke dalam larutan asam. (Marwati,
2003)
Kertas lakmus terdiri dari kertas lakmus merah dan kertas lakmus
biru. Kertas lakmus merah akan menjadi berwarna biru ketika berada pada
larutan yang bersifat basa, dan tatap merah pada larutan yang bersifat
asam. Kertas lakmus biru akan menjadi berwarna merah ketika berada
pada larutan yang bersifat asam, dan tatap biru pada larutan yang bersifat
basa. Perubahan warna kertas lakmus sebenarnya karena adanya orchein
(ekstrak lichenes) warna biru dalam kertas lakmus. Lakmus biru dibuat
dengan menambahkan ekstrak lakmus berwarna biru ke dalam kertas
putih. Kertas akan menyerap ekstrak lakmus dan dikeringkan dalam udara
terbuka, sehingga dihasilkan kertas lakmus biru. Kertas lakmus biru pada
larutan yang bersifat basa akan tetap biru, karena orchein merupakan
anion, sehingga tidak akan bereaksi dengan anion (OH-). Kertas lakmus
merah dibuat dengan proses yang sama dengan pembuatan kertas lakmus
biru, tetapi ditambahkan sedikit asam sulfat atau asam klorida agar
warnanya menjadi merah. Sehingga mekanisme reaksi orchein pada
suasana asam akan kembali terjadi. Apabila kertas lakmus merah
dimasukkan ke dalam larutan yang bersifat asam, warnanya akan tetap
merah karena lakmus merah memang merupakan orchein dalam suasana

5
asam. Sedangkan, apabila kertas lakmus merah ditambahkan larutan yang
bersifat basa, maka orchein yang berwarna biru akan kembali terbentuk
(Chang, 2009 : 198).
2.6 Larutan Indikator
Di labolatorium, indikator yang sering didipakai ialah larutan
indikator fenolftalein (PP) metil merah (mm), metil jingga (mo) dan juga
bromtimol blue (BTB). Larutan indikator tersebut seringkali digunakan
untuk titrasi larutan. Penggunaan larutan indikator pada titrasi itu sendiri
harus dengan ketelitian dan pengamatan yang sangat tinggi. Pasalnya,
perubahan warna akan terjadi hanya dengan beberapa mL. (Sundari, 2016)
2.7 Indikator Alami 
Indikator asam basa yaitu dengan menggunakan indikator alami.
indikator alami yang biasa digunakan ialah mahkota bunga dari bunga
sepatu, mawar, bugenvi, maupun dari bahan alami seperti kulit manggis,
kunyit dan kubis ungu. (Brady, 1999)
Indikator adalah sesuatu yang digunakan untuk mengindikasikan
benda atau zat masuk ke dalam suatu kategori, dalam hal ini adalah asam
atau basa. Sifat-sifat indikator bergantung kepada sifat benda atau zat yang
diuji, dengan kata lain indikator akan memiliki warna yang berbeda dalam
keadaan asam dan basa. Beberapa indikator seperti Fenolftalein, Methyl
orange, Bromtimol biru umum digunakan untuk menentukan keasaman
dalam titrasi asam-basa (Brady, 1999 : 78).
Indikator asam basa adalah asam atau basa organik yang mempunyai
satu warna jika konsentrasi hidrogen lebih tinggi dari pada suatu harga
tertentu dan suatu warna lain jika konsentrasi itu lebih rendah. Indikator
asam basa dapat berubah warna apabila pH lingkungan berubah. Apabila
dalam suatu titrasi asam maupun basa merupakan elektrolit kuat, larutan
pada titik ekuivalen akan mempunyai pH = 7. Apabila asam ataupun basa
merupakan elektrolit lemah, garam yang terjadi akan mengalami hidrolisis
pada titik ekivalen larutan akan mempunyai pH>7. Harga pH yang tepat

6
dapat dihitung dari tetapan ionisasi dari asam atau basa lemah tersebut dan
dari konsentrasi larutan yang diperoleh. (Sundari, 2016 : 2)
Indikator titrasi asam basa adalah zat-zat warna yang warnanya
bergantung pada pH larutan, atau zat yang dapat menunjukkan sifat asam,
basa dan netral. Sebagai contoh kertas lakmus merah atau biru, berwarna
merah dalam larutan yang pHnya kurang dari 5,5 dan berwarna biru dalam
larutan yang pHnya lebih dari 8. Dalam larutan yang pHnya 5,5 - 8 warna
lakmus adalah kombinasi warna merah dan biru. Batas-batas pH saat
indikator mengalami perubahan warna disebut trayek indikator (Marwati,
2010 : 3)
2.8 pH meter
Berbeda dari indikator alami dan indikator universal, pH meter
merupakan sebuah alat elektronik atau bisa dikatakan alat yang lebih
modern untuk mengukur pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan
(ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan
semi-padat). Cara menggunakan alatnya dengan cara dicelupkan pada
larutan yang akan diuji. Nah kalau kamu sudah mencelupkannya, pada pH
meter akan muncul angka skala yang menunjukkan pH larutan. Untuk
prinsip kerja utama pada pH meter, yaitu terletak pada sensor probe yang
berupa elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion
H3O+ di dalam larutan. (Yulianti, 2019)

7
BAB III
METODE KERJA

3.1 Waktu Pelaksanaan Praktikum


Praktikum tentangi Asam dan Basa dilaksanakan secara during pada
hari Selasa, 23 Maret 2021 pukul 09.00 WITA sampai dengan selesai.
3.2 Prinsip Kerja
Di dalam menentukan senyawa yang tidak diketahui kadarnya,
terlebih dahulu diketahui zat tersebut bersifat asam atau basa dengan
mengukur pH-nya. Setelah diketahui sifat zat yang akan diukur kadarnya,
maka kita tentukan larutan apa yang akan digunakan untuk mentitrasi zat
tersebut, apakah asam atau basa. Pada titrasi, umumnya digunakan alat
gelas yang disebut buret. Buret adalah tabung yang telah dikalibrasi
secara vertikal dan akan ditangguhkan dengan sumbat tepat pada bagian
bawahnya. Dengan buret, kita dapat melihat perubahan volume titran
sebelum dan sesudah digunakan untuk titrasi. Semakin banyak volume
titran yang digunakan. maka konsentrasinya akan semakin tinggi. Fungsi
buret untuk titrasi adalah membantu dalam mengatur aliran cairan ke
dalam labu. Pada saat cairan mengalir ke dalam labu, maka indikator pH
akan berubah warna menjadi merah muda atau metil orange. Di dalam
titrasi asam basa, zat yang diuji ditambahkan larutan yang telah diketahui
kadarnya secara perlahan sehingga terjadi reaksi penetralan. Pada saat pH
dalam larutan campuran tersebut netral, menandakan bahwa semua zat
sampel telah bereaksi dengan larutan yang digunakan untuk menitrasi.
3.3 Alat dan Bahan
Alat
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Klem
4. Statis

8
Bahan
1. HCL
2. NaOH
3.4 Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Masukkan 10 ml larutan hcl pada erlenmeyer.
3. Tambahkan 3 tetes indikator penoftalein.
4. Pasang statif dan klem serta buvet.
5. Masukkam larutan naoh 0.1 m ke dalam buvet.
6. Lakukan proses titrasi dengan menambahkan naoh tetes demi tetes,
sampai terjadi perubahan menuju merah muda.
7. Catat volume naoh yang terpakai.
8. Ulangi langkah 2,3,6,dan7 pada 2 erlenmeyer lainnya.
9. Setelah selesai semua peralatan dibersihkan.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
No Uji Perlakuan Hasil
1. Masukkan NaOH ke
dalam buret 50 mL
1. Titrasi asam basa menggunakan corong
kaca hingga mencapai
angka nol.
2. Masukkan HCl
sebanyak 10 mL
2.
kedalam 3
Erlenmeyer.
3. Lalu tambahkan 3
tetes indicator
penoftalein ke dalam
masing-masing
3.
Erlenmeyer yang
sudah terisi larutan
HCl menggunakan
pipet tetes.
4. Larutan HCl tersebut
di titrasi dengan
4. NaOH setetes demi
setetes ke dalam
Erlenmeyer pertama.
5. 5. Pada saat meneteskan Warnanya berubah
NaOH kedalam menjadi merah muda
Erlenmeyer yang namun kembali
berisi HCl kemudian bening.
di homogenkan secara

10
perlahan-lahan sampai
terjadi perubahan
warna.
6. Setelah terjadi Terjadi perubahan
perubahan warna maka warna yang
6.
titrasi pertama konstan pada
dihentikan. volume 27 mL.
7. Kemudian lakukan
7. titrasi kedua dan
seperti titrasi pertama.
8. Setelah terjadi Perubahan warna
perubahan warna yang terjadi pada volume
8.
konstan maka titrasi di 23 mL di dapatkan
hentikan dari 50 mL – 27 mL.

Penyelesaian :
VNaOH 1 = 27 mL
VNaOH 2 = 23 mL
27 + 23 = 50 = 25 mL
2 2
VHCl = 10 mL
Kosentrasi :
MHCl = 1 M
Dik :
M1 × V1 = M2 × V2
M1 × 25 mL = 1 × 10
M1 = 1 × 10
25
M1 = 0,4 m

4.2 Pembahasan
Larutan asam dan basa merupakan larutan berkadar keasaman atau
kebasaan suatu zat yang tergantung pada jumlah ion H+(asam) dan OH-

11
(basa) yang terdapat dalam zat dan juga derajat ionisasi dari zat
tersebut.Tingkat keasaman dan kebasaan dinyatakan dengan
pH.Pengertian tentang larutan Asam dan Basa ini sangat diperlukan
sebagai landasan pengetahuan untuk memahami materi ilmu kimia
berikutnya yaitu menghitung tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat.
Asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan dalam air akan
menghasilkan ion h+ di mana ion h+ ini akan menjadi satu-satunya ion
positif dalam larutan.sedangkan basa adalah zat yang jika dilarutkan dalam
air akan terionisasi menghasilkan ion oh-, dan ion oh- ini akan menjadi
satu-satunya ion negatif di dalam larutan.
Dalam dunia kimia, asam merupakan senyawa kimia yang bila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari
7. Asam juga dapat diartikan zat yang dapat memberi proton (ion H+)
kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa.
Contoh asam dalam kehisupan sehari-hari, diantaranya cuka
mengandung asam asetat, jeruk mengandung asam sitrat, anggur
mangandung asam tartrat, apel mengandung asam malat, vitamin C
mengandung asam askorbat, dan obat tetes mata mengandung asam borat.
Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika
dilarutkan dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari 7. Jika dilarutkan
dalam air akan terurai menjadi ion hidroksil (OH–) dan ion positif logam
(tapi tidak selalu). Oleh karena itu, suatu basa dapat menghantarkan arus
listrik.
Contoh basa yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya seperti obat maag mengandung magnesium hidroksida
(Mg(OH)2) dan aluminium hidroksida (Al(OH)3); sabun mandi
mengandung natrium hidroksida (NaOH); sabun mandi bayi mengandung
kalium hidroksida(KOH); deodorant mengandung aluminium hidroksida
(Al(OH)3) dan pembersih lantai mengandung ammonium hidroksida
(NH4OH).

12
13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Gas asam klorida (HCl) yang sangat larut dalam air tergolong asam
Arrhenius, sebagaimana HCl dapat terurai menjadi ion H+dan Cl− di
dalam air. reaksi asam–basa melibatkan transfer proton (ion H+) dari satu
zat ke zat lainnya. Proses transfer proton ini selalu melibatkan asam
sebagai pemberi/donor proton dan basa sebagai penerima/akseptor proton.
asam didefinisikan sebagai spesies penerima pasangan elektron dan basa
sebagai donor pasangan elektron. Indikator asam-basa merupakan suatu
zat yang memberikan warna berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam.
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan disarankan kepada
praktikan selanjutnya agar melakukan praktikum di area yang terang
karena hasil akhir dari praktikum ini menghasilkan warna.

14
DAFTAR PUSTAKA
Djoko, 2006 : 56. Praktikum larutan asam dan basa. (online) tersedia di
http://mitamalinda.blogspot.com/2014/03/mempelajari-indikator-asam-
basa-dari.html. di akses pada tanggal 7 April 2021

Maria Ufa, 2017. Larutan asam basa. (online) tersedia di


http://wanibesak.wordpress.com/2010/10/10.laporan-uji-asam-basa. di
akses pada tanggal 7 April 2021

Padmaningrum, 2012 : 1. Praktikum larutan asam dan basa. (online) tersedia


di http://mitamalinda.blogspot.com/2014/03/mempelajari-indikator-asam-
basa-dari.html. di akses pada tanggal 7 April 2021

Svante August Arrhenius, 1884. Makalah larutan asam basa. (online) tersedia
di http://hidayatulmay.yani.wordpress.com/2012/03/21/kenapa-ekstrak-
bunga-sepatu-digunakan-untuk-indikator-asam-basa/. di akses pada
tanggal 7 April 2021

Yulianti, 2019. pH meter. (online) tersedia di


https://www.ruangguru.com/blog/cara-menentukan-indikator-asam-basa.
di akses pada tanggal 7 April 2021

15
LAMPIRAN

(Titrasi Asam Basa)


Larutan HCl tersebut di titrasi dengan NaOH setetes demi setetes ke dalam
Erlenmeyer

16

Anda mungkin juga menyukai