KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN V
“PEMURNIAN GARAM DAPUR DENGAN CARA
REKRISTALISASI”
OLEH
KENDARI
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten pembimbing Kimia
ALITA SARI
BAB I
PENDAHULUAN
Garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion
terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat
berupa senyawa anorganik seperti klorida (Cl-), dan bisa juga berupa senyawa
organik seperti asetat (CH3COO-) dan ion monoatomik seperti fluorida (F-), serta
ion poliatomik seperti sulfat (SO42-). Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam
dapur adalah suatu garam. Ada banyak macam-macam garam. Garam yang
terhidrolisa dan membentuk ion hidroksida ketika dilarutkan dalam air maka
dinamakan garam basa. Garam yang terhidrolisa dan membentuk ion hidronium di
air disebut sebagai garam asam. Garam netral adalah garam yang bukan garam
asam maupun garam basa. Larutan Zwitterion mempunyai sebuah anionik dan
kationik di tengah di molekul yang sama, tetapi tidak disebut sebagai garam.
Larutan garam dalam air (Misalnya natrium klorida dalam air) merupakan
larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Cairan
dalam tubuh makhluk hidup mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dan
darah. Tapi, karena cairan dalam benda ini juga mengandung banyak ion-ion
suatu zat dari campurannya dengan mengendapkan zat lain, didasarkan pada
massa jenis yang lebih besar akan berada pada lapisan bagian bawah. Contohnya
campuran pasir dan air. Absorpsi adalah proses pemisahan suatu zat dengan
menggunakan norit. Sublimasi adalah proses pemisahan dan pemurnian zat yang
dapat menyublim dari suatu partikel atau zat yang bercampur. Contohnya adalah
pemurnian zat bercampur dengan menggunakan sifat kepolaran suatu zat yang
campurannya. Namun pada praktikum ini melakukan pemurnian zat padat dengan
metode rekristalisasi.
penggunaan “pelarut yang sesuai”. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan
dalam pemilihan pelarut sebagai berikut. Pelarut tidak breaksi dengan zat yang
dilarutkan. Partikel zat terlarut tidak larut larut pada pelarut dingin tapi larut
dalam pelarut panas. Pelarut hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan
dan tidak melarutkan zat pencemarnya. Titik didih pelarut harus rendah. Hal ini
akan mempermudah proses pengeringan kristal yang terbentuk. Titik didih pelarut
harus lebih rendah dari titik leleh zat yang akan dimurnikan agar zat yang
mengetahui banyak berat yang terkandung garam murni dalam garam dapur
Tujuan dari percobaan ini yaitu memurnikan garam dapur dengan cara
rekristalisasi.
garam dapur (NaCl) tercemar yang didasarkan pada perbedaan daya larutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rekristalisasi
dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai. Prinsip dasar dari proses rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan zat
biasanya lebih kecil dari konsentransi zat yang dimurnikan, dalam kondisi dingin,
konsentrasi pengotor yang rendah tetap dalam larutan sementara zat yang
dari satu fase padat keluar kedalam larutannya. Endapan akan terbentuk jika
larutan bersifat terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan (Pinalia, 2011).
state chemistry of an API. Organic solvents such as methanol, ethanol and actone
rank amongst the top 10 solvents which are most frequently used in
was maintained at the boiling point of the solvent used. The supersaturated
solution were filtered and allowed to crystallize at ambient conditions until the
crystal yield was sufficient for analysis. The anhydrous pyrimethamine raw
material that was used in this work fit the description of the polymorph reported.
dari suatu API. Pelarut organik seperti methanol, etanol dan aseton pelarut yang
paling sering digunakan dalam proses farmasi. Solusi jenuh dari anhidrat
propanon sementara suhu dipertahankan pada titik didih pelarut yang digunakan.
Solusi jenuh itu disaring dan diizinkan mengkristal pada ambient kondisi sampai
Garam dapur (NaCl) merupakan salah satu bahan makanan yang sudah
Secara umum pertumbuhan adalah fenomena transfer massa dari fasa cair
(larutan) kefasa padat (kristal). Oleh karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi
faktor:
integration.
kecil lebih tinggi dari pada kecepatan pertumbuhan pada Kristal berukuran
pertumbuhan dalam jumlah yang sangat kecil, beberapa yang lain berpengaruh
dengan berbagai macam cara. Impurities dapat merubah sifat larutan, merubah
morfologi Kristal dapat berubah menjadi seperti jarum maupun pipih seperti
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah corong Buchner, spatula,
batang pengaduk, pipet tetes, labu Erlenmeyer bertangkai, pompa vakum, gelas
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah garam dapur (NaCl)
kemudian dimasukkan 0,5 gram garam tercemar kedalam gelas kimia yang lain.
Ditambahkan air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai larut semua.
Kemudian saring larutan tersebut dalam keadaan panas dengan menggunakan
corong Buchner. Disiram endapan yang tertinggal dengan air panas. Setelah itu,
Pada percobaan ini digunakan garam dapur (NaCl) untuk dimurnikan dari
memanaskan air suling hingga mendidih, kemudian melarutkan 0,5 gram NaCl
dengan air panas kedalam gelas kimia 100 mL yang telah ditimbang terlebih
dahulu lalu di homogenkan hingga larut sempurna, warna yang dihasilkan yaitu
diperoleh filtrat. Kemudian filtrat dituang kedalam gelas kimia dan dimasukan
kedalam lemari pendingin agar terbentuk kristal namun pada percobaan ini tidak
ditambahkan air panas sedikit demi sedikit. Digunakan air panas agar asam
benzoat dapat larut sempurna. Semakin tinggi suhunya maka energi ikatannya
semakin cepat putus. Menentukan pelarut juga adalah faktor utama dalam
sebagai berikut. Pelarut tidak breaksi dengan zat yang dilarutkan. Partikel zat
terlarut tidak larut larut pada pelarut dingin tapi larut dalam plarut panas. Pelarut
hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan dan tidak melarutkan zat
pencemarnya. Titik didih pelarut harus rendah. Hal ini akan mempermudah proses
pengeringan kristal yang terbentuk. Titik didih pelarut harus lebih rendah dari titik
leleh zat yang akan dimurnikan agar zat yang dilarutkan tidak terurai saat
Penyaringan larutan garam dapur yang telah dicampur dengan air suling
panas tujuanya untuk memisahkan antara zat yang telah larut dengan zat
pengotornya karena jika dingin, asam benzoat tersebut akan berubah menjadi
dapur larut dengan baik dalam air panas dan butuh waktu yang lama untuk larut
dalam air dingin. Sehingga dalam pemurnian rekristalisasi pemilihan pelarut harus
sesuai. Agar zat yang dimurnikan dapat terpisah dengan zat pengotornya. Pelarut
yang digunakan dapat memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara
zat yang dimurnikan dengan pengotornya, tidak meninggalkan zat pengotor pada
kristal, mudah dipisahkan dari kristal, serta bersifat inert atau tidak mudah
bereaksi dengan kristal. Oleh karena itu pemilihan pelarut merupakan hal penting
pendinginan ini adalah untuk memperoleh Kristal garam dapur yang lebih murni
yang sebelumnya telah tercemar. Agar proses rekristalisasi ini dapat berjalan
dengan baik. kotoran setidak-tidaknya harus dapat larut dalam pelarut untuk
rekristalisasi atau mempunyai kelarutan lebih besar dari senyawa yang diinginkan.
Jika hal ini tidak terpenuhi maka kotoran akan ikut mengkristal bersama senyawa
yang diinginkan yang tentunya menyebabkan Kristal yang diperoleh tidak murni
lagi dan harus dilakukan pengulangan untuk memperoleh Kristal yang baik.
Tujuan dari pembentukan Kristal ini adalah untuk memudahkan mengetahui berat
larutannya. Tetapi pada percobaan ini tidak terbentuk kristal karena ada beberapa
faktor kesalahan, terutama kesalahan praktikan dalam hal ini kurang teliti
dalam melakukan suatu percobaan sehingga dapat terjadinya
kesalahan.
sebesar 62,4 gram dan rendemen hasil dari garam dapur yaitu 30 %.
DAFTAR PUSTAKA
Perold, Zak., Mino RCaira dan Marius Brits. The Risk of Recrystallization
Changes to the Toxicity and Morphology of Pyrimethamine. J Pharm
Pharm Sci. 17(2).
Widyanti. 2015. Pengaruh Garam Dapur dan Cupri Sulfat Terhadap ertumbuhan
Alga Cyanophyta yang Diisolasi dari Batu Bata Bangunan Pura di Desa
Tejakula Buleleng. Jurnal Sains dan Teknologi. 4(2).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berdasarkan pada perbedaan daya larut antara zat yang dimurnikan dengan
pengotornya dalam suatu pelarut tertentu yaitu air suling. Berat larutan garam
dapur murni yaitu sebesar 62,4 gram dan rendemen yang diperoleh pada
5.2 Saran
untuk melengkapi alat dan bahan, agar kami selaku praktikan tidak saling
Dit : Rendemen = ?
Penyelesaian:
Berat kristal garam dapur = (Berat gelas kimia + garam dapur) – Berat
= 0,15 gram
berat kristal
Rendemen = ×100 %
berat sampel
0,15 gram
= × 100 %
0,5 gram
= 30 %
PROSEDUR KERJA
Garam dapur
tercemar 0,5 gram
Residu filtrat
-Didinginkan di lemari es
(pengotor)
- Disaring menggunakan
corong Buchner
- Ditentukan rendemen
Hasil rendemen