Anda di halaman 1dari 15

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengaplikasikan pemurnian

garam dapur dengan cara rekristalisasi. Adapun yang menjadi latar belakang

dalam penelitian ini adalah kebanyakan garam dapur yang tersedia dalam

masyarakat masih terdapat banyak zat pengotor. Oleh karena itu garam dapur

tersebut harus dimurnikan terlebih dahulu sebelum digunakan. Salah satu

proses pemurnian yang dapat digunakan adalah rekristalisasi.

Metode yang digunakan dalam penlitian ini adalah metode penelitian

dengan sampel yang digunakan adalah 50 gram garam dapur krosok. Proses

pemurnian dengan rekristalisasi ini dilakukan dengan tahapan pelarutan,

penyaringan, menghilangkan impurities dan evaporasi.

Hasil dalam penelitian ini diharapkan akan terbentuk kristal garam yang

strukturnya lebih halus, warnanya lebih putih, serta pengotor-pengotor dalam

garam krosoknya telah hilang atau semakin berkurang.

Kata kunci : Pemurnian garam, rekristalisasi

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga proposal penelitian tentang

Pemurnian Garam Dapur dengan Cara Rekristalisasi dapat terselesaikan.

Adapun isi dari proposal ini yaitu menjelaskan tentang bagaimana tahapan

dalam melakukan pemurnian garam dapur dengan rekristalisasi. Penyusun

berterima kasih kepada Bpk. Anggit Aruwiyantoko, M.Pd selaku dosen mata

kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan arahan serta bimbingan, dan

juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak

langsung dalam penulisan proposal ini.

Seperti pepatah mengatakan Tak ada gading yang tak retak.

Penyusun menyadari proposal ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-

mata karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu,

sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun

2
dari semua pihak agar ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang

akan datang.

Yogyakarta, Juni 2017

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................ Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ........................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 3

BAB I................................................................................................................ 5

PENDAHULUAN .............................................................................................. 5

A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 5

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

3
BAB II............................................................................................................... 7

KAJIAN PUSTAKA........................................................................................... 7

A. Landasan Teori...................................................................................... 7

B. Hipotesis .............................................................................................. 10

BAB III............................................................................................................ 11

METODE PENELITIAN .................................................................................. 11

A. Materi Penelitian .................................................................................. 11

B. Metode Penelitian ................................................................................ 11

C. Metode Pengambilan Sampel ............................................................. 11

D. Populasi dan Sampel .......................................................................... 11

E. Bahan Penelitian ................................................................................. 11

F. Alat Penelitian ...................................................................................... 12

G. Prosedur Penelitian ............................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Biasanya zat murni telah tercemar dengan zat-zat lain yang dapat

membentuk campuran yang bersifat homogen dan heterogen yang bergantung

pada jenis komponen yang tergantung di dalamnya. Di bumi jarang terdapat

materi dalam keadaan murni, melainkan dalam bentuk campuran. Contohnya,

air laut terdiri dari air dan berbagai zat yang tercampur didalamnya, misalnya

garam. Tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik dalam wujud padat,

cair, ataupun gas. Udara yang kita hirup setiap hari mengandung bermacam-

macam unsur dan senyawa, seperti oksigen, nitrogen, uap air, karbon

monoksida, dan sebagainya.

Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari bahan-bahan

pencemar atau pencampuran lainnya pada suatu campuran dengan sistem

pemisahan dan pemurnian. Banyak cara atau teknik yang dilakukan dalam

pemisahan campuran. Hal tersebut bergantung pada jenis, wujud, dan sifat

komponen yang terkandung didalamnya, seperti pemisahan-pemisahan zat

padat dari suspensi, pemisahan zat padat dari larutan, pemisahan campuran

zat cair, pemisahan campuran dua jenis padatan.

Garam tidak asing lagi bagi masyarakat. Sebenarnya garam yang beredar

di pasaran termasuk garam yang belum murni. Oleh karena itu garam yang

belum murni ini sebaiknya dimurnikan terlebih dahulu dengan menggunakan

beberapa metode pemurnian. Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk

5
memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur dan pemurnian

dilakukan untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh

zat lain. Pada penelitian ini akan dilakukan pemurnian garam kasar atau garam

yang beredar di pasaran (garam dapur) menjadi garam murni dengan metode

kristalisasi.

B. Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan rekristalisasi?

2) Bagaimana langkah pemurnian garam dapur dengan cara

rekristalisasi?

3) Berapa kadar rendemen yang diperoleh?

C. Tujuan Penelitian

1) Mengetahui pengertian rekristalisasi.

2) Mengetahui langkah-langkah dalam pemurnian garam dapur dengan

rekristalisasi.

3) Mengetahui kadar rendemen yang diperoleh dalam penelitian.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah agar dapat menemukan inovasi dalam

memurnikan garam dapur yang biasanya tersedia dalam bentuk yang masih

banyak pengotor.

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,50C.

Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan

terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras

dengan air, membentuk Natrium Hidroksida dan Hidrogen. Dalam garam-

garamnya natrium berada sebagai kation monovalen Na+. Garam-garam ini

membentuk larutan tak berwarna, hampir semua garam natrium larut dalam air.

Kristalisasi dari larutan dikategorikan sebagai salah satu proses pemisahan

yang efisien. Secara umum, tujuan dari proses kristalisasi adalah

menghasilkan produk kristal dengan kualitas seperti yang diharapkan. Kualitas

kristal yang dihasilkan dapat ditentukan dari parameter-parameter produk yaitu

distribusi ukuran kristal), kemurnian kristal dan bentuk kristal. Salah satu syarat

terjadinya kiristalisasi adalah terjadinya kondisi supersaturasi. Kondisi

supersaturasi adalah kondisi dimana konsentrasi larutan berada di atas harga

kelarutannya. Kondisi supersaturasi ini dapat dicapai dengan cara penguapan,

pendingin atau gabungan keduanya. Terdapat dua fenomena penting pada

proses kristalisasi yaitu pembentukan inti kristal (nukleasi) dan pertumbuhan

kristal.

Salah satu metode pemurnian suatu zat terbentuk Kristal adalah

kristalisasi. Metode ini didasarkan pada perbedaan daya larut antar zat yang

dimurnikan dengan kotoran lain dalam suatu pelarut tertentu. Beberapa

7
persyaratan suatu pelarut dapat dipakai dengan proses rekristalisasi antara lain

1) Memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang

dimurnikan dengan zat pengotor.

2) Tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal

3) Mudah dipisahkan dari kristal.

4) Bersifat inert (tidak mudah bereaksi dengan Kristal.

Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memurnikan natrium klorida

dari garam dapur dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. Natrium

klorida (NaCl) merupakan komponen utama dalam garam dapur. Komponen

lain yang bersifat pengotor biasanya berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+,

Fe3+, SO42-, I- dan Br-. Agar daya larut antara NaCl dengan pengotor cukup

besar, maka perlu dilakukan penambahan zat-zat tertentu. Zat-zat

penambahan tersebut akan membentuk senyawa terutama garam yang sukar

larut dalam air. Selain itu kristalisasi dapat dilakukan dengan cara membuat

larutan jenuh dengan menambahkan ion sejenis ke dalam larutan zat yang

akan dipisahkan.

Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar

dari larutan. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat

yang bersangkutan. Kelarutan (S) suatu endapan menurut definisi adalah sama

dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada

berbagai kondisi seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam

larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya.

8
Rekristalisasi atau pemecahan butiran (grain) hasil fabrikasi menjadi

butiran-butiran halus (subgrain) telah diamati di dalam bahan bakar UO2

berderajat bakar tinggi. Proses rekristalisasi mulai terjadi apabila energi per inti

cukup untuk membentuk permukaan-permukaan batas butir dengan membuat

suatu volume yang bebas regangan dengan hasil akhir berupa penurunan

energi bebas material. Restrukturisasi ini menyebabkan terbentuk-nya suatu

jaringan yang rapat menyerupai batas butir baru. Dosis iradiasi yang

menyebabkan rekristalisasi ditentukan oleh kondisi operasi bahan bakar

seperti temperatur dan laju fisi.

Dalam kristal ionik, seperti logam halida, oksida, dan sulfida, kation dan

anion disusun bergantian, dan padatannya diikat oleh ikatan elektrostatik.

Banyak logam halida melarut dalam pelarut polar misalnya NaCl melarut dalam

air, sementara logam oksida dan sulfifa, yang mengandung kontribusi ikatan

kovalen yang signifikan, biasanya tidak larut bahkan di pelarut yang paling polar

sekalipun. Struktur dasar kristal ion adalah ion yang lebih besar (biasanya

anion) membentuk tetrahedral diantara anion. Struktur garam dapur Natrium

Klorida (NaCl) adalah senyawa khas dalam strukturnya (anion) disusun dalam

ap dan kation Na+ menempati ruang oktahedral. Setiap kation Na+ dikelilingi

oleh enam anion Cl-. Struktur yang sama akan dihasilkan bila proses anion

dan kation dipertukarkan.

Untuk menghilangkan zat kotor yang tidak dapat larut garam dapur yang

masih kotor dimasukkan ke dalam pelarut sehingga bahan yang akan diambil

dapat larut sedangkan pengotornya tidak dapat larut. Pengotor yang tidak

dapat larut disaring.

9
Untuk kotoran yang larut bersama garam dapur yaitu berupa ion-ion seperti

Fe3+, Ca2+, Mg2+, dan SO42- dapat dilakukan dengan penambahan zat

pengendap, yaitu :

1. CaO (Kalsium Oksida) untuk mengendapkan Ion Fe 3+

2. Ba(OH)2 (Barium Hidroksida) untuk mengendapkan ion SO42-

3. (NH4)2CO3 (Amonium Karbonat) untuk mengendapkan ion Ca2+ dan

Mg2+

Dengan penambahan zat pengendap tadi larutan menjadi basa yang

dapat dinetralkan dengan menambah larutan HCl. Larutan yang telah netral

dievaporasikan (diuapkan) untuk menghilangan pelarut dan zat yang akan

dipungut dapat mengkristal kembali.

Randemen dapat dihitung dengan membandingkan berat kristal yang

diperoleh dengan berat garam dauar yang digunakan mula-mula.

B. Hipotesis

Garam dapur yang diambil sebagai sampel dapat menjadi lebih murni dari

keadaan sebelumnya. Permurnian terjadi dalam dua proses. Proses yang

pertama adalah pemurnian dari pengotor yang bersifat tidak larut dalam

pelarut. Pengotor yang tidak larut tersebut akan mengendap kemudian disaring

sehingga pengotor tersebut terpisah dari garam. Proses yang kedua adalah

pemurnian dari pengotor yang larut dalam pelarut. Pengotor yang larut dapat

dihilangkan dengan penambahan zat-zat pengendap sehingga pengotor

tersebut dapat mengendap dalam bentuk garam yang sukar larut yang

selanjutnya akan disaring kembali.

10
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Materi Penelitian

Materi penelitian adalah pemurnian garam dapur dengan cara

rekristalisasi.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian.

C. Metode Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan adalah garam dapur krosok yang akan dimurnikan

dengan proses rekristalisasi.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah satu bungkus garam dapur krosok.

Sedangkan sampel adalah 50 gram dari populasi.

E. Bahan Penelitian

1) Garam dapur krosok

2) Sebuk CaO (Kalsium Oksida)

3) Larutan Ba(OH)2 (Barium Hidroksida)

11
4) Larutan (NH4)2CO3 (Amonium Karbonat) 1%

5) Larutan HCl (Asam Klorida) 2 N

6) Aquades

7) Kertas saring

8) Kertas indikator pH

F. Alat Penelitian

1) Neraca analitik

2) Gelas beker 400 mL

3) Gelas ukur 10 mL

4) Labu takar 250 mL

5) Pengaduk kaca

6) Corong

7) Penyangga (statif) beserta klem penjepit

8) Cawan evaporator

9) Sendok sungu

10) Pipet tetes

11) Kaca arloji

12) Lampu inkubator

13) Deksikator

12
14) Pemanas listrik

G. Prosedur Penelitian

1) Garam dapur krosok ditimbang sebanyak 50 gram

2) Aquades sebanyak 250 mL dipanaskan dengan pemanas listrik hingga

mendidih

3) Garam dapur krosok dilarutkan dalam aquades sambil diaduk-aduk

dengan pengaduk kaca

4) Larutan tersebut disaring menggunakan kertas saring

5) Larutan hasil saringan ditambahkan zat pengendap, yaitu : serbuk CaO

sebanyak 1 gram, larutan Ba(OH)2 sebanyak 20 tetes, dan larutan

(NH4)2CO3 1% sebanyak 10 mL

6) Larutan yang telah ditambahkan zat pengendap tersebut disaring

kembali

7) Larutan hasil saringan tersebut dicek pHnya menggunakan kertas

indikator pH dan dinetralkan dengan HCl 2 N

8) Larutan netral yang terbentuk dimasukkan ke dalam cawan evaporator

dan dipanaskan dengan pemanas listrik hingga kristal garam terbentuk

9) Kristal garam yang terbentuk dipanaskan dengan lampu inkubator agar

kandungan air semakin kecil

10) Kristal garam yang diperoleh didiamkan dalam deksikator 20 menit

11) Kristal garam ditimbang

13
12) Langkah 9-11 diulangi hingga terbentuk massa konstan dengan

perbedaan 0,005 gram

13) Rendemen dihitung dengan membandingkan massa awal garam dapur

krosok dengan massa garam kristal yang terbentuk

DAFTAR PUSTAKA

Kundari, Noor Anis. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Umum (Pemurnian

Bahan). STTN-BATAN. Yogyakarta.

Bernaseoni, G. 1995. Teknologi Kimia. PT Padya Pranita. Jakarta.

Herutomo, Bambang. 2000. Efek Rekristalisasi Bahan Bakar UO2 Derajat

Bakar Tinggi Terhadap Pelepasan Gas Hasil Fisi. Pusat Pengembangan

Teknologi Bahan Bakar dan Daur Ulang-BATAN. Jakarta.

Keenan. 1979. Analisis Anorganik Kualitatif. PT Kalman Media Pustaka.

Jakarta.

14
15

Anda mungkin juga menyukai