(21030112060054)
(21030112060063)
(21030112060086)
PROPOSAL PRAKTIKUM
MATA KULIAH PILIHAN POLIMER
I.
JUDUL PROPOSAL
HIDROLISIS PATI KULIT SINGKONG DENGAN KATALISATOR
HCl UNTUK PEMBUATAN PEREKAT
II.
perekat untuk karton, kertas, perekat etiket pada gelas, perekat amplop
dan perangko. Disamping itu digunakan sebagai bahan pengemulsi,
bahan campuran tinta percetakan, pengental zat pewarna tekstil, bahan
pengental cat dan pembuatan korek api atau untuk keperluan binatu.
Pada umumnya, semua pati, yang merupakan salah satu jenis
karbohidrat dari golongan polisakarida, dapat di hidrolisa menjadi
senyawa karbohidrat yang memiliki susunan molekul yang lebih
sederhana. Hasil akhir dari hidrolisa pati tersebut adalah suatu
monosakarida yaitu glukosa monosakarida.
Pati, dengan satuan polimer (n) sekitar 200, akan terurai lebih
dahulu menjadi dekstrin (n=23), lalu kemudian terurai lebih lanjut
menjadi glukosa.
Dengan demikian umbi talas yang memiliki kandungan pati yang
cukup tinggi akan dapat di hidrolisa menjadi dekstrin, sebagai bahan
alternatif lain dari jagung dan ketela pohon yang umum di gunakan
dalam industri pembuatan dekstrin.
Dalam penelitian ini, ruang lingkup penelitian adalah melakukan
proses hidrolisa pati kulit singkong menjadi dekstri yang di jadikan
sebagai bahan perekat. Proses hidrolisa di lakukan dengan bantuan
asam, yaitu asam klorida (HCl) sebagai katalisator untuk mempercepat
reaksi.
III.
RUMUSAN MASALAH
a. Mengetahui bagaimana cara memanfaatkan limbah kulit singkong
untuk pembuatan perekat.
b. Mengetahui bagaimana memanfaatkan dan meningkatkan nilai
ekonomis dari bahan baku yaitu kulit singkong.
c. Mengetahui perbandingan dari variable percobaan yang akan
digunakan dan membandingkan dengan produk yang sudah ada di
pasaran.
d. Mengetahui bagaimana hasil dari uji yang dilakukan terhadap
produk.
IV.
TUJUAN
a. Memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Praktikum Mata
Kuliah Pilihan Polimer.
b. Untuk membuat perekat dengan memanfaatkan bahan baku yang
jumlahnya banyak dan mudah didapatkan sehingga dapat
mengurangi jumlah sampah.
c. Agar bisa memanfaatkan kulit singkong, sehingga memiliki daya
jual yang tinggi.
V.
TINJAUAN PUSTAKA
V.1 Limbah Kulit Singkong
Pemberdayaan limbah singkong, dalam mengolah menjadi
keripik kulit singkong, merupakan salah satu bentuk untuk
mengatasi limbah kulit singkong. Jika selama ini kita telah
mengetahui bahwa umbi singkong merupakan sumber energi yang
kaya karbohidrat, demikian juga dengan daun singkong yang telah
dimanfaatkan sebagai bahan makanan kita karena mengandung
protein dan zat besi. Lalu bagaimana dengan kulit singkong?
Bagian dari kulit singkong (bukan kulit ari) sering kali disepelekan
dan dianggap sebagai limbah dari tanaman singkong, padahal kulit
singkong ini juga masih memiliki kandungan karbohidrat yang
tinggi. Kulit singkong ini termasuk dalam kategori sampah
organik, karena sampah ini dapat terdegradasi (membusuk atau
hancur) secara alami.
V.2 Pati
Pati merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari
monosakarida yang berikatan melalui ikatan oksigen. Pati
merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer
senyawa glukosa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu
amilosa dan amilopektin. Polimer linier dari D-glukosa membentuk
amilosa dengan ikatan (a )-1,4-glukosa. Sedangkan polimer
amilopektin adalah terbentuk dari ikatan (a )-1,4-glukosida dan
membentuk cabang pada ikatan (a )-1,6-glukosida.
enzim
-amilase
pada
larutan
pati
untuk
suhu
secara
perlahan-lahan
serta
dengan
V.4 Perekat
Perekat pati dan dextrin adalah bahan yang ready stock,
murah meriah, dan mudah aplikasinya dalam dispersi air. Perekat
tersebut dipertimbangkan sebagai kelas perekat yang sangat murah
untuk packaging. Formulasi perekat pati dan dekstrin dapat dengan
mudah diaplikasikan dalam kondisi panas atau dingin. Secara
umum perekaat tersebut disajikan untuk end user dalam bentuk
bubuk dan kemudian dicampur dengan air dalam penggunaannya,
relatif berwujud sangat pasta. Perekat pati dan dextri matang atau
curing dengan cara hilangnya kandungan air. Karena perekat
tersebut curing dengan struktur termosetting, maka mempunyai
sifat ketahanan panas yang baik. Kelebihan lain karena laju curing
yang sangat lambat sehingga ada kelonggaran waktu kerja.
Kekurangannya meliputi ketahahan terhadap kelembaban yang
rendah dan mudah untuk pertumbuhan bakteri.
Walaupun perekat pati dan dextrin telah digunakan sejak
lama ada beberapa alasan mengapa perekat alami tersebut secara
keseluruhan dapat diganti dengan oerekat sintetis. Berikut ini
adalah daftar kelebihan yang menjamin perekat tersebut akan
selalu mengisi pasar salah satu jenis perekat.
Kualitasnya stabil
Tahan panas
Pati dan dextrin (dextrin adalah pati yang diproses lebih
Bejana Kecil
Bejana Besar
Pisau
Tampah
Penumbuk
Ayakan
Cawan Porselin
Pipet
Sendok
Botol Semprot
Buret
Klem Statif
Erlenmeyer
Hot Plate
Gelas Beaker
Pendingin Balik
Labu Leher Tiga
Gelas Ukur
Selang
Tutup Kayu
Panci
Kulkas
Neraca Digital
Aquades
Asam klorida
Trietanolamin
Kulit singkong
Kasein
kontrol
6.3.1
Pencucian
Penjemuran
Penumbukan
Pengayakan
Pati
6.3.2
Pembuatan Dekstrin
konversi basah dengan katalis asam. Katalis yang digunakan disini yaitu
HCl. Pati Kulit Singkong ditambahkan HCl 1 N 15 ml dalam Gelas Beaker.
Lalu dihidrolisis dengan suhu 110C dalam waktu 10 menit. Hasil dari
hidrolisis
ini yaitu dekstrin.
Hidrolisis
HCl 1 N 15 ml
Dekstrin
Pati
6.3.3
Dekstrin
Kasein
Diaduk
Trietanolamin
Air
Pasta
Pemanasan (60C)
Perekat (Lem)
VII.
RANCANGAN PERCOBAAN
a. Uji Organoleptik
b. Lokasi Pelaksanaan
IX.
RENCANA ANGGARAN
1.
Biaya praktikum
= Rp. 300.000,00
2.
Pembuatan laporan
3.
Lain lain
= Rp.
= Rp.
X.
50.000,00
50.000,00
= Rp. 400.000,00
ORGANISASI PENELITIAN
(21030112060054)
(21030112060063)
(21030112060086)
Praktikan III
Praktikan II
Irwan Syafrudin
Avrillia Ika S
Muhammad Firdaus
21030113060054
21030113060063
21030113060086
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Ketua
Laboratorium
Ir. Wahyuningsih,
NIP.