PENDAHULUAN
Propilena merupakan senyawa alkena yang biasa disebut propena, dan secara
struktur terdiri dari tiga atom C dan enam atom H yang ditandai dengan satu ikatan
rangkap dua. Propilena bersifat sebagai zat yang radikal. Kadang-kadang lebih dari
satu alkena dihasilkan dari reaksi eliminasi. Dalam keadaan ini kita dapat
meramalkan alkena mana yang menjadi produk utama eliminasi ialah alkena dengan
pada temperature kamar berbentuk gas tetapi dapat dicairkan dengan penambahan
tiga atom C dan enam atom H yang ditandai dengan satu ikatan rangkap dua, dan
bersifat sebagai zat yang radikal.Reaksi eliminasi yang terjadi pada proses
salah satu hasil produksi kimia didunia sekarang ini. Propilena berasal dari hasil
reaksi isopropil alkohol, asam sulfat dan air yang kemudian mengalami reaksi
eliminasi.
dilakukan destilasi yang merupakan salah satu pemisahan zat yang didasarkan pada
titik didihnya. Dengan tingkat kemurnian yang tinggi tersebut maka diperoleh reaksi
yang sempurna serta produk yang maksimal. Karena dari destilasi senyawa alkohol
(isopropil alkohol) ini, propilena didapatkan dengan kemurnian tinggi atau tidak
tercampur dengan zat lain pada suhu pemanasan isopropil alkohol sekitar 80 oC.
perbedaan titik didih atau kemampuan zat untuk menguap. Destilasi atau Distilasi
bahan. Dalam penyulingan ini, campuran zat didihkan sehingga menguap dan uap
tersebut kemudian didihkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
rumus molekul C3H8O atau C3H7OH. Senyawa ini merupakan senyawa tak berwarna,
etanol, eter, dan tidak larut pada larutan garam. Senyawa ini merupakan alkohol
sekunder yang paling sederhana, dimana atom karbon yang mengikat gugus alkohol
juga mengikat 2 atom karbon lain (CH3)2CHOH. Merupakan isomer struktur dari 1-
propanol.
Reaksi eliminasi yang terjadi pada proses pembuatan propilena yang berupa
alkohol yang mengalami eliminasi H2O akan menghasilkan produk utama yang
berupa alkena. Pembuatan propilena merupakan salah satu hasil produksi kimia
didunia sekarang ini. Propilena berasal dari hasil reaksi isopropil alkohol, asam
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk pembuatan gugus fungsional alkena
Prinsip dari percobaan ini yaitu pembuatan gugus fungsional alkena dengan
2.1 Alkena
rangkap dua dalam rantai karbonnya sehingga mempunyai rumus umum CnH2n
dengan n adalah jumlah atom karbon. Nama rasional diturunkan dari nama alkana
yang setara dengan mengganti akhiran –ana dengan –ena, sedangkan nama trivialnya
diturunkan dari nama alkana yang sesuai dengan mengganti akhiran –ana menjadi –
ilena, kini nama tersebut tidak dipakai lagi. Tempat ikatan rangkap dua dalam rantai
alkena diperlihatkan dengan nomor dan nomor kedudukan atom karbon ikatan
Asam sulfat merupakan zat kimia yang paling banyak digunakan pada proses
pikel. Asam sulfat memiliki daya ionisasi asam yang lebih kuat sehingga asam sulfat
lebih mudah dan lebih banyak bereaksi dengan zat – zat di dalam kulit. Banyaknya
asam sulfat yang berikatan dengan zat di dalam kulit akhirnya akan memudahkan
terikatnya krom dengan kolagen kulit, sehingga kulit dapat tersamak secara penuh.
Kelemahan penggunaan asam sulfat akan menyebabkan bagian kulit luar menjadi
Isopropil alkohol memilki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan metanol
bersifat polar-protic. Isopropil alkohol merupakan senyawa organik yang terdiri atas
unsur karbon, hidrogen dan juga oksigen. Gugus OH dalam isopropil membantu
melarutkan molekul polar dan ion-ion dan gugus alkilnya -CH2- tidak dapat
jenis sekunder, karena adanya kemampuan gugus COH-nya yang dapat mengikat 2
molekul air (H2O) dari suatu molekul alkohol (mengandung gugus –OH) yang
bertetangga dengan suatu Hα. Reaksi dehidrasi sudah sangat umum dilakukan
namun untuk molekul besar dan multi gugus fungsional seperti dehidrasi risinoleat
maka dehidratornya harus spesifik untuk mencegah berbagai reaksi samping dari dua
water molecules (H2O) from an alcohol molecule (containing –OH groups) that are
adjacent to an Hα. Dehydration reactions are very common, but for large and multi
prevent various side reactions from two other groups, namely alkene (C = C) and
bahwa micropores juga kecil untuk ditembus oleh molekul alkohol. Jadi, air, di
dalam campuran etanol air, diserap tanpa dikompetisikan dengan molekul etanol
dalam fase cair. Oleh karena itu, dehidrasi etanol dengan adsorpsi pada 3Å zeolit
Reaksi eliminasi terjadi jika semua atom a-karbon yang mungkin dapat
hidrogen B-karbon dalam reaksi eliminasi. Selain itu dipindahkan ke anion bisa
menjadi gugus hidroksi hidrogen.Ini memimpin bersama kedelpaan jalur reaksi yang
berbeda tergantung pada ukuran dan jenis anioan, rasio saluran fragmentasi
bervariasi secara dramatis. Untuk pasangan ion panjang dn ukuran yang pendek
mendominasi untuk kedua anion dengan pengecualian ketika salah satu subsituennya
(Kuliszewska, 2013).
spacer size and the kind of anion the ratio of fragmentation channels varies
dramatically. For short spacers length ion pairs with formic anion dissociate
spacer length is long enough to accommodate central anion between two quaternary
nitrogens the substitution channel becomes the dominating one for both anions with
exception when one of the substituents is hydroxyethyl. Then elimination is the only
channel for ion pairs with formate anions, but for bromide anion division between
2.6 Destilasi
campuran fase cair, khususnya yang mempunyai perbedaan titik didih dan tekanan
uap yang cukup besar. Perbedaan tekanan uap tersebut akan menyababkan fase
mengandung lebih banyak komponen yang memiliki tekanan uap rendah, sedangkan
fase cair lebih banyak mengandung komponen yang memiliki tekanan uap tinggi.
setimbang pada fasa uap dan cairan. Operasinya berupa penguapan dan
pengembangan proses ini dan penelitian - penelitian yang terkait masih banyak
kimia dan menjadikan semakin menarik untuk di kaji lebih jauh, dengan makin
dalam industri adalah pemakaian proses yang sudaah dikenal (misalnya destilasi,
that have long been known. This process utilizes different compositional equilibrium
in the vapor and liquid phases. The operation is in the form of evaporation and
involves evaporation and latent heat evaporation is usually large, this process
requires a lot of energy. Although distillation has long been known, the development
of this process and related studies are still widely carried out. The process of
it even more interesting to study further, with the growing problems in the field and
the increasing number of technology choices commonly used. Some of the latest
trends in the process of separation in industry are the use of processes that are well
mudah meledak, titik didih –44,7 C, dan titik beku – 185,2 C.Propilen umumnya
mungkin dapat dinaikkan dengan cara meningkatkan temperatur, tetapi hal ini dapat
menggunakan cara distilasi agar dapat dicapai tingkat kemurnian tertentu (+98%)
di atas permukaan aktif. Komponen organ non logam mengaktifkan tempat aktif
penyisipan antar atom logam transisi dan karbon ujung rantai polimer terkoordinasi
(Murni, 2010).
surface is active. Organometallic component to enable the active site via alkylation
of the transition metal atoms on the surface. The mechanism described that
terinkoporasi monomer into the polymer through the insertion reaction between the
transition metal atoms and carbon tip of coordined polymer chain (Murni, 2010).
Sifat fisika:
d. Bentuk : cairan
Sifat kimia:
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah Satu set alat
3.2.2 Bahan
setetes demi setetes asam sulfat pekat sebanyak 15 mL dan setelah itu
20-25oC
H2O + H2SO4 OSO3H + + 3 H+
(l) (aq) (aq) (aq)
.. ..
OH H+ +
OH2 ..
-H2.O +
H
H3C C CH3 H3C C CH3 H3C C CH3
H H
terprotonkan sebuah karbokation
Tahap 2 (lepasnya H+)
H H
+
H -H+
H2C C CH3 HC C CH3 H2C C CH3
H H
keadaan transisi propilena
OH
H
H 3C C CH2 H2SO4
+ KMnO4 H3C C CH2 + MnO2 (s)
H
HO
propilena (Cokelat)
4.3 Pembahasan
Propilena merupakan senyawa alkena yang biasa disebut propena, dan secara
struktur terdiri dari tiga atom C dan enam atom H yang ditandai dengan satu ikatan
rangkap dua. Propilena bersifat sebagai zat yang radikal. Kadang-kadang lebih dari
satu alkena dihasilkan dari reaksi eliminasi. Dalam keadaan ini kita dapat
meramalkan alkena mana yang menjadi produk utama eliminasi ialah alkena dengan
gugus karbon terbanyak pada ikatan ganda dua. Dalam percobaan yang dilakukan
dengan cara eliminasi. Reaksi eliminasi merupakan reaksi kimia yang dapat
sulfat pekat sebagai katalis dengan isopropil karena hasil reaksi dari pereaksi ini
tidak menghasilkan hasil samping. Alkohol yang digunakan pada pereaksi ini
merupakan jenis alkohol sekunder karena produk atau hasil yang diperoleh lebih
alkohol dan destilasi pada suhu 80 oC menghasilkan destilat yang bening dan murni
propilena. Isopropil alkohol mempunyai titik didih 70oC, sehingga pada suhu
dengan air, dimana air mempunyai titik didih 100oC dan isopropil alkohol hanya
mempunyai titik didih 80oC, Sehingga apabila didestilasi hanya pada suhu 80oC,
Penambahan asam sulfat ke dalam air dan membentuk suatu campuran yang
kemudian dimasukan dalam labu destilasi ikut bereaksi tetapi berfungsi sebagai
katalis dan memutuskan ikatan hidrogen pada isopropil alkohol, sehingga isopropil
alkohol tersebut menghasilkan propilena atau propena dengan hasil samping air atau
H2O. Propilena atau propena yang dihasilkan ini merupakan suatu konsekuensi dari
reaksi eliminasi alkohol yang dilakukan dengan memanaskan alkohol dalam asam
Gugus alkil pada alkohol boleh alifatik boleh siklik, namun yang biasa disebut
alkohol adalah yang mempunyai gugus alkil ( R ) alifatik. Oleh karena itu, bila
dikaitkan dengan alkana maka penamaan alkohol adalah mirip dengan alkana
dimana akhiran pada alkana diganti dengan ol pada alkohol. Rumus molekul alkohol
alkohol dengan cara fermentasi dan proses pembuatan alkohol dengan cara
fermentasi dan proses pembuatan alkohol dari tetes. Adapun proses pembuatan
Suatu reaksi yang paling penting dari alkohol adalah dehidrasi membentuk
alkena. Ikatan C-O dan ikatan C-H yang bersebelahan akan putus dan membentuk
ikatan π.
H OH
H C C + H2O
C C
dilakukan salah satu dari dua kemumgkinan berikut: (1) memanaskan alkohol
dengan asam sulfat atau asam fosfat, atau (2) uap alkohol dilewtkan pada katalis,
umumnya katalis alumina (Al2O3), pada suhu tinggi. Alumina berfungsi sebagai
reaksi dehidrasi, sedangkan dengan katalis basa menghasilkan aseton. Propilen dan
aseton adalah produk-produk primer yang tidak stabil dari hasil konversi katalisis
2-propanol secara dehidrasi dengan katalis asam dan secara dehidrogenasi dengan
merupakan produk-produk sekunder yang stabil. Produk primer aseton akan saling
Pada percobaan kali ini, akan dibuat senyawa propilena dari dehidrasi alkohol.
katalis asam seperti H2SO4 sehingga alkohol akan kehilangan molekul H2O dan
membentuk senyawa alkena dengan bantuan katalis dalam suasana asam ini.
Propilena merupakan senyawa turunan alkena dengan rumus umum C 3H6 atau bisa
pada rantai karbonnya. Alkena mudah larut dalam pelarut organik tetapi dapat
sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanyaikatan rangkap yang
membentuk ikatan π . Ikatan π tersebut akanditarik oleh hidrogen dari air yang
bermuatan positif sebagian. Reaksi subtitusi dengan mengganti gugus –OH atau –H
dan reaksi eliminasi dengan membentuk ikatan rangkap dua dapat terjadi pada reaksi
alkohol. Reaksi alkohol dapat berupa pemutusan dua ikatan yaitu pada ikatanC–OH,
dilakukan destilasi yang merupakan salah satu pemisahan zat yang didasarkan pada
titik didihnya. Dengan tingkat kemurnian yang tinggi tersebut maka diperoleh reaksi
yang sempurna serta produk yang maksimal. Karena dari destilasi senyawa alkohol
(isopropil alkohol) ini, propilena didapatkan dengan kemurnian tinggi atau tidak
tercampur dengan zat lain pada suhu pemanasan isopropil alkohol sekitar 80 oC.
Pembuatan propilena, pertama dibuat katalis H2SO4, dengan dilarutkan 15 mL
H2SO4 pekat ke dalam 15 mL aquades larutan bening dan panas, pencampuran ini
bertujuan untuk mendapatkan distribusi kalor yang merata, karena H 2SO4 pekat
mempunyai suhu yang tinggi. Maka distribusi kalor ini diharapkan mampu
sebagai katalis yang mampu menghasilkan ion H+ yang berguna untuk mengikat
gugus –OH pada alkohol sehingga alkohol mengalami dehidrasi, ketika dilarutkan
dalam aquades H2SO4 akan melepaskan ion-ion H+ yang dapat mengikat gugus –OH
pada isopropil alkohol sehingga akan terbentuk molekul H2O yang akan menjadi
gugus pergi yang baik. Larutan asam sulfat ini bersifat panas karena terjadi reaksi
eksotermis oleh karena itu penambahan H2SO4 pekat ke dalam aquades dilakukan
secara perlahan dan tetes demi tetes agar tidak terjadi ledakan. Selanjutnya
hal ini untuk menjaga agar H2O tidak mudah menguap. Didestilasi pada suhu 800C
disebabkan karena titik didih alkohol berada pada suhu 78˚C, sehingga bila
dipanaskan lebih dari suhu 80˚C maka hasil destilat yang didapatkan bukan lagi
alkohol murni, melainkan sudah ada zat lain yang tercampur dengan hasil destilasi.
Saat proses destilasi akan terbentuk senyawa propilena yang berbentuk gas
yang kemudian akan berubah menjadi berbentuk cairan dengan adanya kondensor
yang terdapat pada alat destilasi. Kondensor adalah alat untuk mendinginkan cairan
panas atau uap. Pendinginan pada kondensor ini bertujuan untuk menyesuaikan suhu
pada isopropil alkohol yang berada pada suhu kamar (20-25 oC). Kondensor juga
dapat mengubah uap-uap menjadi cairan dengan melalui proses pendinginan
termampatkan dari wujud gas menjadi cair. Berdasarkan pengamatan hasil destilat
yang diperoleh yaitu larutan berubah menjadi bening kemerahan. Hal ini disebabkan
bereaksi dengan senyawa-senyawa alkena dan akan terurai menjadi MnO 2 ketika
OH
H
H3C C CH2 H2SO 4
+ KMnO4 H3C C CH2 + MnO2 (s)
H
HO
propilena (Cokelat)
Sehingga dari destilat bila ditambahkan dengan beberapa tetes H2SO4 akan terdapat
dua lapisan dan salah satunya adalah lapisan dari MnO 2 yang berada dibagian atas.
pembentukan lapisan serta terbentuknya endapan warna coklat dari MnO2 yang
berada pada bagian atas larutan menjelaskan bahwa proses untuk mendapatkan
dengan membentuk endapan MnO2. Hasil yang dapat diamati dari percobaan ini
larutan berwarna merah muda dan endapan kuning. Propilena dapat dibentuk dari
proses dehidrasi isopropil alkohol. Destilat yang dihasilkan dari proses destilasi
dengan menggunakan larutan KMnO4 melalui perubahan warna yang dihasilkan dari
propilena. Propilena dibuat dengan mengikuti aturan pengikatan gugus hidroksil dari
akhol oleh katalis asam (H+) yang terjadi sebagai akibat terbentuknya protonisasi
dari alkohol sehingga air dilepaskan dalam pembentukan senyawa ini dan disertai
pelepasan satu proton dari alkohol untuk membentuk senyawa tak jenuh (ikatan
rangkap) pada kondisi normal sehingga propilena akan terbentuk dalam proses ini.
propilena dalam destilat yang ada, yakni menghasilkan warna kecoklatan dan
mempercepat terjadinya reaksi atau sebagai katalis dan fungsi lainnya sebagai donor
rangkap C=C dalam suasana asam (H2SO4 atau H3PO4). Pada reaksi
ini selalu diperlukan katalis asam kuat sebagai sumber protonisasi
5.1 Kesimpulan
pemisahan antara larutan yang satu dengan yang lain untuk memperoleh larutan
maka dapat ditarik kesimpulan yaitu propilena dapat dibentuk dari proses eliminasi
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan pada percobaan pembuatan propilena ini
dengan proses eliminasi tersebut agar jelas proses larutan tersebut terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Abdeen Fouad R. H., Maizirwan Mel., Maan Al-Khatib., Azlin Suhaida Azmi. 2011.
Dehydration of Ethanol on Zeolite Based Media Using Adsorption
Process. Journal International Conference. 8(3).
Gumilar, jajang., dkk. 2010 Pengaruh Penggunaan Asam Sulfat (H2SO4) dan Asam
Formiat (HCOOH) pada Proses Pikel Terhadap Kualitas Kulit Jadi
(Leather) Domba Garut.Jurnal Ilmu Ternak. 10(1).
Hartati, I,.Yulianto. 2006. Kajian Dehidrogenasi Propana Menjadi Propil Mengguna
kan Modified Porous Membrane Reactor (MPRM). Jurnal
Momentum. 2(2).
Irmawati, Ratih. 2013. Pabrik Isopropil Alkohol dengan Proses Hidrasi Langsung.
Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional. Suranbaya.
Murni, Wahyu Sri., Tofik Hidayat., Deni Ardian. 2010. Propylene Polymerazation
Using Catalyst TiCl and Cocatalysn Tri Ethyl Aluminium.
Development Of Chemical Technonolgy For Processing Of Natural
Resources Indonesia .26(20). ISSN: 1693-4393.
Sitorus, M., dkk. 2010. Study of the Kinetics of Dehydration of Castor Oil
Risinoleat. Journal Chemical Research.3(2). ISSN: 1678-628X
Thoha, yusuf M., Anton freddy sitanggung., Daniel R.S. Hutahayan, 2009. Pengaruh
pelarut Isopropil Alkohol 75 % dan Etanol 75 % terhadap ekstraksi
saponin dari biji the dengan variable waktu dan temperatur.Jurnal
Teknik Kimia. 3(16)
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diperiksa secara teliti dan telah di setujui oleh Asisten Pembimbing
RISMAN
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK
DESTILASI DAN REAKSI ELIMINASI PADA PEMBUATAN
PROPILENA
OLEH