KIMIA DASAR
PERCOBAAN
OLEH
KELOMPOK : I (SATU)
GOLONGAN : II (DUA)
ASISTEN : RIZAL
SAMATA – GOWA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Terdapat tiga istilah yang harus dipahami dan diingat dalam ilmu kimia,
yaitu unsur, senyawa, dan campuran. Unsur adalah materi yang tidak dapat
diuraikan dengan reaksi kimia menjadi zat yang lebih sederhana, contohnya
hidrogen, oksigen, dan lain-lain. Senyawa adalah materi yang dibentuk dari
dua unsur atau lebih dengan perbandingan tertentu, sedangkan campuran
adalah gabungan dua zat tunggal atau lebih dengan perbandingan sembarang.
Campuran dapat dibagi dua, yaitu campuran yang homogen, dan
heterogen. Campuran homogen adalah penggabungan dua zat tunggal atau
lebih yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu
fasa. Yang disebut satu fasa adalah zat yang sifat dan komposisinya sama
antara satu bagian dengan bagian yang lain didekatnya. Campuran heterogen
adalah penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih
sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama
di berbagai bagian bejana.
Kebanyakan materi yang terdapat di bumi ini tidak murni, tetapi berupa
campuran dari berbagai komponen, contohnya tanah terdiri dari berbagai
senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair, atau gas. Udara yang kita
hirup setiap hari mengandung bermacam-macam unsur dan senyawa, serperti
oksigen, nitrogen, uap air dan sebagainya. Demikian juga air yang kita pakai
sehari-hari bukanlah air murni, melainkan mengandung zat-zat lain dalam
bentuk gas, cair, atau padatan.
Dalam ilmu kimia, pemisahan campuran sangat penting. Dalam
praktikum kimia, pemisahan senyawa campuran dilakukan untuk
mendapatkan zat murni dari suatu campuran. Pada pekerjaan di laboratorium
banyak melibatkan pemisahan campuran seperti dalam pengolahan minyak
bumi dan logam-logam.
Rumus empiris suatu senyawa adalah rumus yang paling sederhana
yang memberikan jumlah atom relatif untuk setiap jenis atom yang ada dalam
senyawa itu. Setelah senyawa ditentukan secara eksperimen, maka data itu
bersama-sama dengan bobot atom yang diketahui dapat digunakan untuk
menghitung angka banding yang sederhana dari atom-atom dan senyawa
itu.Dengan demikian, rumus empirisnya dapat diketahui yang mana dengan
rumus ini dapat mengetahui rumus molekul aslinya, sehingga dapat di
identifikasikan komponen-komponen pada senyawa tersebut.
Hubungan dengan dunia farmasi yaitu untuk menemukan komponen
yang dibutuhkan untuk membuat sediaan. Misalnya untuk mendapatkan
kandungan dari daun jambu biji yang dapat mengobati diare. Pemisahan
campuran digunakan untuk mengambil zat-zat apa yang ada dalam daun
jambu biji sehingga dapat mengobati diare.
C. Prinsip Percobaan
1. Pemisahan campuran (pasir, naftalen, dan NaCl) menggunakan metode
sublimasi, dimana campuran ini menghasilkan sublimat. Campuran
kemudian disaring dan menghasilkan residu dan filtrate. Redisu kering
ditimbang dan filtrat dipadatkan dan dikeringkan.
2. Penentuan rumus empiris (CuSO4) berdasarkan metode perbandingan mol
dari reaksi kimia yang terjadi antara CuSO4 dan Fe kemudian disaring.
Residu yang diperoleh dikeringkan dan ditimbang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Senyawa adalah materi yang dibentuk dari dua unsur atau lebih dengan
perbandingan tertentu. Jadi, senyawa masih dapat diuraikan menjadi unsur
pembentuknya. Berbeda dengan senyawa, campuran adalah gabungan dua zat
tunggal atau lebih dengan perbandingan sembarang. Campuran dapat dibagi
menjadi dua, yaitu campuran yang homogen, dan heterogen. (Gafar,1939:
125).
Campuran homogen adalah penggabungan dua zat tunggal atau lebih
yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fasa.
Yang disebut satu fasa adalah zat yang sifat dan komposisinya sama antara
satu bagian dengan bagian yang lain didekatnya. Sebagai contoh gula dengan
air. Rasa manis air gula di semua bagian sama, baik di atas, dibawah maupun
dipinggirnya. Karena begitu kecil dan meratanya partikel gula sehingga tidak
dapat dilihat walaupun dengan mikroskop. Yang tampak hanya satu fasa,
yakni cairan, dan campuran ini disebut larutan. Campuran heterogen adalah
penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga
perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama di
berbagai bagian bejana. Contohnya, campuran air dengan minyak tanah.Pada
mulanya kedua zat tidak bercampur, tetapi setelah dikocok dengan kuat
minyak menyebar dengan air berupa gelembung-gelembung kecil. Pada
gelembung hanya terdapat minyak, sedangkan yang lain adalah air. Dengan
kata lain, dalam campuran heterogen masih ada bidang batas antara kedua
komponen atau mengandung lebih dari satu fasa. (Sukri,1999:13).
Prosedur farmasetika dan atau kimia sering mengahsilkan campuran
bahan-bahan kimia. Ini merupakan hasil reaksi yang tidak sempurna, seperti
pada kasus reaksi sampingan dan hasil samping, atau ketika obat harus di
isolasi dari campuran senyaw-senyawa kimia yang kompleks (misalnya
isolasi metabolit obat dari sampel darah atau urin). Penegtahuan mengenai
keasaman atau kebasaan perlu dimiliki jika ingin mendapatkan pemisahan
yang efisien. Ketika suatu molekul obat mengalami ionisasi, profil kelarutan
senyaw tersebut berubah secara dramtis. (Cairns,2004:69).
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia.
Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat dalam pemisahan, sedangkan
secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga
dapat dipisahkan. Cara atau tekink pemisahan campuran bergantung pada
jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung di dalamnya. Jika
komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir denga air, dapat
dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari porinya
sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan selaput semipermeabel.
Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut.
Selaput semipermeabel dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari
pelarutnya. (Erdawati,1986:345)
Campuran homogen, seperti alkohol dalam air, tidak dapat dipisahkan
dengan saringan, karena partikelnya lolos dalam pori-pori kertas saring dan
selaput semipermeabel. Campuran seperti itu dapat dipisahkan dengan cara
fisika yaitu destilasi, rekristalisasi, ekstraksi, kromatografi, sublimasi, dan
dialisis. (Sukri,1999:10).
1. Destilasi
Destilasi merupakan seni memisahkan dan pemurnian berdasarkan
perbedaan titik didih. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Bila campuran mengandung
komponen lebih dari dua, maka penguapan dan pengembunan dilakukan
bertahap sesuai dengan jumlah komponen itu, dimulai dari titik didih yang
paling rendah. Akan tetapi pemisahan campuran ini sulit dan biasanya hasil
yang didapat sedikit bercampur komponen lain yang titik didihnya
berdekatan.
2. Rekristalisasi
Teknik pemisahan dengan rekristalisasi berdasarkan perbedaan titik
beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaiknya komponen
yang akan dipisahkan berwujud padat dan lainnya cair pada suhu kamar.
3. Ekstraksi
Pemisahan campuran dengan cara ekstraksi berdasarkan perbedaan
kelarutan komponen dalam pelarut yang berbeda. Ekstraksi dapat
digolongkan berdasarkan bentuk campuran yang di ekstraksidan proses
pelaksanaannya.
4. Kromatografi
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran dalam berbagai
wujud, baik padat, cair maupun gas.Dasra pemisahan ini yaitu kelarutan
dalam pelarut pada suatu lapisan tertentu, daya absorpsi oleh bahan penyerap,
dan bvolitilitas (daya penguapan).
5. Sublimasi
Sublimasi adalah metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat
padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak
menyublin akan tertinggal. Bahan-bahan yang menggunakan metode ini
adalah bahan yang mudah menyublin.
6. Dialisis
Dialsis adalah suatu cara pemisahan senyawa atau zat berdasarkan
perbedaan kecpatan difusi melalui semipermeabel. Dalam kimia, cara ini
dipakai untuk memisahkan butir-butir koloid dari zat-zat yang ada dalam
larutan (Sunarno,1989:141).
Prosedur pemisahan dapat digunakan untuk keperluan pemurnian
senyawa, identifikasi kulitatif dari penentuan kuantitatif komponen yang
dicari dari suatu sampel bahan. Pemurnian senyawa dilakukan dalam
pekerjaan preparative, sedangkan identifikasi kuliatatif dan penentuan
kuantitatif suatu senyawa, diperlukan persyaratan, keselektifan, kepekaan,
dan kespeksifikkan suatu pereaksi ataupun alat ukur yang digunakan.
Komponen-komponen yang ada bersamaan dengan komponen yang dicari
dapat mengganggu identifikasi dan penentuan kuantitatif karena ketiga syarat
tersebut tidak atau kurang terpenuhi.
Rumus empiris suatu senyawa adalah rumus paling sederhana yang
memberikan jumlah atom relatif yang betul untuk setiap jenis atom yang ada
di dalam senyawa itu. Untuk menentukan rumus empiris, diperlukan
perbandingan mol antar unsur-unsur penyusun.
Rumus empiris menggambarkan unsur-unsur yang terdapat dalam
senyawa kimia dan perbandingan jumlah atomnya. Misalnya glukosa setiap
molekulnya tersusun atas atom-atom C, H, dan O dengan perbandingan 1 : 2 :
1 sehingga rumus empirisnya CH2O.
Adapun langkah untuk menentukan rumus empiris sutau senyawa
adalah:
1. Tentukan massa setiap unsur
2. Bagi tiap unsur dengan Ar (mol)
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔𝑟)
Rumus mol =
𝐴𝑟
3. Menyederhanakan perbandingan. (Marsin,1989:183).
B. Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM, 1979;96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling,
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : Tidak berwarna, tidak mempunyai rasa.
Titik didih : 100 ˚C
Titik beku : 0 ˚C
Titik leleh : 0 ˚C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
METODE KERJA
B. Cara Kerja
1. Pemisahan senyawa dari campuran
a) Dicampurkan naftalen, NaCl dan pasir ke dalam gelas kimia.
b) Ditutup menggunakan cawan porselin uap berisi air.
c) Ditimbang dipananskan (akan terbentuk endapan dibagian bawah
cawan porselin)
d) Di gerus padatan tersebut dan dipindahkan ke tempat yang lain.
e) Ditimbang padatan tersebut.
f) Ditambahkan air pada gelas yang berisi pasir dan NaCl dan diaduk.
g) Disaring dengan kertas saring akan menghasilkan filtrat dan residu.
h) Dipanaskan dan ditimbang padatan tersebut dan hasil residu
i) Dicatat hasil.
A. Tabel Pengamatan
1. Pemisahan Senyawa dari Campuran
Senyawa Proses Pemisahan Berat (gr)
C10H8 Sublimasi kondensasi 0,631
Sio Filtrasi 3,92
NaCl Filtrasi kristalisasi 2,22
B. Perhitungan
1. Dik :
Massa Cu = 0,2896 g
Ar Cu = 65 g/mol
Mr SO4 = 96 g/mol
0,2896 g 1,4104 g
∶
63,5 g/mol 96 g/mol
1 : 4
Cu(SO4)4 → CuS4O16
Massa Cu = 0,47 g
Ar Cu = 65 g/mol
Mr SO4 = 96 g/mol
Jawab :
Mol Cu : mol SO4
Massa Cu Massa SO₄
∶
Ar Cu Mr SO₄
0,47 g 1,23 g
∶
65 g/mol 96 g/mol
1 : 2
RE : Cu(SO4)2 CuS2O8
3. Massa CuSO4 = 1,7 g
Massa Cu = 0,87 g
Ar Cu = 65 g/mol
Mr SO4 = 96 g/mol
Jawab :
0,87 g 0,831 g
∶
65 g/mol 96 g/mol
2 : 1
RE : Cu2SO4
Ar Cu = 65 g/mol
Mr SO4 = 96 g/mol
Jawab :
0,775 g 0,925 g
∶
65 g/mol 96 g/mol
0,0119 mol : 0,0096 mol
1 : 1
RE : CuSO4
Massa Cu = 0,925 g
Ar Cu = 63,5 g/mol
Mr SO4 = 96 g/mol
Jawab :
0,925 g 0,775 g
:
63,5 g/mol 96 g/mol
2 : 1
RE : Cu2SO4
Massa Cu = 0,969 g
Ar Cu = 65 g/mol
Mr SO4 = 96 g/mol
Jawab :
0,969 g 0,731 g
∶
65 g/mol 96 g/mol
2 : 1
RE : Cu2SO4
BAB V
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
a. Pemisahan senyawa dari campuran
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil data sebagai berikut : pada
C10H8 (Naftalen) dengan proses sublimasi kondensasi menghasilkan berat
0,631 gram. Dan pada SiO (Pasir) dengan proses filtrasi menghasilkan berat
3,98 gram. Kemudian pada senyawa NaCl dengan proses filtrasi
kondensasi diperoleh berat 2,22 gram. Dan berdasarkan hasil yang
dibandingkan dengan literatur ternyata memperoleh hasil nilai yang berbeda.
b. Rumus empiris
Berdasarkan hasil percobaan,diperoleh data sebagai berikut : pada Fe
0,1 gram dengan Cu 0,29 gram ,Fe 0,2 gram dengan Cu 0,47 gram,Fe 0,3
gram dengan Cu 0,87,Fe 0,4gram dengan Cu 0,775 gram,Fe 0,5 gram dengan
Cu 0,925 gram dan Fe 0,6 dengan Cu 0,969 gram.
c. Komposisi persen
% Naftalen : 31,55 %
% NaCl : 77,89 %
% Pasir : 113,71 %
% campuran : 77,36 %
d. Saran
1. Laboratorium
Agar kiranya peralatan dan kelengkapan alat laboratorium yang akan
digunakan pada percobaan harap diperhatikan,agar menciptakan suasana yang
nyaman.
2. Asisten
Mohon kiranya agar memberikan bimbingan sebelum dan sesudahnya
praktikum,serta mempertahankan kebijakan dan kebijaksanaan yang telah
ada.
DAFTAR PUSTAKA
Cairn, Donald. Intisari Kimia Farmasi. Jakarta: Buku kedokteran EGC. 2004.
Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta:
Erlangga. 2009.
Filtrat Residu
Diamkan
Disaring