Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

MEMBEDAKAN CAMPURAN DAN SENYAWA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Kimia Dasar

Disusun Oleh :
Kelompok VII ( A1 )

Mansuri Rahmat NIM. 230190011


Marsya Zaliyanti br Sitepu NIM. 230190016

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2023
ABSTRAK

Campuran merupakan gabungan dua atau lebih zat tanpa perbandingan tertentu.
Senyawa merupakan jenis materi yang tersusun dari dua atau lebih unsur yang
berikatan kimia atau senyawa dibentuk dari dua unsur atau lebih melalui reaksi
kimia. Percobaan membedakan campuran dan senyawa bertujuan untuk
membedakan campuran homogen dan heterogen. Percobaan ini dilakukan dengan
metodelogi pencampuran, filter, dan pemanasan. Pencampuran dilakukan pada air
dengan gula, pada air dengan pasir, air dengan garam, air dengan minyak, dan
minyak dengan methanol. Filter dilakukan pada air garam yang bercampur pasir
dengan menggunakan gelas kimia sebagai wadah dan kertas saring, dan
pemanasan dilakukan pada filtrat dari campuran air garam dan pasir. Air
dicampurkan dengan minyak dan kemudian di homogenkan. Minyak dicampurkan
dengan methanol dan kemudian di homogenkan. Dari hasil percobaan diperoleh
bahwa campuran air dengan pasir, campuran air dengan minyak dan campuran
minyak dengan methanol merupakan campuran heterogen karena kedua larutan
tersebut tidak tercampur sempurna. Sedangkan campuran air dengan gula,
campuran air dengan garam merupakan campuran homogen karena campuran
tersebut larut secara sempurna dan terjadi rekristalisasi saat pemanasan.

Kata Kunci : Campuran, Filter, Heterogen, Homogen, Senyawa


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Membedakan Campuran dan Senyawa


1.2 Tanggal Praktikum : 25 Oktober 2023
1.3 Pelaksana Praktikum : Kelompok VII (A1)
1. Mansuri Rahmat NIM. 230190011
2. Marsya Zaliyanti NIM. 230190016
1.4 Tujuan Praktikum : Membedakan campuran homogen dan
heterogen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum, materi dapat dibagi menjadi 3 yaitu unsur, senyawa, dan
campuran. Unsur merupakan jenis materi yang paling sederhana dengan sifat
fisika dan kimianya yang unik. Suatu unsur hanya memiliki satu jenis atom
penyusun. Oleh karena itu, unsur tidak dapat dibagi-bagi secara fisika maupun
kimia. Senyawa merupakan jenis materi yang tersusun dari dua atau lebih unsur
berikatan kimia. Campuran merupakan gabungan dua atau lebih zat tanpa
perbandingan tertentu (Anomin, 2010).

2.1 Campuran dan Senyawa


Senyawa merupakan jenis materi yang tersusun dari dua atau lebih unsur
yang berikatan kimia atau senyawa dibentuk dari dua unsur atau lebih melalui
reaksi kimia. Sifat suatu senyawa berbeda dengan sifat unsur – unsur
penyusunnya. Contohnya adalah natrium klorida atau yang biasa dikenal dengan
garam dapur (Johari, 2006).
Campuran merupakan gabungan dua atau lebih zat tanpa perbandingan
tertentu. Campuran ada yang berupa campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran heterogen merupakan campuran yang masih memiliki batas yang dapat
terlihat antara komponen – komponen penyusunnya. Campuran homogen
merupakan campuran yang batas antar komponennya tidak terlihat. Campuran
homogen dinamakan juga larutan, sedangkan campuran heterogen disebut juga
suspense (Achmad, 1998).
Campuran dapat dibagi dua, yaitu campuran yang homogen dan heterogen.
Campuran homogen adalah penggabungan dua zat tunggal atau lebih yang semua
partikelnya menyebar merata sehingga membentuk suatu fasa. Yang disebut satu
fasa adalah zat yang sifat dan komposisinya sama antara satu bagian dengan
bagian yang lain didekatnya. Sebagai contoh gula dengan air. Rasa manis air gula
disemua bagian bejana sama, baik diatas, dibawah maupun dipinggirnya. Karena
begitu kecil dan meratanya partikel gula sehingga tidak dapat dilihat walaupun
dengan mikroskop. Yang tampak hanya satu fasa, yakni cairan dan campuran
seperti ini disebut larutan.
Campuran heterogen adalah penggabungan yang tidak merata antara dua
zat tunggal atau lebih sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang
lainnya tidak sama di berbagai bejana. Contohnya, campuran air dengan minyak
tanah (Syukri, 1999).
Pada senyawa perbandingan massa zat pembentuk tetap, sifat – sifat
partikel membentuk senyawa masih ada sehingga partikel – partikel pembentuk
senyawa mudah dipisahkan lagi. Hal ini untuk campuran melalui peristiwa kimia.
Sedangkan untuk peristiwa fisika, perbandingan massa zat pembentuk berubah –
ubah (Sumadia, 1996).
Jika sejumlah kecil garam (NaCl) dimasukkan kedalam air, komposisi sifat
fase cairan baru ini yaitu larutan. Berbeda dengan air murni, larutan ini adalah
homogen, karena terdiri dari dua buah zat yang dapat terlarut dan sifat – sifatnya
sama untuk keseluruh cairan.
Jika pasir (SO ) ditambahkan kedalam air, pasir akan mengendap kedasar
2

cairan yang tetap merupakan kepadatan tak larut dalam air. Pasir ini merupakan
campuran fase, yaitu cairan yang ditambah dengan padatan.
Kebanyakan unsur dapat bereaksi dengan satu atau lebih unsur lain untuk
membentuk senyawa. Kita mendefinisikan senyawa (compound) sebagai suatu zat
yang tersusun atas atom – atom dari dua unsur atau lebih yang terikat secara kimia
dengan perbandingan yang tetap. Sebagai contoh, gas Hidrogen terbakar dalam
gas oksigen membentuk air, suatu senyawa yang sifat-sifatnya sangat berbeda
dengan sifat – sifat dari unsur – unsur pembentuknya. Air tersusun atas dua bagian
Hidrogen dan satu bagian Oksigen. Susunan ini tidak dapat berubah, darimana
pun air itu berasal (Raymond Chang, 2004).

2.2 Metode Pemisahan Campuran


Pemisahan campuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya
ialah:
1. Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi adalah cara pemisahan zat padat melalui filter (saringan) yang
berpori – pori. Pada saat bereksperimen di laboratorium, untuk memisahkan pasir
dari air dengan menggunakan corong yang dibasahi dengan kertas saring
diatasnya. Pasir tinggal di kertas saring dan air turun kegelas kimia menembus
kertas saring. Air tersebut disebut dengan filter.
Cara filtrat ini juga digunakan untuk memisahkan zat – zat kelarutan yang
berbeda, misalnya: gula dengan pasir. Jika gula tersebut dimasukkan ke dalam air,
maka gula tersebut akan larut. Sedangkan pasir tidak, harus melalui penyaringan
untuk memisahkan pasir dengan air.
2. Kristalisasi (Penghamburan)
Kristalisasi ialah cara memperoleh zat padat yang akan larut dalam air.
Cara-cara kristalisasi, yaitu :
a. Penguapan
Cara ini digunakan melalui pemanasan, sehingga membentuk kristal padat.
Cara ini sering digunakan pada pembuatan garam. Air laut diuapkan dengan sinar
matahari atau api dengan suhu tertentu, air akan menguap dan membentuk kristal
garam.
b. Pendinginan
Zat-zat padat mudah larut dalam air panas daripada air dingin. Jika suatu
larutan didinginkan maka kelarutan zat akan berkurang, sehingga muncul seperti
kristal. Cara ini dipakai pada industri belerang. Dengan uap air yang sangat panas
dipompakan pada deposit belerang di dalam tanah, sehingga belerang meleleh
atau larut.
c. Distilasi (penyulingan)
Distilasi adalah cara memperoleh cairan yang dikotori zat terlarut atau
bercampur dengan cairan lain yang titik didihnya berbeda. Cairan yang
didingankan harus didihkan hingga menguap. Uap itu dilewatkan melalui alat
pengembun (kondensor).
d. Ekstrasi (pengairan)
Ektrasi adalah cara pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
melarutkan zat itu pada pelarut yang akan sesuai. Zat yang akan diperoleh disebut
sari (ekstrak).
e. Adsorpsi (penyerapan)
Adsorpsi adalah penarikan suatu zat terhadap zat yang lain secara kuat sehingga
menempel pada permukaannya. Zat penyerap yang banyak digunakan adalah
karbon aktif (arang murni), yang mampu menyerap gas, zat warna, bahkan
mikroorganisme.

2.3 Campuran Homogen dan Heterogen


Campuran dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Campuran Homogen
Larutan dikatakan sebagai campuran yang homogen (hom : jenis, sama),
karena secara fisik zat tunggal yang menyusun campuran tersebut tidak tampak.
Zat tunggal zat yang bercampur telah melebur menjadi satu kesatuan sehingga
secara mata biasa kita tidak mampu melihatnya bahkan jika dilihat dengan
mikroskop biasa. Namun, walaupun partikel tidak tampak oleh mata ataupun alat,
harus diyakini bahwa materi itu tetap ada (Hastuti, 2009).
Larutan tidak harus berwujud cairan, namun dapat pula berwujud padat.
Terdapat campuran antara logam dengan logam lainnya sehingga membentuk
campuran homogen. Emas murni merupakan logam yang lunak, mudah di
bengkokkan. Agar emas menjadi keras maka emas murni tersebut dicampurkan
dengan zat lain yaitu tembaga, campuran gas dalam cair, campuran gas dalam zat
padat, campuran zat dalam cair dalam zat cair dan campuran zat padat dalam zat
cair (Sugianto, 2006).
2. Campuran Heterogen
Campuran antara dua macam zat atau lebih yang partikel – partikel
penyusunnya masih dapat dibedakan satu sama lainnya disebut campuran
heterogen (Mikrajuddi, 2006).
Contoh campuran heterogen adalah air sungai, tanah, makanan, adonan,
beton cor dan lain-lain. Pada campuran heterogen dinding pembatas antara zat
masih dapat dilihat, misalnya campuran air dan minyak. Didalam campuran
heterogen dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu koloid dan suspensi.
a. Koloid
Koloid atau disebut juga suspensi koloid atau sistem koloid merupakan
sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan tetapi lebih
kecil dari pada suspensi. Pada umumnya koloid mempunyai ukuran partikel antara
1 nm sampai 100 nm. Berapa koloid tampak jelas secara fisik, misalnya santan, air
susu dan lem. Tetapi beberapa koloid sepintas tampak seperti larutan, misalnya
larutan kanji yang encer, agar yang masih cair dan teh. Oleh karena ukuran
partikelnya relatif kecil. Beberapa koloid dapat terpisah bila didiamkan dalam
suatu yang relatif lebih lama meskipun tidak semuanya. Misalnya koloid belerang
dalam air dan santan. Beberapa koloid yang masih sukar pisah, misalnya lem, cat
dan lain-lain (Sudarmo, 2004).
b. Suspensi
Suspensi merupakan sistem dispersi dengan partikel yang berukuran lebih
dari 100 nm tersebar merata didalam medium pendispersinya. Contoh suspensi
adalah endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur dengan air. Suspensi
merupakan sistem dipersi yang tidak stabil, sehingga bila tidak diaduk terus –
menerus akan mengendap akibat gaya gravitasi bumi. Untuk memisahkan
suspensi dapat dilakukan dengan proses penyaringan (filtrasi), karena ukuran
partikelnya besar, maka zat-zat yang terdispersi akan tertinggal dikertas saring.
Dalam sistem suspensi biasanya dapat memungkinkan terjadinya
sedimentasi. Tidak seperti koloid, padatan yang terdapat pada suspensi akan
mengalami sedimentasi atau pengendapan meskipun tidak ada gangguan.
Singkatnya suspensi adalah suatu campuran yang masih bisa dibedakan antara
pelarut zat yang dilarutkan. Suspensi cairan atau padatan (dalam jumlah yang
kecil) di dalam gas disebut dengan aerosol. Sistem aerosol dalam kehidupan
manusia contohnya yaitu debu di atmosfer.

2.4 Perbedaan Bersenyawa dan Bercampur


Senyawa dan campuran dapat dibeda – bedakan dilihat dari sifat kimia
dan fisikanya. Kita dapat menemukan unsur yang dalam keadaan bebas, artinya
unsur tersebut tidak bergantung dengan unsur lain membentuk senyawa. Namun
di alam ini lebih banyak ditemukan unsur yang senantiasa mengadakan ikatan
dengan unsur lain. Unsur-unsur demikian disebut dengan unsur reaktif.
Bercampur terbentuk tanpa melalui bereaksi kimia, sifat komponen
penyusun komponen campuran sesuai dengan sifat masing-masing. Sedangkan
bersenyawa terbentuk melalui reaksi kimia, sifat komponen penyusun senyawa
berbeda dengan aslinya. Pencampuran tidak menghasilkan zat baru, campuran
antara gas hidrogen dan oksigen tetap berupa gas. Sifat komponen dalam
campuran tidak hilang. Ketika gula dilarutkan di dalam air keduanya hanya
bercampur. Senyawa merupakan komponen sisi tertentu.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan membedakan
campuran dan senyawa ialah sebagai berikut:
3.1.1 Alat
Alat – alat yang digunakan pada percobaan membedakan campuran dan
senyawa adalah sebagai berikut :
1. Gelas kimia 100 ml 1 buah
2. Gelas ukur 25 ml 1 buah
3. Batang pengaduk 1 buah
4. Kertas saring 1 buah
5. Corong 1 buah
6. Erlenmeyer 1 buah
7. Cawan penguap 1 buah
8. Kaki tiga 1 buah
9. Tabung reaksi 1 buah
10. Kawat kasa 1 buah
11. Lampu spiritus 1 buah
12. Spatula 1 buah
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan membedakan campuran
dan senyawa ialah sebagai berikut :
1. Minyak kelapa 10 ml
2. Garam dapur 3 gr
3. Pasir Secukupnya
4. Gula 3 gr
5. Air Suling Secukupnya
6. Methanol Secukupnya
3.2 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagia berikut:
1. Diambil gula sebanyak 3 gram dan dimasukkan kedalam gelas kimia lalu
ditambahkan dengan 10 ml air suling kemudian diaduk perlahan dan
dibiarkan beberapa saat dan diamati.
2. Diambil pasir sebanyak 3 gr dan dimasukkan kedalam gelas kimia lalu
ditambahkan dengan 10 ml air suling, kemudian diaduk perlahan dan
dibiarkan beberapa saat dan diamati.
3. Dilipat kertas saring berbentuk kerucut, dimasukkan kedalam corong
dibasahi sedikit dengan air agar kertas saring melekat pada corong.
4. Campuran air dan pasir diaduk kembali kemudian ditambahkan 3 gr garam
dapur dan diaduk kembali. Lalu disaring campuran tersebut dan
dikumpulkan filtratnya di gelas kimia. Diamati dengan mencicipi
filtratnya.
5. Filtrat yang diperoleh dimasukkan kedalam cawan penguap dan
dipanaskan pada tungku kaki tiga. Diamati terbentuknya Kristal kembali
(rekristalisasi).
6. Diambil 10 ml minyak makan ditambahkan dengan 10 ml air suling dan
diamati. Kemudian dihomogenkan campuran tersebut dan dibiarkan
beberapa saat. Diamati campuran tersebut, larut atau tidak.
7. Diambil 10 ml minyak makan dan ditambahkan dengan 10 ml methanol
dan diamati. Kemudian dihomogenkan campuran tersebut dan dibiarkan
beberapa saat. Lalu diamati campuran tersebut larut atau tidak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang terdapat dalam percobaan membedakan campuran dan
senyawa ditunjukkan pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil percobaan Membedakan Campuran dan Senyawa


No Cara Kerja Hasil Pengamatan
1 Ambil 3 gram pasir masukkan − Airnya tidak jernih kembali
kedalam gelas kimia, kemudian − Tidak larut sempurna, termasuk
tambahkan 10 ml air suling, aduk campuran heterogen.
perlahan-lahan biarkan beberapa − Berwarna keruh.
saat, Amati apakah air akan jernih
kembali.
2 Campuran percobaan nomor 1 − Airnya kembali jernih.
(pasir + air suling) diaduk kembali − Terlarut sempurna, termasuk
dan tambah 3 gram garam dapur campuran homogen.
dan diaduk lagi, saring campuran − Warnanya bening.
tersebut dan kumpulkan filtratnya
dalam gelas kimia, amati dengan
mencicipi filtratnya.
3 Ambil minyak sebanyak 5 ml − Minyak berada diatas dan air
masukkan ke dalam tabung reaksi. berada di bawah.
Kemudian tambahkan sedikit 5 ml. − Tidak larut sempurna, termasuk
Kocok campuran tersebut dan campuran heterogen.
biarkan beberapa saat. − Terjadinya reaksi saponifikasi.

4 Ambil minyak 5 ml masukkan ke − Tidak larut sempurna, termasuk


dalam tabung reaksi, kemudian campuran heterogen.
tambahkan sedikit 5 ml sabun.
Kocok campuran tersebut dan
biarkan beberapa saat.
(Sumber : Praktikum Membedakan Campuran dan Senyawa, 2021)

4.2 Pembahasan
Percobaan pertama yaitu air suling ditambahkan gula, gula terlarut dengan
air dan warna air jernih dan tidak berubah. Gula larut dalam air, hal ini
dikarenakan campuran terdiri dari dua fase yaitu cairan dan padatan atau
dikatakan campuran homogen.
Percobaan selanjutnya yaitu air suling ditambahkan pasir, pasir tidak larut
dengan air dan warna air berubah menjadi keruh. Pasir tidak larut dalam air dan
mengendap didasar air, hal ini dikarenakan campuran terdiri dari dua fase, yaitu
cairan dan padatan atau dikatakan campuran hetorogen.
Lalu campuran air dan pasir ditambahkan 3 gram garam. Garam tersebut
larut dalam air dan membentuk larutan garam, Hal ini dikarenakan garam
merupakan senyawa ion. Apabila garam dicampurkan dengan air, maka ion-ion
pada garam akan terlepas. Garam juga memiliki struktur serbuk kristal sehingga
memiliki pori – pori atau ruang yang lebih luas, maka garam akan cepat menyerap
air sehingga larut dalam air. Garam juga meruapakan zat yang dapat dengan
mudah menyerap lembab atau uap air dari udara. Hal ini yang menyebabkan
garam mudah larut dalam air. Larutan garam disebut campuran homogen.
Lalu larutan garam dan pasir disaring agar diperoleh filtratnya dari larutan
tersebut. Pasir tertinggal pada kertas saring karena pasir adalah padatan. Setelah
itu, filtrat dimasukkan kedalam cawan penguap kemudian dipanaskan. Kemudian
setelah dipanaskan beberapa menit, larutan yang tadinya terdiri dari air dan garam
kini hanya tersisa kristal – kristal garam. Kristal-kristal garam ini terbentuk
kembali akibat larutan garam dipanaskan, maka air yang ada di larutan sebagai
pelarut menguap keudara dan terbentuk kembali kristal – kristal garam yang
dinamakan rekristalisasi.
Percobaan selanjutnya yaitu 10 ml methanol ditambahkan dengan 10 ml
minyak. Hasil yang didapat adalah yaitu methanol dan minyak tidak menyatu
dimana minyak berada dibagian bawah dan methanol berada dibagian atas.
Bedasarkan dari sifat kepolarannya, minyak bersifat nonpolar sedangkan methanol
bersifat polar. Senyawa polar dan nonpolar tidak dapat bercampur karena
memiliki sifat – sifat khas yang berbeda. Senyawa polar hanya larut dengan
senyawa polar sedangkan senyawa nonpolar hanya larut dengan senyawa
nonpolar. Oleh karena itu, methanol tidak bisa menyatu dengan minyak.
Percobaan selanjutnya yaitu 10 ml air suling ditambahkan dengan 10 ml
minyak. Hasil yang didapat adalah yaitu air dan minyak tidak menyatu dimana
minyak berada dibagian atas dan air berada dibagian bawah. Bedasarkan sifat
kepolarannya, air bersifat polar sedangkan minyak bersifat nonpolar. Senyawa
polar dan nonpolar tidak dapat bercampur karena memiliki sifat – sifat khas yang
berbeda. Senyawa polar hanya larut dengan senyawa polar sedangkan senyawa
nonpolar hanya larut dengan senyawa nonpolar. Oleh karena itu, air tidak bisa
menyatu dengan minyak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Campuran air dan gula membentuk larutan, karena gula terlarut dalam air,
warna air tetap jernih.
2. Campuran air dan pasir tidak membentuk larutan, karena pasir tidak larut
dalam air, warna air berubah menjadi keruh. Campuran ini disebut
campuran heterogen.
3. Campuran air dan pasir dengan garam, garam larut dengan air, sedangkan
garam tidak larut dengan pasir. Garam yang larut dalam air disebut
campuran homogen.
4. Campuran air, pasir dan garam disaring. Filtratnya dipanaskan membentuk
kristal garam kembali.
5. Campuran minyak dan methanol tidak dapat menyatu karena massa jenis
minyak lebih besar yaitu 0,8 g/cm3 dan methanol yaitu 0,792 g/cm3.
6. Campuran minyak dan air tidak dapat menyatu karena massa jenis air
lebih besar yaitu 1 g/cm3 sedangkan minyak 0,8 g/cm3. Selain itu air
,

bersifat polar dan minyak bersifat non polar, dan senyawa non polar larut
dengan senyawa non polar.

5.2 Saran
Dalam percobaan tentang membedakan campuran dan senyawa, harus
menggunakan bahan yang tidak terkontaminasi dengan yang lainnya. Seperti
garam yang mudah terkontaminasi dengan mikroplastik. Walaupun tidak adanya
larutan yang berbahaya bagi tubuh, tetap menggunakan jas praktikum dan sarung
tangan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga


Johari. 2008. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Petatri Hastuti,dkk. 2009. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Terpadu VII.
Jakarta : Pusat pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sudarmo Unggal. 2004. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar. Bandung : ITB
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT
No Nama Alat dan Gambar Fungsi
1 Gelas Kimia Untuk melarutkan zat atau
bahan kimia.

2 Gelas Ukur Untuk mengukur volume suatu


larutan yang akan digunakan.

3 Batang pengaduk Untuk mengaduk larutan.

4 Kertas Saring Untuk menyaring larutan.

5 Corong 1. Untuk proses penyaringan


setelah diberi kertas saring.
2. Untuk memasukkan larutan
dari satu tempat ke tempat lain.
No Nama Alat dan Gambar Fungsi
6 Erlenmeyer Untuk mencampur bahan –
bahan kimia.

7 Cawan Penguap 1. Untuk mereaksikan zat dalam


suhu tinggi.
2. Untuk menguraikan endapan
Dalam gravimetrik sehingga
menjadi bentuk stabil.

8 Kaki Tiga Sebagai penyangga pembakar


spiritus.

9 Kawat Kasa Sebagai alas pada waktu


pemanasan.
No Nama Alat dan Gambar Fungsi
10 Spiritus Untuk membakar zat atau
memanaskan larutan.

11 Spatula Digunakan untuk mengambil


bahan kimia padat atau serbuk.

12 Tabung Reaksi Untuk tempat mereaksikan dua


larutan / lebih dari bahan kimia.

Anda mungkin juga menyukai