Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengambilan darah di laboratorium sering diasumsikan dengan nama

flebotomi. Flebotomi (bahasa inggris : phlebotomy) berasal dari kata

Yunani phleb dan tomia Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia

berarti mengiris/memotong (“cutting”). Dahulu dikenal istilah venasectie

(Belanda), venesection atau venisection (Inggris). Jadi tidaklah tepat

karena flebotomi sebenarnya diarahkan pengambilan darah dengan cara

vena seksi (vena section) dan tidak sempit maknanya juga karena

mencakup darah vena, kapiler dan darah arteri. Pengambilan darah

umumnya yang diberikan kepada analis kesehatan hanya untuk

memperoleh spesimen darah yang berasal dari vena dan kapiler, namun
tidak masuk dalam kurikulum mata pelajaran khusus yang mandiri, tetapi

melekat pada hematologi. Hal ini memberikan sinyal bahwa pengambilan

darah hanya untuk membantu analis kesehatan untuk memperoleh darah,

bukan menjadi suatu keahlian profesional. Umumnya praktek awal

pengambilan darah menggunakan suatu alat peraga phantom (suatu alat

peraga yang dikondisikan mirip dengan vena manusia) dan setiap orang

dapat mencobanya. Pengambilan darah selain bertujuan mengambil darah

secara aman, juga harus memperhatikan etika dalam berkomunikasi

dengan pasien, oleh sebab itu perlunya penjelasan petugas kepada pasien

agar pasien merasa tenang saat akan dilakukan Flebotomi sederhana

pengambilan darah. Petugas pengambilan darah pun harus menggunakan

alat pelindung diri, agar terlindung dari resiko penularan penyakit infeksi
melalui darah.

Darah vena diperoleh dengan jalan punksi vena. Jarum yang

digunakan untuk menembus vena itu hendaknya cukup besar, sedangkan

ujungnya harus runcing , tajam dan lurus. Dianjurkan untuk memakai

jarum dan semprit yang disposable; semprit semacam itu biasanya dibuat

dari semacam plastik. Baik semprit maupun jarum hendaknya dibuang setelah dipakai, janganlah
disterilkan lagi guna pemakaian berulang.

Flebotomi sederhana Semprit yang banyak dipakai untuk pemeriksaan

hematologi ialah yang mempunyai volume 2 dan 5 ml. Dianjurkan pula

menggunakan “jarum-jarum steril“. Teknik pengambilan menggunakan

tabung hampa (vacutainer, venoject) yakni jarum yang diperlengkapi

dengan tabung gelas hampa udara; pada waktu melakukan pungsi vena,

darahterisap ke dalam tabung itu. Alat ini dapat digunakan 1 kali saja.

Memakai jarum tabung ini ada keuntungan tambahan karena darah yang
diperoleh dalam keadaan tidak terkontaminasi.setelah dipakai, janganlah disterilkan lagi guna
pemakaian berulang.

Flebotomi sederhana Semprit yang banyak dipakai untuk pemeriksaan

hematologi ialah yang mempunyai volume 2 dan 5 ml. Dianjurkan pula

menggunakan “jarum-jarum steril“. Teknik pengambilan menggunakan

tabung hampa (vacutainer, venoject) yakni jarum yang diperlengkapi

dengan tabung gelas hampa udara; pada waktu melakukan pungsi vena,

darahterisap ke dalam tabung itu. Alat ini dapat digunakan 1 kali saja.

Memakai jarum tabung ini ada keuntungan tambahan karena darah yang

diperoleh dalam keadaan tidak terkontaminasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel

darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume
darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter.

Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah.

Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengaturan

suhu, pemeliharaan keseimbangan cairan, serta keseimbangan basa eritrosit selama

hidupnya tetap berada dalam tubuh. Sel darah merah mampu mengangkut secara efektif

tanpa meninggalkan fungsinya di dalam jaringan, sedang keberadaannya dalam darah,

hanya melintas saja.

Darah berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah

tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin,

protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme,

yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir
dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung

menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan

menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung

melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran

pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran

halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung melalui

pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah juga mengangkut

bahan bahan sisa metabolisme, obat- obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk

diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

1. DARAH VENA

Darah vena adalah darah yang berasal dari pembuluh darah vena, membawa darah

kaya akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri,
tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang

kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada arteri. Pada umumnya semua
pembuluh vena cukup besar dan letaknya superficial dapat dipergunakan pengambilan

darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena difosa cubiti. Pada

anak kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugularis externa, vena femoralis,

bahkan dari sinus sagitalis superior.

Faktor - faktor kesalahan yang mempengaruhi kualitas darah vena,

yaitu :

a. Cara pengambilan darah tidak sesuai dengan standar sehingga terjadi

hemolisis.

b. Terjadi pembekuan darah atau pencampuran darah dengan antikoagulan

yang kurang baik.

c. Cara pemipetan yang kurang tepat, dilihat dari kualitas alat maupun

kemampuan Pemeriksa.

BAB III
METODE PENELITIAN

ALAT DAN BAHAN

1. Alat dan Bahan Pengambilan Darah Kapiler

a. Blood Lanset steril

b. Kapas

c. Alkohol 70%

2. Alat dan Bahan Pengambilan Darah Vena

a. Spoit

b. Tourniquete

c. Kapas

d. Alkohol 70%

B. PRINSIP PERCOBAAN
1. Prinsip Percobaan Pengambilan Darah Vena

Dilakukan tusukan pada vena yang cukup besar yaitu vena difosa

cubiti. Pada anak-anak yang kecil atau pada bayi bila perlu diambil

dari vena jugularis externa, vena femoralis, bahkan dari sinus sagitalis

superior untuk mendapatkan sample darah.

C. PROSEDUR KERJA

a. Darah Vena

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Pasien yang akan diambil darahnya dipersilahkan duduk,agar lebih

mudah mendapatkan vena mediana fossa cubitinya.

3. Secara bersamaan tourniquete dipasang dan tangan dikepal

4. Setelah mendapatkan vena,dioleskan dengan kapas alkohol 70%

bagian yang akan ditusuk.


5. Diambil spoit 3 ml yang sudah dikuatkan dengan jarumnya,kemudian

ditusukkan jarum kedalam vena.

6. Setelah pengambilan darah,spoit ditarik atau dikeluarkan secara

perlahan dengan ditutupi kapas kering.

7. Dimasukkan darah yang diambil kedalam tabung

8. Bersihkan alat dan bahan yang telah dipakai.

BAB IV

HASIL DAN PENGAMATAN

B. Pembahasan

Pada praktikum pengambilan darah vena kita menggunakan dispoit

yang 5 cc untuk proses mengambil darah. Pada pengambilan darah

menggunakan dispo 5 cc berbeda dengan pengambilan darah


menggunakan 3 cc, karna pada dispo yang 5 cc jarumnya agak besar dan

pada saat jarum masuk kedalam vena tersebut seperti gigitan semut sedikit

terasa sakit, tapi kalau seseorang sering melakukan pengambilan darah

setiap hari tidak merasakan sakit. Pada mengambilan darah dengan sudut

45o

pada vena supaya tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan pada

pasien. Pada proses pengambilan darah kita lihat dulu posisi pasien apakah

sudah siap untuk pengambilan darah atau tidak, jika kalau belum siap kita menyuruh pasien untuk
memperbaik posisinya supaya pada proses

pengambilan darah tidak terjadi kesalahan.

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu pengambilan darah

kapiler dan pengambilan darah vena dapat dikatakan bahwa pengambilan

darah vena (venipuncture), umumnya diambil dari vena median cubital yang

terletak pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena tersebut terletak
dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar.

Apabila tidak memungkinkan seperti terdapat luka pada daerah

tersebut maka, vena chepalica atau vena basilica bisa menjadi pilihan

berikutnya. Pada bayi biasanya sampling darah vena menggunakan vena

jugularis superficialis atau sinus sagittalisuperior. Pengambilan darah pada

vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan

dengan arteri brachialis dan syaraf median

BAB IV

KESIMPULAN

Plebotomis berperan penting dalam melakukan tindakan pengambilan

darah (plebotomi). Persiapan dengan sebaik mungkin perlengkapan pelindung diri

dan peralatan sangat penting karena mempengaruhi keselamatan kerja.

Pengambilan darah/sampel harus mengikuti standar, syarat, prosedur dan teknik


yang baik untuk menjaga kualitas sampel. Kontrol kualitas sampel sangat

diperlukan.

Dalam percobaan ini dapat disimpulkan bahwa darah vena adalah

darah yang berasal dari pembuluh darah vena, membawa darah kaya akan oksigen

menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri,

tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan

kurang elastis dari pada arteri.

DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia.2008.Penentuan Posisi Darah Vena.http.//www.wikipedia.com.

http://adenoorjannah.blogspot.com/2014/01/pengambilan-darah-vena-dankapiler.html

http://adiyarea.blogspot.com/2011/06/komplikasi-flebotomi.html.

http://meirokosu.blogspot.com/2013/10/laporan-hematologi-1-darahvena.html

http://lorpatongpelem.blogspot.com/2012/06/buku-saku-praktikumhematologi.html

Anda mungkin juga menyukai