Dosen pengampu :
2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan hidayah-nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktik ini dari mata kuliah flebotomi dan menyelesaikan
praktik pengambilan darah kapiler dengan berbgai macam jenis alat pengambilan darah kapiler.
Laporan praktik ini disususn untuk memenuhi tugas mata kuliah flebotomi yang kami tuntaskan.
Pada materi “Pengambilan Darah Kapiler, Vena dan Arteri”
Kami mengucapkan terimakasih kepada Pembimbing bapak Dr. Heru Setiawan, SKM., M.
Biomed, Widyawati Laily M, A.Md.A.K., S. Si. ,Cepi Sukmawijaya, A.Md.A.K., SKM., Desi
Aryani, A.Md.AK., SE., MAK3., Fira Kuswandari, A.Md.A.K., S. Si selaku pembimbing pada
mata kuliah flebotomi. Saya sebagai penulis menyadari bahwa laporan praktik ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
laporan praktik ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pembuluh darah kapiler adalah pembuluh darah terkecil di tubuh, berdiameter 5-10 μm,
yang menghubungkan arteriola dan venula, dan memungkinkan pertukaran air, oksigen, karbon
dioksida, serta nutrien dan zat kimia sampah antara darah dan jaringan di sekitarnya.
Darah mengalir dari jantung ke arteri, yang bercabang dan menyempit ke arteriola, dan
kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler. Setelah terjadinya perfusi jaringan, kapiler
bergabung dan melebar menjadi vena, yang mengembalikan darah ke jantung.
Dinding kapiler adalah endotel selapis tipis sehingga gas dan molekul seperti oksigen, air,
protein, dan lemak dapat mengalir melewatinya dengan dipengaruhi oleh gradien osmotic dan
hidrostatik.
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses
pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Cara ini digunakan bila jumlah darah yang
digunakan atau dibutuhkan sedikit yaitu kurang dari 0,5 ml darah. Biasanya digunakan hanya
untuk satu atau dua macam pemeriksaan saja.
Darah merupakan spesimen biologis yang umum diambil pada manusia. Tidak sedikit
penelitian kedokteran dan kesehatan (biomedis) menggunakan spesimen darah sebagai bahan
pemeriksaan. Spesimen yang digunakan dalam bentuk darah (whole blood), serum, plasma,
atau komponen sel. Penelitian biomedis memanfaatkan spesimen darah, serum, plasma, dan
komponen sel untuk pemeriksaan laboratorium guna menegakkan diagnostik maupun melihat
perkembangan hasil intervensi penelitian seperti pengaruh pemberian obat.
Perlu diketahui, pengambilan dan penanganan spesimen darah yang tidak tepat dapat
menyumbangkan kesalahan pada pemeriksaan laboratorium. Kesalahan tersebut dikenal
sebagai kesalahan pre analitik dan menyumbang sekitar 70% dari semua kesalahan dalam
diagnostik laboratorium. Kesalahan pada tahap tersebut dapat berdampak pada akurasi
pemeriksaan dan secara langsung mengakibatkan kesalahan interpretasi hasil.
Pre-analitik merupakan tahapan sebelum melakukan pemeriksaan laboratorium yang
dimulai dari persiapan pasien (responden), pengumpulan spesimen, transportasi, hingga
pengolahan spesimen pemeriksaan. Jenis kesalahan pre analitik yang sering dilaporkan terdiri
atas 1) kesalahan pemberian identitas responden, 2) pengumpulan spesimen pada wadah yang
tidak sesuai, 3) volume darah tidak mencukupi untuk pemeriksaan, 4) rasio antikoagulan
dengan darah tidak sesuai, 5) penyimpanan spesimen yang tidak benar, 6) spesimen rusak
(hemolisis atau aglutinasi), dan 7) kondisi transpor- tasi dan penyimpanan spesimen darah
pada temperatur yang tidak tepat. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki wawasan keilmuan
pre-analitik pengambilan specimen darah.
Teknik pengambilan darah dikenal dengan istilah flebotomi. Nama flebotomi berasal
dari bahasa Yunani kuno yang secara harfiah ber- arti fléba (dari flés) yang artinya vena dan
tomia (dari témno) yang berarti insisi. Berdasarkan pendekatan tersebut, flebotomi dapat di-
artikan sebagai insisi vena. Memang, bangsa Yunani kuno menggu- nakan penyayatan
pembuluh darah vena untuk mengeluarkan darah dengan tujuan terapeutik. Akan tetapi, saat ini,
insisi vena lebih dike- nal dengan istilah venipuncture atau dalam bahasa Indonesia disebut
sebagai teknik pengambilan darah vena.
Teknik pengambilan darah vena merupakan teknik yang sering dilakukan karena
penggunaan spesimen darah vena yang sering diminta untuk pemeriksaan laboratorium.
Terdapat dua teknik lain untuk pengambilan darah, yaitu teknik pengambilan darah kapiler
yang juga disebut skinpuncture dan teknik pengambilan darah arteri yang juga disebut arterial
puncture.
Prosedur flebotomi harus dilakukan di tempat tenang, bersih, dan cukup penerangan.
Selain itu, aspek yang perlu diperhatikan flebotomis selain mendapatkan spesimen yang
memenuhi standar pemeriksaan, juga harus memperhatikan kenyamanan dari responden. Oleh
karena itu, seseorang yang akan melakukan prosedur flebotomi harus benar-benar individu
yang terlatih agar bisa menyesuaikan teknik dan alat yang akan digunakan dengan kondisi
responden. Flebotomis juga harus memperhatikan aspek keselamatan responden dan dirinya
untuk mencegah penularan paparan patogen yang ditularkan melalui darah. Oleh karena itu,
protokol pengambilan darah harus dipatuhi dan spesimen darah diperlakukan sebagai spesimen
infeksius.
III. PEMBAHASAN DARAH ARTERI
Sampel darah arteri digunakan terutama untuk pemeriksaan analisa gas darah (AGD)
arteri. Sampel dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu pada pasien yang sering diperiksakan
AGD melalui kateter dalam arteri, atau dengan menggunakan spuit untuk tusukan arteri pada
pasien yang hanya butuh satu kali pemeriksaan.
Pengambilan sampel darah arteri lebih sulit dibandingkan sampel darah vena karena
pembuluh darahnya lebih dalam dan tidak terlihat/teraba dengan komplikasi yang lebih
berat. Arteri radialis merupakan pilihan pertama karena paling dangkal, memiliki kolateral
(arteri ulnaris), dan mudah perabaannya. Pilihan arteri berikutnya
adalah arteri brachialis dan arteri dorsalis pedis, sedangkan arteri femoralis merupakan
pilihan terakhir. Sebenarnya pengambilan sampel dari arteri femoralis lebih mudah karena
ukuran arteri lebih besar, tapi beresiko menyebabkan perdarahan yang sering tidak diketahui
karena lokasinya tertutup selimut.
Sebelum pengambilan darah dari arteri radialis, harus dilakukan modified Allen
test untuk menentukan apakah arteri ulnaris dapat memberikan sirkulasi kolateral ke tangan.
Sampel darah arteri digunakan terutama untuk pemeriksaan analisa gas darah (AGD)
arteri. Sampel dapat diperoleh melalui dua cara, yaitu pada pasien yang sering diperiksakan
AGD melalui kateter dalam arteri, atau dengan menggunakan spuit untuk tusukan arteri pada
pasien yang hanya butuh satu kali pemeriksaan.
Pengambilan sampel darah arteri lebih sulit dibandingkan sampel darah vena karena
pembuluh darahnya lebih dalam dan tidak terlihat/teraba dengan komplikasi yang lebih
berat. Arteri radialis merupakan pilihan pertama karena paling dangkal, memiliki kolateral
(arteri ulnaris), dan mudah perabaannya. Pilihan arteri berikutnya
adalah arteri brachialis dan arteri dorsalis pedis, sedangkan arteri femoralis merupakan
pilihan terakhir. Sebenarnya pengambilan sampel dari arteri femoralis lebih mudah karena
ukuran arteri lebih besar, tapi beresiko menyebabkan perdarahan yang sering tidak diketahui
karena lokasinya tertutup selimut.
Sebelum pengambilan darah dari arteri radialis, harus dilakukan modified Allen
test untuk menentukan apakah arteri ulnaris dapat memberikan sirkulasi kolateral ke tangan
A. Kapiler
1. MINI TABUNG
2. TABUNG MIKRO KAPILER MERAH DAN BIRU
C. Arteri
1. Spuit khusus untuk AGD yang sudah preheparinized
PENGAMBILAN DARAH KAPILER DENGAN ALAT BANTU
I. JUDUL
Tempat : Lab. Kimia Klinik, Gedung Soerodjo, Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Mahasiswa mampu melakukan pengambilan darah kapiler dengan alat bantu autoklik.
Penusukan pada pembulu darah kapiler dengan jarum lancet yang di pasangkan pada
autoklik.
Kapas alkohol
Lancet
Autoklik
Kasa
Mikro tabung EDTA
VII. DOKUMENTASI
PENGAMBILAN DARAH KAPILER TANPA ALAT BANTU
I. JUDUL
Mahasiswa mampu melakukan pengambilan darah kapiler tanpa alat bantu, hanya dengan
jarum lancet
Pengambilan darah dengan cara penusukan di area pembulu darah kapiker tanpa alat bantu
hanya dengan jarum lancet
Lancet
Kapas alkohol
Kasa
Tabung penampung/ mikro tabung EDTA
VII. DOKUMENTASI
PENGAMBILAN DARAH KAPILER DENGAN SAFETY LANCET
I. JUDUL
Pengambilan darah kapiler dengan cara penyayatan pada area pembulu darah kapiler
Safety lancet
Kapas alkohol
Kasa
Tabung penampung
VI. CARA PENGAMBILAN/ SAMPLING
VII. DOKUMENTASI
PENGAMBILAN DARAH OPEN SYSTEM
I. JUDUL
Sistem terbuka merupakan flebotomi yang menggunakan alat jarum dan spuit. Hal
ini disebut demikian karena untuk memindahkan spesimen darah yang sudah terkumpul
pada spuit ke dalam tabung vakum harus dilakukan dengan melepas jarum. Beberapa
flebotomis melakukannya dengan melepas jarum dan penutup tabung vakum lalu darah
dimasukkan, sementara flebotomis lainnya langsung menusukkan jarum pada spuit berisi
darah pada tabung vakum. Dengan demikian, sistem ini memungkinkan darah kontak
dengan udara yang mengakibatkan darah terkontaminasi mikroorganisme udara, terutama
pada flebotomis yang melepaskan jarum dan tutup tabung vakum
V. PERALATAN
• Spuit
• Tourniquet
• Tabung vakum
• Kapas alkohol
• Kasa steril
• Plester
1) Alat dan bahan dipersiapkan, terutama menyiapkan spuit. Sesuaikan volume spuit
berdasarkan volume darah yang diinginkan dan sesuaikan jarum berdasarkan ukuran
vena pasien.
2) Pastikan tourniquet dipasang 3 sampai 4 inci dari lipatan siku dan lokasi vena
ditentukan dengan meraba vena. Pasien diminta mengepalkan tangan untuk
mempermudah menemukan lokasi vena. Tourniquet tidak boleh terpasang lebih
dari satu menit.
3) Lokasi pungsi vena disinfeksi menggunakan kapas alkohol. Biarkan alkohol
mengering dengan sendirinya.
4) Jarum diposisikan pada sudut 15 sampai 30 derajat terhadap permukaan kulit
dengan lumen menghadap ke atas. Tusukkan jarum menggunakan jari telunjuk
dan ibu jari tangan kanan. Tangan kiri memegang lengan pasien untuk imobilisasi
lengan dan vena.
5) Setelah jarum mengenai vena, tangan kiri menjaga supit agar tidak bergeser dan
tangan kanan menarik piston (plunger).
6) Tourniquet dilepaskan segera setelah darah mengalir masuk ke dalam spuit atau
sebelum tourniquet membebat satu menit.
7) Lanjutkan mengisap darah hingga terisi penuh. Secara bersamaan, minta pasien
membuka kepalan tangan secara perlahan.
8) Setelah spuit terisi penuh, kain kasa steril atau kapas kering diletakkan pada lokasi
penusukan tanpa menekannya. Jarum dilepaskan secara perlahan dan segera tekan
lokasi tusukan dengan menggunakan kain kasa selama kurang lebih satu menit.
9) Pasien diminta untuk menahan kasa atau kapas kering pada lokasi tusukan. Darah
dalam spuit dipindahkan ke dalam tabung vakum.
10) Jika darah sudah berhenti mengalir, kain kasa dilepaskan dan luka ditutup
menggunakan plester.
11) Tabung diberi label dengan identitas responden meliputi nama lengkap pasien,
waktu, dan tanggal pengambilan darah.
VII. DOKUMENTASI
PENGAMBILAN DARAH CLOSED SYSTEM
I. JUDUL
Sistem tertutup merupakan flebotomi yang menggunakan alat jarum, holder, dan
tabung vakum. Oleh karena itu, sistem ini disebut juga sistem vakum. Karena pada saat
dilakukan pungsi vena, darah langsung mengalir ke tabung vakum tanpa terjadi kontak
dengan udara.
V. PERALATAN
• Jarum
• Holder
• Tourniquet
• Tabung vakum
• Kapas alkohol
• Kasa steril
• Plester
1) Alat dan bahan dipersiapkan, terutama memasang jarum pada holder. Pemilihan
alat dan bahan disesuaikan dengan prosedur yang akan dilakukan, jenis
pemeriksaan, serta banyaknya volume darah yang diambil.
2) Tourniquet dipasang 3 sampai 4 inci dari lipatan siku dan lokasi vena ditentukan
dengan meraba vena. Pasien diminta mengepalkan tangan untuk mempermudah
menemukan lokasi vena. Tourniquet tidak boleh terpasang lebih dari satu menit.
3) Lokasi pungsi vena didisinfeksi menggunakan kapas alkohol. Biarkan alkohol
mengering dengan sendirinya.
4) Jarum diposisikan pada sudut 15 sampai 30 derajat terhadap permukaan kulit
dengan lumen menghadap ke atas. Jarum ditusukkan menggunakan jari telunjuk
dan ibu jari tangan kanan. Tangan kiri memegang lengan responden untuk
imobilisasi lengan dan vena.
5) Tabung vakum dimasukkan pada holder dan tabung ditekan hingga terkunci.
6) Lepaskan tourniquet segera setelah darah mengalir masuk ke dalam tabung atau
sebelum tourniquet membebat satu menit.
7) Tabung vakum dibiarkan terisi penuh dengan sendirinya hingga darah berhenti
mengalir.
8) Tabung vakum yang sudah terisi penuh darah dilepaskan dari holder dengan
menggunakan ibu jari dan jari tengah. Jari telunjuk menumpu pada holder. Segera
lakukan inversi.
9) Jika pengambilan darah dilakukan lebih dari satu tabung, perhatikan urutkan
pengambilan darah berdasarkan jenis tabung vakum.
10) Setelah tabung terakhir dilepaskan dari holder, jarum dilepaskan secara perlahan dan
lokasi tusukan dengan segera ditekan menggunakan kain kasa atau kapas kering
selama kurang lebih satu menit.
11) Jika darah sudah berhenti mengalir, kasa dilepaskan dan luka ditutup menggunakan
plester.
12) Tabung diberi label dengan identitas pasien meliputi nama lengkap responden, waktu,
dan tanggal pengambilan darah.
VII. DOKUMENTASI
PENGAMBILAN DARAH ARTERI
I. JUDUL
Analisa Gas Darah biasanya diambil dari arteri radialis dan arteri brachialis, meskipun
dapat juga dari arteri lainnya seperti arteri dorsalis pedis dan arteri femoralis. Punksi darah
arteri dapat berakibat spasme, perdarahan, dan hematoma. Hal ini tidak terjadi jika arteri yang
ditusuk memiliki kolateral yang cukup. Arteri radialis lebih dipilih karena memiliki cukup
kolateral untuk menghindari terjadinya komplikasi dibandingkan dengan arteri brachialis atau
femoralis. Selain itu, letak arteri radialis lebih superfisial, mudah diraba dan difiksasi.
V. PERALATAN
• Spuit
• Tourniquet
• Kapas alkohol
• Kasa steril
• Plester
1. Siapkan spuit 3 cc atau spuit khusus untuk AGD yang sudah preheparinized.
Jumlah antikoagulan 0,2 mL heparin .
2. Bersihkan daerah arteri yang akan ditusuk dengan kapas-alkohol 70% dan
biarkan kering
3. Posisi tangan hiperekstensi pd pergelangan, diganjal handuk gulung atau bantal
kecil
4. Tusuk pada yang denyutnya paling menonjol dengan sudut 45–60o (90 o untuk a.
femoralis)
5. Hisap darah secukupnya lalu cabut jarum beserta sempritnya dan segera tutup
ujung jarum dengan karet, dan semprit dibolak-balik beberapa kali agar darah
bercampur heparin
6. Setelah jarum dicabut, tekan daerah itu dengan kapas atau kassa kering 3-5
menit
7. Segera dikirim ke laboratorium dalam waktu kurang dari 15 menit atau
diletakkan ke dalam wadah berisi es (atau wadah pendingin lain dengan suhu 1–
5°C) untuk meminimalkan konsumsi oksigen oleh leukosit.
VII. DOKUMENTASI