Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PRAKTIKUM KEPERAWATAN DEWASA SISTEM KARDIOVASKULER,


RESPIRATORI, DAN HEMATOLOGI

“TEKNIK PENGAMBILAN DARAH ARTERI DAN INTERPRETASI AGD”

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Yelly Herien, M. Kep

DISUSUN OLEH :

Zaky El-karim ( 2111311050 )

KELOMPOK B A2 2021

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN AJARAN

2021/2022
A. Definisi

Analisa gas darah arteri dilakukan ketika dibutuhkan informasi tentang status asambasa klien.
Kontraindikasi : keadaan fibrinolisis sistemik, seperti pada terapi trombolitik merupakan
keadaan kontraindikasi relatif.

Analisis gas darah arteri memberikan determinasi objektif tentang oksigenasi darah arteri,
pertukaran gas alveoli, dan keseimbangan asam basa.

Sebelum pengambilan darah arteri, lakukan tes Allen’s yaitu pengkajian cepat sirkulasi
kolateral pada tangan. Tes ini penting dilakukan sebelum mengambil darah arteri radialis.
(Asmadi, 2008)

Pemeriksaan analisis gas darah arteri merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium penting
untuk membantu menegakkan diagnosis dan mengelola kondisi oksigen ASI dan
keseimbangan asam-basa pasien. Pemanfaatan alat ini sangat bergantung pada kemampuan
para dokter untuk menginterpretasikan hasil dengan tepat dan akurat. pemeriksaan analisis
gas darah arteri digunakan untuk menilai fungsi kerja paru dalam menghantarkan oksigen ke
dalam Sirkulasi darah

parameter pemeriksaan analisis gas darah arteri dibagi menjadi beberapa kelompok misalnya
nya

1. Berdasarkan status oksigenasi


2. Parameter metabolik yang terkait
3. Status asam basa
4.

Status asam basa adalah suatu keadaan yang memperhatikan suatu keseimbangan antara input
(intake dan produksi) dan output atau (eleminasi) Dari ion hidrogen. analisis gas darah arteri
meliputi PaO2, pAco3, pH, HCO3-, dan saturasi O2.

Tata cara pengambilan sampel darah arteri pada pemeriksaan analisis gas darah arteri harus
diperhatikan, sebab pada pengambilan darah melalui arteri risiko terjadinya komplikasi yang
membahayakan lebih sering terjadi pada pengambilan darah melalui Vena. Oleh karena itu
seorang dokter yang bekerja di ruang intensif harus mengerti tentang indikasi pengambilan
darah arteri , kontraindikasi pengambilan darah arteri, persiapan alat yang akan digunakan
maupun Alat perlindungan diri atau APD dan paling penting adalah mengetahui Dimana letak
pengambilan darah arteri tersebut akan dilakukan (Setyopranoto, 2019)
B. Tujuan

1. pH darah
2. Tekanan parsial Karbon Dioksida (PCO2) Bikarbonat (HCO -)
3. Base excess/deficit tekanan Oksigen
4. Kandungan Oksigen (O2)
5. Saturasi Oksigen (SO2)

Prosedur

Pengambilan sampel darah arteri lebih sulit dibandingkan sample darah vena karena
pembuluh darahnya lebih dalam dan tidak terlihat/teraba dengan komplikasi yang lebih berat.
Arteri radialis merupakan pilihan pertama karena paling dangkal, memiliki kolaterala (arteri
ulnaris), dan mudah perabaannya. Pilihan arteri berikutnya adalah arteri brachilis dan areteri
dorasalis pedis,sedangkan areteri femoralis merupakan pilihan terakhir.

Alat dan bahan


1.  antiseptik atau kapas alkohol 
2. kasa steril 
3. spuit yang steril ukuran 3 cc
4. heparin
5. kontainer atau es
6. label spesimen
7. sarung tangan atau handscoon 
8. pengalas atau Perlak
9. bengkok 
10. plaster dan gunting
Prosedur
persiapan:
1. Cek catatan medik titik meliputi
 alasan pengambilan spesimen darah. rasional mengidentifikasi tipe yang
dibutuhkan dan bagaimana mengumpulkannya.
 riwayat faktor risiko perdarahan: terapi antikoagulan Gangguan
perdarahan, jumlah trombosit yang rendah. rasional Mengingatkan untuk
menyiapkan peralatan tambahan untuk penekanan pada daerah penusukan
setelah dilakukan tindakan.
 faktor kontraindikasi dilakukan penusukan pada Arteri atau vena: infus
intravena atau keadaan setelah radikal mastektomi. rasional
mengidentifikasi daerah yang tidak dapat digunakan sebagai tempat
dilakukannya prosedur tindakan. 
2. Siapkan formulir laboratorium 
3. Cuci tangan
4. siapkan alat dan bahan
untuk pengambilan darah arteri: siapkan Spuit aspirasi 0,5 MM heparin dengan
perbandingan 1: 1000 unit/email dari vial; kemudian lakukan usaha agar heparin
menyentuh semua dinding bagian dalam squid. rasional mencegah pembekuan
darah ini perlu untuk ke keakuratan analisa darah.

pelaksanaan:
1. Beri salam, Panggil pasien dengan namanya Siti Jelaskan tujuan, prosedur dan
lama tindakan yang akan dilakukan kepada klien. rasional memberikan informasi
pada klien. penjelasan pada pasien tentang tujuan dari tes ini dan pemberitahuan
bahwa tindakan ini dapat menimbulkan  rasa sakit nyeri. ( catatan: beberapa
institusi mengijinkan diberikan anestesi di area penusukan dengan 1%  lidocaine
( xylocaine) akan  atau di oleh dioleskan semprot atau salep
2. beri kesempatan pada klien untuk bertanya. menanyakan keluhan  utama klien
3. memulai tindakan dengan cara baik jaga privasi klien
4. memulai tindakan dengan cara baik jaga privasi klien

5. posisikan klien dengan dengan ekstensi dan Telapak tangan menghadap ke atas. 
6. Letakkan pengalas
7. pakai sarung tangan
8. palpasi Arteri Radial dan brachial dengan jari tangan Tentukan daerah  pulsasi
maksimal. rasional mengidentifikasi Di mana letak Arteri yang paling dekat
dengan permukaan kulit
9. stabilisasi kan Arteri Radial dengan melakukan hiperekstensi pergerakan tangan:
stabilisasi Arteri brachialis dengan melakukan hiperekstensi siku titik rasional
mencegah agar arteri tidak menghilang ketika jarum ditusukkan
10.  Desinfeksi daerah penusukan di sekitar vulva semaksimal dengan kapas alkohol
dengan gerakan sirkuler dari dalam keluar atau dengan ucapan satu arah rasional
mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam Arteri dan sistem vaskular
11. pegang kapas alkohol dengan jari tangan dan palpasi pulsasi lagi titik pertahankan
jari tengah di daerah proksimal dan daerah penusukan. rasional penusukan
keakuratan insersi jarum mencegah masuknya mikroorganisme dalam darah.
12.  masukkan jarum, dengan sudut  60-90 derajat  sesuai dengan lokasi, langsung ke
dalam art kaneri. rasional sudut  mengoptimalkan Surah darah ke dalam jarum
13. perhatikan masuknya darah ke dalam spuit yang terlihat seperti denyutan, hentikan
penusukan jarum lebih jauh bila terlihat kejutan ini rasional  mengindikasikan
keakuratan penempatan jarum dalam Arteri, pergerakan lebih jauh dapat
menempatkan ujung jarum pada dinding Arteri atau keluar dari Arteri serta darah
arteri yang baik sebaiknya menggunakan tekanan bisa minimal,  dan secara
normal, darah naik ke darah  spuit  dengan sendirinya
14. pertahankan posisi dan tunggu sampai terkumpul 2- 4 ML (atas sesuai kebutuhan)
darah ke dalam squid
15.  Letakkan kapas alkohol di atas daerah penusukan dan tarik jarum; lakukan
penegakan sesegera mungkin dengan menggunakan kapas alkohol tersebut.
rasional membatasi jumlah perdarahan lebih dari daerah penusukan 
Tes Allen yang dimodifikasi

1. pasien diminta untuk menggenggam, tekan arteri ulnaris dan arteri radialis dengan 2
jari pada masing-masing arteri
2. Pasien diminta membuka genggamanya, amati telapak tangan pasien menjadi pucat
Lepaskan tekanan pada arteri ulnaris, bila telapak tangan pasien menjadi kemerahan,
maka tes positif, darah bisa diambil (TJ, 2018)
3. Lepaskan tekanan pada arteri ulnarid, bila pelapak tangan pasien menjadi kemerahan,
maka tes positif, darah bisa di ambil

Komplikasi yang bisa terjadi:

1. Thrombosis arteri: menyebabkan iskemik dan kematian jaringan


2. Hematoma: dicegah dengan penekanan selama 3-5 menit pada luka. Penanganan
jika terjadi hematoma dengan kompres hangat.
3. Perdarahan: lokasi luka perlu dievaluasi terutama pada pasien dengan
pemeriksaan koagulasi yang memanjang atau mendapatkan obat antikoagulan
(Hartatik, 2018)
DAFTAR PUSTAKA

Setyopranoto, I. (2019). Pemeriksaan Analisis Gas Darah Arteri Pada Pasien Stroke.
Bulaksumur, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Asmadi. (2008). Teknik Prosedur Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Asmadi. (2008). Teknik Prosedur Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Hartatik, M. (2018). Modul Praktikum Keperawatan Medikal Bedah I. Jombang: @2018


Icme Press.

Nuryati, S. M. (2017). FARMAKOLOGI. Kemenkes RI.

Setyopranoto, I. (2019). Pemeriksaan Analisis Gas Darah Arteri Pada Pasien Stroke.
Bulaksumur, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

TJ, P. K. (2018). Mosby’s Manual Of Diagnostic and Laboratory Tests, Sixth Edition.
Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai