Anda di halaman 1dari 4

Kode/No :

STIKes Maranatha
Kupang Tanggal :

Revisi :
Pengambilan Darah
Arteri Ditetapkan Di :

Standar
Operasional Kepala Laboratorium Ka. Prodi DIII Keperawatan

Prosedur

Meryano Misa, S.Kep.,Ns Awaliyah M. Suwetty, S.Kep.,NsM.Kep


NUP. 9908431813 NIDN: 0812028501
Definisi Analisa gas darah adalah suau pemeriksaan yang digunakan untuk
mengevaluasi status asam basa, ventilasi maupun oksigen dari
pasien.
Tujuan Untuk mengetahui:
1. PH Darah
2. Tekanan Parsial Karbon Dioksida (PCO2)
3. Bikarbonat (HCO3)
4. Base excess/deficit
5. Tekanan oksigen (PO2)
6. Kandungan Oksigen (O2)
7. Saturasi Oksigen (SO2)
Indikasi 1. Pasien dalam keadaan kritis baik oleh gangguan
dalam system pernapasan maupun gangguan
metabolic lain
2. Pasien yang sedang dalam perawatan menggunakan
terapi oksigen dengan atau tanpa ventilator
3. Pasien yang akan dilakukan Tindakan anestesi atau
pembedahan
4. Pasien trauma luka bakar
5. Pasien dengan gagal ginjal yang sedang dalam
program dyalisis
6. Pasien dengan Riwayat keracunan

Kontraindikasi 1. Fibrinolysis sistemik


Persiapan Alat 1. Persiapan Alat:
& Lingkungan Kapas alcohol
Kassa steril
Spuit steril ukuran 3cc, 1 cc
Heparin
Container atau es
Label specimen
Handscoon
Pengalas
Bengkok
Plester
2. Persiapan pasien dan Lingkungan
Memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah
Menjelaskan prosedur dan tujuan Tindakan yang akan
dilaksanakan
Menjaga privacy klien
Prosedur Kerja A. TAHAP PRA INTERAKSI
a. Membaca mengenai status pasien
b. Mengidentifikasi tipe darah yang dibutuhkan dan
bagaimana mengumpulkannya
c. Menyiapkan formular laboratorium
d. Mencuci tangan
e. Menyiapkan alat
B. TAHAP ORIENTASI
1. Mengucapkan salam teraupetik kepada pasien
2. Validasi kondisi pasien saat ini
3. Menjaga keamanan privasi pasien
4. Menjelaskan tujuan & prosedure yang akan
dilakukan terhadap pasien & keluarga
C. TAHAP KERJA
1. Cuci tangan
2. Dekatkan alat
3. Atur posisi klien agar nyaman
4. Identifikasi tempat penusukan
5. Posisikan klien dengan lengan ekstensi dan telapak
tangan menghadap keatas
6. Letakkan pengalas
7. Pakai handscoen
8. Palpasi arteri radial dan brakial dengan jari tangan.
Tentukan daerah pulsasi maksimal. Rasional
mengidentifikasi dimana letak arteri yang paling
dekat dengan permukaan kulit.
9. Lakukan test Allen. Rasional untuk mengkaji
keadekuatan sirkulasi kolateral pada arteri ulnaris.
Sirkulasi kolateral ini penting bila arteri radialis
terobstruksi oteh trombus setelah dilakukan
tindakan penusukan. Untuk melakukan test Allen,
lakukan penekanan pada kedua denyutan radialis
dan ulnaris dari salah satu pergelangan tangan
pasien sampai denyutannya hilang. Tangan menjadi
pucat karena kurangnya sirkulasi ke tangan.
Lepaskan tekanan pada arteri ulnaris. Jika tangan
kembali normal dengan cepat (tangan akan
kemerahan dalam 10 detik), hasil test dinyatakan
negatif dan penusukan arteri dapat dilakukan pada
pergelangan tangan tersebut. Jika setelah dilakukan
pelepasan tekanan pada arteri ulnaris tangan tetap
pucat, artinya sirkulasi ulnaris tidak adekuat. Hasil
test dinyatakan positif dan pergelangan tangan yang
lain harus di-test. Bila hasil test pada kedua
pergelangan tangan adalah positif, arteri femoralis
harus dieksplorasi.
10. Stabilisasikan arteri radial dengan melakukan
hiperekstensi pergelangan tangan; stabilisasi arteri
brakialis dengan melakukan hiperekstensi siku.
Rasional mencegah agar arteri tidak "menghilang"
ketika jarum ditusukkan.
11. Disinfeksi daerah penusukan di sekitar pulsasi
maksimal dengan kapas alkohol dengan gerakan
sirkuler dari dalam ke luar atau dengan usapan satu
arah. Rasional mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam arteri dan sistem vascular
12. Pegang kapas akohol dengan jari tangan dan
palpasi pulsasi lagi. Pertahankan jari tangan di
daerah proksimal dan daerah penusukan. Rasional
memastkan keakuratan insersi jarum, mencegah
masuknya mikrooganisme dalam darah.
13. Masukkan jarum, dengan sudut 60-90 derajat
(sesuai dengan lokasi), langsung ke dalam arteri.
Rasional sudut ini mengoptimalkan curah darah ke
dalam jarum.
14. Perhatikan masuknya darah ke dalam spuit yang
terlihat seperti "denyutan". Hentikan menusukkan
jarum lebih jauh bila terlihat "denyutan" ini. Rasional
mengindikasikan keakuratan penempatan jarum
dalam arteri, pergerakan lebih jauh dapat
menempatkan ujung jarum pada dinding arteri atau
ke luar dari arteri. Sampel darah arteri yang baik
sebaiknya menggunakan tekanan hisap minimal,
dan secara normal, darah naik ke dalam spuit
dengan sendirinya.
15. Pertahankan posisi dan tunggu sampai terkumpul 2
- 4 ml (atau sesuai kebutuhan) darah ke dalam
spuit.
16. Letakkan kapas akohol di atas daerah penusukan
dan tarik jarum; lakukan penekanan sesegera
mungkin dengan menggunakan kapas alkohol
tersebut. Rasional membatasi jumlah perdarahan
dari daerah penusukan.
17. Pelihara kontinuitas penekanan selama 5' (atau
selama 10' bila klien menerima antikoagulan).
Rasional memastikan waktu yang cukup untuk
pembentukan formasi pembekuan; penekanan in
lebih lama dibandingkan ketika dilakukan
pengambilan darah vena karena faktor curah darah
dalam arteri.
18. Keluarkan udara dari spuit.
19. Ujung jarum ditusukkan ke dalam gabus.
20. Pasang label identitas (nama pasien, tanggal, jam,
suhu tubuh saat pengambilan, ruangan) di spuit.
Pastikan sampel dianalisis dalam waktu 5-10 menit,
atau ditransport dalam freezer.
21. Bersihkan daerah penusukan dengan kapas
alkohol.
22. Monitor tempat penusukan terhadap adanya
perdarahan dengan melakukan inspeksi; Dan
palpasi. Rasional mengidentifikasi hematoma atau
perdarahan.
23. Lakukan balutan tekan (pressure dressing) jika
perdarahan berlanjut.
24. Bereskan peralatan.
25. Lepaskan sarung tangan.
26. Evaluasi hasil yang dicapai (subyektif dan obyektif)
Beri reinforcement positif pada klien.
27. Mengakhiri pertemuan dengan baik.
28. Cuci tangan.
D. TAHAP TERMINASI
1. Melakukan evaluasi hasil Tindakan (Keadaan kulit
(kemerahan, perdarahan berebihan)
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat dan kembalikan alat
ketempat semula
4. Mencuci tangan
Dokumentasi 1. Catat seluruh hasil kegiatan tindakan dalam buku,
2. beri waktu pelaksanaan kegiatan dan tanda tangan perawat jaga.
Referensi 1. Gupte, S. 2003 Neonatal Emergency, Recent Advances in
Pediatrics, volume 12, Jaypee Brothers, New Delhi.
2. PPNI. 2021. Pedoman Standar Prosedur Operasional
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
3. Turner, R and Blackwood, R.,. 2000. Clinical Skills, 3rd ed.
Blackwell Science. UK.

Anda mungkin juga menyukai