Anda di halaman 1dari 9

BAB 3

SOP TINDAKAN

3.1 SOP PENGAMBILAN DARAH ARTERI


POLITEKKES KEMENKES No. Dokumen:
MALANG
STANDARD OPRASIONAL No. Revisi:
PROSEDUR
Pengambilan Darah Arteri Tanggal Terbit:
Halaman:
Unit: Laboratorium Keperawatan Petugas /Pelaksana:
Perawat, dosen, CI,
Mhs.
Pengertian Pengambilan darah arteri adalah pengambilan darah melalui
pembuluh darah arteri untuk pemeriksaan Analisa gas darah
Tujuan 1. Menilai tingkat keseimbangan asam basa
2. Mengetahui fungsi pernapasan dan kardiovaskular
3. Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh
4. Mengetahui pH darah
5. Mengetahui tekanan parsial CO2
6. Mengetahui bikarbonat dalam darah
7. Mengetahui base express
8. Mengetahui tekanan parsial O2
9. Mengetahui saturasi O2
Indikasi 1. Penyakit paru (PPOK, Penumonia, dll)
2. Penyakit ginjal
3. Penyakit metabolik
4. Cedera kepala atau leher yang mempengaruhi pernapasan

Peralatan 1. Bak injeksi


2. Handscoon
3. Syringe disposable 2,5 ml
4. 1 buah jarum no. 25 (untuk penusukan arteri radialis,
brachialis, dan arteri dorsalis pedis)
5. 1 buah jarum no. 22 (untuk penusukan arteru femoralis atau
untuk orang yang gemuk)
6. Gabus/karet penutup jarum
7. Heparin injeksi 5000 IU/ml
8. Kassa steril
9. Alcohol swab
10. Plester dan gunting
11. Bengkok
12. Kantong plastic es/container (bila pengiriman jauh)
13. Lembar dokumentasi

Persiapan Pasien 1. Jelaskan pada pasien atau keluarga mengenai tindakan yang
akan dilakukan dan tujuannya
2. Jika yang indin dilakukan tindakan adalah pasien anak, pastikan
kondisi anak sedang dalam keadaan tenang, tidak sedang rewel
atau menangis
3. Siapkan pasien dalam posisi senyaman mungkin
Persiapan 1. Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
Lingkungan 2. Menjaga privasi pasien
Pelaksanaan Tahap Pra Interaksi
1. Cek catatan medis dan perawat
2. Cuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap Orientasi
1. Memberi salam dan menyapa pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan prosedur tindakan
4. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap Kerja
1. Menjaga privasi klien
2. Dekatkan peralatan
3. Posisikan pasien
4. Identifikasi tempat penusukan
 Penusukan arteri radialis
- Ekstensi tangan, ganjal dengan bantal
kecil/gulungan handuk kecil
- Arteri harus benar-benar teraba untuk
memastikan lokasinya, yaitu 1,5 cm di atas
pergelangan tangan
 Penusukan dorsalis pedis
- Pasien boleh flat/fowler
 Penusukan arteri brachialis
- Posisi semi fowler/terlentang, ekstensikan lengan
siku pada posisi supine
- Lokasi penusukan di bawah lengan siku
 Penusukan di arteri femoralis supine
- Lokasi penusukan pada lekukan inguinal
5. Pasang pengalas
6. Memakai handscoon steril
7. Menginspirasi heparin ke dalam spuit sampai membasahi
seluruh spuit
8. Palpasi arteri radial dan brakial dengan jari tangan. Tentukan
daerah pulsasi maksimal.
9. Melakukan test allen untuyk mengkajikeadekuatan sirkulasi
kolateral pada arteri ulnaris
10. Meraba kembali arteri dan palpasi yang paling keras dengan
jari tangan dan telunjuk
11. Stabilisasi arteri radial (melakukan hiperekstensi
pergelangan tangan). Stabilisasi arteri brachial (hiperekstensi
siku)
12. Desinfeksi area yang akan dilakukan suntiklan dengan kapas
alcohol dengan Gerakan sirkular dari arah dalam ke luar
dengan diameter kurang lebih 5cm. Tunggu sampai kering
13. Lakukan penusukan dengan sudut 60-90 derajat
- Arteri medialis posisi jarum ± 45˚
- Arteri brachialis posisi jarum ± 60˚
- Arteri femoralis posisi jarum ± 95˚
14. Seketika arteri ditusuk, tekanan arteri akan mendorong
pengisap spuit sehingga akan muidah mengisi spuit, tetapi
jika darah tidak langsung keluar terpaksa dapat mengisapnya
secara perlahan-lahan untuk mencegah hemolisis. Bila
tusukan tidak berhasil jangan mencabut jarum, Tarik
perlahan-lahan sampai jarum ada di bawah kulit lemudian
tusukan boleh diulang lagi kea rah denyutan
15. Sesudah darah diperoleh sebanyak 2cc, jarim dicabut.
Usahakan posisi pemompa spuit tetap untuk mencegah
terhisapnya udara ke dalam spuit dan segera gelembung
udara dikeluarkan dari spuit
16. Ujung jarum segera ditutup dengan gabus/karet
17. Bekas tusukan ditekan dengan kapas alcohol 5-10 menit
(jika pasien mendapat antikoagulan tekan selama 15 menit)
18. Putar syringe 4-5x putaran agar darah tercampur dengan
heparin
19. Beri label identitas (nama pasien , tanggal dan jam
pengambilan)
Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Bersihkan peralatan
3. Berpamitan
4. Buka sarung tangan
5. Dokumentasi tindakan
3.2 SOP INTERPRETASI HASIL ANALISA GAS DARAH
POLITEKKES KEMENKES No. Dokumen:
MALANG
STANDARD OPRASIONAL No. Revisi:
PROSEDUR
Interpretasi Analisa Gas darah Tanggal Terbit:
Halaman:
Unit: Laboratorium Keperawatan Petugas /Pelaksana:
Perawat, dosen, CI,
Mhs.
Pengertian Analisa gas draah (AGD) adalah prosedur pemeriksaan medis yang
bertujuan untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida
dalam darah. AGD juga dapat digunakan untuk menentukan tingkat
keasaman atau pH darah. Dengan demikian AGD dapat menentukan
seberapa baik paru paru dalam bekerja memindahkan oksigen ke
dalam darah dan mengeluarkan karbon dioksida dari darah
Tujuan 1. Menilai tingkat keseimbangan asam basa
2. Mengetahui fungsi pernapasan dan kardiovaskular
3. Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh
4. Mengetahui pH darah
5. Mengetahui tekanan parsial CO2
6. Mengetahui bikarbonat dalam darah
7. Mengetahui base express
8. Mengetahui tekanan parsial O2
9. Mengetahui saturasi O2
Indikasi 1. Penyakit paru (PPOK, Penumonia, dll)
2. Penyakit ginjal
3. Penyakit metabolik
4. Cedera kepala atau leher yang mempengaruhi pernapasan

Prosedur tindakan 1. Perhatikan pH.


- Jika menurun : mengalami asidemia.
Dengan 2 sebab (asidosis metabolic atau asidosi
respiratorik)
- Jika meningkat : mengalami alkalemia.
Dengan 2 sebab (alkalosis metabolic atau
alkalosis respiratorik)
- Ingat bahwa kompensasi ginjal dan pernapasan
jarang memulihan pH kembali normal, sehingga
jika ditemukan pH yang normal meskipun ada
perubahan dalam PaCO2 dan HCO3 mungkin
ada gangguan campuran
2. Perhatikan variable pernapasan, paCO2 dan metabolic,
HCO3 yang berhubungan dengan pH untuk mencoba
mengetahui apakah gangguan primer bersifat respiratoruk,
metabolic, atau campuran. Gangguan ini bisa diketahui dari
PaCO2 normal, meningkat, atau menurun dan HCO3
normal, meningkat atau menurun. Pada gangguan asam basa
sederhana, PaCO2 dan HCO3 selalu b erub ah dalam arah
yang sama dan penyimpangan dari HCO3 dan PaCOP2
dalam darah yang berlawanan menunjukkan adanya
gangguan asam basa campuran
3. Langkah berikutnya mencakup menentukan apakah
kompensasi telah terjadi. Hal ini dilakukan dengan melihat
nilai selain gangguan primer, jika nilai bergerak yang sama
dengan nilai primer maka kompensasi sedang berjalan
4. Buat penafsiran tahap akhir ada gangguan asam basa
sederhana, gangguan sama basa campuran.
5. Rentang nilai normal yaitu :
a. pH : 7, 35 – 7,45
b. HCO3 : 22-26 mmol/L
c. PCO2 : 35-45 mmHg
d. BE : 0 ± 2 mEq/L
e. PO2 : 80-100%
f. Saturasi O2 : ≥95%

3.3 SOP PEMBERIAN TERAPI TITTRASI DENGAN SYRINGE PUMP


POLITEKKES KEMENKES No. Dokumen:
MALANG SOP.KMB2
STANDARD OPRASIONAL No. Revisi:
PROSEDUR
Pemberian Terapi Titrasi Dengan Tanggal Terbit:
Syringe Pump Halaman:
Unit: Laboratorium Keperawatan Petugas /Pelaksana:
Perawat, dosen, CI,
Mhs.
Pengertian Suatu proses yang digunakan PPA (perawat atau bidan) dalam
melakukan pemberian obat titrasi dengan pelarut melalui syringe
pump
Syringe pump merupakan peralatan medis yang berfungsi untuk
memasukkan obat berwujud cairan ke dalam tubuh pasien dengan
ukuran dan waktu tertentu secara otomatis.
Tujuan  Sebagai acuan dalam melaksanakan pemberian obat melalui
titrasi dengan pelarut agar pemberian sesuai dengan indikasi,
dosis dan cara pemberian yang tepat
 Melaksanakan tindakan pengobatan untuk proses
penyembuhan
Indikasi Diberikan pada pasien dengan indikasi pengobatan
Peralatan Persiapan Alat :
1. Unit Syringe pump
2. Dispo sesuai kebutuhan
3. Obat (Vascon, Adrenalin, Amiodaron, Dobutamine,
Dopamine, Nocardipine, Morphine, Insulin, fentanyl,
Heparin
4. Extention tube
5. Threway stopcock tube
6. Cairan pelarut : NaCl 0,9% D5%

Persiapan Pasien 1. Jelaskan pada pasien atau keluarga mengenai tindakan yang
akan dilakukan dan tujuannya
2. Atur posisi pasien atau siapkan pasien dalam posisi
senyaman mungkin
Persiapan 1. Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
Lingkungan 2. Menjaga privasi pasien
Pelaksanaan Tahap Pra Interaksi
1. Cek catatan medis dan perawat
2. Cuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap Orientasi
1. Memberi salam dan menyapa pasien
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan prosedur tindakan
4. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
Tahap Kerja
1. Pasang alat syringe pump dengan cara :
a. Angkat clamp, kemudian posisikan syringe /spuit
dengan benar
b. Tekan clitch, kemudian posisikan syringe dengan benar
c. Kembalikan posisi clamp unit pada tempat semula
d. Hubungkan kabel power syringe pump ke stop kontak
e. Tekan tombol power ON
f. Tekan tombol rate/D, limit ml (select), hingga muncul
“rate” pada display,putar dial setting yang ada dibagian
samping pump
g. Lampu indicator menyala warna ,berarti syringe pump
sudah dioperasikan.
2. Cuci tangan
3. Dokumentasikan tindakan
4. Observasi pasien.

Prosedur syringe pump (perfusor compact s B Braun)


1. Beritahu pasien
2. Dekatkan alat
3. Cuci tangan
4. Pasang alat syringe pump dengan cara :
a. Sambungkan kabel listrik
b. Tekan tombol untuk menghidupkan, unit akan self test
& tampil –XX.XF di layar (-XX.XF adalah ukuran dari
syringe yang terpasang pada operasional sebelumnya)
c. Tarik klem srynge, kemudian putar ke kiri (berlawanan
arah jarum jam)
d. Geser tuas drive lock ke atas (sampai bunyi “klik”), lalu
tarik drive head ke kanan
e. Pasang syringe (yang telah dipriming) pada slot bagian
belakang (warna putih)
f. Saat syringe terpasang, tuas drive lock harus otomatis
turun. Lalu pasang klem syringe (pemasangan syringe
yang benar ditandai dengan lambing syringe di pojok
kanan atas layar tidak berkedip)
g. Muncul –XX.XF di layar (ini adalah ukuran syringe
yang digunakan ).Lalu tekan tombol F
h. Tampilan berubah menjadi 000.0 ml/h
i. Setelah tahap ini, operasional pump dapat dikategorikan
dalam 2 cara :
Cara I
 Ketik angka untuk memasukkan kecepatan dalam
ml/h
 Tekan tombol start/stop untuk mulai
menjalankan
 Pump running ditandai dengan indicator (symbol
roda) di pojok kiri atas layar berputar

Cara II
 Tekan tombol F lalu angka 2 , tampilan di layar
menjadi ……..ml (bila sudah ada angka, harus
dulu dengan menean tombol C)
 Ketik jumlah volume yang akan diberikan.Akhiri
dengan menekan tombol F
 Tekan tombol F lalu angka 4 , tampilan layar
menjadi --,-- ( bila sudah ada anga, hapus dulu
dengan menekan tombol C
 Ketik waktu yang diperlukan (formatnya
hh:mm).Akhiri dengan menekan tombol F
 Di layar akan tampak sederet angka yang
berkedip (ini adalah kecepatan pemberian obat
yang dihitung secara otomatis oleh pump)
 Tekan tombol start/stop untuk mulai, maka pump
running.

Prosedur mengkahiri
 Saat obat di syringe habis, pump akan alarm
 Tekan tombol stop/start, kemudian tarik klem syringe, lalu
lepaskan syringe dari slot-nya
 Bila akan melanjutkan ,pasang kembali syringe dengan
mengulangi prosedur operasional
 Bila tidak akan melanjutkan tindakan (setelah syringe
lepas), kembalikan drive head ke posisi
“parker”nya.Caranya geser tuas drive lock ke atas (sampai
bunyi “klik”) lalu geser drive head ke kiri (sampai rapat ke
body pump).Kemudian baru turunkan tuas drive lock
(jangan menggeser tuas lock pada saat syringe sedang
terpasang)
 Meskipun pump dengan cara menekan tombol selam 3
detik

Unit terkait OK, ICU,HD, rawat inap

3.2 SOP PEMBERIAN TERAPI TITRASI DENGAN INFUSE PUMP


POLITEKKES KEMENKES No. Dokumen:
MALANG SOP.KMB2
STANDARD OPRASIONAL No. Revisi:
PROSEDUR
Pemberian Terapi Titrasi Dengan Tanggal Terbit:
Infuse Pump Halaman:
Unit: Laboratorium Keperawatan Petugas /Pelaksana:
Perawat, dosen, CI,
Mhs.
Pengertian
Tujuan
Indikasi

Kontraindikasi
Peralatan
Persiapan Pasien
Persiapan
Lingkungan
Pelaksanaan
Referensi

Anda mungkin juga menyukai