Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PENGAMBILAN DARAH ARTERI DAN


INTERPRETASI AGD

Disusun Oleh:

RINI JUANDA

2020242027

Dosen Pembimbing :

Ns.Ida Suryati ,M.kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
2021 / 2022
A. Konsep Dasar

 Definisi dan Tujuan


Pengambilan darah arteri adalah prosedur yang dilakukan dengan cara mengambil darah arteri yang
bertujuan untuk melakukan analisa terhadap gas darah (status asam basa) dan keadekuatan ventilasi serta
oksigenasi seseorang. Sampel darah arteri yang diambil berasal dari arteri perifer, seperti : arteri radialis,
arteri brachialis atau sepanjang jalur arteri perifer.
Pemeriksaan pH darah arteri digunakan untuk mengukur konsentrasi ion hidrogen. Penurunan terhadap
nilai pH akan menunjukkan bahwa seseorang mengalami asidosis, sedangkan peningkatan terhadap nilai
pH akan menunjukkan kondisi alkalosis

 Faktor Penting
Beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan prosedur pengambilan spesimen
darah vena adalah sebagai berikut :
- Identifikasi pasien terhadap kondisi-kondisi khusus.
- Beberapa pemeriksaan mengharuskan pasien untuk berpuasa beberapa saat sebelum dilakukan
pengambilan spesimen darah (diskusikan sebelumnya dengan laboran).
- Penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan pH darah: sodium bikarbonat
- Kegagalan untuk mengeluarkan semua udara dari spuit akan menyebabkan nilai PaCO2 yang
rendah dan nilai PaO2 meningkat.
- Penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan PaCO2 : aldosterone, ethacrynic acid,
hydrocortisone, metolazone, prednisone, sodium bicarbonate, thiazides.
- Penggunaan obat-obatan yang dapat menurunkan PaCO2 : acetazolamide, dimercaprol, methicillin
sodium, nitrofurantoin, tetracycline, triamterene.
- Penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan HCO3 : alkaline salts, diuretics.
- Penggunaan obat-obatan yang dapat menurunkan HCO3: acid salts.
- Saturasi oksigen dipengaruhi oteh tekanan parsial oksigen dalam darah, suhu tubuh, pH darah, dan
struktur hemoglobin.

 Indikasi
Pada pasien yang perlu dilakukan studi hematologi terhadap gas darah, untuk beberapa kondisi sebagai
berikut :
- Identifikasi keadekuatan respirasi, metabolik dan asam basa, dengan atau tanpa kompensasi fisiologi
dengan melihat nilai pH dan CO2.
- Pengukuran terhadap tekanan parsial gas yang berperan dalam oksigenasi dan ventilasi.

B. Nursing Skill Procedure


No Procedure Rational
A. Fase Pra Interaksi
- Persiapan Pasien
1. Perhatikan indikasi dilakukannya tindakan
arterial puncture.
2. Cek permintaan dokter terhadap tujuan
dilakukannya tindakan.
3. Hubungi pihak laboratorium untuk
memberitahukan bahwa spesimen darah akan
dikirim untuk melihat hasil AGD.
4. Siapkan alat.

- Persiapan Alat
1. Sabun
2. Tissue
3. Handscoon Handscoon mengurangi resiko terpapar virus
dan bakteri lain yang mungkin ditularkan.
4. Perlak dan Pengalas
5. Handuk kecil
6. Nierbeken
7. Spuit 3cc
8. Heparin Heparin mencegah koagulasi sample darah
arteri.
9. Povidine Iodine
10. Alcohol
11. Alcohol Swab
12. Lidocain Spray atau injeksi Mengurangi nyeri lokal jika dibutuhkan lebih
dari satu usaha untuk mengurangi nyeri tersebut
dan mengurangi resiko terjadinya spasme arteri.

13. Kaca mata dan masker


14. Label untuk syringe
15. Kantong Plastik berisi es batu Mengurangi metabolisme oksigen sampel.

B. Fase Orientasi
1. Gunakan komunikasi terapeutik. Ucapkan salam Membina trust antara pasien-perawat,
dan perkenalkan diri. menunjukkan sikap terbuka perawat untuk
menerima kondisi dan menghargai pasien.

2. Identifikasi pasien. Mengindentifikasi pasien memastikan bahwa


pasien yang menjalani prosedur adalah pasien
yang benar dan mendapatkan tindakan yang
sesuai dengan kondisi pasien. Identifikasi pasien
juga dapat mencegah hiperventilasi akibat
ansietas yang menimbulkan perubahan
sementara pada gas darah.

3. Jelaskan tujuan dilakukannya pengambilan Penjelasan yang adekuat dapat menurunkan


spesimen darah arteri dan prosedur pelaksanaannya tingkat kecemasan dan mispersepsi pada pasien
kepada pasien dan keluarganya. maupun keluarganya.

4. Kontrak waktu dan tempat Kesepakatan berkaitan dengan kesediaan pasien


untuk berkomunikasi dan bekerjasama selama
dilaksanakan proses tindakan keperawatan.

5. Jaga privasi pasien


6. Cuci tangan Menjaga kebersihan tangan dapat mengurangi
transmisi mikroorganisme dan mengurangi
resiko infeksi nosokomial.

7. Dekatkan alat Mempermudah perawat dan lebih


mengefektifkan waktu serta mengurangi resiko
kontaminasi dan kecelakaan.
C. Fase Kerja
1. Pertahankan teknik aseptic ketika membuka Teknik aseptik sangat penting dalam mencegah
kemasan. Bilas spuit 3cc dengan sedikit heparin penyebaran mikroorganisme. Heparin di dalam
dan kemudian kosongkan spuit. Biarkan heparin jarum mencegah pembekuan sampel darah.
membasahi spuit dan jarum Kelebihan heparin di dalam spuit dapat
mempengaruhi nilai pH sampel darah.

2. Tanyakan kepada pasien tentang penggunaan Obat-obatan jenis ini dapat mempengaruhi hasil
aspirin atau antikoagulan. AGD, oleh karena itu perlu didokumentasikan.

3. Gunakan sarung tangan bersih

4. Palpasi arteri radialis Arteri radialis dipilih karena arteri ini memiliki
sirkulasi kolateral, tidak berhubungan dengan
vena yang besar dan terdapat pada daerah
permukaan tubuh.

5. Lakukan Allen’s Test Menentukan perfusi kolateral yang adekuat ke


tangan.

a. Minta pasien untuk mengepalkan tangan dengan Memindahkan darah sebanyak mungkin ke
kuat. tangan.

b. Berikan tekanan langsung pada arteri radialis Menghambat aliran darah arteri ke tangan.
dan arteri ulnaris.

c. Minta pasien untuk membuka dan mengepalkan Jari dan tangan yang pucat mengindikasikan
tangannya beberapa kali. berkurangnya aliran darah arteri.

d. Lepaskan tekanan dari arteri ulnaris, observasi Warna kemerahan yang kembali dalam waktu <
warna jari, ibu jari dan telapak tangan. 15 detik mengindikasikan bahwa Allen’s Test
positif, begitu pula sebaliknya. Jika hasil
Allen’s Test negatif maka hindari melakukan
pungsi di area tersebut.

6. Hiperekstensikan pergelangan tangan pasien diatas Mempertahankan arteri radialis berada pada
gulungan handuk. posisi superfisial.

7. Palpasi lokasi arteri radialis yang akan dilakukan


arterial pungsi.

8. Lakukan desinfeksi area yang akan di insersi


dengan gerakan sirkular menggunakan povidine
iodine kemudian diusap dengan menggunakan
kapas alkohol.

9. Berikan anastesi lokal. Lidocain spray ataupun


lidocain injeksi yang biasanya diinjeksikan secara
subkutan.

10. Insersikan needle dengan membentuk sudut antara


450 - 900
11. Biarkan darah mengisi spuit dengan sendirinya.
Ambil darah sejumlah yang dibutuhkan (2-5cc)
Hindari untuk melakukan aspirasi.

12. Cabut needle dengan meletakkan kapas alkohol /


alcohol swab pada area insersi.

13. Berikan penekanan untuk homeostasis.

14. Segera tutup needle dengan gabus dan masukkan


kedalam plastik es. Beri label.

15. Tutup area insersi dengan kapas alkohol dan


plester.

D. Fase Terminasi
1. Jelaskan pada klien bahwa prosedur telah selesai
dilakukan.

2. Tanyakan kepada klien tentang adanya nyeri atau Nyeri dapat mengindikasikan adanya
ketidaknyamanan berhubungan dengan tindakan komplikasi.
yang dilakukan.

3. Lakukan kontrak pertemuan selanjutnya untuk Observasi 30 menit pertama dan setelah itu
mengobservasi klien. observasi tiap 1 jam.

4. Akhiri dengan salam terapeutik.


E. Dokumentasi
- Dokumentasikan dalam catatan keperawatan dan Dokumentasi yang lengkap membantu
respon klien terhadap tindakan yang telah memberikan data klien terhadap respon
dilakukan. dilakukannya terapi.

Anda mungkin juga menyukai