Mengidentifikasi arteri untuk pengambilan sampel. Arteri yang paling sering unutk
pengambilan sampel termasuk arteri radialis, arteri brachialis, dan arteri femoralis. Dari
ketiganya, arteri radial adalah area sampling yang paling disukai karena tiga faktor
utama:
(1) Mudah untuk mengakses
(2) Arteri radial adalah arteri dangkal dan karena itu lebih mudah untuk diraba, stabil,
dan mudak ditusuk,
(3) Memiliki jaminan aliran darah.
(4) Jika kerusakan pada arteri radial terjadi atau menjadi terhambat, arteri ulnaris
akan memasok darah ke jaringan biasanya dipasok oleh arteri radial. Untuk
menilai arteri radial untuk sampling, harus melakukan tes Allen dimodifikasi
untuk menjamin patensi arteri ulnaris.
b) Tujuan
Pengambilan darah arteri dilakukan untuk pemeriksaan analisa gas darah yang digunakan
untuk mendiagnosa dan mengevaluasi penyakit pernafasan serta kondisi yang
mempengaruhi seberapa efektif paru-paru mengirimkan oksigen ke darah dan
mengeleminasikarbondioksida dari darah.
Tekanan parsial oksigen (PO2) normal : 75-100 mmHg, biasanya
menurun sesuai pertambahan usia
Tekanan parsial karbondioksida (PCO2) normal : 35-45 mmHg
pH normal : 7,35-7,45
Saturasi oksigen (SaO2) : 94-100%
Kandungan oksigen (O2CT) : 15-23 volume%
Konsentrasi Bikarbonat (HCO3-) : 22-26 millimols per liter
(mEq/liter)
Indikasi
Pada pasien dengan penyakit paru, bayi prematur dengan penyakit paru, Diabetes
Melitus berhubungan dengan kondisi asidosis diabetik.
Kontraindikasi
Pada pasien dengan penyakit perdarahan seperti hemofilia dan trombosit rendah.
Alat dan Bahan
Spuit 2 ml atau 3ml dengan jarum ukuran 22 atau 25 (untuk anak-anak)
dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa
Heparin
Yodium-povidin
Penutup jarum (gabus atau karet)
Kasa steril
Kapas alkohol
Plester dan gunting
Pengalas
Handuk kecil
Sarung tangan sekali pakai
Obat anestesi lokal jika dibutuhkan
Wadah berisi es
Kertas label untuk nama
Bengkok
Prosedur pelaksanaan
1) Cek alat-alat yang akan digunakan
2) Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya
3) Perkenalkan nama perawat
4) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien
5) Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
6) Jaga privasi klien
7) Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
8) Posisikan klien dengan nyaman
9) Cuci tangan dan pakai sarung tangan sekali pakai
10) Pasang pengalas
11) Letakkan handuk kecil di bawah pergelangan tangan
12) Palpasi arteri radialis
13) Lakukan allen’s tes
Tujuan uji allen tes adalah untuk menilai sistem kolateral arteri radialis. Penderita
diminta mengepalkan tangan dengan kencang. Pengambil darah dengan jari menekan
kedua arteri radialis dan ulnaris. Penderita diminta membuka dan mengepalkan
beberapa kali hingga jari-jari pucat, kemudian biarkan telapak tangan terbuka.
Pengambil darah melepaskan tekanan jarinya dari arteri ulnaris, telapak tangan akan
pulih warnanya dalam 15 detik bila darah dari arteri ulnaris mengisi pembuluh kapiler
tangan.
Bila terdapat gangguan kolateralisasi pada arteri ulnaris (uji Allen negative), arteri
radialis tidak boleh digunakan untuk pengambilan darah arteri. Bila tidak terdapat
kolateralisasi arteri radialis dan arteri ulnaris (uji Allen negative), arteri radialis tidak
boleh digunakan.
Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan langsung pada
arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan
pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan harus
memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan testallen’s positif. Apabila
tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan testallen’s negatif. Jika
pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.
14) Hiperekstensikan pergelangan tangan klien di atas gulungan handuk
15) Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
16) Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan yodium-povidin, kemudian diusap
dengan kapas alkohol
17) Berikan anestesi lokal jika perlu
18) Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan kemudian kosongkan
spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan spuit
19) Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45° sambil menstabilkan
arteri klien dengan tangan yang lain
20) Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit (apabila darah tidak
bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi mengenai vena)
21) Ambil darah 1 sampai 2 ml
22) Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan kasa 5-10 menit
23) Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan gabus atau karet
24) Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
25) Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
26) Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi oksigen yang
digunakan klien jika kilen menggunakan terapi oksigen
27) Kirim segera darah ke laboratorium
28) Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak mengeluarkan darah (untuk
klien yang mendapat terapi antikoagulan, penekanan membutuhkan waktu yang lama)
29) Bereskan alat yang telah digunakan, lepas sarung tangan
30) Cuci tangan
31) Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
32) Dokumentasikan di dalam catatan keperawatan waktu pemeriksaan AGD, dari
sebelah mana darah diambil dan respon klien