Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium adalah merupakan bagian dari sarana kesehatan yang
digunakan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, membantu
menegakkan diagnose suatu penyakit, penyembuhan penyakit serta pemulihan
kesehatan. Di dalam pemantapan mutu laboratorium kesehatan, untuk
mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang akurat dan dapat
dipercaya, diperlukan perhatian terhadap tahap pra analitik, analitik, dan pasca
analitik.
Tahapan pra analitik adalah tahapan yang sangat penting dan perlu
diperhatikan dengan baik. Tahapan pra analitik diantaranya adalah proses
pengambilan darah, pengiriman sampel, pencatuman jenis pemeriksaan,
persiapan sampel dan pemilihan alat.
Spesimen yang sering digunakan dalam pemeriksaan laboratorium adalah
darah. Kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal dengan istilah
“phelebotomy” yang berarti proses mengeluarakan darah. Proses phelebotomy
diawali dengan pembendungan. Fungsi pembendungan adalah untuk
menimbulkan hambatan terhadap aliran darah balik di lengan, sehingga vena
mengambang ke permukaan kulit dan mejadi lebih jelas.Hal yang harus
diperhatikan adalah bahwa pembendungan tidak boleh terlalu ketat dan tidak
boleh terlalu berlangsung lama.
Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomi
yang berarti proses mengeluarkan darah. Ada 3 macam cara untuk
memperoleh darah yaitu skinpuncture, venipuncture, dan arteri. Venipuncture
adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomis
sering dikaitkan dengan pengambilan darah vena (venipuncture).
Pada pengambilan darah vena, umumnya diambil dari vena mediana cubiti
yang terletak pada sisi lipatan siku.Vena ini terletak di permukaan kulit, cukup
besar, dan tidak dekat dengan syaraf.Apabila tidak memungkinkan, vena
cephalica dan vena basilica bisa menjadi pilihan dalam pengambilan darah
vena.Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena
letaknya berdekatan dengan arteri branchialis dan syaraf mediana.Jika vena
basilica dan cephalica tidak dapat digunakan, maka dapat dilakukan
pengambilan darah di vena pergelangan tangan dan vena kaki.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara
vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syringe),
sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan phelebotomy adalah memperoleh sampel darah dalam volume
yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan, dengan memasukan vena
(venipunctur) dengan jarum dan peralatan pendukungnya. Agar mendapatkan
darah untuk pemeriksaan laboratorium maka harus memperhatikan proses
pengambilan darah tersebut diantaranya yaitu peralatan yang akan dipakai,
lokasi pengambilan darah vena yang umumnya di daerah vena fossacubiti
yaitu vena cubiti atau di daerah pergelangan tangan, selain itu vena yang
dipilih tidak di daerah infuse yang terpasang.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini yaitu memperoleh sampel darah dalam volume
tertentu, dapat mengetahui dan memahami cara memperoleh specimen darah,
serta untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan darah
(phlebotomy).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian, bagian cair yang
disebut plasma dan unsur-unsur padat yaitu sel-sel darah.Darah membentuk 6
sampai 8% dari berat badan tubuh total, volume darah secara keseluruhan
kira-kira 5 liter dan terdiri dari sel-sel darah yang tersuspensi di dalam suatu
cairan yang disebut plasma.Tiga jenis sel darah utama adalah sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).Cairan
kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah
membentuk 55% dari volume darah total.Sedangkan 45% sisanya adalah sel
darah. Eritrosit menempati bagian besar volumenya yaitu sekitar 99%,
trombosit (0,6-1,0%) dan leukosit (0,2%). (Ronald A.Sacher, Richard
A.McPherson, 2004 ; Evelyn C.Pearce, 1979).
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma
darahdan sel darah.Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan
trombosit. Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat
badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45%
sisanya terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006).
Menurut Chris Brooker (2008) darah adalah jaringan ikat cair yang terdiri
dari kuning pucat, plasma, yang mengandung suspensi sel darah merah atau
eritrosit, sel darah putih atau leukosit dan trombosit darah.Darah pada manusia
biasanya berwarna merah.Hal ini disebabkan di dalamnya
terdapat hemoglobin yang mengikat oksigen dan karbondioksida.
Jumlah darah manusia sebesar 4-5 liter. Darah mempunyai multifungsi
yaitu membawa nutrient ke jaringan, membawa oksigen ke jaringan dalam
bentuk oksihemoglobin, membawa air ke jaringan, membawa produk sisa ke
organ yang akan mengekskresikannya dan melawan infensi bakteri melalui
kerja sel darah putih dan antibody (M. Ridwan, 2009).
Cairan darah tersusun atas 2 bagian utama yaitu benda-benda darah yang
terdiri dari: sel darah merah (SDM), sel darah putih (SDP), dan keping darah
(platelets, thrombocytes), dan bagian kuning jernih yang disebut
plasma (Hardjoeno, H. 2007).
2.2 Pengertian Phelebotomy
Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dan
tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti
mengiris/memotong(“cutting”). Dulu dikenal istilah vena sectie (Bld),
venesection atau veni section(Ing) (Hardjoeno, H. 2007).
Phlebotomi adalah proses pengambilan darah dengan teknik yang benar
sehingga komponen analitnya bisa dipertahankan. Tujuan phlebotomi ini
untuk mendapatkan sampel darah dengan meminimalisir kesalahan sehingga
tidak mengganggu hasil pemeriksaan laboratorium.Phlebotomis adalah istilah
tenaga kesehatan yang terlatih serta tersertifikasi untuk melakukan
pengambilan sampel darah baik itu dari vena, arteri, maupun kapiler (Audrey
Davis. 2013).
Faktor-faktor yangmempengaruhi phelebotomy :
1. Pelaksanaan phlebotomy.
2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.
3. Peralatan phlebotomy dan cara penggunaanya.
4. Keadaan pasien.
2.3 Legalitas Pelaksanaan Phelebotomy
Keputusan Mentri Kesehatan RI No.04/MENKES/SK/2002Tentang
laboratorium swasta dituliskan bahwa salah satu tugas dan tanggung jawab
perawat kesehatan yang bekerja di Laboratorium swasta adalah melakukan
tindakan untuk pengambilan specimen laboratorium.
1. Undang-undang RI No. 36tahun 2009 : Tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
2. Peraturan MenPan No.8 tahun 2006 : Tenaga analis kesehatan sebagai
pegawai negeri memiliki jabatan sebagai pranata laboratorium yang
merupakan rumpun kesehatan.
3. Tugas pranata laboratorium kesehatan : Tugas pelayanan labkes dibidang
hematologi, kimia klinik, imun serologi, mikrobiologi, toksikologi, kimia
lingkungan dan patologi anatomi.
4. Rapat MenKes mengeluarkan keputusan MenKes dan Kesejahteraan social
RI No. 141MenKes-Kesos/SK/2001 tentang petunjuk teknis pelaksanaan
jabatan fungsional pranata laboratorium kesehatan.
5. Point 21 : Mempersiapkan pasien yaitu kegiatan yang dilakukan sebagai
pengambilan specimen, memberi petunjuk kepada pasien mengenai
persiapan atau tindakan persiapan yang harus dilakukan sampai dengan
mengatur posisi pasien.
6. Point 22 :Mempersiapkan peralatan dan bahan penunjang untuk
pengambilan spesimen atau sampel di laboratoris yaitu kegiatan yang
dilakukan sebelum specimen atau sampel laboratorium.
7. Point 26 :Mengambil specimen atau sampel dengan tindakan sederhana
yaitu mengambil specimen atau sampel dengan menggunakan teknik dan
prosedur yang m,udah serta mencatat identitas specimen.
2.4 Kompotensi Seorang Phelebotomy
Flebotomist adalah seorang tenaga medic yang telah mendapat
latihanuntuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh
darah vena,arteri atau kapiler. Teknik flebotomi merupakan suatu cara
pengambilan darah (sampling) untuk tujuan tes laboratorium atau bisa juga
pengumpulan darah untuk didonorkan (Hardjoeno, H. 2007).
Flebotomist adalah seorang tenaga medis yang telah mendapatkan
latihanuntuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh da
rah vena.Pada saat mengumpulkan sampel darah harus dengan sikap terampil,
aman dan dapat dipercaya. Tujuan phelebotomy adalah mendapatkan sampel
darah dalam volume yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan, dengan
memperhatikan pencegahan interferensi preabalisis, memasukannya ke dalam
tabung yang benar, memperhatikan keselamatan (safety), dan dengan sesedikit
mungkin menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien.Agar dapat diperoleh
specimen darah yang memenuhi syarat uji laboratorium, maka prosedur
pengambilan sampel darah harus dilkaukan dengan benar, mulai dari
persiapan peralatan, pemilihan letak vena, teknik pengambilan sampai dengan
pelabelan.(Hendro, 2010).
Phelebotomis memiliki kompotensi adalah tenaga kesehatan yang
memiliki pengetahuan seputar phelebotomi dan mampu melakukan
pengambilan darah efisien (daya guna), efektif (hasil guna).(Wiradewi, 2010).
Kompotensi minimal seorang Flebotomist antara lain :
1. Flebotomis mampu berkomunikasi dengan pasien untuk menjelaskan tujuan
pengambilan darah, apa yang akan dilakukan dan bagaimana
caranya, menjelaskan tujuan dan cara persiapan pasien
2. Mampu mengerjakan tugas-tugas administrasi
3. Harus mengerti dan mematuhi prosedur keselamatan pasien dan dirinya.
4. Harus dapat menyiapkan bahan dan alat-alat yang akan digunakan serta
memilih antikoagulansia
5. Harus memahami prosedur dan tehnik flebotomi venipuncture dan
skinpuncture yang benar
6. Melakukan labelisasi pada tabung / wadah sampel secara benar
7. Mampu melakukan tranportasi sampel secara benar serta tepat waktu ke
laboratorium
8. Harus mampu menangani komplikasi akibat pelaksaan flebotomi secara
benar dan cepat. (Rikawati 2010).
2.5 Perilaku Profesional Flebotomist
Seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya mempunyai
kompetensi dan keahlian yang tinggi dalam pengambilan darah berpedoman
pada perilaku profesional dan bertindak berdasarkan aspek etika moral, etika
hukum dan etika profesi.
Ada 3 macam aspek etika yang harus dipatuhi yaitu : etika moral, etika
hukum dan etika profesi
1. Etika moral : Merupakan norma-norma yang memberikan pedoman dalam
berperilaku yang boleh dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan
berdasarkan moral dan hati nurani.
2. Etika hukum : Merupakan aturan yang dibuat oleh negara berlaku umum
dalam masyarakat dan bersifat mengikat, mempunyai kekuatan hukum
berdasarkan suatu Peraturan Perundangan (hukum) yang berlaku.
3. Etika profesi : Merupakan aturan yang dibuat organisasi profesi sebagai
pedooman moral untuk mengatur anggotanya serta bertujuan menjaga
mutu profesi, memelihara harkat dan martabat profesi. Sanksi dapat berupa
teguran, skorsing atau pemecatat. Etika profesi yg sudah dalam bentuk
tertulis secara sistematis sebagai kode etik profesi(Rikawati 2010).
2.6 Pembuluh Darah Vena
Vena yaitu pembuluh darah yang menghantar darah untuk menuju ke
jantung.Pembuluh vena terbentuk dari penyatuan kapiler. Dinding vena terdiri
dari 3 lapisan yaitu lapisan terluar terdiri atas jaringan ikat fibrus yang disebut
tunika adventisia, lapisan tengah berotot lapis tipis, lebih mudah kempes dan
kurang elastis dari pada arteri, lapisan dalam yang endothelial disebut tunika
intima. Pembuluh balik atau vena yang memiliki dinding tipis, tidak elastis
dan diameter lebih besar dari pada pembuluh nadi karena darah dalam
perjalanan ke jantung memiliki tekanan yang sangat rendah. Tekanan yang
sangat rendah mengakibatkan darah tidak samapi ke jantung, dengan
pembuluh vena yang mempunyai banyak kutup akan memastikan darah
mengalir ke satu arah menuju ke jantung (Pearce, 2009).
Pembuluh darah vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi
lapisan tengahberotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan
kurang elastis dari pada arteri.Padaumumnya semua pembuluh vena cukup
besar dan letaknya superficial dapat dipergunakanpengambilan darah.Tetapi
pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena difosa cubiti.Pada anak
kecil atau bayi darah dapat diambil pada vena jugula ris externa, vena
femoralis,bahkan dari sinus sagitalis superior. (Evelyn C. Pearce, 2006)
Pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang
masukke dalam jantung,. Pada umumnya darah vena banyak mengandung gas
CO2.Pembuluh ini terdapat katup yang tersusun sedemikian rupa sehingga
darah dapatmengalir ke jantung tanpa jatuh kearah sebaliknya.Pembuluh darah
kapiler padaumumnya meliputi sel-sel jaringan, oleh karena itu secara
langsung berhubungandengan sel. Karena dindingnya yang tipis maka plasma
dan zat makananmerembes kecairan jaringan antar sel. (Evelyn C. Pearce,
2006).Susunan darah dalam kapiler dan dalam vena berbeda-beda.Darah
venaberwarna lebih tua dan agak ungu kerena banyak dari oksigennya sudah
diberikankepada jaringan.Darah dalam kapiler terus-menerus berubah susunan
danwarnanya karena terjadinya pertukaran gas. (Evelyn C. Pearce, 2006).
2.7 Pengertian dan Pengambilan Darah Vena
Darah vena adalah darah yang berada di pembuluh darah vena, membawa
darah miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena juga
berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis,
kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang elastis dari pada arteri.Pada
umumnya semua pembuluh vena cukup besar dan letaknya superficial dapat
dipergunakan pengambilan darah.Tetapi pada prakteknya yang sering
digunakan adalah vena difosa cubiti.Pada anak kecil atau bayi darah dapat
diambil pada vena jugula ris externa, vena femoralis, bahkan dari sinus
sagitalis superior. (Evelyn C. Pearce, 2006).
Pengambilan darah yang baik, harus disertai dengan adanya informed
consent. Informed concent adalah persetujuan pasien atau keluarganya secara
sadar untuk mengijinkan, diperiksa, dilakukan tindakan medis atau diobati
oleh tenaga kesehatan. Dalam hal ini pasien dapat mengetahui tindakan apa
saja yang akan dilakukan terhadap dirinya. Melakukan suatu tindakan medis
tanpa disertai inform consent dapat dikategorikan sebagai ancaman kesehatan.
Phlebotomi merupakan suatu prosedur yang rutin dilakukan tetapi tetap
mengandung unsur yang dapat membawa kita ke dalam gugatan hukum.Tidak
ada satupun tenaga medis pada umumnya dan phlebotomis pada khususnya
yang ingin bermasalah terhadap hokum (Herlambang Fitria, 2015).
Pada pengambilan darah vena (venipuncture),contoh darah umumnya
diambil dari vena median cubital,pada anterior lengan (sisi dalam lipatan
siku).Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit,cukup besar, dan tidak
ada pasokan saraf besar.Apabilatidak memungkinkan, vena chepalica atau
vena basilicabisa menjadi pilihan berikutnya.Venipuncture pada venabasilica
harus dilakukan dengan hati-hati karenaletaknya berdekatan dengan arteri
brachialis dan syaraf median.Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak
bisa digunakan,maka pengambilan darah dapat dilakukan di venadi daerah
pergelangan tangan. Lakukanpengambilan dengan dengan sangat hati-hati
danmenggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil (Assyfaulti,2016).
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah:
1. Lengan pada sisi mastectomy
2. Daerah edema
3. Hematoma
4. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
5. Daerah bekas luka
6. Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular
7. Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat
menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau
menurunkan kadar zat tertentu.
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara
vakum.Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring),
sedangkan caravakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer)
(Assyfaulti, 2016).
Biasanya pada orang dewasa dipakai salah satu vena dalam fossa cubiti,
pada bayi vena jugularis superficialis dapat dipakai atau juga darah dari sinus
sagittalis superior.(Gandosoebrata, 2010).
1. Bersihkan tempat itu dengan alkohol 70% dan dibiarkan sampai menjadi
kering lagi
2. Jika memakai vena dalam fossa cubiti, pasanglah ikatan pembendung
pada lengan-atas dan mintahlah orang itu mengepal dan membuka
tangannya berkali-kali agar vena jelas terlihat. Pembendungan vena tidak
perlu dengan ikatan erat-erat, bahkan sebaliknya hanya cukup erat untuk
memperhatikan dan agak menonjolkan vena
3. Tegangkanlah kulit di atas vena itu dengan jari-jari tangan kiri supaya
vena tidak dapat bergerak
4. Tusuklah kulit dengan jarum dan semprit dalam tangan kanan sampai
ujung jarum masuk ke dalam lumen vena
5. Lepaskan atau ranggangkan pembendungan dan pelahan-lahanlah tarik
pengisap semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat
6. Lepaskan pembendungan jika masih terpasang
7. Taruhlah kapas di atas jarum dan cabutlah semprit dan jarum itu
8. Mintalah kepada orang yang darahnya diambil supaya tempat tusukan itu
ditekan selama beberapa menit dengan kapas tadi
9. Angkatlah jarum dari semprit dan alirkanlah (jangan semprotkan) darah
ke dalam wadah atau tabung yang tersedia melalui dinding
10. Segeralah cuci jarum dan semprit sebelum darah sempat membeku, jika
alat-alat tadi akan dipakai lagi. (Gandosoebrata, 2010).
Praktik phlebotomy di rumah sakit atau laboratorium dapat dilakukan oleh
phlebotomiest atau analis laboratorium atau orang yang dilatih khusus untuk
itu, yang selanjutnya akan disebut sebagai teknisi phlebotomy. Tindakan
phlebotomy itu sendiri mempunyai risiko diantaranya adalah adanya rasa sakit
akibat tusukan, perdarahan yang berlebihan, pingsan atau lemas, hematom
(disebabkan oleh darah yang bocor kedalam jaringan disekitar tusukan vena
dan membeku), infeksi dan terjadinya beberapa tusukan akibat sulitnya
mencari vena sehingga menimbulkan berbagai persepsi bagi pasien terkait
dengan tindakan phlebotomy (Budi Sampurna, 2004).
2.8 Komunikasi (Informed Consent)
1. Memanggil nama pasien dengan jelas dan benar sesuai dengan yang
tercantum dalam formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
2. Harus memasang wajah ramah saat menyambut pasien, dan
mempersilahkan pasien duduk di kursi yang telah disediakan.
3. Meminta kerjasama pasien untuk mencocokkan data yang tercantum
dalam formulir permintaan pemeriksaan dengan mengajukan pertanyaan,
namun tidak diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan dengan
kemungkinan jawaban ya atau tidak.
4. Menanyakan persiapan pasien berdasarkan pemeriksaan yang diminta.
5. Menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan phlebotomy yang akan
dilakukan, dengan bahasa yang sopan dan mudah dimengerti.
6. Menunjukkan peralatan phlebotomy yang akan digunakan, kepada pasien
dan menjelaskan kegunaannya.
7. Memohon ijin untuk melihat vena pasien dengan sopan.
8. Memohon ijin untuk melakukan tindakan phlebotomy.
9. Setelah sampel berhasil diambil, tutup lokasi pengambilan dengan plester
sambal menanyakan keadaan pasien, serta meminta maaf apabila tindakan
phlebotomy yang telah dilakukan menimbulkan rasa sakit.
10. Menunjukkan kepada pasien sampel yang berhasil diambil, serta
kecocokan identitas yang tertera pada tabung sampel (etiket).
11. Mengucapkan terima kasih kepada pasien karena telah bekerja sama, lalu
memberikan informasi yang tepat tentang pengambilan hasil laboratorium,
mengenai bagaimana cara pengambilan, berapa lama harus menunggu dan
di mana pasien dapat menunggu hasil.
2.9 Kesalahan-kesalahan Lazim dalam cara memperoleh Darah Vena
1. Menggunakan semprit dan jarum suntik yang basah
2. Mengenakan ikatan pembendung terlalu lama atau erlalu keras, akibatnya
ialah homokonsentrasi
3. Terjadinya bekuan dalam semprit karena lambatnya bekerja
4. Terjadinya bekuan dalam botol karena tidak dicampur semestinya dengan
oxalate kering atau antikoogulasi lain. (Gandosoebrata, 2010).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Pelaksanaan Praktikum


Adapun tempat pelaksanaan praktikum phelebotomy dilaksanakan di
Laboratorium Kimia, pada tanggal 22 Maret2018 di kampus Stikes Bina
Mandiri Gorontalo.
3.2 Alat
1. Spuit 3ml
2. Torniquet
3.3 Bahan
1. Kapas kering
2. Alkohol 70%
3. Plester
4. Handskun
5. Masker
3.4 Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Posisikan lengan yang akan dilakukan pengambilan darah senyaman
mungkin
3. Melakukan perabaan(palmasi) pada lokasi vena yang akan ditusuk, posisi
tangan harus dikepal
4. Pasang torniquet lebih kurang 3 jari diatas liat siku
5. Usapkan bagian vena yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%
6. Kemudian tusuk bagian vena tadi dengan posisi lubang jarum menghadap
keatas
7. Setelah darah yang diambil sudah cukup, torniquet dilepaskan lalu kepalan
tangan dibuka
8. Lepaskan atau tarik jarum kemudian segera letakan kapas alkohol 70%
diatas bekas suntikan
9. Tutup kembali spuit yang digunakan tersebut
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasrkan praktikum yang dilakukan, maka didapatkan hasil seperti
ditabel dibawah ini :
Nama
N Gambar Keterrangan
o
1 Darah Pada
Vena praktikum
phlebotomi
pengambilan
darah vena
telah
didapatkan
sampel darah
dengan
volume
sebanyak 2 ml
pada spuit 3ml
yangdigunakan
pada saat
praktikum
phlebotomi
Tabel 4.1 Hasil Pengambilan Darah

4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini pengambilan darah dilakukan dengan
menggunakan spuit steril.Mula-mula kita menentukan terlebih dahulu daerah
atau bagian tubuh untuk pengambilan darah vena.Kita mengambil vena bagian
lengan karena lebih mudah terlihat dan aman.Setelah didapatkan vena, daerah
tersebut dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70%.Alasan penggunaan
alkohol 70% yaitu karena pada konsentrasi inilah akohol efektif sebagai
antiseptik. Jika konsentrasinya kurang dari 70% maka kadar airnya banyak
sehingga proses penguapannya dari kulit akan lama, sedangkan pada
konsentrasi yang lebih dari 70% akan dengan cepat menguap dan kerjanya
tidak efektif. Setelah agak kering dipasang torniquet lebih kurang tiga jari
diatas tempat pengambilan, kemudian dilakukan penusukan vena, torniquet
dilepaskan ketika darah telah mengalir kedalam spuit.Hal ini untuk
menghindari terjadinya hemo konsentrasi.Setelah darah yang diperlukan sudah
cukup, ditarik jarum secara perlahan-lahan sambil meletakan kapas alkohol
diatas bekas suntikan dengan memberi sedikit tekanan pada kapas.Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya hematoma setelah pengambilan darah
sudah selesai.
Dalam percobaan ini pengambilan darah dilakukan masing-masing
mahasiswa, darah yang saya peroleh dari Mutia Agriani Due.Pada saat
pengambilan darah yang menjadi flebotomis adalah saya sendiri Devriyanti
Oskar Bau.Pengambilan darah dilakukan secara bergantian. Proses
pengambilan darah dilakukan berdasarkan ketentuan Prosedur Flebotomi
dalam pengambilan darah vena menggunakan alat yang steril.
Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengaktifkan pembekuan.Di samping itu, penusukan yang
berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.Tusukan jarum yang
tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan
akibat hematoma.Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan
hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri
yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah
vena adalah :
1. Pemasangan torniquet (pembendung vena)
a. Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid
total).
b. Melepas torniquet sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.
2. Penusukan
a. Penusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan
jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu,
penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma
b. Tusukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena
menyebabkan darah bocor dengan akibat hematoma.
c. Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis
sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, rasa terbakar dan rasa nyeri
yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Phlebotomi adalah proses pengambilan darah dengan teknik yang benar
sehingga komponen analitnya bisa dipertahankan. Tujuan phlebotomi ini
untuk mendapatkan sampel darah dengan meminimalisir kesalahan sehingga
tidak mengganggu hasil pemeriksaan laboratorium.Phlebotomis adalah istilah
tenaga kesehatan yang terlatih serta tersertifikasi untuk melakukan
pengambilan sampel darah baik itu dari vena, arteri, maupun kapiler.
5.2 Saran
Berdasarkan dari praktikum kita dapat mengetahui teknik pengambilan
darah (plhebotomi) dengan benar.Agar tidak terjadi kesalahan pada saat
pengambilan darah maka seorang flebotomist harus memiliki kompetensi dan
perilaku professional sehingga dapat bekerja dengan baik dan benar agar
memperoleh hasil yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Assyfaulti.2016(http://assyfaulti.mahasiswa.unimus.ac.id/wpcontent/uploads/sites
/423/2016/05/tugas-tik.pdf) diakses pada 04 Mei 2018

Audrey Davis. 2013 (http://laboratoriummedis.blogspot.co.id/2013/


11/phlebotomi.html) diakses pada 04 Mei 2018

Budi Sampurna, Zulhasmar Syamsu, Tjetjep Dwijdja Siswaja. 2014, Bioetik dan
Hukum Kedokteran, Pengantar bagi Mahasiswa Kedokteran dan
Hukum.Pustaka Dwipar, Jakarta.

Depkes RI, 2002, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor


1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 992/Menkes/PER/1993 tentang
Ketentuan dan Tata Pemberian Izin Apotek, Jakarta: Depkes RI.

Gandosoebrata, R. 2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta. Dian Rakyat.

Hardjoeno H dkk. 2007. Interprestasi hasil tes laboratorium diagnostik.


Hasanuddin University Press (LEPHASS): Makassar.

Hendro,2010.Pengertian Phelebotomy.https://www.scribd.com/doc/248529426
/Dasar-Teori-Phlebotomi. Diakses tanggal 04 Mei 2018
Herlambang Fitria. 2015. (http://www.ilmudasar.com/2017/08/Pengertian-
Struktur- Fungsi-Jenis-Lapisan-Vena -adalah.html) diakses pada 04 Mei
2018
Pearce, Evelyn C, 2006, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta :
PTGramedia Pustaka Utama
Pearce, Evelyn C, 2009, Anatomi dan Fisiologi untuk paramedic, PT
GramediaPustaka Umum: Jakarta.
Permenpan Nomor 9 Tahun 2006 TenNOMOR 8 TAHUN 2006.Tentang Jabatan
Fungsional Pranata Laboratorium Kesehatan dan Angka Kreditnya.
Rikawati, 2010.Phelebotomis.https://idocslide.com/embed/laporan-plebo. Diakses
tanggal 23 Maret 2018
Undang-Undang RI No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Wiradewi, 2010.Pengertian Phelebotomi.
https://www.scribd.com/doc/248529426/Dasar-Teori-Phlebotomi

Anda mungkin juga menyukai