Anda di halaman 1dari 18

PENYADAPAN DARAH

LAPORAN PENDAHULUAN
Untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Lapangan I
yang dibimbing oleh Ibu Dr. Ni Luh Putu Eka Sudiwati, S.Kp.,M.Kes

Oleh
Salsa Billa Guswita Az Zahra
P17440193028

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KESEHATAN TERAPAN
PRODI D-III TEKNOLOGI BANK DARAH MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya
dapat menyelesaikan pembuatan laporan pendahuluan ini dengan judul
“Penyadapan Darah”. Adapun tujuan dari pembuatan laporan pendahuluan ini
adalah untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Lapangan I yang dibimbing oleh Ibu
Ni Luh Putu Eka Sudiwati, S.Kp., M.Kes. Selain itu, laporan ini juga dibuat
sebagai wujud dari wawasan awal yang dimiliki mahasiswa terhadap kompetensi
yang akan dilakukan pada praktik klinik lapangan.
Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat
saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan laporan
pendahuluan pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Tulungagung, 17 November 2020

Penulis

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Praktik Klinik Lapangan I ini, berisi tentang


wawasan awal yang dimiliki mahasiswa terhadap kompetensi yang akan
dilakukan pada praktik klinik lapangan di UTD PMI Kabupaten Tulungagung
mulai tanggal 14 Desember 2020 sampai dengan 8 Januari 2021. Laporan ini
diperiksa, disahkan pada tanggal 8 Januari 2021.

Mengesahkan,

Pembimbing Klinik, Pembimbing Institusi


TTD dan Stempel TTD

Sutikno Priyono, A.Md.Kes, S.E. Dr. Ni Luh Putu Eka S, S.Kp., M.Kes
NIP. 196505041988032001

Mengetahui,
Ketua Ketua Program Studi
Jurusan Kesehatan Terapan D-III Teknologi Bank Darah
Poltekkes Kemenkes Malang Poltekkes Kemenkes Malang

Diniyah Kholidah, S.ST, S.Gz, MPH Dr. Ni Luh Putu Eka S, S.Kp., M.Kes
NIP. 197509211997032001 NIP. 196505041988032001

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................3
A. Pengertian Phlebotomy/Pengambilan Darah................................................3
B. Tujuan Phlebotomy/Pengambilan Darah .....................................................3
C. Prosedur Pengambilan Darah .......................................................................3
D. Hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Penusukan Vena Dan Pengambilan Darah
......................................................................................................................7
E. Efek Samping Yang Dapat Terjadi Pasca Pengambilan Darah ...................9
BAB III KESIMPULAN ...................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Darah adalah produk terapeutik dan harus diambil memenuhi sistem
manajemen mutu untuk unit penyedia darah untuk menjamin mutu dan
keamanannya, dan untuk meminimalkan potensi kontaminasi bakteri atau
mikroorganisma lainnya.
Transfusi darah adalah bagian penting pelayanan kesehatan modern.
Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan
meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh
Palang Merah Indonesia (PMI) melalui peraturan pemerintah no 7 tahun 2011
tentang pelayanan darah. Palang Merah Indonesia di singkat dengan PMI
adalah organisasi yang bergerak di bidang kesehatan, terutama dalam
menjamin ketersediaan darah bagi pasien yang membutuhkan. Bagian yang
bertugas untuk menjamin ketersediaan darah ini adalah Unit Donor Darah.
Pentingnya ketersediaan darah di Unit Donor Darah – PMI mengharuskan
PMI untuk selalu menjaga jumlah dan kualitas dari darah yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan akan transfusi darah. Untuk menjalankan fungsi sebagai
penyedia darah bagi kebutuhan masyarakat Unit Donor Darah.
Donor darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis
darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Donor darah
berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah
besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ
pembentuk sel darah merah. Darah diperoleh dari sumbangan darah para
donor darah sukarela maupun donor darah pengganti. Donor Darah Sukarela
merupakan seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela untuk
kepentingan masyarakat yang membutuhkan tanpa mengetahui untuk siapa.
Hanya donor yang telah diperiksa sesaat sebelum penyumbangan dan
memenuhi kriteria seleksi donor yang ditetapkan UTD yang diperbolehkan
untuk menyumbangkan darah. Mereka harus diidentifikasi kembali sebelum
penusukan dimulai dan darahnya ditampung di dalam kantong darah steril

1
yang telah disetujui oleh petugas kompeten terlatih menggunakan prosedur
yang telah divalidasi.
Nomor seri penyumbangan yang unik harus diterapkan untuk setiap
penyumbangan dan terhubung dengan semua dokumen pendonor, tabung
sampel dan kantong darah. Nomor harus tercetak dalam format barrcode dan
terbaca oleh mata, dan jumlahnya mencukupi untuk semua kebutuhan yang
memerlukan label. Catatan lengkap untuk semua kegiatan harus disimpan
termasuk detail bahan dan peralatan yang digunakan dan identifikasi petugas
yang melakukan setiap kegiatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian phlebotomy/pengambilan darah?
2. Apa tujuan phlebotomy/pengambilan darah?
3. Bagaimana prosedur pengambilan darah?
4. Apa saja hal yang perlu diperhatikan saat penusukan vena dan
pengambilan darah?
5. Apa efek samping yang dapat terjadi pasca pengambilan darah?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian phlebotomy/pengambilan darah
2. Mengetahui tujuan phlebotomy/pengambilan darah
3. Mengetahui prosedur pengambilan darah
4. Mengetahui hal yang perlu diperhatikan saat penusukan vena dan
pengambilan darah
5. Mengetahui efek samping yang dapat terjadi pasca pengambilan darah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Phlebotomy/Pengambilan Darah


Phlebotomi (bahasa inggris : phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb
dan tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti
mengiris/memotong(cutting). Dulu dikenal istilah vena sectie, venesection
atau veni section. Teknik flebotomi merupakan suatu cara pengambilan darah
(sampling) untuk tujuan tes laboratorium atau bisa juga pengumpulan darah
untuk didonorkan
Sedangkan di dalam donor darah, pengambilan darah sering disebut juga
dengan aftap. Aftap adalah proses pengeluaran atau penyadapan darah dari
lengan pendonor dengan cara phlebotomi melalui vena cubitti.

B. Tujuan Phlebotomy/Pengambilan Darah


Tujuan phlebotomy adalah memperoleh darah dalam volume yang cukup
sesuai dengan yang dibutuhkan, dengan menusuk vena (venipunctur ) dengan
jarum dan peralatan pendukungnya. Agar mendapatkan darah untuk
dimasikkan ke dalam koantong darah maka harus memperhatikan proses
pengambilan darah tersebut diantaranya yaitu peralatan yang akan dipakai,
lokasi pengambilan darah vena, dan keadaan pendonor.
Tujuan dari penyadapan darah adalah mendapatkan darah yang aman dan
bermanfaat bagi yang menerimanya. Sedangkan tujuan dari transfusi darah
adalah memberikan komponen darah sesuai kebutuhan pasien

C. Prosedur Pengambilan Darah


1. Teknik pengambilan darah dan sampel darah, dilakukan pada donor yang
telah lolos seleksi.
Pada saat akan dilakukan pengambilan darah dan sampel darah perlu
diperhatikan teknik pengambilan darah dan sampel agar mendapatkan
darah yang aman. Teknik pengambilan darah dan sampel darah dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut :

3
a. Semua prosedur dilakukan secara aseptik, alat-alat yang digunakan
harus steril
b. Petugas pengambilan darah adalah teknisi yang mempunyai
kompetensi dan terlatih
c. Kantong darah yang dipilih harus memiliki izin edar
d. Aliran darah harus lancar Pengambilan darah harus kurang dari 6
menit
e. Volume darah yang diambil harus sesuai dengan volume
antikoagulan
f. Pencampuran darah dan antikoagulan harus baik Selesai aftap segera
simpan darah pada suhu 20c - 60c
g. Petugas bagian penydapan harus mengenali reaksi yang mungkin
terjadi pada saat penyadapan
h. Label harus melekat pada kantong darah dan mudah dibaca Semua
data kegiatan pengambilan darah harus didokumentasikan dan
diarsipkan dengan baik.
2. Persiapan petugas sebelum penyadapan
a. Pakai jas lab
b. Cuci tangan dengan sabun
c. Pakai sarung tangan
d. persiapan label/ stiker label yang memuat : nomor kantong, golongan
darah, tanggal pengambilan tanggal kadaluarsa, nama petugas ,
e. Identifikasi kantong darah.
Setiap kantong harus ada sistem penomoran kantong yang
tertera pada kantong darah, selang, tabung spesimen dan formulir
pengantar ke laboratorium
3. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam penyadapan darah
a. Tempat tidur
b. Tensi meter
c. Timbangan darah
d. Pean
e. Hand sealer

4
f. Gunting
g. Spidol
h. Rak tabung
i. Pinset
j. Tempat kapas
k. Tempat pinset
l. Kassa
m. Kantong darah
n. Alkohol
o. Tabung sampel darah dan penutup
p. Kassa steril Tensoplast
4. Prosedur pengambilan darah/Aftap
1. Pendonor cuci tangan dengan sabun terlebih dahulu.
2. Pendonor dipersilahkan berbaring di tempat tidur.
3. Tangan pendonor lurus menghadap ke atas.
4. Pasang tensimeter pada lengan donor 7,5 – 10 cm di atas lipat siku.
5. Identifikasi kantong darah dan tabung sampel darah sesuai dengan
formulir donor darah yaitu :
a) Nomor kantong
b) Golongan darah
c) Tangggal pengambilan
d) Tanggal kadaluarsa
e) Nama pengambil darah/aftaper
f) Jam pengambilan untuk komponen darah.
6. Naikkan tensimeter sampai batas antara sistol dan diastol, raba dan
tentukan letak vena di mana akan dilakukan penusukan, turunkan
tensimeter sampai nol.
7. Desinfeksi lokasi penusukan dengan betadine dengan gerakan
melingkar dari arah dalam ke luar.
8. Desinfeksi dengan kapas alkohol 70% 3 – 4 kali. Tunggu sampai
kering.

5
9. Buat simpul longgar pada selang kantong darah ± 15cm dari arah
jarum.
10. Tempatkan kantong darah di atas timbangan darah.
11. Naikkan tensimeter sampai batas antara systole dan diastole.
12. Lakukan penusukan vena dengan
a) Buka tutup jarum, posisi lobang jarum disebelah atas
b) Tekan secara pelan lengan donor dibawah lokasi dibawah lokasi
penusukan dengan tangan kiri
c) Tusukkan jarum 1 atau 2 inci dari vena dengan sudut 15-30
derajat, dorong sampai berada ditengah vena, jangan sampai
menembus sisi vena yang lain bisa terjadi hematoma pada
lengan donor.
13. Setelah darah mulai masuk melewati selang, turunkan tensimeter
antara 40 mmHg- 50 mmHg.
14. Lakukan fiksasi selang di lengan donor dengan menggunakan
meditape di 2 (dua) tempat agar kedudukan jarum tidak berubah.
15. Tutup luka donor dengan kassa steril.
16. Apabila volume darah sudah tercapai sesuai, jepit selang dengan
klem A ± 5cm, dari arah jarum .
17. Serut selang kantong darah dari klem A kearah kantong darah dengan
menggunakan handsealer sepanjang A ±5cm, kemudian jepit selang
kantong darah dengan klem B ± 2cm dari klem A.
18. Potong selang kantong darah antara klem A dengan klem B,
kemudian kencangkan pada selang.
19. Tempatkan tabung/botol sampel diujung potongan selang, buka klem
A, masukkan darah vena donor langsung ke tabung/botol sampel ±3/4
volume tabung.
20. Tutup klem A, tutup tabung sampel.
21. Turunkan tensimeter sampai batas nol, buang kassa steril.
22. Ambil kapas alkohol 70 % letakkan di atas tusukan vena dengan
sedikit ditekan.
23. Cabutlah jarum dari tubuh donor secara perlahan.

6
24. Mintalah donor menekan bekas tusukan dan mengangkat tangan ke
atas.
25. Buang jarum ke dalam tempat sampah infeksius.
26. Serut selang kantong darah dengan hand sealer. Ulangi 2-3 kali.
27. Cocokkan nomor sampel, dengan nomor kantong dan nomor pada
formulir.
28. Rapikan selang dan simpan darah dalam blood bank pada suhu 4°C ±
2°C atau biarkan di suhu kamar (22°C) bila darah tersebut
diperuntukan untuk komponen Trombosit.
29. Periksa luka bekas tusukan pada vena donor, bila sudah tidak ada
perdarahan tutup bekas tusukkan dengan tensoplast dan lepas
tensimeter.
30. Persilahkan donor istirahat. Apabila tidak ada keluhan, donor
dipersilahkan meninggalkan ruangan.
5. Tindakan Pra Aftap
Setelah selesai donasi, para pendonor harus diberi kesempatan untuk
beristirahat minimal 20 menit, sehingga tubuh bisa menyesuaikan
terhadap berkurangnya darah.
Dalam waktu ini, sekedar minuman dan makanan ringan perlu
diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang. Donor yang
merasa lemah atau pusing harus dibantu dengan tiduran, dengan posisi
kaki lebih tinggi untuk membantu penyaluran darah ke kepala.

D. Hal yang Perlu Diperhatikan saat Penusukan Vena dan Pengambilan


Darah
Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan resipien, calon donor juga
harus memenuhi persyaratan berikut ini :
1. Kulit lengan di daerah tempat penyadapan harus sehat tanpa kelainan,
tidak ada bekas tusukan jarum
2. Riwayat transfusi darah Calon donor tidak boleh menyumbangkan
darahnya dalam waktu 12 bulan setelah mendapatkan transfusi darah

7
3. Penyakit infeksi Calon donor dengan pemeriksaan lab terhadap syphilis,
Hepatitis B, Hepatitis C dan HIV yang menunjukkan hasil positif tidak
boleh menyumbangkan darahnya.
4. Riwayat imunisasi dan vaksinasi Calon donor dapat menyumbangkan
darahnya 8 minggu setelah mendapat vaksinasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 91 Tahun


2015 Tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah, hal-hal yang yang harus
diperhatikan saat melakukan penusukan vena dan pengambilan darah antara
lain :

Kegiatan Persyaratan
Persiapan area - Area Vena Cubiti yang dipilih bebas dari lesi atau
vena infeksi kulit
- Cairan disinfektan dan prosedur yang digunakan telah
divalidasi
- Cairan dibiarkan kering dengan sempurna
- Area tidak diraba ulang atau disentuh tanpa sarng
tangan steril baru
Tekanan - 40-60 mmHg untuk penusukan jarum
manset - 20-40 mmHg setelah darah mengalir
tensimeter
Penusukan - Gunakan proses aseptik
vena - Penusukan pada kesempatan pertama
- Aliran tidak terhambat
- Aliran tidak terhambat
- Jarum tidak boleh dicabut dan ditusukan ulang setelah
dimulainya aliran darah
Penusukan - Donor menyetujui
vena kedua - Kantong darah baru
(penusukan - Gunakan lengan lainnya
pertama gagal)
Mencampurkan - Setiap 90 detik (manual)

8
darah dengan - Proses telah divalidasi (otomatik)
antikoagulan - Darah di selang diserut kemabli ke dalam kantong
utama segera mungkin pada akhir penyumbangan
darah sebanyak 2 kali dan dihomogenisasikan
Maksimal - Hingga 12 menit untuk semua komponen darah yang
waktu dapat ditranfusikan
pengambilan - 12-15 menit tidak bisa digunakan untuk trombosit
darah atau fresh frozen plasma
- >15 menit tidak bisa digunakan untuk setiap
komponen darah yang dapat ditranfusikan
Volume - Seperti yang direkomendasikan oleh pabrik
(KURANG LEBIH) 10%
Pengambilan - Tabung telah divalidasi
sampel - Pemberian label telah selesai sebelum penyumbangan
darah selesai
- Campurkan segera setelah terisi
Selesainya - Seal/rekatkan dengan kuat selang kantong untuk
penyumbangan meminimalkan kontaminasi

E. Efek Samping yang dapat Terjadi Pasca Pengambilan Darah


Efek Samping yang dapat Terjadi Pasca Pengambilan Darah meliputi :
1. Syncope
Syncope adalah keadaan dimana pendonor kehilangan kesadarannya
beberapa saat sebagai akibat menurunnya tekanan darah. Gejalanya dapat
berupa rasa pusing, keringat dingin, nadi cepat, pengelihatan kabur,
bahkan bisa sampai muntah.
a. Cara mengatasi :
1) Hentikan pengambilan darah
2) Baringkan pendonor ditempat tidur, kepala dimiringkan kesalah
satusisi
3) Tungkai bawah ditinggikan ( lebih tinggi dari posisi kepala )
4) Longgarkan baju yang sempit dan ikat pinggange.

9
5) Minta pendonor menarik nafas panjang
6) Pendonor yang tidak sempat dibaringkan ,diminta menundukan
kepala diantara kedua kakinya dan menarik nafas panjang.
b. Cara Pencegahan
Pendonor diajak bicara supaya perhatiannya dapat dialihkan,
Pendonor dianjurkan berbaringpada waktu pengambilan darah, kursi
pendonor mempunyai sandaran dan tempat/ sandaran tangan.
2. Rasa Nyeri
Nyeri bisa timbul alibat alkosol yang belum keringatau akibat
penarikan jarum yang terlalu kuat.
a. Cara pencegahan
1) Setelah disinfeksi kulit, yakin dulu bahwa alcohol sudah
mongeringsebelum pengambilan darah dilakukan.
2) Penarikan jarum tidak terlalu kuat
3) Penjelasan/ Menggambarkan sifat nyeri yang sebenarnya
3. Hematoma
Hematoma dalah terkumpulnya massa darah dalam jaringan (dalam
Hal Flebotomi : jaringan dibawah kulit ) sebagai akibat robeknya
pembuluh darah.
a. Faktor penyebab terletak pada teknik pengambilan darah :
1) Jarum terlalu menungkik sehingga menembus dinding vena
2) Penusukan jarum dangkal sehingga sebagian lubang jarum
berada diluar vena
3) Setelah pengambilan darah, tempat penusukan kurang ditekan
atau kurang lama ditekan.
4) Pada waktu jarum ditarik keluar dari vena, manset belum
dikendurkane. Temapat penusukan jarum terlalu dekat dengan
tempat manset.
b. Cara mengatasi
Lepaskan manset dan jarum, tekan tempat penusukan jarum
dengan kain kasa, angkat lengan pendonor lebih tinggi dari kepala (+-
15 menit), Kalau perlu kompres untuk mengurangi rasa nyeri

10
4. Pendarahan
Pendarahan yang berlebihan terjadi karena terganggunya system
kouglasi darah Perdarahan terjadi karena pendonor mengalami
pengobatan dengan obat antikougulan, pendonor menderita gangguan
pembekuan darah (trombositopenia,defisiensi factor pembeku darah
(misalnya hemofilia), Pendonor mengidap penyakit hati yang berat
(pembentukanprotrombin, fibrinogen terganggu)
a. Cara mengatasi
Melepaskan manset dan jarum, tekan tempat penusukan jarum
dengan kain kasa, angkat lengan pendonor lebih tinggi dari kepala
(+- 15 menit), kompres untuk mengurangi rasa nyeri
5. Allergi
Alergi bisa terjadi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalam
flebotom, misalnya terhadap zat antiseptic/ desinfektan, latex yang
adapada sarung tangan, manset atau plester. Gejala alergi bisa ringan atau
berat, berupa kemerahan, rhinitis,radang selaput mata,shock. Cara
pencegahan dengan memakai plester atau sarung-tangan yang tidak
mengandung latex
6. Trombosis
Trombosis terjadi karena pengambilan darah yang berulang kali
ditempatyang sama sehingga menimbulkan kerusaka dan peradangan
setempat dan berakibat dengan penutupan ( occlusion ) pembuluh darah.
Pencegahan dengan mengi pengambilan hindari pengambilan berulang
ditempat yang sama.
7. Radang Tulang
Penyakit ini sering terjadi pada bayi karena jarak kulit-tulang yang
sempit dan pemakaian lanset yang berukuran panjang. Cara mengatasi
dengan menggunakan lanset yang ukurannya sesuai.
8. Anemia
Pengambilan darah berulang dapat menyebabkan anemia. Selain itu
pengambilan darah kapiler pada bayi terutama yang bertulang
dapatmenyebabkan selulitis, abses, osteomielitis, jaringan parut dan

11
nodulklasifikasi. Nodul klasifikasi tersebut mula-mula tampak seperti
lekukan
9. Komplikasi neuologis
Komplikasi neurologist bersifat local karena tertusuknyasyaraf dilokasi
penusukan, dan menimbulkan keluhan nyeri atau kesemutan yang
menjalar ke lengan, seperti yang sudah dijelaskansebelumnya. serangan
kejang (seizures) dapat Terjadi. Pencegahan dengan menghentikan
pengambilan darah, baringkan pendonor dengan kepala dimiringkan ke
satu sisi, bebaskan jalan nafas, hindari agar lidah tidak tergigit.
10. Kegagalan pengambilan darah
Faktor yang dapat menyebabkan antara lain karena jarum kurang
dalam. Jarum terlalu dalam/tembus, lubang jarum menempel didinding
pembuluh darah, vena kolap atau tabung tidak vakum. Vena kolaps dapat
terjadi bila menarik penghisap dengan cepat, menggunakan tabung
yangterlalu besar atau jarum terlalu kecil.
11. Hemokonsentrasi
Hemokonsentrasi terjadi karena pembendungan / pemasangan
manset yang ketat dan lama ( > 1 menit), atau mengepal telapak
tangandengan pemijatan atau massage. Hal ini akan menyebabkan
peningkatankadar hematokrit dan elemen seluler lainnya, protein total,
GTO, lipid total, kolestrol dan besi (Fe).

12
BAB III
KESIMPULAN

Aftap adalah proses pengeluaran atau penyadapan darah dari lengan


pendonor dengan cara phlebotomi melalui vena cubitti. Tujuan dari
penyadapan darah adalah mendapatkan darah yang aman dan bermanfaat bagi
yang menerimanya. Sedangkan tujuan dari transfusi darah adalah
memberikan komponen darah sesuai kebutuhan pasien. Adapun hal-hal yang
perlu diperhatikan saat melakukan penyadapan darah. Mulai dari teknik
penyadapan darah, persiapan petugas aftap, prosedur sesuai SOP hingga efek
samping yang akan terjadi setalah penyadapan darah.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 91 tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi
Darah. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
2. Andriyanti, N. (2013). Komplikasi Phlebotomy Teknik melakukan
Phlebotomy. 125070200111036.
3. Bima. (2005). Bab Ii Tinjauan Pustaka Aplikasi. Hilos Tensados, 1, 1–476.
4. Fattima, E. T., Wahyudo, R., Setiawan, G., & Morfi, C. W. (2016). Kegiatan
Donor Darah di Pengadilan Negeri Tanjung Karang 2016. JPM Ruwa Jurai,
2(1), hal. 25-28.
5. Goleman et al., 2019. (2019)Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699.
6. Keriting, P. P. (1980). Latar Belakang. 18.
7. PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH DONOR - Yazhid Blog. (t.t.). Diambil
13 Desember 2020, dari http://www.atlm.web.id/2017/02/prosedur-
pengambilan-darah-donor.html
8. Ardiningsih, R. (t.t.). PHLEBOTOMI. Diambil 13 Desember 2020, dari
https://www.academia.edu/9045662/PHLEBOTOMI
9. Seleksi Donor & Aftap Dhaan. (t.t.). SIPP. Diambil 13 Desember 2020, dari
https://sipp.menpan.go.id/pelayanan-publik/kalimantan-selatan/kabupaten-
tanah-bumbu/seleksi-donor--aftap-dhaan
10. Manda, A. (t.t.). Pengertian Phlebotomy. Diambil 13 Desember 2020, dari
https://www.academia.edu/18821123/Pengertian_Phlebotomy

14

Anda mungkin juga menyukai