Anda di halaman 1dari 30

Diskrepansi Golongan Darah

dr.Putri Srihartaty, M.Biomed


UNIT TRANSFUSI DARAH PUSAT - PMI
Pendahuluan
• Darah inkompatibel adalah darah donor yang tidak
dapat ditransfusikan
• Perlu penanganan yang serius dan hati-hati
• Mengakibatkan komplikasi transfusi
• Fatal pada pasien
• Pemeriksaan reaksi silang harus dilakukan seteliti
mungkin agar semua jenis antibodi yang
menyebabkab reaksi inkompatibel dapat terdeteksi.
• Shg reaksi transfusi hemolitik yang dapat
menyebabkan kematian pada pasien dapat
dihindari
RUJUKAN
KASUS INKOMPATIBILITAS
• UTD/BDRS yang mempunyai masalah inkompatibilitas
dan tidak dapat menyelesaikan masalahnya dapat
merujuk ke UTDP atau UTD yang mampu melakukan
pemeriksaan rujukan imunohematologi (biasanya UTD
Propinsi)
• Di UTD Pusat /UTD Rujukan akan melakukan:
– pemeriksaan penelusuran dan pemecahan kasus
– Menjawab penyelesaian kasus rujukan ke UTD
Pengirim dengan memberi solusi penanganannya
– Bila memungkinkan memberikan darah donor yang
dibutuhkan pasien yang sampelnya dirujuk sesuai
dengan hasil pemeriksaan
KASUS INKOMPATIBEL
• Rujukan kasus Imunohematologi akan terjadi bila pada
saat pasien membutuhkan darah transfusi, kemudian
dilakukan pemeriksaan Pre-Transfusi, tidak atau susah
didapatkan darah yang kompatibel (cocok) dengan
darah pasien
• Susah didapatkan darah yang kompatibel dikarenakan
beberapa masalah:
– Masalah pada darah pasien
– Masalah pada darah donor
• Permasalahan pada darah pasien atau donor dapat
disebabkan karena:
– Permasalahan pada pemeriksaan golongan darah
– Permasalahan pada pemeriksaan uji silang serasi
Contoh Tabel Golongan Darah

  Sel Grouping Serum Grouping    


NO Auto GOLONGAN
  Anti-A Anti-B Sel-A Sel-B Sel-O kontrol

1 3+ - - 3+ - - A
2. - 3+ 3+ - - -
B
3 - - 3+ 3+ - -
O
4 3+ 3+ - - - -
AB
5 2+ - + 2+ - - Subgrup A (A2)
6 2+ - - 0/+ - - A neonatus, usia lanjut
7 4+ - 0/4+ 4+ +/4+ -
A dg alloantibodi
8 4+ - - - - -
A dengan
hipogammaglobulinemia

9 - - 3+ 3+ 3+ - O Bombay

10 - - - - - - O neonatus

11 - 3+ 3+ 3+ +/3+ +/3+ B dengan Auto antibodi


5
Diskrepansi
(kesulitan penentuan golongan darah)
• Weak or Missing Reactivity in Serum
Grouping Test.
• Weak or Missing Reactivity in Cell
Grouping Test.
• Extra Reactivity in Serum Grouping Test.
• Extra Reactivity in Cell Grouping Test.

6
A1 cells Tentative
Examples anti-A anti-B B cells
group

#1 4+ -- -- -- A

#2 -- 4+ -- -- B (or AB*)

#3 -- -- -- -- O

7
Hal ini terjadi pada pasien:
• Bayi baru lahir
• Usia lanjut
• Dengan alpha - atau
hipogamaglobulinemia

8
A1 cells Tentative
Examples anti-A anti-B B cells
group

#1 -- -- -- 4+ A

#2 -- 4+ -- -- AB (or B*)

#3 1+ -- -- 4+ A

9
Hal ini biasa terjadi pada pasien:
• Leukemia
• Subgroup A yang lemah

10
A1 cells Tentative
Examples anti-A anti-B B cells
group

#1 4+ -- 1+ 4+ A

#2 4+ 4+ 2+ -- AB

#3 -- 4+ 4+ 1+ B

11
Hal ini terjadi pada pasien:
• Dengan golongan darah A2 atau A2B
yang mempunyai anti-A1
• Allo antibodi Ig M iregular
• Rouleaux
• Auto anti- I

12
A1 cells Tentative
Examples anti-A anti-B B cells
group

#1 4+ 1+ -- 4+ A

#2 2+ 4+ 4+ -- B

#3 2+ 2+ 4+ 4+ O

#4 2+ 2+ 2+ 2+ O

13
Hal ini terjadi pada pasien:
• Poliaglutinasi karena aktivasi limfosit T
• Wharton’s Jelly

14
I. PERMASALAHAN
PX GOLONGAN DARAH

Penyebabnya:
• Kesalahan Teknis
• Ketidakcocokan antara hasil sel dan serum
grouping
– Sel Grouping problemnya pada antigen
SDM
– Serum grouping  problemnya pada antibodi
Kesalahan Teknis

• Salah label
• Salah dokumentasi entry Data salah dll
• Reagen/alat bermasalah
• Sampel yang bermasalah lisis, sudah
aglutinasi,dll
• Salah prosedur pemeriksaan
PERMASALAHAN
PX GOLONGAN DARAH
Bila Penyebabnya adalah Non Teknis maka:
• Masalah Teknis harus disingkarkan terlebih dahulu
• Bila masalah pada sel darah merahnya  antigen SDM
– Antigen yang hilang/lemah
– Antigen yang tidak diharapkan
– Mixed field
• Bila masalah pada serumnya  antibodi
– Antibodi yang lemah
– Antibodi yang tidak diharapkan
ANTIGEN LEMAH/HILANG

• Pada px sel grouping  tidak ada reaksi karena


antigennya lemah, sedangkan pada serum typingnya
ditemukan antibodinya  telusuri dx, riwayat transfusi,
ada kemungkinan penurunan ekspresi antigen  kasus
keganasan (leukimia dll)
• Sub-group  dilanjutkan pemeriksaan dengan inkubasi
pada suhu kamar atau suhu 4⁰C, karena anti-A1 akan
lebih jelas pada suhu 4 ⁰C . Untuk konfirmasi dapat
digunakan panel sel yang berisi sel A1 dan A2
Antigen tidak diharapkan

• Pada pemeriksaan antara sel dan serum grouping tidak cocok,


didapatkan antigen yang tidak sesuai dengan keberadaan
antibodi
• Dapat disebabkan karena:
– Ca Colon (pasien mempunyai antigen B yang didapat akibat
penyakitnya)
– Infeksi gram negatip (bakteri E Coli)
 Biasanya reaksi aglutinasi untuk antigen tambahan tidak
terlalu kuat, lakukan pencucian dengan salin
– Rouleaux formasi  tetesi dengan NaCl
– Wharton’s Jelly  darah dicuci 6-8 kali (pada sel typing nya)
Mixed field

• Hasil pemeriksaannya tercampur


• Nampak ada sel yang beraglutinasi dan
sel yang tidak aglutinasi  disebabkan
adanya 2 populasi sel darah merah yang
berbeda dalam 1 individu
• Contohnya pada pasien gol darah A
mendapat transfusi golongan darah O
Antibodi lemah/hilang
• Terjadi penurunan produksi antibodi atau tidak dapat memproduksi
antibodi
• Penyebabnya:
– Bayi baru lahir
– Orang yang sudah tua
– Keganasan
– Pasien yang minum obat imunosupresan
– Transplantasi sumsum tuklang
– Subgroup
– Terapi radiasi
• Pemecahannya: singkirkan kesalahan teknis terlebih dulu, lakukan
inkubasi pada sampel pemeriksaan di suhu kamar
Antibodi tidak diharapkan

• Singkirkan kesalahan teknis


• Kemungkinan penyebab:
– Antibodi tipe dingin, baik auto maupun allo antibodi 
hangatkan tabung pada suhu kamar, cuci dan baca
– Subgroup
– Rouleaux formasi
Pemeriksaan lanjutan
Pemeriksaan lanjutan pada ketidak cocokan
golongan darah ABO :
1. Periksa ulang dengan memakai sampel
darah yang baru. Serum harus mengandung
komplemen, sehingga antibody yang
mengikat komplemen dapat terdeteksi .
2. Lakukan pemeriksaan darah dengan tehnik
pre warmed (pemanasan 37 derajat Celsius).
3. Lakukan pemeriksaan DCT (Direk Coombs
Test).
PEMERIKSAAN LANJUTAN

 Pada aglutinasi spontan lakukan teknik


prewarm bila ada antibodi dingin maka
kemungkinan unexpected reaction akan
menjadi negatip
 Bila rouleaux :
-Tetesi dengan 2 tetes saline maka sel
akan terpisah
ROULEAUX FORMATION
Interpretasi hasil mikroskopis
PENANGANAN KASUS
INKOMPATIBEL
• Koordinasi dengan klinisi pengguna darah
• Rujukan kasus inkompatibel
• Masukan kepada klinisi terkait
Koordinasi dengan
klinisi pengguna darah

• Apabila ditemukan kasus inkompatibilitas maka teknisi


pemeriksa harus melaporkan kepada kepala BDRS/UTD
• Dengan demikian kepala BDRS/UTD akan berkoordinasi
dengan klinis pengguna darah, apakah darah tsb masih
tetap dibutuhkan atau mungkin menyarankan
pemeriksaan lainnya
• Mungkin pula akan didiskusikan terkait dengan penyakit
pasiennya dan informasi lainnya
• Sebaiknya di RS ada komite/atau bagian dari komite
medik yang membuat pedoman untuk penanganan bila
ditemukan kasus inkompatibiltas
Masukan
kepada klinisi terkait
• Kasus inkompatibilitas tidak berarti kemudian tidak dapat
ditransfusi
• Oleh karena itu harus didiskusikan dengan klinisi pengguna
darah
• Para Klinis yang menentukan apakah pasien dapat
ditransfusi atau tidak berdasarkan hasil pemeriksaan yang
dilakukan
• Namun demikian kepala UTD/BDRS harus dapat memberi
masukan dan menerangkan hasil pemeriksaan kepada klinis
• Teknisi dan Kepala UTD/BDRS harus mampu mengartikan
hasil pemeriksaan
PENUTUP

• Darah inkompatibel tidak boleh diberikan


kepada pasien, namun demikian
keputusan penggunaan darah untuk
transfusi diserahkan kepada dr pengguna
darah (klinisi), Petugas UTD/BDRS dapat
memberi masukan
• Perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan bila
terdapat hasil inkompatibel

Anda mungkin juga menyukai