Pengambilan darah harus sesuai dengan Prosedur Kerja Standar
(PKS) yang ada pada Unit Transfusi Darah dengan cara kerja sebagai berikut : 1. Minta informed consent: Sebaiknya donor mencuci kedua lengannya(tergantung situasi). 2. Persilahkan calon donor untuk berbaring di tempat tidur yang sudah disediakan dengan posisi terlentang. 3. Lihat gol.darah & Rh yang telah tertulis pada informed consent, dokter mintanya Single,Double atau triple 4. Ambil label sesuai gol.darah lalu tempelkan pada bagian yang telah disediakan pada kantong darah 5. Tulis nomor kantong,tgl Aftap,tgl expired, dan nama aftaper pada tempat yang telah disediakan pada kantong darah. 6. Tulis pada label kecil nomor kantong untuk sampel dan informed Consent lalu rekatkan. 7. Lakukan simpul longgar pada selang bag±15cm dari pangkal jarum lalu simpan pada donormatic / timbangan darah. 8. Persiapkan donor dgn posisi tidur senyaman mungkin dengan posisi lengan menghadap keatas. 9. Pasang manset tensimeter ±5 Cm dari lipatan lengan dgn slang/pipa tensimeter menghadap ke atas. 10. Lakukan inspeksi disekitar vena yang akan ditusuk gunanya ialah untuk melihat apakah daerah disekitar vena yang akan ditusuk tidak ada luka ataukah penyakit kulit yang dapat membuat darah yang akan kita ambil tidak berkualitas. 11. Naikkan tensi sekitar 90 mmHg,kemudian sarankan kepada si donor untuk mengepalkan tangannya kemudian lihat posisi vena yang mana mau ditusuk.Setelah itu turunkan Tensi hingga 0 mmHg dan kepalan donor dilepas…… 12. Ambil betadine 1 tetes,kapas beralkohol menggunakan pinset untuk desinfeksi lokasi yang akan di tusuk dari satu titik di tengah, dengan gerakan melingkar dari arah dalam ke luar satu (1 kali). Hindarkan arah berlawanan karena dapat membawa kotoran ke lokasi penusukan vena. Lakukan sebanyak 3 – 4 kali dengan menggunakan kapas yang baru. 13. Naikkan kembali tensi dgn rumus Sistole + diastole : 2, sekarang naikkan 60 mmHg. 14. Ambil selang bag bersama dengan jarumnya kemudian lipat selangnya ini dimaksudkan agar pada saat penutup jarum dibuka udara tidak masuk kedalam kantong darah. 15. Lakukan penusukan vena dengan cara : a. Buka tutup jarum, posisi lubang jarum disebelah atas b. Tekan secara pelan lengan donor di bawah lokasi penusukan dengan tangan kiri sebagai penahan agar vena tidak goyang pada saat akan ditusuk. c. Ucapkan permisi atau mengucapkan kata maaf kepada donor sebelum melakukan panusukan d. Tusukkan jarum 1 atau 2 cm dari vena dengan kemiringan 45°,15 - 10° atau mengikuti arah vena. Lalu dorong sampai berada di tengah vena. Jangan sampai menembus sisi vena yang lain, karena bisa terjadi hematom pada lengan donor. e. Aturlah posisi jarum searah dengan vena agar darah dapat mengalir. f. Setelah melihat darah telah mengalir bersamaan dengan itu lepas lipatan selang kemudian perbaiki & lihat posisi jarum dan selang. g. Turunkan tensimeter antara 40 mmHg-20 mmHg. 16. Lakukan Fiksasi dgn plester,yaitu fiksasi pertama pada pangkal jarum kemudian fiksasi kedua berjarak 5cm atau 10cm dari fiksasi pertama. . 17. Tusukan jarum di tutup dengan meletakkan kain haas steril diatas tusukan jarum. 18. Lihatlah aliran darah serta homogenkanlah darah secara perlahan- lahan dengan menggoyangkan kantong darah dengan perlahan dan sesering mungkin setiap 2 – 3 menit agar darah tercampur sempurna dengan anti koagulan. 19. Berbicara dengan donor dalam batas kewajaran dan jangan lupa juga tanyakan kepada donor apakah merasa pusing atau tidak, apakah lengannya terasa keram atau tidak. 20. Apabila volume darah sudah tercapai sesuai dengan jenis kantong darah yang dipakai, jepitlah selang di bagian bawah dari fiksasi kedua dengan klem 1. 21. Ada 2 cara untuk memutuskan selang: a. Serut selang kantong darah dari klem 1 ke arah kantong darah menggunakan handsealer sepanjang ±5cm, kemudian jepit slang kantong darah dgn klem ke 2 ± 2cm dari klem 1. b. Klem 1 terpasang kemudian memakai ibu jari dan telunjuk jepitlah selang kantong darah dibawah klem 1 kemudian klem 2 dipasang dibawah jari yang menjepit. 22. Potong selang kantong darah diantara klem 1 dengan klem 2 kemudian potongan selang yang dijepit oleh klem2 simpan diatas timbangan darah menjauh dari lengan vena donor. 23. Tempatkan tabung sampel di ujung potongan selang, buka klem 1 dan isilah tabung / botol sampel tersebut sampai 3/4 dengan darah vena donor langsung dari selang yang masih ada di tangan donor tersebut lalu simpanlah tabung sampel pada rak tabung. 24. Tutup klem.1 25. Turunkan tensi hingga 0 mmHg. 26. Bukalah fiksasi 1 dan 2 dengan memakai tangan kanan dgn posisi jari tangan kiri yaitu jari tengah menekan diatas haas steril,jari telunjuk menekan pangkal jarum dan ibu jari menekan selang kantong. 27. Letakkan kapas alkohol 70% diatas kain haas steril kemudian Cabut jarum yang berada di vena donor dgn cepat dan tepat. 28. Minta donor menekan bekas tusukan pada vena dengan kapas alkohol 70 % tadi dan mengangkat tangan keatas. 29. Tutup jarum kembali,dgn cara yaitu Jepit penutup jarum menggunakan klem setelah itu masukkanlah jarum tersebut pada penutupnya atau letakkan penutup jarum diatas meja atau tempat aftap yang menghadap ke aftaper kemudian masukkanlah jarum kedalamnya lalu buang ke tempat limbah infeksius. 30. Ambil potongan selang yang masih terjepit oleh klem 2 tadi lalu eratkan ikatannya. 31. Serut selang kantong darah dengan menggunakan hand sealer hingga darah masuk kedalam kantong darah agar tercampur dengan antikoagulan sebanyak 2 – 3 kali. Adapun cara penyerutan yaitu penyerutan kearah aftafer dan penyerutan kearah depan. 32. Setelah itu rapikanlah Selang. 33. Cocokkan nomor sampel dengan nomor kantong dan nomor pada formulir. 34. Lakukan pencatatan pada informed consent yang meliputi ; nama aftaper,banyak darah yang disadap ( dalam satuan cc ),keadaan waktu penyadapan. 35. Periksa luka tusukan pada vena donor, bila tidak ada pendarahan, tutup dengan tensoplast kemudian Amati ± 1 menit 36. Persilahkan donor ke ruang istirahat bila tidak ada keluhan dari donor, tanyakan bagaimana perasaannya. 37. Jangan lupa ucapkan terima kasih kepada donor dan sarankan untuk donor kembali setelah 3 bulan atau 2 bulan bagi pendonor pria.