Anda di halaman 1dari 11

PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI

Metoda Bovin Albumin.

Fase I
I : Mayor : Darah donor di test dengan serum Resipien .
II : Minor : Darah resipien di test dengan serum Donor.
Serum / plasma = 2 tetes
Suspensi sel 5% = 1 tetes
Putar 1000 rpm 1 menit

Positif = Algutinasi / hemolisis : inkompatibel


Negatif = Tidak ada aglunitasi / tidak hemolisis : lanjutkan F II

Fase II
Tambah masing-masing 2 tetes BA 22% kemudian kocok
Inkubasi 37 c 15 menit
Putar 1000 rpm 1 menit
Positif = Inkompatibel
Negatif = F III

Fase III
Cuci dengan salin 3 kali, buang supernatan .
Tambah 2 tetes serum coombs kemudian kocok.
Putar 1000 rpm 1 menit.
+ inkompatibel
- lakukan tes vadilitas
Test Validitas :
Tambah 1 tetes sel CCC pada ke 2 tabung
Putar 1000 rpm 1 menit

Hasil :
- reaksi silang serasi tidak benar dan tidak berlaku (invalid) harus ulang.
+ reaksi silang serasi benar dan berlaku ( valid), darah cocok dan boleh
diberikan sesuai permintaan.

0
Persiapan Reaksi Silang Serasi

Tentukan gol.
Darah darah ABO
dan Rhesus Siapkan :
Pasien serum +
suspensi
sel 5%
darah
dalam salin
Darah Catatan :
Donor Rh (-)
Donor Pasien Rh (-)

Gambar 16: Skema persiapan reaksi silang serasi.

FASE I
serum sel 5%
pasien donor
M Kocok-kocok Centrifuge
M 3400 rpm, 15
(1000 rpm, 60)
I. Mayor
serum
donor sel 5% Baca reaksi

m (makro & mikro)


pasien
m

Lanjutkan
II. Minor Fase II

Gambar 17 : Skema Fase I

1
FASE II
BA
22%
Centrifuge

3400 rpm, 15
M (1000 rpm, 60)
m

Inkubasi
Baca reaksi
37OC / 15
(makro & mikro)

Lanjutkan
Fase III

Gambar 18 : Skema Fase II

FASE III
Serum
Coombs
Baca
Cuci 3 x sel dalam
reaksi
Tabung I & II M m (makro &
mikro)
Uji
validitas

Kocok-kocok
Buang
Centrifuge 3400
supernatan
rpm, 15
(1000 rpm, 60)

Gambar 19 : Skema Fase III

PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI 2


UJI VALIDITAS

Kompatibel
Sel uji Baca reaksi berikan darah
Coombs (makro & mikro)

Ulang
M m Pemeriksaan
Centrifuge
3400 rpm, 15
(1000 rpm, 60)

Gambar 20 : Skema Uji Validitas

Pemeriksaan Pada Keadaan Gawat Darurat

Beri label : Fase II


Fase I
RSS Fase I fase III

Gambar 21 : Skema pemeriksaan pada keadaan gawat darurat

3
Metoda Gel Test
Bahan :
Darah donor.
Darah pasien.
Reagen :
LISS ( Low Ionic Strength Solution )
Gel untuk pemeriksaan Uji Silang Serasi Metoda Gel Test

Alat :
Pipet otomatis 5 ul
Dispenser 500 ul
Gunting
Sarung tangan
Tip kuning
Tabung reaksi 12 x 75 mm & raknya.
Sentrifius untuk pemeriksaan gol darah Metoda Gel Test
Inkubator 370 C untuk pemeriksaan gol darah Metoda Gel Test
Tissue
Cara kerja :
1. Siapkan 2 buah tabung ukuran 12 x 75 mm.
i. Tabung 1. diisi dengan 5 ul sel darah merah donor
tambah 500 ul larutan pengencer ( LISS )
ii. Tabung 2. diisi dengan 5 ul sel darah merah pasien
tambah 500 ul larutan pengencer ( LISS )
2. Suspensi sel dari tabung 1 diambil 50 ul kemudian, masukkan ke dalam
tabung gel 1 (Mayor) kemudian, tambahkan plasma pasien sebanyak 25 ul.
3. Suspensi sel dari tabung 2 diambil 50 ul kemudian, masukkan ke dalam
tabung gel 2 (Minor) kemudian, tambahkan plasma donor sebanyak 25 ul.
4. Suspensi sel dari tabung 1 diambil 50 ul kemudian, masukkan ke dalam
tabung gel 3 (Auto k) kemudian, tambahkan plasma donor sebanyak 25 ul.
5. Tabung gel diketuk-ketuk sampai campuran sel darah dan plasma turun ke
dalam sel.
6. Tabung gel di inkubasi pada suhu 370 C selama 15 menit.
7. Tabung gel diputar 1000 rpm selama 10 menit.
8. Baca hasilnya.

PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI 4


Gambar 22 : Reagen Gel Test

Gambar 23 : Cara memasukkan bahan pemeriksaan ke dalam tabung gel.

5
Gambar 24 : Hasil positif atau negatif pada pemeriksaan Gel Test

Gambar 25 : Inkubator dan sentrifius untuk pemeriksaan Gel Test

ANTIGLOBULIN TEST

Pada tahun 1945 Mourant, Coombs dan Race menemukan pemeriksaan untuk
mendeteksi antibodi yang tidak beraglutinasi atau antibodi yang menyelimuti sel darah
merah dalam serum.

ANTIGLOBULIN TEST 6
Pemeriksaan yang sama dilakukan juga untuk mendeteksi atau memperlihatkan
penyelubungan (coating) sel darah merah invivo dengan antibodi dan komplemen. Test ini
disebut antiglobulin test

Antiglobulin test dalam imunohematologi ada 2 bentuk, yaitu :


1. Direkt Antiglobulin Test (DAT) atau yang disebut juga Direkt Coombs Test (DCT)
2. Indirekt Antiglobulin Test (IAT) atau Indirekt Coombs Test (ICT)

Direkt Antiglobulin Test (DAT) atau DCT

DAT digunakan untuk mendeteksi antibodi atau komplemen yang menyelubungi sel darah
merah invivo dengan menggunakan AHG, terutama IgG dan C3d. Setelah sel darah
merah dicuci dengan saline kemudian ditambahkan reagen AHG. Pemeriksaan ini
berguna untuk mendeteksi, misalnya penyakit Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA),
drug induced hemolysis, allo imun reaksi oleh karena reaksi transfusi.

Indirekt Antiglobulin Test (IAT) atau ICT

Digunakan untuk mendeteksi reaksi antara sel darah merah dengan antibodi atau
komplemen yang melekat/menyelubungi pada sel darah merah invitro. Serum pasien
diinkubasikan dengan sel darah merah, kemudian sel darah merah dicuci dengan saline
dan ditambahkan AHG. Adanya aglutinasi setelah penambahan AHG menandakan,
bahwa serum tersebut mengandung antibodi yang reaktif dengan antigen-antigen yang
terdapat pada sel darah merah. Pemeriksaan ICT dapat digunakan pada pemeriksaan
skring, identifikasi antibodi dan uji silang serasi.

Macam-macam reagen anti human globulin

1. Reagen AHG polyspesifik mengandung anti-IgG dan anti-C3d


2. Reagen AHG monospesifik mengandung hanya 1 macam antibodi, misalnya anti-IgG,
anti-C3d, IgM dll.

Polyspesifik AHG

Polyspesifik AHG digunakan untuk pemeriksaan uji silang serasi, mendeteksi adanya allo
antibodi dan direkt coombs test.

7
Polyspesifik AHG mengandung antibodi terhadap IgG manusia dan anti komplemen C3d
dari komplemen manusia. Selain mengandung anti-IgG dan anti-C3d, mungkin juga
mengandung, misalnya anti-C3b, antiC4b dan anti-C4d.

Antibodi yang mempunyai arti klinis yang penting adalah IgG, sehingga fungsi yang paling
penting dari AHG adalah mendeteksi adanya IgG. Reagen ini disiapkan dan distandarisasi
untuk mendeteksi berbagai macam IgG antibodi.
Aktivitas anti-C3d sangat penting artinya untuk pemeriksaan DCT pada pemeriksaan
AIHA, karena kemungkinan C3d merupakan globulin satu-satunya yang dapat dideteksi
pada sel darah merah penderita AIHA.

TEKNIK ANTIGLOBULIN

Teknik pemeriksaan DCT

1. Siapkan 2 buah tabung (tabung 1 dan 2) ukuran 12 x 75 mm, kemudian masukkan


kedalam masing-masing tabung 1 tetes suspensi sel darah merah 5% yang akan
diperiksa.
2. Cuci sel darah merah dengan saline dengan cara mengisi saline kedalam tabung,
kemudian diputar dengan sentrifus selama 1 menit pada 1000 rpm atau 3400 rpm
selama 15 detik.
3. Buang saline dengan membalikkan tabung dengan cepat.
4. Lakukan hal diatas sebanyak 3-4 kali
5. Tambahkan 2 tetes AHG sesuai dengan petunjuk pemakaian dari perusahaan yang
mengeluarkan AHG pada tabung 1, sedangkan pada tabung 2 masukkan 2 tetes
saline (sebagai negatip kontrol), kemudian putar kembali.
6. Baca hasil reaksi dengan menggoyangkan tabung perlahan-lahan
7. Hasil pembacaan :

Tabung 1 Tabung 2 Keterangan


+ - Ada antibodi yang melekat pada sel darah merah
- - Tidak ada antibodi yang melekat
+ - Pada hasil yang negatip tambahkan 1 tetes Coombs
Control Cell dan putar kembali dengan sentrifus

Teknik pemeriksaan ICT

ANTIGLOBULIN TEST 8
1. Siapkan tabung ukuran 12 x 75 mm sesuai kebutuhan. Tambahkan 2 tetes serum
yang akan diperiksa kedalam masing-masing tabung
2. Tambahkan 1 tetes sel darah merah segolongan atau sel panel dengan suspensi sel
5%
3. Putar selama 1 menit pada 1000 rpm atau 3400 rpm selama 15 detik. Baca hasil
reaksi (Fase I)
4. Tambahkan 2 tetes Bovine albumin kedalam setiap tabung, kocok-kocok sebentar
kemudian
5. Inkubasi 37C selama 15 menit
6. Putar baca hasil reaksi (Fase II = fase bovine albumin)
7. Cuci sel darah merah 3-4 x dengan saline
8. Tambahkan 2 tetes coombs serum dan putar kembali. Baca hasil reaksinya
9. Semua hasil reaksi yang negatip ditambahkan 1 tetes coombs control cells, putar
kembali, kemudian baca hasil reaksinya.

Sumber-sumber kesalahan

Penyebab hasil false negatip atau negatip palsu

1. Tidak mencuci sel darah merah dengan bersih dan baik, menyebabkan hasil
pemeriksaan menjadi false negatip, karena globulin yang bebas yang tidak melekat
pada sel darah merah akan menetralisir AHG
2. Reaksi false negatip dapat terjadi bila pemeriksaan tertunda. Pelaksanaan proses
pencucian harus dilakukan secepat mungkin untuk mengurangi kemungkinan
kehilangan antibodi yang terlepas dari sel.
AHG harus ditambahkan segera setelah proses pencucian selesai, kalau tidak
antibodi yang telah mengadakan ikatan akan terlepas kembali
3. Reagen dapat kehilangan reaktivitasnya bila penyimpanan reagen tidak benar dan
kontaminasi dengan bakteri atau serum manusia. AHG harus disimpan pada suhu 2-
8C dan jangan dibekukan.
4. Lupa menambahkan AHG. Hal ini dapat dicegah dengan menggunakan AHG yang
berwarna.
5. Penggunaan sentrifus yang tidak benar. Putaran sentrifus yang lambat, membuat
reaksi aglutinasi menjadi tidak optimal atau sebaliknya.

9
6. Jumlah sel darah merah yang terdapat pada pemeriksaan mempengaruhi reaktivitas.
Reaksi menjadi lemah bila menggunakan sel darah merah terlalu banyak, atau
sebaliknya.
7. Reaksi prozon kadang-kadang penyebab pemeriksaan antiglobulin menjadi tidak
reaktif.

Penyebab positip palsu atau false positip

1. Sel darah merah sudah beraglutinasi sebelum sel darah merah dicuci. Apabila
aglutinasi pada saat itu tidak terlihat, maka setelah penambahan AHG pembacaan
reaksi aglutinasi dapat disalah interpretasikan sebagai akibat perselubungan IgG atau
komplemen.
2. Tabung gelas atau plastik yang tidak bersih dan terkontaminasi dengan debu,
detergen atau material lain dapat mengakibatkan sel darah merah menggumpal atau
agregasi.
3. Putaran sentrifus yang berlebihan dapat memadatkan sel darah merah, sehingga
terjadi agregasi yang dapat disalahartikan sebagai aglutinasi.
4. Produksi reagen yang kurang baik.
5. Contoh darah mengandung silicone gel
6. Contoh darah diambil melalui selang infus, misalnya 5% atau 10% dextrose.
7. Darah pasien terkontaminasi oleh bakteri.

ANTIGLOBULIN TEST 10

Anda mungkin juga menyukai