Anda di halaman 1dari 28

BAB III

PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

A. RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN (RTK)

1. SIKLUS PERTAMA (1)

a. Pesiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah, pada tanggal 17

November 2018 calon kepala sekolah mensosialisasikan hasil diklat

kepada kepala sekolah dan dewan guru tentang pelaksaan kegiatan

workshop untuk meningkatan kemampuan guru dalam pembuatan media

belajar tradisional pada pembelajaran SBK di UPTD SDN Ketapang

Barat 5.

Kepala sekolah dan dewan guru menerima dan menyetujui tentang

pelaksaan kegiatan tersebut, kemudia membentuk tim kerja. Pada tanggal

17 November 2018 calon kepala sekolah berkoordinasi dengan kepala

sekolah dan dewan guru dalam membantu terlaksananya kegiatan

tersebut. Hasil koordinasi caon kepala sekolah dengan kepaa sekolah dan

dewan guru mnghasilkan kesepatakatan sebagai berikut :

 Menentukan narasumber

 Menyusun rencana kegiatan dan membuat jadwal kegiatan

 Menentukan peserta kegiatan

 Menyiapkan panduan pelaksanaan kegiatan

 Menyiapkan materi kegiatan

 Membuat undangan kegiatan

24
25

 Membuat instrumen ketercapaian kompetensi calon kepala sekolah

 Membuat instrumen ketercapaian kompetensi guru

 Membuat soal pretest an postest sbagai evaluasi pelaksanaan

 Membuat daftar hadir kegiatan

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksaan rencana tindak kepemimpinan melalui workshop

peningkatan kemampuan guru dalam pembuatan media belaja tradisional

dalam pembajaran SBK di UPTD SDN Ketapang Barat 5. Siklus prtama

dilaksanakan selama dua hari mulai dari tanggal 26 – 27 November 2018.

Dihari pertama di awali dengan basmalah dan sambutan dari kepala

sekolah.

Selanjutnya pemaparan dari narasumber yaitu guru dari sekolah

tetangga yang sebelumnya pernah mengajar di UPTD SDN Ketapang

Barat 5, Fatmawati,S.Pd. Narasumber menjelaskan definisi, manfaat,

tujuan serta pentingnya penggunaan media belajar bagi peserta didik dan

untuk membangun susana belajar mengajar lebih pouktif.

Sebelum pemaparan matei dari narasumber, calon kepala sekolah

membagian pretest untuk mengetahui kemampuan masing-masing guru

sebelum kegiatan wokshop dimulai.

Peserta pada kegiatan tersebut sebanyak 7 orang yang terdiri dari

dua orang PNS yaitu, Murtiati,S.Pd, dan Jumiatin Hosniyah,S.Pd. Dan 5

orang GTT yaitu, Siti Nurhasanah, Riadi,S.Pd,SD, Sri Nurhasanah,S.Pd,

Sri Nurwahyuni F,S.Pd, Iskandar Zulkarnain,S.Pd.I dan, Nor Holis,S.Pd.


26

Kegiatan pada siklus pertama sangat kondusif anatara narasumber

dan peserta saling ada timbal balik satu sama lain, shingga kegiatan

workshop tidak membosankan.

Hasil ketercapaian kompetensi guru pada siklus pertama adalah

sebagai berikut : Jumiatun Hosniyah,S.Pd mendapatkan nilai 81,

Riadi,S.Pd menapatkan nilai 76,2, Iskandar Zulkarnain,S.Pd.I

mendapatkan nilai 76,2, Nor Holis,S.Pd menapatkan nilai 76,2,

Murtiati,S.Pd mendapatkan nilai 71,4, Siti Nurhasanah medapatkan niali

71,4, dan Sri Nurwahyuni F,S.Pd mendapatkan nilai 67,7.

Jika dipaparkan dalam tabel, maka hasil ketecapaian guru pada

siklus pertama adalah sebagai berikut :

NO NAMA NILAI

1 Jumiatun Hosniyah,S.Pd 81

2 Riadi,S.Pd.SD 76,2

3 Iskandar Zulkanain,S.Pd.I 76,2

4 Nor Holis,S.Pd 76,2

5 Murtiati,S.Pd 71,4

6 Siti Nurhasanah 71,4

7 Sri Nurwahyuni F,S.Pd 67,7

c. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh kepala sekolah

terhadap calon kepala sekolah dalam mengawal pelaksanaan kegiatan


27

pendampingan. Begitu juga dengan calon kepla sekolah melakukam

monev terhadap peserta .

Monitoring dan evaluai dilakukan untumk mengetahui tingkat

ketercapaian ,baik kegiatannya maupun hasil dari kegiatan itu sendiri.

Hasil monev yang dilakukan calon kepala sekolah diserahkan

kepada kepala sekolah untuk diketahui dan disahkan sebagai bukti

pelaksanaan kegiatan .

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan kegiatan Rencana Tindak Kepemimpinan

siklus pertama berahir, caon kepala sekolah mengumpulkan data hasil

yang diperoleh. Dari data pencapaian tersebut menjadi kajian dan

pertimbangan bagi calon kepala sekolah apakah masih diperlukan untuk

mengadakan siklus berikutnya atau tidak.

Dari data hasil yang didapat maka calon kepala sekolah

berkesimpulan bahwa siklus berikutnya harus dilaksanakan untuk

memaksimalkan kemampuan guru dalam membuat media belajar.

2. SIKLUS KEDUA (2)

a. Pesiapan

Dalam upaya perbaikan kegiatan pada sikus pertama, maka calon

kepala sekolah berkoordinasi dengan kepala sekolah bahwa akan

diadakan wokshop kedua. Maksud dari kegiatan workshop kedua adalah


28

untuk memperbaiki kegiatan pada workshop pertama karena masih

tedapat kekurangan dalam pemahaman tentang media belajar tradisional.

Kepala sekolah mengumpulkan kembali guru-guru peserta

kegiatan untuk melaksanakan kegiatan workshop siklus kedua yaitu pada

tanggal 10 Desember 2018.

b. Pelaksanaan Tindakan

Jika dipaparkan dalam tabel, maka hasil ketecapaian guru pada

siklus kedua adalah sebagai berikut :

NO NAMA NILAI

1 Jumiatun Hosniyah,S.Pd 91

2 Riadi,S.Pd.SD 81

3 Iskandar Zulkanain,S.Pd.I 91

4 Nor Holis,S.Pd 85,7

5 Murtiati,S.Pd 81

6 Siti Nurhasanah 85,7

7 Sri Nurwahyuni F,S.Pd 91

c. Monitoring dan Evaluasi

Pada tahapan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan RTK

siklus kedua ini telah diperoleh data ketercapaian kompetensi hasil

kegiatan yang nantinya dijadikan bahan kajian untuk tindakan

selanjutnya.
29

d. Refleksi

Data hasil yang diperoleh pada siklus 2 menjadi bahan pengkajian

untuk tindakan berikutnya. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa

pelaksanaan kegiatan pada siklus kedua sudah menunjukkan adanya

kemajuan dan perkembangan kompetensi peserta dalam membuat media

beajar. Data hasil menunjukkan RTK siklus 2 sudah ada peningkatan dari

kegiatan pertama.. Untuk itu penulis berkesimpulan bahwa siklus berikut

tidak perlu dilaksanakan lagi.

Berikut penulis sajikan adanya peningkatan kompetensi guru

peserta kegiatan dari siklus pertama ke siklus kedua.

Tabel ketercapaian kompetensi guru

NILAI / SIKLUS

NO NAMA SIKLUS SELISIH


SIKLUS I
II

1 Jumiatun Hosniyah,S.Pd 81 91 10

2 Riadi,S.Pd.SD 76,2 81 4,8

3 Iskandar Zulkanain,S.Pd.I 76,2 91 14,8

4 Nor Holis,S.Pd 76,2 85,7 9,6

5 Murtiati,S.Pd 71,4 81 9,6

6 Siti Nurhasanah 71,4 85,7 10,7

7 Sri Nurwahyuni F,S.Pd 67,7 91 23,3


30

Adanya selisih yang cukup tajam antara siklus I dengan siklus II

ini disebabkan karena paga kegiatan siklus pertama pemahaman tentang

pentingnya peningkatan kemampuan guru dalam pembuatan media

belajar tradisional masih kurang, sedangkan pada sikus kdua guru sudah

mampu membuat media belajar tradisional dan suah benar-benar

memahami maksud dari diadakannya workshop tersebut.

B. SUPERVISI GURU JUNIOR

Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik

membantu guru dalam mengembangkan kemampuan pengelola pembelajaran.

Spervisi akademik merupakan kegiatan terencana, terpola dalam terprogram,

merubah prilaku guru, menigaktakan kualitas pendidikan. Supervisi akademik

dilakukan calon kepala sekolah antara lain :

a. Membimbing guru memilih menggunakan strategi/metoda/teknik dapat

mengembangkan berbagai potensi.

b. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran bimbingan di

kelas.

c. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan

menggunakan pasilitas pembelajaran.

d. Memotifasi guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan terperinci dan

terarah.
31

Sasaran utama supervisi akademik adalah kemapuan guru dalam

merencanakan kegiatan pembelajaran. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang

menyenangkan, memanfaatkan sumber pembelajaran yang ada.

Tujuan supervisi guru junior bagi calon kepala sekolah :

a. Mengembangkan kompetensi akademik

b. Melatih kemampuan melaksanakan supervisi.

c. Melatih kemampuan mengidentifikasi permasalah guru junior, dalam rangka

meningkatkan mutu proses hasil pembelajaran.

d. Membantu guru dalam mengambangkan kompetensi guru meningkatkan

kualitas pembelajaran.

e. Membantu guru junior mengembangkan kurikulum silabus dan RPP.

Hasil yang diharapkan dari supervisi guru junior:

a. Mampu mengembangkan kompetensi perencanaan supervisi.

b. Melaksanakan supervisi akademik.

c. Mampu melaksanakan tindak lanjut dalam rangka menigkatkan hasil

pembelajaran.

1. SIKLUS PERTAMA (1)

a. Pesiapan

Kegiatan ini berawal dari koordinasi antara calon kepala sekolah

dan kepala sekolah, yang menghasilkan suatu rekomendasi dari kepala

sekolah siapa guru yang pantas untuk disupervisi oleh calon kepala

sekolah.

Setelah diketahui guru junior yang akan disupervisi, calon kepala

sekolah dan guru junior berkoordinasi untuk mengatur jadwal supevisi


32

serta menyiapkan beberapa instrumen yang akan digunaakan selama

proses supervisi bejalan.

b. Pelaksanaan

Kegiatan supervisi akademik guru junior meliputi 3 (tiga) tahap,

yaitu :

 Pra Observasi

Dalam tahapan ini guru diberitahu dan dinyatakan kesiapannya

untuk disupervisi oleh calon kepala sekolah, setelah ada kesepakatan

jadwal, guru diminta untuk mengisi format pra observasi yang harus

diisi, dan memberikan RPP yang akan digunakan pada saat

disupervisi. Supervisor dalam hal ini calon kepala sekolah menelaah

RPP dan penilaian yang telah diberikan oleh guru junior, selain itu

supervisor juga memonitoring kelengkapan administrasi ( format 1)

guru junior.

 Observasi

Berdasarkan jadwal yang telah disepakati antara supervisor

dengan guru junior kegiatan supervise dilaksakan di kelas 3 (tiga)

dengan tema pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup.

Dalam kegiatan observasi ini supervisor memantau dengan

cermat segala aktifitas guru dan aktifitas siswa, supervisor mencatat

semua kegiatan atau aktifitas tersebut dalam lembar pengamatan yang

pada ahirnya menjadi nilai dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran

guru junior (format 2).


33

 Pasca Observasi

Setelah observasi dilakukan kegiatan refleksi secara singkat

dengan guru junior dengan ditanya bagaimana perasaan/kesan guru

junior tersebut setelah melakukan proses pembelajaran yang diamati

oleh calon kepala sekolah, lalu calon kepala sekolah memberikan

pujian terhadap hal-hal yang sudah baik yang dilakukan oleh guru

junior selama proses pembelajaran, setelah itu guru junior diberi

instrumen format 3 (pasca observasi).

c. Tindak Lanjut

Supervisor mencermati hasil observasi yang dilakukan pada siklus

pertama mulai dari awal sampai selesai tahap akhir, dari hasil yang

didapat menjadi acuan bagi supervisor untuk mengadakan supervisi

kedua.

d. Hasil

Hasil dari supervisi guru junior siklus pertama di hasilkan hasil

yang cukup baik oleh guru junior, mulai dari telaah RPP, rencana

kegiatan pembelajaran, observasi kelas, dan observasi pembelajaran.

Untuk kegiatan supervisi guru junior siklus kedua supaya lebih

disiapkan lagi untuk hasil yang lebih baik lagi, agar didapatkan hasil yang

lebih memuaskan. Agar dapat tewujud suasana belajar yang nyaman dan

menarik perhatian para siswa untuk semangat belajar.


34

2. SIKLUS KEDUA (2)

a. Pesiapan

Mendiskusikan jadwal supevisi kedua dengan guru junior, serta

menyiapkan kembali instrumen-instrumen penilaian yang akan

digunakan selama kegiatan supervisi guru junior berlangsung.

b. Pelaksanaan

 Pra Observasi

Calon kepala sekolah sebagai observer melakukan telaah RPP,

menilai perlengkapan administrasi serta melakukaa analisis penilaian

yang telah dipersiapkan guru junior. Pada kegiatan pra observasi ini

perangkat RPP dan penilaian yang diserahkan guru junior masih

seperti pada tahap siklus pertama, guru junior hanya melengkapi

kekurangan pada administrasi pembelajaran saja.

 Observasi

Pada kegiatan pelaksanaan observasi pembelajaran, supervisor

mengamati setiap aktivitas guru dan siswa. Pengamatan dicatat

seobjektif mungkin untuk memperoleh hasil yang sebenarnya. Hasil

pengamatan menjadi acuan penilaian observasi. Pelaksanaan

pembelajran pada siklus kedua ini merupakan perbaikan dari

pelaksanaan kegiatan siklus pertama.

 Pasca Observasi

Setelah observasi, seperti halnya pada siklus pertama guru

junior diberi pertanyaan bagaimana perasaan/kesan setelah

melakukan proses pembelajaran tadi yang diamati oleh calon kepala


35

sekolah lalu calon kepala sekolah memberikan pujian terhadap hal-hal

yang sudah baik yang dilakukan guru junior selama proses

pembelajaran, setelah itu guru junior diberi instrumen format 3 (pasca

observasi), setelah mengisi instrumen format 3 guru junior

diperlihatkan hasil penilaian format 1 dan format 2.

c. Tindak Lanjut

Mencermati pelaksanaan kegiatan observasi untuk bisa

menemukan kekurangan serta kelebihan yang bisa dijadikan pertimbangan

tindakan berikutnya.

d. Hasil

Hasil penialaian untuk Sri Nurwahyuni F,S.Pd sebagai guru junior

pada supervisi siklus kedua, sudah sangat memuaskan. Kekurangan pada

supervisi siklus pertama sudah diperbaiki pada supervisi siklus kedua.

Peningkatan pada saat proses belajar mengajar saat terlihat, dengan

adanya bantuan media belajar saat pembelajaran berlangsung membuat

siswa tidak bosan dan menjadi lebih aktif di kelas, metode pembelajaran

yang lebih menyenangkan juga sudah diterapkan.

Semoga kedepannya bukan hanya guru juinor yang disupevisi yang

bisa menjadi lebih baik dalam proses belajar-mengajar, tapi bisa di

terapkan disemua guru supaya kelas belaja menjadi lebih prouktif.


36

C. PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

1. SILABUS

Sebelum menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang kita

lakukan adalah mengkaji silabus. Silabus merupakan rencana pembelajaran

pada suatu mata pelajaran yang mencangkup, kompetensi inti, kompetensi

dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penialaian, alokasi

waktu, dan sumber belajar, sesuai dengan Permen No. 59 tahun 2014

tentang K13.

2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Calon kepala sekolah juga adalah seorang guru karenanya dalam

menjalankan kewajibannya sebagai seorang guru, calon kepala sekolah juga

dituntut untuk menyusun RPP sesuai dengan mata pelajaran yang

diampunya. Bahkan karena calon kepala sekolah adalah calon pemimpin

yang sedang dilatih, ia harus lebih memahami dan memberikan contoh

kepada rekan guru lainnya dalam menyusun perangkat pembelajaran.

Pada hakikat (intisari atau dasar) nya adalah rencana pembelajaran

yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema

tertentu yang mengacu pada silabus kurikulum 2013 (Permendikbud 81a,

2013). Dari definisi ini berisi rencana yang rinci tentang pembelajaran yang

akan dilakukan berdasar kurikulum 2013. Seharusnya RPP Kurikulum 2013

berisi langkah-langkah mendetail tentang pembelajaran yang mengatur

banyak aspek dalam pembelajaran kurikulum 2013.

Berdasar penjelasan yang tertera di dalam Permendikbud 81a berisi

elemen-elemen sebagai berikut:


37

1. data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester;

2. materi pokok;

3. alokasi waktu;

4. tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi;

5. materi pembelajaran; metode pembelajaran;

6. media, alat dan sumber belajar;

7. langkah- langkah kegiatan pembelajaran; dan

8. penilaian.

RPP Kurikulum 2013 jika dibandingkan dengan model RPP

kurikulum 2006 / KTSP elemen-elemen tersebut di atas tidak jauh beda.

3. BAHAN AJAR

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk

membantu guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bahan yang

dimaksud berupa tertulis maupun tidak tertulis.

Jenis-jenis bahan ajar dapat dibedakan atas beberapa kriteria

pengelompokan. Menurut Koesnandar (2008), jenis bahan ajar berdasarkan

subjeknya terdiri dari dua jenis, yaitu : a) Bahan ajar yang sengaja dirancang

untuk belajar seperti buku, LKS. b) Bahan ajar yang dirancang dapat

dimanfaatkan untuk belajar menyatakan bahwa jika ditinjau dari fungsinya

maka bahan ajar yang dirancang terdiri atas 3 kelompok, yaitu : bahan ajar

presentasi, bahan referensi, dan bahan belajar mandiri.

Pengembangan bahan ajar harus didasarkan pada analisis kebutuhan

siswa terdapat beberapa alasan mengapa perlu pengembangan bahan ajar,

yaitu :
38

a) Ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang

dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum.

b) Karakteristik sasaran, artinya bahan ajar yang dikembangkan dapat

disesuiakan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran.

c) Pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan

masalah atau kesulitan dalam belajar.

Berkaitan dengan salah satu tugas On the Job Learning (OJL) yaitu

menyusun bahan ajar, maka calon kepala sekolah juga mencoba menyusun

bahan ajar. Seperti yang diuraikan di atas tentang pengertian bahan ajar dan

dasar pengembangan bahan ajar, diantaranya adalah ketersediaan bahan

sesuai tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang dikembangkan harus

sesuai dengan kurikulum, karakteristik sasaran, artinya bahan ajar yang

dikembangkan dapat disesuiakan dengan karakteristik siswa sebagai

sasaran. Maka pengembangan bahan ajar yang dilakukan guru akan sangat

bermanfaat.

4. INSTUMEN PENIALAIAN

Penilaian memang peranan yang penting dalam pembelajaran.

Penilaian berfungsi untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan

pembelajaran.

Ruang lingkup penialain kurikulun 2013 dapat dinilai dari tiga point,

sikap (obeservasi, penialain diri, penialaian antar peserta didik, dan jurnal),

pengetahuan (tes lisan, tes tulis, penugasan), dan terakhir keterampilan (tes

praktek, projek, portofoio).


39

D. PENGKAJIAN ASPEK MANAJERIAL

Sebelum melaksanakan pengkajian aspek manajerial, calon kepala sekolah

bekoordinasi dengan kepala sekolah untuk melakukan wawancara tentang 9 aspek

manajerial dan menyiapkan matrik sebagai panduan mengisi hasil wawancara. Pada

pelaksanaan wawancara dengan kepala sekolah, hasilnya diisikan pada matrik yang

telah disiapkan.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, berikut kami sajikan deskripsi hasil

kajian manajerial sekolah magang 1 dan sekolah magang 2.

1. RENCANA KERJA SEKOLAH

a. UPTD SDN Ketapang Barat 5

Disekolah magang 1 EDS tidak disusun oleh Tim Pengembang Sekolah,

penyusunan EDS pun tidak dilakukan secara rutin. Calon kepala sekolah

memberikan saran agar EDS di sekolah magang 1 dapat disusun oleh Tim

Pengambang Sekolah dan disusun secara rutin. Hasil EDS telah dijadikan dasa

dalam penyusunan RPS/RKS dan RAPBS/RKAS, tetapi penyusunannya pun

masih dilakukan sepihak oleh kepala sekolah.

Rencana Kerja Sekolah UPTD SDN Ketapang Barat 5 (magang 1)

mayoritas masih meakukan sistem penyusunan sepihak dan tidak di

sosialisasikan kepada warga sekolah, masyarakat, serta pemangku

kepentingan.
40

b. UPTD SDN Ketapang Barat 3

Rencana Kerja Sekolah UPTD SDN Ketapang Barat 3 (magang 2) suah bisa

dikatakan sempurna, karena semua penyusunan RKS dan lain-lain sudah

dilakukan oleh Tim Pengembang Sekolah dan tidak dilakukan sepihak oleh

kepala sekolah, dilakukannya penyusunan juga secara rutin untuk

memperbaharui RKS agar menjadi lenih baik lagi kedepannya.

Hasil penyusunan dari RKS akan disosialisasikan oleh Tim Pengembang

Sekolah serta kepaa sekolah kepada warga sekolah, masyarakat sekitar, serta

pemangku kepentingan agar tidak ada kesenjangan antara satu sama lain.

2. PENGELOLAAN KEUANGAN

a. UPTD SDN Ketapang Barat 5

Sekolah magang 1 menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) masih dalam

bntuk Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), penyusunannya pun

masih diakukan sepihak oleh kepala sekolah.

Sumber keuangan sekolah magang 1 dibiayai oleh anggaran BOS,

mekanisme pelaporan data kepada instansi yang terkait dilakukan tiap 3 bulan

sekali. Adanya pembukuan yang jelas dan terperinci setiap pengeluaran dan

pemasukan dana BOS pada UPTD SDN Ketapang Barat 5 (magang 1).

b. UPTD SDN Ketapang Barat 3

Lain halnya dengan sekolah magang 1, UPTD SDN Ktapang Barat 3 untuk

menyusun RKAS tidak dilakukan secara sepihak oleh kepala sekolah

melainkan oleh semua pihak.


41

Sumber keuangan sekolah diperoleh oleh anggaran BOS. Pelaporan pada

instansi terkait dilakukan 3 bulan sekali oleh magang 2, pembukuan keluar

masuknya dana BOS juga sudah terpenrinci dan jelas, dan rekapituliasi dana

BOS disimpan di sekolah dengan baik.

3. PENGELOLAAN KURIKULUM

a. UPTD SDN Ketapang Barat 5

Kurikulum yang digunakan di UPTD SDN Ketapang Barat 5 (magang

1) di susun oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK), kurikulum yang

digunakan di sekoah juga sudah diketahui oleh semua guru dan komite

sekolah. Kurikulum yang dibuatpun sudah sesuai dengan visi misi sekolah

magang 1.

Silabus dan RPP sudah cukup lengkap, untuk memudahkan guru untuk

memulai pelajaran. Isi nya juga sudah sesuai dngan kurikuum yang

digunakan di sekolah magang 1.

b. UPTD SDN Ketapang Barat 3

Tidak jauh berbeda dengan sekolah magang 1, sekolah magang 2 yaitu

UPTD SDN Ketapang Barat 3 juga menggunakan kurikulum yang telah

disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum, dan sudah di ketahui oleh

semua pihak sekolah serta komite sekolah.

Kelengkapan silabus dan RPP juga sudah sangat bagus, dengan papaan

yang sangat jelas untuk mempermudah jalannya poses belaja mengajar di

UPTD SDN Ketapang Barat 3.


42

4. SARANA DAN PRASARANA

a. UPTD SDN Ketapang Barat 5

Bangunan dan perabot yang terdapat di UPTD SDN Ketapang Barat 5

cukup memadai, alat pelajaran buku juga cukup memadai, serta media

belajar yang cukup.

Sarana dan prasarana di sekolah magang 1 sudah cukup baik, hanyak

saja kuangnya fasilitas perpustakaan, yang bisa menjadi saran yang

membangun untuk kedepannya. Agar dapat memotivasi siswa untuk lebih

rajin membaca.

b. UPTD SDN Ketapang Barat 3

UPTD SDN Ketapang Barat 3 dalam hal sarana dan prasarana sudah

baik, bangunan kelas yang kondusif serta tersedianya perpustakaan menjadi

tempat yang yang sering dikunjungi siswa.

Media belajar yang hampir lengkap dan buku pelajaran yang sangat

memadai membuat proses belajar menjadi lebih produktif dan

menyenangkan.

5. PENGELOLAAN PESERTA DIDIK

a. UPTD SDN Ketapang Barat 5

Dalam hal perencanaan penulis mengkaji bahwa UPTD SDN Ketapang

Barat 5 dan UPTD SDN Ketapang Barat 3 telah mengikuti prosedur yang

ditetapkan oleh Dinas Pendidikan. Dimulai dari adanya dokumen peraturan

Juknis Penerimaan Peserta Didik Baru ( PPDB ) SD dari dinas, adanya


43

program kegiatan yang tersusun rapi, Susunan Panitia Penerimaan Peserta

Didik Baru yang dikeluarkan dengan SK Kepala Sekolah, tahapan dan

jadwal kegiatan PPDB yang jelas dan diinformasikan secara terbuka.

Penerimaan siswa di UPTD SDN Ketapang Barat 5 sudah sesuai dengan

ketentuan dan peraturan perundang – undangan. Dalam PPDB baik di

UPTD SDN Ketapang Barat 5 tidak ada proses seleksi kecuali seleksi umur

dan tidak ada proses daftar ulang.

b. UPTD SDN Ketapang Barat 3

Dalam hal perencanaan penulis mengkaji bahwa UPTD SDN Ketapang

Barat 3 telah mengikuti Prosedur yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan.

Dimulai dari adanya dokumen peraturan Juknis Penerimaan Peserta Didik

Baru ( PPDB ) SD dari dinas, adanya program kegiatan yang tersusun rapi,

Susunan Panitia Penerimaan Peserta Didik Baru yang dikeluarkan dengan

SK Kepala Sekolah, tahapan dan jadwal kegiatan PPDB yang jelas dan

diinformasikan secara terbuka. Penerimaan siswa di UPTD SDN Ketapang

Barat 3 sudah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang –

undangan. Dalam PPDB di UPTD SDN Ketapang Barat 3 terdapat proses

seleksi, yaitu seleksi umur dan zonasi. Selanjutnya peserta didik baru wajib

melakukan proses daftar ulang.

6. TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH

a. UPTD SDN Ketapang Barat 5

Pengelolaan Tenaga Administrasi di UPTD SDN Ketapang Barat 5

belum terealisasi dengan baik. Tugas administrasi masih dilakukan oleh


44

masing-masing guru sesuai penugasan dari kepala sekolah. Kepala sekolah

juga menunjuk 1 orang guru honorer yang mengajar PJOK sebagai

operator.

Sekolah tidak memiliki program khusus pengembangan tenaga

administrasi. Kepala Sekolah hanya melakukan pemantauan dan

pembinaan yang dilakukan secara insidentil dan melalui rapat bersama

PTK. Alternatif yang dapat dilakukan adalah Sekolah perlu membuat

program pengembangan program tenaga administrasi untuk meningkatkan

kompetensi masing-masing tenaga administrasi dan melakukan penilaian

prestasi kerja kepada semua tenaga administrasi baik yang PNS maupun

tenaga honorer.

b. UPTD SDN Ketapang Barat 3

Pengelolaan Tenaga Administrasi di SDN Ketapang Barat 3 melalui

perencanaan rekrutmen/pengangkatan tenaga administrasi. Kompetensi

kepribadian dan sosial tenaga administrasi sangat baik. Tugas dan fungsi

tenaga administrasi sesuai dengan keahlian masing-masing yang diatur

sekolah.

Kompetensi teknis tenaga administrasi umum dan penjaga belum

maksimal atau kurang. Alternatif yang dapat dilakukan adalah sekolah

perlu melakukan pembinaan tenaga administrasi umum, dan

penjaga/kebersihan melalui pendidikan dan pelatihan, jika diperlukan

sekolah bisa menambah tenaga waker atau penjaga malam.

Sekolah tidak memiliki program khusus pengembangan tenaga

administrasi. Kepala Sekolah hanya melakukan pemantauan dan


45

pembinaan yang dilakukan secara insidentil dan melalui rapat bersama

PTK. Alternatif yang dapat dilakukan adalah Sekolah perlu membuat

program pengembangan program tenaga administrasi untuk meningkatkan

kompetensi masing-masing tenaga administrasi dan melakukan penilaian

prestasi kerja kepada semua tenaga administrasi baik yang PNS maupun

tenaga honorer.

7. PENGELOLAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

a. UPTD SDN Ketapang Barat 5

Di bidang pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan UPTD SDN

Ketapang Barat 5 memiliki tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang

cukup sesuai kebutuhan yaitu 6 orang guru kelas, 1 orang guru PAI, 1 orang

guru PJOK, 1 Penjaga/Petugas Kebersihan. Tugas dan fungsi PTK sesuai

dengan tata kerja di lembaga. Sekolah memiliki tata tertib dan kode etik

guru.

Sekolah tidak memiliki tenaga khusus perpustakaan, tenaga

laboratorium, dan guru BK. Alternatif yang bisa dilakukan adalah jika

memungkinkan mengankat tenaga honorer. Kompetensi pendidik dan

tenaga kependidikan mempunyai nilai rata-rata baik.

Penilaian dan Evaluasi Kinerja belum terlaksana sesuai jadwal yang

telah terprogram. Alternatif yang bisa dilakukan adalah Program dan

Jadwal Penilaian dan Evaluasi Kinerja supaya diperhitungkan dengan

memperhatikan kalender pendidikan.


46

b. UPTD SDN Ketapang Barat 3

Di bidang pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan SDN

Ketapang Barat 3 memiliki tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang

cukup sesuai kebutuhan yaitu 6 guru kelas, 1 guru PAI, 1 guru PJOK, 1

Penjaga/Petugas Kebersihan. Tugas dan fungsi PTK sesuai dengan tata

kerja di lembaga.

Sekolah tidak memiliki tenaga khusus perpustakaan, tenaga

laboratorium, dan guru BK. Alternatif yang bisa dilakukan adalah jika

memungkinkan mengangkat tenaga honorer. Kompetensi pendidik dan

tenaga kependidikan mempunyai nilai rata-rata baik.

Penilaian dan Evaluasi Kinerja belum terlaksana sesuai jadwal yang

telah terprogram. Alternatif yang bisa dilakukan adalah Program dan

Jadwal Penilaian dan Evaluasi Kinerja supaya diperhitungkan dengan

memperhatikan kalender pendidikan kalender pendidikan.

Sekolah memiliki tata tertib dan kode etik guru. Alternatif yang bisa

dilakukan adalah membuat tata tertib PTK dan kode etik guru dipajang di

ruang guru/kantor.

8. PENGELOLAAN TIK

a. UPTD SDN Ketapang Barat 5

Sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi di UPTD SDN Ketapang

Barat 5 belum memenuhi standar. Sekolah hanya memiliki dua unit laptop,

satu unit. Sekolah tidak memiliki ruang komputer maupun ruang

multimedia. Tidak semua guru UPTD SDN Ketapang Barat 5 mampu

mengoperasikan TIK. Pekerjaan yang berhubungan dengan penggunaan


47

internet, masih memanfaatkan jasa operator sekolah. Alternative solusinya

adalah sekolah perlu mengupayakan terlaksananya program

pengembangan TIK. Sekolah belum memiliki Web sekolah dan E-learning.

Alternatif yang bisa dilakukan adalah mengajukan proposal pengadaan

ruang komputer dan ruang multimedia, workshop/Learning communnity

di sekolah secara rutin, sekolah perlu mengembangkan TV digital berbayar,

menambah kuota paket data sehingga bisa digunakan sebagai media

pembelajaran untuk semua kelas, dan membuat program Web dan E-

learning.

b. UPTD SDN Ketapang Barat 3

Sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi di SDN Ketapang Barat

3 sudah memadai. Sekolah memiliki 6 unit laptop, 2 unit printer. Sekolah

belum memiliki ruang komputer dan ruang multimedia, rata-rata guru

UPTD SDN Ketapang Barat 3 sudah mampu mengoperasikan komputer

yang digunakan untuk penyusunan bahan ajar dan pengolahan hasil belajar.

Untuk mengakses internet, guru sudah memanfaatkan bisa mengoperasikan

sendiri. Internet/wifi belum dimanfaatkan untuk siswa, sekolah belum

memiliki Web sekolah dan E-learning. Alternatif yang bisa dilakukan

adalah mengajukan proposal pengadaan ruang komputer dan ruang

multimedia, kepala sekolah mengembangkan kemampuan mengoperasikan

komputer dengan workshop/Learning communnity di sekolah secara rutin,

sekolah perlu mengembangkan TV digital berbayar, menambah kuota

paket data sehingga bisa digunakan sebagai media pembelajaran untuk

semua kelas, dan membuat program Web dan E-learning.


48

9. KAJIAN MONITORING DAN EVALUASI

a. UPTD SDN Ketapang Barat 5

Monitoring dan Evaluasi di UPTD SDN Ketapang Barat 5 melalui

program perencanaan monev dengan membuat instrumen monev,

menentukan jadwal monev. Kepala sekolah dalam satu semester

melakukan monitoring mengidentifikasi kekurangan dari hasil monev

terhadap guru yang telah di monev, melaporkan hasil monev kepada

pengawas.

Kepala sekolah tidak membentuk tim monev dan belum melaksnakan

program tindak lanjut. Alternatif yang dapat dilakukan adalah kepala

sekolah perlu membentuk tim monev yang melibatkan guru senior dan

melaksnakan tindak lanjut hasil monev.

Instrumen monev belum lengkap dan belum memiliki program

pengembangan monev. Hasil monev yang dilakukan kepala sekolah belum

lengkap dan tidak menyusun laporan secara lengkap. Tindak ada tindak

lanjut hasil monev. Alternatif yang dapat dilakukan adalah kepala sekolah

perlu melengkapi instrumen monev berikut program pengembangannya.

Program dan pelaksanaan monev dilaksanakan sesuai pernecanaan dan

menyusun laporan monev secara berkala. Kepala sekolah hendaknya

menyusun tindak lanjut hasil monev agar warga sekolah mendapatkan

umpan balik sehingga mempunyai rekomendasi untuk dikembangkan.


49

b. UPTD SDN Ketapang Barat 3

UPTD SDN Ketapang Barat 3 memiliki program monitoring dan

evaluasi. Kepala sekolah membentuk tim monev dan melaksnakan program

tindak lanjut. Kepala sekolah membentuk tim monev yang melibatkan guru

senior. Kepala sekolah sudah melengkapi instrumen monev berikut

program pengembangannya. Program dan pelaksanaan monev

dilaksanakan sesuai pernecanaan dan menyusun laporan monev secara

berkala. Kepala sekolah mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan dan

hasil monev dan melaporkan hasil monev kepada pengawas sekolah.

Kepala sekolah menyusun tindak lanjut hasil monev agar warga sekolah

mendapatkan umpan balik sehingga mempunyai rekomendasi untuk

dikembangkan.

E. PENINGKATAN KOMPETENSI AKPK DISEKOLAH MAGANG 2

Dalam peningkatan kompetensi berdasarkan AKPK, maka penulis

melakukan pembelajaran dan pengkajian pada sekolah magang 2 UPTD SDN

Ketapang Barat 3 dengan beberapa langkah :

1. Persiapan

Dalam kegiatan perencanan, calon kepala sekolah mempersiapkan instrumen

wawancara dengan kepala sekolah dan guru UPTD SDN Ketapang Barat 3 selaku

sekolah magang dua. Calon kepala sekolah menyampaikan teknik dan cara

pengambilan data dan informasi bekaitan dengan dengan kegiatan tersebut.


50

Pemaparan tujuan dan teknik ini dapat difahami, sehingga kepaa sekoah

memberikan ruang dan waktu yang sebaik-baiknya kepada caon kepala sekolah.

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan penulis berusaha mempelajari kompetensi supervisi yang

dimiliki oleh Kepala Sekolah dengan cara melakukan wawancara kepada Kepala

Sekolah dan beberapa orang guru.

3. Hasil

Hasil dari wawancara kepada kepala sekolah dan guru dihasilkan kesimpulan

bahwa kompetensi yang dimiliki Kepala Sekolah UPTD SDN Ketapang Barat 3

cukup tinggi dan bisa dijadikan sebagai pembelajaran yang berarti bagi calon kepala

sekolah. Dari hasil wawancara penulis memiliki beberapa rangkuman sebagai

berikut :

 Kepala Sekolah UPTD SN Ketapang Barat 3 melakukan supervisi rutin tiap dua

kali dalam satu semester, untuk dijadikan barometer dalam meningkatkan

kinerja serta pemenuhan administrasi sekolah.

 Objek yang biasa disupervisi adalah kalender pendidikan, prota, promes, silabus

pembelajaran, RPP, Kisi-kisi Ulangan harian, analisis ulangan harian, kisi-kisi

UTS, analisis UTS, kisi-kisi UAS, bimbingan konsling.

 Kendala yang ditemukan saat supervisi akan di pecahkan dengan sharing

bersama rekan-rekan guru untuk menghasilkan jawaban dari kendala yang ada.

 Memberikan reward kepada guru yang saat supervisi mendaptkan hasil yang

bagus, agar memotivasi rekan guru yang lainnya.


51

 Tujuan supervisi itu sendiri bagi kepala skolah UPTD SDN Ketapang Barat 3

adalah untuk meningkatkan kinerja guru serta prestasi anak didik.

Pada akhirnya, setelah melakukan On the Job Learning ( OJL ) pada UPTD SDN

Ketapang Barat 3, calon kepala sekolah mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat

dalam pengelolaan, memimpin dan memanage sebuah sekolah terutama dibidang

supervisi. Salah satu yang bisa penulis terapkan dalam peningkatan kompetensi

supervisi dimasa depan adalah melakukan kerjasama yang baik dengan semua

warga sekolah tidak saja sebatas kita lakukan terhadap hal yang berkaitan dengan

kegiatan pembelajaran siswa semata, tetapi kerjasama tersebut bisa kita lakukan

dalam segala hal.

Anda mungkin juga menyukai