Anda di halaman 1dari 21

Incompatible Pada Pemeriksaan Crossmatch Metode Gel

Imunohematologi

Dosen Pengampu : Heri Setiyo Bekti, S. ST., M. Biomed


Kelas/Semester :VB
Nama Kelompok 4 :
1. Ni Made Ayu Laksmi (P07134019055)
2. Ni Made Ari Mahayani (P07134019056)
3. Made Witari Nugraha Putri (P07134019057)
4. Aulia Shanti Rizqina (P07134019059)
5. Ni Putu Miranti Dewi (P07134019068)
6. Putu Diah Gayatri Purnama Dewi (P07134019070)
7. Kadek Devi Andriani (P07134019073)
8. I Gusti Ayu Mirda Pramiandari (P07134019085)

Kementrian Kesehatan RI
Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Poltekkes Kemenkes Denpasar
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat,dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Incompatible pada pemeriksaan Crossmatch Metode gel” ini dengan baik.
Kami berterima kasih pada ibu dan bapak dosen selaku dosen
imunohematologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun, demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi siapapun yang
membacanya. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan kata kata.

Denpasar, 4 Agustus 2021

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

i
Kata Pengantar ...........................................................................................i
Daftar isi ......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................1     
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Transfusi Darah.................................................................................. 3       
2.2 Uji Cocok Serasi (Crossmatching).....................................................3
2.3 Tujuan Uji Cocok Serasi (Crossmatching)........................................4
2.4 Macam-Macam Reaksi Silang...........................................................5
2.5 Crossmatching dengan Column Agglutination Test..........................6
2.6 Prinsip Pemeriksaan...........................................................................7
2.7 Alat dan Bahan...................................................................................7
2.8 Prosedur Kerja...................................................................................7
2.8.1 Pembuatan Suspensi Sel Darah Donor dan Pasien 1% ..................8
2.8.2 Crossmatching Metode Gel Test.....................................................9
2.8.3 Interpretasi Hasil............................................................................. 9
2.9 Hasil Pengamatan............................................................................... 10   
2.10 Pembahasan......................................................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 17
3.2 Saran..................................................................................................17
Daftar pustaka..............................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transfusi darah Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian
darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan
mengganti darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock dan
mempertahankan daya tahan tubuh terhadap infeksi (Setyati, 2010). Pelayanan
transfusi darah adalah upaya pelayanan kesehatan meliputi perencanaan,
pengarahan dan pelestarian pendonor darah, penyediaan darah, pendistribusian
darah dan tindakan pemberian darah kepada pasien untuk tujuan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan (Amiruddin, 2015). Pertimbangan utama
dalam transfusi darah, khususnya yang mengandung eritrosit, adalah kecocokan
antigen-antibodi eritrosit. Golongan darah AB secara teoritis merupakan resipien
universal, karena memiliki antigen A dan B di permukaan eritrositnya, sehingga
serum darahnya tidak mengandung antibodi (baik anti-A anti-B). Golongan darah
O secara teoritis merupakan donor universal, karena memiliki antibodi anti-A dan
anti-B (Setyati, 2010). Uji Silang Serasi (Crossmatch) Crossmatch merupakan
pemeriksaan utama yang dilakukan sebelum transfusi yaitu memeriksa kecocokan
antara darah pasien dan donor sehingga darah yang diberikan benar-benar cocok
(Setyati, 2010) dan agar darah yang ditranfusikan benar-benar bermanfaat bagi
kesembuhan pasien (Amiruddin, 2010). Pemeriksaan yang dilakukan sebelum
transfusi bertujuan agar sel darah yang ditransfusikan dapat hidup dalam tubuh
pasien dan tidak menimbulkan kerusakan pada sel darah pasien (Setyati, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu transfusi darah ?
2. Apa itu uji cocok serasi (Crossmatching)?
3. Apa saja tujuan uji cocok serasi (Crossmatching)?
4. Bagaimana dengan macam-macam reaksi silang?
5. Apa itu crossmatching dengan column agglutination test?

1
6. Apa saja prinsip-prinsip dalam Pemeriksaan uji cocok serasi
(Crossmatching)?
7. Apa saja alat dan bahan yang di perlukan dalam uji cocok serasi
(Crossmatching)?
8. Bagaimana prosedur kerja uji cocok serasi (Crossmatching)?
9. Bagaimana cara pembuatan suspensi sel darah donor dan pasien 1% ?
10. Bagaimana cara pengerjaan crossmatching dengan metode gel test?
11. Bagaimana interpretasi hasil uji cocok serasi (Crossmatching)?
12. Seperti apa hasil pengamatan dalam uji cocok serasi (Crossmatching)?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu transfusi darah
2. Untuk mengetahui apa itu uji cocok serasi (Crossmatching)
3. Untuk mengetahui apa saja tujuan uji cocok serasi (Crossmatching)
4. Untuk mengetahui macam-macam reaksi silang
5. Untuk mengetahui crossmatching dengan column agglutination test
6. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip dalam Pemeriksaan uji
cocok serasi (Crossmatching)
7. Untuk mengetahui apa saja alat dan bahan yang di perlukan dalam uji
cocok serasi (Crossmatching)
8. Untuk mengetahui bagaimana prosedur kerja uji cocok serasi
(Crossmatching)
9. Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan suspensi sel darah
donor dan pasien 1%
10. Untuk mengetahui bagaimana cara pengerjaan crossmatching dengan
metode gel test
11. Untuk mengetahui bagaimana interpretasi hasil uji cocok serasi
(Crossmatching)
12. Untuk mengetahui seperti apa hasil pengamatan dalam uji cocok serasi
(Crossmatching)

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Transfusi Darah


Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis
darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya . Transfusi darah adalah
suatu pemberian darah lengkap atau komponen darah seperti plasma, sel darah
merah, atau trombosit melalui jalur IV. Menurut Peraturan Pemerintah No.18,
definisi transfusi darah adalah tindakan medis memberikan darah kepada seorang
penderita yang darahnya telah tersedia dalam botol kantong plastik. Usaha
transfusi darah adalah segala tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk
memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan
kesehatan yang mencakup masalah-masalah pengadaan, pengolahan, dan
penyampaian darah kepada orang sakit. Darah yang digunakan adalah darah
manusia atau bagian-bagiannya yang diambil dan diolah secara khusus untuk
tujuan pengobatan dan pemulihan kesehatan. Penyumbang darah adalah semua
orang yang memberikan darah untuk maksud dan tujuan transfusi darah.

2.2 Uji Cocok Serasi (Crossmatching)


Uji cocok serasi atau yang lebih sering disebut crossmacthing memiliki
beberapa sinonim antara lain uji silang serasi atau uji kompatibilitas.
Crossmacthing dilambangkan dengan XM. Istilah uji kompatibilitas sebenarnya
kurang tepat apabila disamakan dengan crossmacthing. Crossmacthing dan uji
kompatibilitas memang identik, tetapi memiliki pengertian yang berbeda.
Crossmacthing adalah suatu prosedur untuk mereaksisilangkan komponen darah
donor dan pasien. Uji kompatibilitas adalah semua tahapan yang harus dilakukan
sehingga diperoleh darah donor yang benar-benar tepat untuk pasien. Uji
kompatibilitas meliputi: identifikasi pasien dengan akurat, pengambilan sampel
darah pasien diikuti dengan pelabelan dan penanganan sampel yang benar,
mereview riwayat pemberian transfusi sebelumnya, melakukan pemeriksaan
golongan darah sistem ABO dan Rhesus, melakukan skrining dan identifikasi
antibodi, melakukan crossmatching, mengecek ketepatan dan kelayakan distribusi

3
produk darah, melakukan reindentifikasi pasien sebelum transfusi, dan
memonitoring pasien sebelum, selama dan setelah pemberian transfusi (Blaney
and Howard, 2013). Dari pengertian tersebut dapat dilihat bahwa uji
kompatibilitas memiliki cakupan yang jauh lebih luas dan crossmatching
merupakan bagian dari uji kompatibilitas (Makroo, 2009).
Berdasarkan standar dari American Association of Blood Bank (AABB),
crossmatching didefinisikan sebagai suatu pemeriksaan yang menggunakan
metode yang mampu menunjukkan inkompatibilitas sistem ABO dan adanya
antibodi signifikan terhadap antigen eritrosit dan juga menyertakan pemeriksaan
antiglobulin. Kecuali tidak tersedia fasilitas, jika tidak ada antibodi yang
signifikan pada sampel pasien yang baru atau riwayat pemeriksaan sebelumnya,
immediate spin crossmatch dapat digunakan untuk mendeteksi inkompatibilitas
ABO (Blaney and Howard, 2013).

2.3 Tujuan Uji Cocok Serasi (Crossmatching)


Tujuan utama crossmatching adalah untuk mencegah terjadinya reaksi
transfusi baik reaksi transfusi yang bersifat mengancam nyawa maupun reaksi
transfusi ringan atau sedang yang dapat mengganggu kenyamanan pasien. Tujuan
yang tidak kalah penting lainnya adalah memaksimalkan masa hidup in vivo sel-
sel darah yang ditransfusikan (Blaney and Howard, 2013).
Crossmatching dilakukan untuk meyakinkan bahwa tidak ada antibodi di
dalam serum pasien yang akan bereaksi dengan sel darah donor jika transfusi
dilakukan. Dua fungsi utama crossmatching adalah
1. untuk pengecekkan terakhir bahwa golongan darah ABO antara donor dan
pasien sudah sesuai,
2. untuk mendeteksi ada tidaknya antibodi dalam serum pasien yang akan
bereaksi dengan antigen pada sel darah merah donor terutama pada kondisi
antibodi tidak terdeteksi dengan skrining antibodi karena tidak adanya
antigen yang sesuai pada panel sel skrining (Makroo, 2009).
Berdasarkan jenis komponen darah pasien dan donor yang direaksikan,
crossmatching memiliki dua tujuan, yaitu:

4
1. mendeteksi adanya antibodi dalam serum pasien (termasuk anti-A & anti-
B) yang dapat menghancurkan eritrosit yg ditransfusikan,
2. mendeteksi antibodi dalam serum donor yang akan masuk ke dalam tubuh
pasien.
Kedua tujuan di atas berkaitan dengan jenis crossmatch mayor dan minor yang
akan dibahas lebih lanjut pada bahasan berikutnya (Blaney and Howard, 2013).

2.4 Macam-Macam Reaksi Silang


1. Reaksi silang mayor : eritrosit donor + serum resipien. Memeriksa ada
tidaknya aglutinin resipien yang mungkin dapat merusak eritrosit donor
yang masuk pada saat pelaksanaan transfusi.
2. Reaksi silang minor : serum donor + eritrosit resipien. Memeriksa ada
tidaknya aglutinin donor yang mungkin dapat merusak eritrosit resipien.
Reaksi ini dianggap kurang penting dibanding reaksi silang mayor, karena
agglutinin donor akan sangat diencerkan oleh plasma di dalam sirkulasi
darah resipien.
Cara menilai hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut:
a. Bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor tidak
mengakibatkan aglutinasi eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor
sesuai dengan darah resipien sehingga transfusi darah boleh dilakukan;
bila crossmatch mayor menghasilkan aglutinasi, tanpa memperhatikan
basil crossmatch minor, diartikan bahwa darah donor tidak sesuai dengan
darah resipiensehingga transfusi darah tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan darah donor itu.
b. Bila crossmatch mayor tidak menghasilkan aglutinasi, sedangkan dengan
crossmatch minor terjadi aglutinasi, maka crossmatch minor harus
diulangi dengan menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila
pemeriksaan terakhir ternyata tidak menghasilkan aglutinasi, maka
transfuse darah masih dapat dilakukan dengan menggunacan darah donor
tersebut, hal ini disesuaikan dengan keadaan pada waktu transfusi
dilakukan, yaitu serum darah donor akan mengalami pengaan dalam aliran
darah resipien.

5
c. Bila pemeriksaan dengan serum donor yang diencerkan menghasilkan
aglutinasi, maka darah donor itu tidak dapat ditransfusikan.
Pemeriksaan crossmatch dapat dilakukan saat transfusi darah diantisipasi, yaitu
dalam keadaan:
a) Pendarahan parah yang terjadi, misalnya karena trauma utama, atau
perdarahan internal dari usus atau perut
b) Pendarahan berat dapat terjadi, misalnya ketika operasi besar direncanakan
c) Anemia berat (hemoglobin rendah atau jumlah darah) hadir
Grup darah saja, tanpa crossmatch, dapat dilakukan:
a. Secara rutin pada kehamilan
b. Untuk mengkonfirmasi status Rhesus pada wanita hamil, ketika ada risiko
sensitisasi rhesus - misalnya berikut cedera pada perut, atau perdarahan
vagina karena terancam keguguran.
Melakukan crossmatch sebelum transfusi darah memiliki keuntungan sebagai
berikut:
a) Mendeteksi utama ABO kesalahan (mis. crossmatching donor A atau B
dengan penerima O)
b) Mendeteksi penerima antibodi terhadap antigen pada kebanyakan merah
sel donor (jika antibodi berada dalam titer yang cukup tinggi untuk
bereaksi)

2.5 Crossmacthing dengan Column Agglutination Test


Saat ini metode column agglutination test atau yang lebih umum disebut
gel test telah digunakan secara luas menggantikan metode manual atau tube test.
Metode gel test memiliki banyak kelebihan dibandingkan metode tabung. Selain
menghemat waktu pemeriksaan, prosedur tes juga lebih sederhana dan pembacaan
hasil lebih mudah dilakukan. Tidak ada proses pencucian dan penambahan CCC.
Berikut akan dibahas salah satu prosedur pemeriksaan gel test yang banyak
digunakan. Gel test selain lebih akurat juga lebih efisien dalam waktu, sehingga
banyak jumlah permintaan darah dapat diselesaikan tepat waktu dan lebih praktis.
Sampel darah pasien cocok menunjukan hasil negatif (kompatibel) sedangkan
yang tidak cocok menunjukkan keruh pada gel test dan hasilnya positif

6
(inkompatibel). Hal ini menyebabkan aglutinasi pada darah pasien apabila terjadi
transfusi (Aziz, 1996). Adapun interpretasi hasil dari pemeriksaan crossmatch
metode gel test adalah
a) Terbentuk aglutinasi sel berupa garis merah pada permukaan gel atau
aglutinasi menyebar di dalam gel dikatakan positif .
b) Terbentuk garis yang kompak (padat) pada dasar microtube dikatakan
negatif.

2.6 Prinsip pemeriksaan

Sejumlah volume suspensi sel darah merah dan serum atau plasma dari
donor dan pasien dimasukkan ke dalam microtube diikuti oleh proses inkubasi
dan sentrifugasi. Tahap inkubasi akan memberi kesempatan antigen pada
permukaan sel darah merah berikatan dengan antibodi pada serum atau plasma
sehingga membentuk aglutinasi. Pada tahap sentrifugasi, sel yang beraglutinasi
kuat akan tertangkap pada bagian atas matrik gel sedangkan sel yang beraglutinasi
lemah akan pindah ke bagian bawah matrik gel. Bila aglutinasi tidak terjadi maka
semua sel akan mengendap ke bagian bawah matrik gel (McCullough, 2012;
Walker and Harmening, 2012 ).

2.7 Alat dan Bahan


2.7.1 Alat
1. ID iLiss i(Coomb’s iCard)
2. ID iIncubator
3. ID iDispenser

7
4. ID iCentrifuge
5. Mikropipet i5 iµl, i25 iµl idan i50 iµl
6. ID-Working iTable i(rak iuntuk itabung idan iID-Cards)
7. Yellow itip
8. Tabung ireaksi
2.7.2 Bahan
1. Sel iDarah iDonor i iDN i2
2. Sel iDarah iPasien iOS i5
3. Serum iPasien iOS i5
4. Plasma iDonor iDN i2
5. ID iDiluent-2
2.8 Prosedur Kerja
2.8.1 Pembuatan iSuspensi iSel iDarah iDonor idan iPasien i1%
a) Alat idan ibahan idisiapkan
b) ID iDiluent-2 idimasukkan ike idalam itabung ireaksi isebanyak i500
iµl.
c) Sel idarah idonor/pasien iditambahkan isebanyak i5 iµl ipada itabung
ireksi itersebut.
d) Dihomogenkan.
e) Suspensi isel idarah idonor/pasien isiap idigunakan.

2.8.2 Crossmatching iMetode iGel iTest.


a) Alat idan ibahan idisiapkan
b) ID iLiss i(Coomb’s icard) idibuka ipenutupnya.
c) Dimasukkan ike idalam imasing-masing imicrotube i:

Mayor Test 1 Minor Test 1 Autocontrol


11

50 µl suspensi sel 50 µl suspensi sel darah 50 µl suspensi sel darah


donor DN1 1 % pasien 1 % pasien 1 %
+ + +
25 µl serum pasien 25 µl 8plasma donor DN 1 25 µl serum pasien
1. 5 imenit
d) Diputar idalam iID icentrifuge ipada ikecepatan i1100 irpm iselama
i10 imenit.
e) Hasil ireaksi idibaca isecara imakroskopis.

Pembacaan iHasil i:

Compatible/cocok : Tidak iterjadi ihemolisis/tidak iterjadi


iaglutinasi (Darah iboleh idiberikan ipada
ipasien).

Incompatible : Terjadi ihemolisis/aglutinasi (Darah itidak


iboleh idiberikan ipada ipasien).

2.8.3 Interpretasi iHasil

- +1 +2 +3 +4 Mixed field

Keterangan i:
- (negative) : Seluruh isel imenembus i/ imelewati igel idan
imembentuk iendapan ipada ibagian idasar imicrotube.
+ i1 : Seluruh isel iberaglutinasi idalam imedia igel idan
ikepekatan iaglutinasi idapat iberpusat ipada ibagian
idasar imicrotube
+2 : Seluruh isel iberaglutinasi idalam imedia igel idan
iaglutinasi idapat idilihat imemanjang ipada iseluruh
ibagian imicrotube

9
+3 : Seluruh isel iberaglutinasi idalam imedia igel idan
iaglutinasi idapat idilihat ihampir imendekati
ipermukaan.
+4 : Seluruh isel iberaglutinasi idalam imedia igel idan
iaglutinasi idapat idilihat iberada ipada ipermukaan
igel.
Mixed ifield : Sebagian isel iberaglutinasi iyang iterletak ipada
ipermukaan igel idan isebagian isel itidak
iberaglutinasi iyang iterletak ipada idasar imicrotube
imembentuk iendapan.

2.9 Hasil Pengamatan


a. Data iPemeriksaan
1. Identitas ipasien : iPx5
2. Identitas idonor : iDN2
3. ID iLISS i(coomb’s icard) :i
- No. iLot : i50531.91.05
- Exp idate : i2015.11
4. Tanggal ipemeriksaan : i27 iNovember i2014

b. Gambar iHasil iPengamatan


GAMBAR iHASIL iPENGAMATAN KETERANGAN i
Bahan iyang
Serum pasien
idigunakan imeliputi
iplasma idonor,
iserum ipasien, isel
ID idarah idonor idan
Sel darah Diluent-2
Plasma
donor ipasien, idan iID
donor Sel darah pasien
iDiluent-2.
Alat iyang
idigunakan imeliputi
iID iLiss idan
imikropipet i5µl

10
i25µl i50µl, iID-
Working iTable,
iyellow itip, idan
itabung iserologi

incubator idigunakan
idengan isuhu i37 ioC
iselama i15 imenit

ID icentrifuge ipada
ikecepatan i1100
irpm iselama i10
imenit.

Dilakukan
ipembuatan isuspensi
isel idarah idonor
idan ipasien i1%
idengan
imencampurkan i500
iµl iID iDiluent-2
Donor 1% Pasien 1%
idengan i5 iµl isel
idarah idonor/pasien.

 Mayor i: i50 iµl

11
isuspensi isel
idonor i1% i+ i25
iµl iserum ipasien
i(warna imerah

Ac itipis).
Mayor  Minor i: i50 iµl
Minor
isuspensi isel
idarah ipasien i1 i
% i+ i25 iµl
iplasma idonor
i(warna imerah
itipis).
 Autocontrol i: i50
iµl isuspensi isel
idarah ipasien i1 i
% i+ i25 iµl
iserum ipasien
i(warna imerah
itipis).
Dari ipengamatan
iyang idilakukan
iketiga ites ibaik
imayor, iminor, idan
iautocontrol
imenunjukkan ihasil
inegatif ipada imayor
idimana iseluruh isel
imenembus/melewati
igel idan imembentuk
iendapan ipada
ibagian idasar
imicrotube.

12
iSedangkan ipada ites
iminor idan iauto
icontrol
imenunjukkan ihasil
i+3 idimana iseluruh
isel iberaglutinasi
idalam imedia igel
idan iaglutinasi
idapat idilihat
ihampir imendekati
ipermukaan.

2.10 Pembahasan
Crossmatch iadalah ireaksi isilang iin ivitro iantara idarah ipasien
idengan idarah idonornya iyang iakan idi itransfusikan. iReaksi iini
idimaksudkan iuntuk imencari itahu iapakah idarah idonor iyang iakan
iditranfusikan iitu inantinya iakan idilawan ioleh iserum ipasien ididalam
itubuhnya, iatau iadakah iplasma idonor iyang iturut iditransfusikan iakan
imelawan isel ipasien ididalam itubuhnya ihingga iakan imemperberat
ianemia, idisamping ikemungkinan iadanya ireaksi ihemolytic itransfusi
iyang ibiasanya imembahayakan ipasien.
Fungsi idari iuji isilang iantara ilain i:
1. Mengetahui iada itidaknya ireaksi iantara idarah idonor idan ipasien
isehingga imenjamin ikecocokan idarah iyang iakan iditranfusikan
ibagi ipasien.
2. Mendeteksi iantibodi iyang itidak idiharapkan idalam iserum ipasien
iyang idapat imengurangi iumur ieritrosit idonor/menghancurkan
ieritrosit idonor.
3. Cek iakhir iuji ikecocokan igolongan idarah iABO.
Cross-matching idarah, idalam itransfusi ikedokteran, imengacu
ipada ipengujian ikompleks iyang idilakukan isebelum itransfusi idarah,
iuntuk imenentukan iapakah idarah idonor ikompatibel idengan idarah
idari ipenerima iyang idimaksud, iatau iuntuk imengidentifikasi

13
ipertandingan iuntuk itransplantasi iorgan. iCross-matching ibiasanya
idilakukan ihanya isetelah ites ilain, ites ikurang ikompleks ibelum
idikecualikan ikompatibilitas. iKompatibilitas idarah imemiliki ibanyak
iaspek, idan itidak ihanya iditentukan ioleh igolongan idarah i(O, iA, iB,
iAB), itetapi ijuga ioleh ifaktor-faktor idarah, i( iRh i, iKell i, idll).
Pada ipraktikum ikali iini, ipemeriksaan iCrossmatch idengan isatu
idonor idilakukan idengan imetode igel itest. iMetode igel itest iyang
imerupakan isuatu ipengembangan idari imetode iuji ireaksi isilang iyang
isebelumnya imenggunakan itabung ireaksi isebagai ialat itesnya. iGel ites
imempermudah ikerja ipenguji idarah idan ilebih iakurat idalam
ipemeriksaan ihasil idari iuji ireaksi isilang. iGel itest iselain ilebih iakurat
ijuga ilebih iefisien idalam iwaktu, isehingga ibanyak ijumlah ipermintaan
idarah idapat idiselesaikan itepat iwaktu idan ilebih ipraktis. iSampel
idarah ipasien icocok imenunjukan ihasil inegatif i(kompatibel)
isedangkan iyang itidak icocok imenunjukkan ikeruh ipada igel itest idan
ihasilnya ipositif i(inkompatibel). iHal iini imenyebabkan iaglutinasi ipada
idarah ipasien iapabila iterjadi itransfusi. i
Reaksi isilang idalam ipemeriksaan icrossmatch imetode igel itest
iini isama idengan imetode iaglutinasi, iyaitu iterdiri iatas ireaksi isilang
imayor idan iminor. iReaksi isilang imayor imerupakan ireaksi iantara
ieritrosit idonor idengan iserum iresipien. iPada itahap iini, imemeriksa
iada itidaknya iaglutinin iresipien iyang imungkin idapat imerusak
ieritrosit idonor iyang imasuk ipada isaat ipelaksanaan itransfusi.
iSedangkan ireaksi isilang iminor imerupakan ireaksi iantara iplasma
idonor idengan ieritrosit iresipien. iReaksi iini imemeriksa iada
itidaknya iaglutinin idonor iyang imungkin idapat imerusak ieritrosit
iresipien. iReaksi iini idianggap ikurang ipenting idibanding ireaksi isilang
imayor, ikarena iaglutinin idonor iakan isangat idiencerkan ioleh iplasma
idi idalam isirkulasi idarah iresipien. iSelain ireaksi isilang imayor idan
iminor, idibuat ipula iauto icontrol. iAutocontrol idibuat idengan
imereaksikan iserum ipasien iterhadap isel ipasien. iAutocontrol iini

14
ibernilai inegatif iyang imenandakan itidak iterjadi ireaksi iantara iserum
idan isel ipasien.
Pada iprinsipnya icoomb’s icard iyang idigunakan iuntuk ipengujian
ireaksi isilang iserasi imengandung igel i(sephadex iG i100) idan isejenis
iprotein ipada ibagian ipermukaan imicrotubenya. iProtein itersebut
iberfungsi isebagai imedia ireaksi iantara iantigen i– iantibody ipada isel
idarah idan iplasma iatau iserum, idimana iprotein iini ijuga iberfungsi
isebagai imedia ipengganti ibovine ialbumin idan icoomb’s iserum ipada
iuji isilang iserasi imetode ikonvensional, isehingga ihanya idibutuhkan
isekali ipengujian idengan isatu imedia iprotein. iSelain iprotein itersebut,
ipada imicrotube ijuga iterdapat igel, idimana igel iini iberfungsi isebagai
ifilter iatau isaringan, iapabila iterjadi iaglutinasi iantara isuspense isel
idarah idengan iserum iatau iplasma imaka iaglutinat iyang iterbentuk
itidak iakan idapat imenembus ilapisan igel ihingga ibagian idasar ikarena
iterbentuk ikompleks ipartikel iyang ibesar i(tergantung idari iderajat
iaglutinasi) ibegitu ijuga isebaliknya, iapabila itidak iterjadi iaglutinasi
imaka isuspense isel idarah idan iserum iatau iplasma idapat idengan
imudah imelewati ibarrier igel ipada imicrotube isehingga idapat
iterendapkan idibagian idasar itabung, ikarena itidak iterbentuk ikompleks
ipartikel iyang ibesar ihal iini ijuga iterkait idengan isuspense isel idarah
iyang idigunakan iyaitu i1% i, idimana ipada isuspense itersebut ilebih
ibanyak ikandungan idiluent idaripada isel idarah imerah, isehingga
imemudahkan isuspense iuntuk imengalir imelewati igel imenuju idasar
itabung. i
Pada ipemeriksaan icrossmatch idengan imetode igel itest iini ijuga
iterdapat iproses iinkubasi ipada isuhu i37oC, idimana iinkubasi iini
ibertujuan iuntuk imengkondisikan isuspensi idarah idan iserum iatau
iplasma iagar idapat ibereaksi ioptimal isesuai idengan ikondisi itubuh.
iSetelah iproses iinkubasi, idilanjutkan idengan iproses icentrifugasi
iselama i10 imenit idengan ikecepatan i1000 irpm. iProses icentrifugasi
iini iakan imembantu ialiran iaglutinat i(apabila iterbentuk) imenuju
ikedasar itabung. i

15
Dari ipemeriksaan icrossmatch idengan imetode igel itest iterhadap
isampel ipasien iPx5 idengan isampel idonor iDN2 idiperoleh ihasil ipositif
i3 ipada imicrotube iminor idan iauto icontrol iyang iditandai idengan i
iseluruh isel iberaglutinasi idalam imedia igel idan iaglutinasi idapat
idilihat ihampir imendekati ipermukaan. iSedangkan ipada imicrotube
imayor imenunjukkan ihasil iyang inegatif iyang iditandai idengan iseluruh
isel imenembus i/ imelewati igel idan imembentuk iendapan ipada ibagian
idasar imicrotube. iHal itersebut imenandakan ibahwa idarah idonor
iincompatible i( itidak icocok) iterhadap idarah ipasien, isehingga idarah
idonor itidak idapat ididonorkan ikepada ipasien.
Terdapat ibeberapa ihal iyang iharus idiperhatikan idalam
ipemeriksaan icrossmatch idengan imetode igel itest, idiantaranya iyaitu:
 Kualitas idari iID iLISS i(coomb’s icard) iyang idigunakan, idimana
iharus idiperhatikan itanggal ikadaluarsa idari icoomb’s icard itersebut
ikarena iapabila itelah imelewati itanggal ikadaluarsa igel isudah itidak
idapat iberfungsi idengan ibaik.
 Suspensi isel iyang idigunakan idalam ipemeriksaan, ipada
ipemeriksaan icrossmatch imetode igel iini idigunakan isuspensi isel i1
i% idan isuspensi iini idibuat idengan imenggunakan ipengencer
idiluent ibukan ilarutan isaline idengan iperbandingan itertentu.
 Aturan ipemipetan isampel, isampel iyang ipertama ikali idimasukkan
ike idalam imikrotube iadalah isel idarah iterlebih idahulu ikemudian
ibaru iditambahkan idengan iserum iatau iplasma, ikarena ihal iini iakan
iberpengaruh iterhadap ireaksi iantara iantigen idan iantibodi iyang
iakan iterjadi idi idalam imikrotube itersebut. i
 Volume isampel, isaat ipemipetan iperlu idiperhatikan iagar ivolume
isuspensi idan iserum iyang idigunakan itidak imelebihi ikapasitas
iyang itelah iditentukan ioleh iinsert ikit icoomb’s icard/reagen. iSebab
iketidaksesuaian ivolume ireagen idengan isampel iakan iberpengaruh
iterhadap ireaksi iyang iterjadi. i

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan crossmatching pasien lebih dari satu donor
dengan metode gel test yang dilakukan pada dua sampel donor kode DN:32
dan DN:33, serta pasien atas nama Ni Komang Erlisa diperoleh hasil
incompatible yang ditandai dengan adanya hemolisis / aglutinasi, sehingga
darah tidak dapat didonorkan pada pasien.

3.2 Saran
saran dari pemeriksaan crossmatching pasien lebih dari satu donor
dengan metode gel test, adapun sarannya yaitu seharusnya pemerisaan pasien
lebih dari satu donor adapun pasien yang tidak dapat didonorkan dikarenakan
pasien tersebut ditandai adannya hemolisis.

17
Daftar Pustaka

N Purwanti. Donor. 2017. http://repository.unimus.ac.id/442/3/BAB%20II.pdf


(Di Akses pada tanggal 4 Agustus 2021)

Megarani, Sintya, DKK. LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOHEMATOLOGI


KASUS INCOMPATIBLE PADA PEMERIKSAAN CROSSMATCHING
(METODE GEL TEST). 2014. 1-17.
https://www.scribd.com/document/249153836/Kasus-Incompatible-Pada-
Pmeriksaan-Crossmatch-Metode-Gel-Test-Satu-Donor-Prin (Di Akses pada
tanggal 4 Agustus 2021)

Mulyantari, dan Sutirta Yasa. LABORATORIUM PRATRANSFUSI UP DATE.


2014. 1-172
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/10877/1/98d38a00f80992672b1c4c1b2d8c7cb7.p
df (Di Akses pada tanggal 4 Agustus 2021)

iii

Anda mungkin juga menyukai