Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KONSEP AGAMA TENTANG TRANFUSI DARAH, TRANSPLANTASI ORGAN, HAID


DAN MASA NIFAS

Kelompok 8:

1. Alen Juita Sari (2326010054)


2. Dien Stiawan 2326010058
3. Tia Saputri 2326010057
4. Monita Kezalori 2326010059

POGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

TRI MANDIRI SAKTI

BENGKULU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema Polling ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Penti Fiska Nanda, M.A Mata Kuliah Agama. Saya mengucap kan terimakasih kepada Ibu Penti
Fiska Nanda, M.A yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan tentang materi Konsep agama tentang transfusi darah, transplantasi organ, haid dan
masa nifas.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritikdan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1

I.1 Latar Belakang ...................................................................................................1


I.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
I.3 Tujuan Masalah .................................................................................................2
I.4 Manfaat .............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3

II.1 Tranfusi Darah...................................................................................................3


II.2 Transplantasi Organ ..........................................................................................8
II.3 Haid ....................................................................................................................11
II.4 Masa Nifas ..........................................................................................................14

BAB III PENUTUPAN ..................................................................................................17

III.1 Kesimpulan ........................................................................................................17

III.2 Saran ..................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan yang sangat penting bagi manusia karena dengan kondisi sehat,
manusia bisa beraktifitas dengan sesama. Setiap manusia menginginkan hidup yang sehat, Maka
dari itu pencarian Ilmu Kesehatan sudah dimulai sejak zaman dahulu, karena manusia sudah
diserang oleh berbagai penyakit sejak ia dilahirkan. Salah satu anjuran untuk menjaga kesehatan
bisa dilakukan dengan tindakan preventif (pencegahan) dan represif (pengobatan). Secara
preventif, perhatian islam terhadap kesehatan bisa dilihat dari anjuran terhadap pemeliharaan
kebersihan yang ada pada hadis Bukhari yang artinya “Dari Ibnu Abbas ra berkata bahwa Nabi
Muhammad SAW bersabda: “banyak manusia merugi karena dua nikmat kesehatan dan waktu
luang.” (HR. Bukhari).
Seiring dengan berkembangannya zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang
kedokteran berkembang dengan pesat. Penemuan revolusioner diberbagai bidang kehidupan
mewarnai sejarah perjalanan masa. Beberapa diantaranya yakni Tranfusi darah, Transplantasi
organ, haid dan nifas. Tranfusi darah merupakan salah satu wujud kepedulian kita kepada sesama
manusia. Secara sosiologis, masyarakat telah lazim melakukan donor darah untuk kepentingan
pelaksana antransfusi, baik secara sukarela maupun dengan menjual kepada yang
membutuhkannya. Sedangkan Transplantasi organ merupakan salah satu metode penyembuhan
penyakit yang lahir dari kemajuan teknologi dalam dunia kedokteran. Secara faktual, hal ini
sangat membantu pihak-pihak yang menderita sakit untuk bisa sembuh kembali dengan
penggantian organnya yang sakit diganti dengan organ manusia lain yang sehat. Penemuan
transplantasi membawa perubahan besar dalam bidang kesehatan. Sejak kesuksesan transplantasi
yang pertama kali berupa ginjal dari donor kepada pasien gagal ginjal pada tahun 1954,
perkembangan ilmu kedokteran dibidang transpIantasi semakin maju ditandai dengan adanya
penemuan obat- obatan yang semakin baik sehingga berbagai organ dan jaringan dapat
ditransplantasikan.
Kemudian Menstruasi dalam agama Islam disebut haid. Secara syara‟, haid adalah darah
yang keluar dari rahim perempuan dalam keadaan sehat dan tidak karena melahirkan atau sakit
pada waktu tertentu. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami
periode menstruasi atau haid dalam perjalanan hidupnya, yaitu pengeluaran darah yang terjadi

1
secara periodik melalui vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. selanjutnya nifas, Nifas
adalah darah yang keluar dari rahim karena melahirkan. Baik darah itu keluar bersamaan ketika
proses melahirkan, sesudah atau sebelummelahirkan, yang disertai dengan dirasakannya tanda-
tanda akan melahirkan, seperti rasa sakit, dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahannya adalah:
1. Jelaskan Pengertian Tranfusi Darah, Transplantasi Organ, Haid Dan Nifas,
2. Bagaimana Pandangan Dalam Agama Terhadap Tranfusi Darah,Transplantasi Organ,
Haid Dan Nifas Itu,terutama menurut pandangan islam

1.3 Tujuan Masalah


Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk memahami apa yang dimaksud tranfusi darah,transplantasi organ,haid dan nifas
2. Untuk memahami Bagaimana Pandangan Dalam Agama islam Terhadap Tranfusi
Darah,Transplantasi Organ,Haid Dan Nifas Itu
1.4 Manfaat

Manfaat Teoritis :

Penelitian ini dibuat sebagai referensi bagi para peneliti lain untuk mengetahui apa itu
tranfusi darah, transplantasi organ, haid dan hifas serta bagaimana hubungnya dengan agama.

Manfaat Praktis :

Penelitian ini dibuat agar bisa menjadi pengetahuan bagi para pembaca tentang apa itu
tranfusi darah, transplantasi organ, haid dan hifas serta bagaimana hubungnya dengan agama

2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 TRANSFUSI DARAH
A. Pengertian Transfusi Darah
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari
satu orang ke sistem peredaran orang lainnya . Transfusi darah adalah suatu pemberian
darah lengkap atau komponen darah seperti plasma, sel darah merah, atau trombosit
melalui jalur IV. Menurut Peraturan Pemerintah No.18, definisi transfusi darah adalah
tindakan medis memberikan darah kepada seorang penderita yang darahnya telah tersedia
dalam botol kantong plastik. Usaha transfusi darah adalah segala tindakan yang dilakukan
dengan tujuan untuk memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan pengobatan dan
pemulihan kesehatan yang mencakup masalah-masalah pengadaan, pengolahan, dan
penyampaian darah kepada orang sakit. Darah yang digunakan adalah darah manusia atau
bagian-bagiannya yang diambil dan diolah secara khusus untuk tujuan pengobatan dan
pemulihan kesehatan. Penyumbang darah adalah semua orang yang memberikan darah
untuk maksud dan tujuan transfusi darah. Pelayanan transfusi darah adalah upaya
pelayanan kesehatan yang meliputi perencanaan, pengerahan dan pelestarian pendonor
darah, penyediaan darah, pendistribusian darah, dan tindakan medis pemberian darah
kepada pasien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Dalam pemberian darah harus diperhatikan kondisi pasien, kemudian kecocokan
darah melalui nama pasien, label darah, golonngan darah, dan periksa warna darah
(terjadi gumpalan atau tidak) , homogenitas (bercampur atau tidak). Adapun tujuan
dilakukannya transfusi darah adalah sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma, atau
perdarahan.
b. Untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien yang menderita anemia berat.
c. Untuk memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti
(misalnya faktor-faktor pembekuan plasma untuk membantu mengontrol perdarahan
pada klien penderita hemofilia).
B. Macam Transfusi Darah

3
Berikut macam macam transfusi darah yakni:
1. Transfusi sel darah merah
Istilah “transfusi darah” seringkali diartikan secara luas oleh dokter jika yang
dimaksudkan mereka adalah transfusi sel darah merah. Keluhan terhadap kelemahan
linguistik ini adalah bahwa darah seringkali ditransfusikan tanpa perhatian yangcukup
pada kebutuhan spesifik penderita atau terhadap kemungkinan efekmembahayakan dari
transfusi.
2. Transfusi trombosit dan granulosit
Transfusi trombosit dan granulosit diperlukan bagi penderita trombositopenia
yangmengancam jiwa, dan neutropenia yang di sebabkan karena gagal sumsum
tulang.Transfusi darah dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama tergantung
padasumber mereka:
a. Transfusi homolog, atau transfusi darah yang disimpan menggunakan oranglain. Ini
sering disebut ''Allogeneic bukan homolog.
b. ''Autologus transfusi”, atau transfusi menggunakan darah pasien sendiri disimpan.
C. Pandangan Transfusi Darah Menurut Islam
Hakekat darah
Darah adalah bagian dari badan (anggota badan)
Memindahkan darah berarti memindahkan anggota badan

‫إنما حرم عليكم الميتة والدم ولحم الخنزير وما أهل به لغير هللا فمن اضطر غير باغ وال عاد فال إثم عليه إن هللا غفور‬
‫رحي م‬
“Sesungguhnya Alloh hanya mengharamkan bagimu mangkai, darah, daging babi,
dan binatang yang disembelih dengan menyebut selain Alloh. Tetapi barang siapa dalam
keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula
melampaui batas maka tidak ada dosa baginya…….” (Al baqoroh : 173)

‫إنما حرم عليكم الميتة والدم ولحم الخنزير وما أهل به لغير هللا فمن اضطر غير باغ وال عاد فال إثم عليه إن هللا غفور‬
‫رحي م‬
“Sesungguhnya Alloh hanya mengharamkan bagimu mangkai, darah, daging babi,
dan binatang yang disembelih dengan menyebut selain Alloh. Tetapi barang siapa dalam

4
keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak pula
melampaui batas maka tidak ada dosa baginya…….” (Al baqoroh : 173)

‫ضطُر فَ َمن‬ َ ‫ّللاَ فَإن ۙ إِلثْم ُمت َ َجانف‬


َ ‫غي َْر َم ْخ َم‬
ْ ‫صة في ا‬
‫غفُور‬
َ ‫رحيم‬
“ Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah…….”(Al Maidah : 3)
Berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah berfirman:
‫ضطُ ِر ْرت ُ ْم إِلَ ْي ِه‬
ْ ‫علَ ْيكُ ْم إِ َّال َما ا‬
َ ‫ص َل لَكُم َّما َح َّر َم‬
َّ َ‫َوقَدْ ف‬
“Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang
diharamkanNya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya” (Al-An’am : 119)
Menurut ulama fikih, kendati darah memegang peranan penting dalam
kelangsungan hidup manusia, pemindahan darah seseorang ke tubuh orang iain tidak
membawa akibat hukum apa pun dalam Islam, baik yang berkaitan dengan masalah
perkawinan maupun yang berkaitan dengan masalah warisan. Dalam hubungan
perkawinan, yang saling mengharamkan nikah itu hanya disebabkan adanya hubungan
nasab (keturunan), hubungan musaharah (persemendaan), dan hubungan rada’ah (susuan).
1. Pandangan ulama terdahulu
Pandangan Ulama terdahulu mengenai transfusi darah yakni memanfaatkan
anggota badan adalah haram baik dengan cara jual beli ataupun dengan cara
lainnya.Memanfaatkan anggota badan manusia tidak diperbolehkan. Ada yang beralasan
karena:
a. Najis
b. Merendahkan, alasan kedua adalah alasan yang benar (Al-Fatwa Al-Hidayah).
“Tidak diperkenankan menjual rambut manusia ataupunmemanfaatkannya. Karena
manusia itu terhormat bukan hina” (Al Murghinani).
Adapun tulang dan rambut manusia tidak boleh dijual, bukan karena najis
atau suci,tetapi
karena menghormatinya. Menjualnya berati merendahkannya” (Al Kasani)

5
Menjual air susu wanita (BOLEH). Karena susu itu suci dan bermanfaat
sehinggaAllah memperbolehkkan untuk meminumnya walaupun tidak dalam keadaan
terpaksa(Madzhab, Maliki, Hambali dan Syafi’I) Menjual air susu (HARAM).
Karena susu adalah bagian dari anggota badan (Mazhab Hanafi) Ulama terdahulu
sangat berhatihati dalam hal perlakuan terhadap anggota badan manusia (manusia
merupakanmahluk terhormat dalam pandangan Islam) Pada saat itu belum terpikirkan
perkembangan Ilmu kedokteran yang sepesat sekarang.
Di antara dalil yang menunjukkan bolehnya adalah keumuman hadits
Nabimenganjurkan kita untuk membantu saudara kita dan meng-hilangkan beban
penderitaan mereka. Rasulullah bersabda:“Barang siapa di antara kalian yang
mampuuntuk memberikan manfaat kepada saudaranya maka hendaknya dia
melakukannya.”(HR.Muslim 4/1476).

Hadits ini berisi anjuran untuk memberikan manfaat kepada saudara


kita,sedangkan donor darah sangat bermanfaat bagi orang yang membutuhkannya.
Dengandemikian, barang siapa yang mampu untuk donor darah tanpa mencelakai
dirinyamaka hal itu dianjurkan. Syaikh Muhammad al-Buhairi berkata, “Manfaat apa
yang lebih besar dibandingkan engkau menyelamatkan saudaramu dengan beberapa
tetesan darahmu tanpa membahayakan dirimu.”

Menurut Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiyah Wal Ifta. Hukum


asaldalam pengobatan, hendaknya dengan menggunakan sesuatu yang diperbolehkan
menurut syari’at. Namun, jika tidak ada cara lain untuk menambahkan daya tahan
danmengobati orang sakit kecuali dengan darah orang lain, dan ini menjadi satu-
satunyausaha menyelamatkan orang sakit atau lemah, sementara para ahli memiliki
dugaankuat bahwa ini akan memberikan manfaat bagi pasien, maka dalam kondisi seperti
inidiperbolehkan untuk mengobati dengan darah orang lain. Para ulama pada
zamansekarang telah ber-sepakat tentang bolehnya donor darah dan tidak ditemukan
perselisihan dalam hal ini. Dr. Muhammad Ali al-Barr berkata, “Ahli fatwa pada masaini
telah bersepakat tentang bolehnya donor darah sesuai persyaratannya.”

Oleh karena lembaga-lembaga fatwa di negara-negara Islam menfatwakan


bolehnya donor darah seperti Lajnah Daimah Saudi Arabia dalam Fatwa mereka no.2308,

6
Lajnah Fatwa Mesir sebagaimana dalam Majalah al-Azhar tahun 1368 H, danmasih
banyak lagi lainnya.

2.Menurut ulama sekarang

A. Mengenai akibat hukum adanya hubungan kemahraman antara donor dan resipien

Menurut Ust. Subki Al-Bughury, adapun hubungan antara donor dan resipien,
adalah bahwa transfusi darah itu tidak membawa akibat hukum adanya hubungan
kemahraman antara donor dan resipien. Sebab faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kemahraman sudah ditentukan oleh Islam.

sebagaimana tersebut dalam An-Nisa:23, yaitu: Mahram karena adanya hubungan


nasab. Misalnya hubungan antara anak dengan ibunya atausaudaranya sekandung, dsb.
Karena adanya hubungan perkawinanmisalnya hubungan antara seorang dengan
mertuanya atau anak tiri dan istrinya yang telah disetubuhi dan sebagainya, dan mahram
karena adanya hubungan persusuan, misalnya hubungan antara seorang dengan
wanitayang pernah menyusuinya atau dengan orang yang sesusuan dansebagainya.

Serta pada (an-Nisa:24) ditegaskan bahwa selain wanita-wanita yang tersebut pada
An-Nisa:23 di atas adalah halal dinikahi. Sebab tidak ada hubungan kemahraman. Maka
jelaslah bahwa transfusi darah tidak mengakibatkan hubungan kemahraman antara
pendonor dengan resipien.Karena itu perkawinan antara pendonor dengan resipien itu
diizinkan olehhukum Islam.

B.Mengenai Hukum menerima transfusi darah dari non-muslim

Menurut ust. Ahmad sarwat pada hakikatnya tubuh orang kafir bukan benda najis.
Buktinya mereka tetap dibolehkan masuk ke dalam masjid-masjid mana pun di dunia ini,
kecuali masjid di tanah haram. Kalau tubuhorang kafir dikatakan najis, maka tidak
mungkin Abu Bakar minum darisatu gelas bersama dengan orang kafir. Kalau kita belajar
fiqih thaharah,maka kita akan masuk ke dalam salah satu bab yang membahas hal
ini,yaitu Bab Su'ur.

7
Di sana disebutkan bahwa su'ur adami (ludah manusia) hukumnyasuci, termasuk
su'ur orang kafir. Maka hukum darah orang kafir yangdimasukkan ke dalam tubuh
seorang muslim tentu bukan termasuk bendanajis. Ketika darah itu baru dikeluarkan dari
tubuh, saat itu darah itumemang najis. Dan kantung darah tentu tidak boleh dibawa untuk
shalat,karena kantung darah itu najis.

Namun begitu darah segar itu dimasukkan ke dalam tubuh seseorang,maka darah
itu sudah tidak najis lagi. Dan darah orang kafir yang sudahmasuk ke dalam tubuh
seorang muslim juga tidak najis. Sehinggahukumnya tetap boleh dan dibenarkan ketika
seorang muslim menerimatransfusi darah dari donor yang tidak beragama Islam.

II.2 TRANSPLANTASI ORGAN


A. Pengertian Transplantasi Organ
Transplan berasal dari bahasa Ingris yaitu kata transplantation (trans + plantare:
menanam), maksudnya penanaman jaringan yang diambil dari tubuh yang sama atau dari
individu lain. Dalam bahasa Arab transplantasi juga dikenal dengan Naqlu Al-A’da zira’a
al-a’dai’i. Transplan ialah mentransfer jaringan dari bagian satu ke bagian yang lain, dan
organ atau jaringan yang diambil dari badan untuk ditanam ke daerah lain pada badan
yang sama atau individu lainnya. Adapun di dunia kedokteran organ yang dipindah
disebut dengan graft atau transplant, pember transplan dinamakan donor, penerima
transplan disebut kost atau resipien.Pada kamus bahasa Indonesia, pengertian
transplantasi organ meupakan penggantian organ tubuh yang tidak normal supaya dapat
berfungsi kembali sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Sedangkan menurut Masjfuk Zuhdi, pencangkokan transplantasi yakni
pemindahan organ tubuh yang mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan
organ tubuh yang tidak sehat, jika diobati dalam medis tidak ada harapan dalam
hidupnya.Sedangkan Soekidjo Notoatmodjo mengatakan transplantasi merupakan
tindakan medis yang bertujuan untuk memindahkan organ manusia kepada tubuh manusia
lain atau tubuhnya sendiri.Transplantasi organ sendiri diatur No. 18 pada tahun 1981,
mengenai bedah mayat klinis dan Anatomis, serta transplantasi jaringan Manusia.
Tanggal 17 September 1992 yang disahkan DPR RI dalam undang-undang No. 36 tahun
2009.

8
B. Jenis-jenis Transplantasi organ tubuh
Ada beberapa jenis tranplantasi, baik berupa sel, jaringan maupun organ tubuh ialah:
Pertama, Autograft ialah pemindahan dari suatu tempat ke tempat lainnya dalam
tubuh itu sendiri. Kedua, Allograft ialah pemindahan dari suatu tubuh ke tubuh lain yang
sama spesies. Ketiga, Isograft ialah pemindahan dari satu tubuh ke tubuh lainnya yang
identik, seperti pada kembar identik. Keempat, Xenograft ialah pemindahan dari suatu
badan ke tubuh yang tidak sama spesiesnya. Sedangkan menurut Kutbuddin Aibak,
dilihat dari hubungan genetik antara donor dan resepien ada 3 macam transplantasi:
 Pertama, Auto transplantasi, yaitu transplantasi dimana donor dan resepiennya dalam
satu individu.
 Kedua, Homo transplantasi, dimana antara donor dan resepiennya merupakan
individu yang sama manusia dan manusia.
 Ketiga, Hetero Transplantasi, yaitu donor dan resepiennya adalah hewan dan
resipiennya manusia.
Di antara ketiga jenis transplantasi diatas yang paling sedikit resikonya ialah
autotransplantasi, yaitu organ pengganti berasal dari tubuh sendiri. Karena hal ini tidak
menimbulkan rejeksi. Karena jika organ berasal dari orang lain menimbulkan rejeksi
yang mengakibatkan berbagai komplikasi. Cara ini terus menerus dikaji oleh para dokter
dan para ahli.Sedangkan dalam pelaksanaan transplantasi ini setidaknya ada tiga pihak
yang terkait: pertama, donor ialah orang yang menyumbangkan organ tubuhnya yang
masih sehat untuk diberikan pada orang lain yang sakit. Kedua,Resepien yakni orang
yang menerima organ tersebut. Ketiga, tim ahli medis yakni para dokter yang menangani
tranplantasi.

C. Hubungan islam terhadap Transplantasi Organ


Terkait transplantasi organ, terdapat beberapa pendapat antara ulama klasik dan
modern. Ulama klasik membolehkan transplantasi selama tidak mendapatkan organ
lainnya dan tidak menimbulkan mudharat.Sebagian dari ulama memperbolehkannya
transplantasi organ.Yusuf Qardhawi membolehkan, akan tetapi sifatnya tidak mutlak
melainkan bersyarat. Maka dari itu, tidak dibenarkan mendonorkan sebagian tubuh yang
akan meninggalkan darar atasnya, tidak pula mendonorkan organ tubuh yang hanya satu-

9
satunya dalam tubuh, seperti hati dan jantung. Mayoritas ulama memperbolehkan
tranplantasi berdasarkan argumen berikut:
a) Transplantasi yang bertujuan perbaikan (Qs. An-Nisa ayat 29)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan hartasesamamu


dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengansuka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
b) Transplantasi yang didasari pada kedaruratan (Al-an’am ayat 119)

“Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut
nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan
kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu
memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak
menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui
batas.”
c) Transplantasi didasari pada kebutuhan (Al-Maidah ayat 2)

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan


jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
Ada beberapa pula persoalan mengenaia transplantasi, diantaranya: Pertama,
transplantasi organ tubuh dalam keadaan sehat. Apabila transplantasi organ diambil dari
orang yang hidup dan sehat, maka hukumnya haram. Karena perbuatan itu akan memiliki
efek bagi yang mendonorkan seperti mata atau ginjal. Ia akan menghadapi

10
resiko dan mendatangkan bahaya dirinya dalam kebinasaan. Pengharaman ini
seperti hadis Rasulullah SAW:

“Tidak diperbolehkanya bahaya pada diri sendiri dan tidak boleh membahayakan
diri orang lain” (HR. Ibnu Majah)
Menurut M. Quraish Shihab, ayat ini menyamakan antara pembunuhan manusia
yang tidak berdosa dengan membunuh sesama manusia. Karena peraturan baik apapun
yang ditetapkan Allah, pada hakiukatnya demi kemaslahatan manusia itu sendiri. Kata
“menghidupkan” pada ayat diatas bukan saja bermakna “memelihara kehidupan”, tetapi
juga mencakup “ memperpanjang harapan hidup” dengan cara apapun yang tidak
melanggar hukum. Secara kontekstual ayat tersebut mengisyaratkan bahwasanya
transplantasi menjadi salah satu teknik pengobatan khidupan yang membawa
kemaslahatan, dan ini dibolehkan dalam alQuran.

II.3 HAID
Haid adalah tanda bagiwanita yang telah mencapai masa baligh. Di masa inilah
seorang wanita wajib mengerjakan seluruh kewajiban seperti salat, puasa, dan mandi
janabah ketika usai masa haidnya. Namun haid pada seorang wanita juga menimbulkan
beberapa larangan diantaranya salat, bersenggama, tawaf, dan membaca Al-Qur’an.
Masalah yang masih diperdebatkan di kalangan para ulama adalah wanita yang membaca
atau berinteraksi dengan Al-Qur’an dalam kondisi haid1 .Sebab setiap wanita pasti
mengalami haid sebagai fitrah (kodrat) wanita yang tidak bisa dihindari dan sangat erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Perbedaan pendapat di kalangan para ulama
tentang wanita haid dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an sangat beragam, ada yang
melarangnya dan ada juga yang memperbolehkannya. Hal tersebut dapat diketahui
melalui beberapa perspektif keilmuan, misalnya melalui ilmu tafsir (penafsiran para
mufassir) atas ayat-ayat yang terkait dan melalui ilmu fiqh (pendapat para Imam
Madzhab). Salah satu ayat Al-Qur’an sebagai sumber perbedaan pendapat di kalangan
para ulamatentang wanita haidketika berinteraksi dengan AlQur’an adalah QS. Al-
Wāqi’ah ayat 79.

11
Perempuan yang sedang haid atau nifas dilarang menjalankan 8 perbuatan, yaitu:
shalat, berpuasa, membaca Al-Qur’an, memegang atau membawa mushaf, masuk
kemasjid thawaf/berkeliling di Ka’bah, bersenggama, istimta’/persetubuhan tidak yang
khusus.
A. Larangan pada Masalah Ibadah
1. Larangan mengerjakan shalat
Shalat merupakan ibadah pokok (al-amr al-ushūliyah) dalam ajaran Islam dan
termasuk salah satu dari rukun Islam yang lima. Perintah melaksanakan shalat dalam
Al-Qur’an terdapat dalam banyak ayat dan surat, baik dalam bentuk perintah langsung
maupun tidak langsung.
2. Larangan mengerjakan puasa
Puasa merupakan ibadah mahdhah yang merupakan rukun ketiga dari Rukun Islam
yang lima. Secara eksplisit tidak ada dalil dalam Al-Qur’an yang melarang wanita
haid berpuasa. Sehingga masih terjadi perbedaan pendapat di kalangan jumhur ulama
tentang keharamannya bagi wanita haid. Seperti dikatakam Ibnu Hajar al-‘Asqalani
dalam Fathul Bari’, bahwa puasa tidak dipersyaratkan di dalamnya kesucian, maka
larangan berpuasa bagi wanita haid sifatnya ta’abbdī (perihal ibadah) sehingga
membutuhkan nash atas pelarangannya yang berbeda dari larangan mengerjakan
shalat. Namun sebagian ulama bahwa larangan ini merupakan bentuk rahmat Allah
Swt. karena wanita dalam keadaan lemah ketika haid, sedangkan mengerjakan puasa
dapat menambah kelemahan yang membahayakan jiwanya. Adapun dalil yang
mengharamkan bagi wanita haid berpuasa adalah hadis shahih dari Sa’īd al-Khudriy
riwayat Bukhari dan Muslim.
3. Larangan melakukan thawāf
Thawaf adalah gerakan ibadah haji dengan cara berputar mengelilingi Ka’bah yang
dimulai dari Hajar Aswad dan di akhiri dengan di Hajar Aswad juga setelah tujuh
putaran, dengan menjadikan bagian kanan tubuhnya menghadap ke Ka’bah. Semua
ulama sepakat bahwa thawaf tidak diperbolehkan bagi wanita haid, disebabkan thawaf
itu menyaratkan seseorang suci dari hadats besar maupun kecil. Dalil yang menjadi
dasar pengharaman thawaf bagi wanita haid adalah larangan Rasulullah Saw. kepada
Aisyah r.a melaksanakan thawaf disebabkan haid yang menimpanya.

12
4. Larangan menyentuh dan membaca Al-Qur’an
Ulama kalangan madzhab Hanafī pada umumnya mengharamkan wanita haid
menyentuh dan membaca AlQuran. Namun dalam batasan dan tujuan tertentu
memberikan pengecualian, seperti berdzikir dengan ayat-ayat Al-Qur’an, atau
membacakan potongan ayat atau kosa-kata Al-Qur’an.60 Adapun kalangan madzhab
Syāfi’īyah, sangat ketat melarang wanita haid menyentuh dan membaca
AlQur’an.Imām Syāfi’ī61 (w. 204 H), berpendapat bahwa wanita haid dilarang
membaca Al-Qur’an walaupun hanya satu ayat, kecuali dengan niat berdzikir dengan
ayat-ayat Al-Qur’an maka hal itu dibolehkan. Tidak hanya membaca, bahkan
menyentuh mushaf Al-Qur’an pun tidak dibolehkan.Imām Syāfi’īmenyinggung hal
tersebut dalam dua tempat, yang pertama dalam pembahasan tentang tata cara
berwudhu, dalam kitab Al-Umm as- Syāfi’ī
5. Larangan masuk masjid
Masjid merupakan tempat ibadah umat Islam yang dihormati dan disucikan sebagai
Rumah Allah (baitullah), sebagaimana umat Islam menghormati dan menyucikan
ka’bah, Masjidil Haram di Mekah, dan Masjid Nabawi di Madinah. Sebagai Rumah
Allah dan tempat ibadah yang disucikan, maka siapapun yang memasukinya
diharuskan dalam keadaan suci dari hadats bear maupun kecil. Baik laki-laki maupun
perempuan

B.Larangan pada Masalah Munakahat

Larangan bagi wanita haid pada masalah munakahat dijelaskan secara rinci oleh Ibn
Hazm (w. 456 H/ 1064 M), sebagaimana diuraikan oleh Syahmi Hartis dalam
tesisnya meliputi larangan pada dua hal: Pertama, larangan melakukan hubungan
suami istri (bersenggama). Dalam hal ini dikalsifikasi dalam tiga larangan, yakni: 1)
menggauli istri yang sedang haid melalui vaginanya, 2) bersenda gurau atau
bersenang-senang dengan istri yang sedang haid, dan 3) bersenggama dengan
perempuan/istri yang beru berhenti darah haid namun belum bersuci. Kedua,
larangan menjatuhkan talak (cerai) ketika istri sedang dalam masa haid

13
II.4 MASA NIFAS
A. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alatalat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6
minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan
(Anggraini Yetti, 2010). Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Nifas (peurperium)
berasal dari bahasa latin. Peurperium berasal dari dua suku kata yakni peur dan parous.
Peur berarti bayi dan parous berarti melahirkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
peurperium merupakan masa setelah melahirkan (Asih dan Risneni, 2016).
Pelayanan pascapersalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan
komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi serta pelayanan pemberian ASI, cara
menjarangkan kehamilan, imunisasi, dan nutrisi bagi ibu (Prawirohardjo, 2016).
Beberapa konsep tentang pengertian masa nifas antara lain :
a. Menurut Williams puerperium didefinisikan sebagai masa persalinan selama dan
segera setelah melahirkan, meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu alat-alat
reproduksi kembali kekeadaan tidak hamil atau kembali normal.
b. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas 6-8 minggu
(Mochtar, 2010).
B. Tujuan Asuhan Masa Nifas
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi. Dengan
diberikannya asuhan, ibu akan mendapatkan fasilitas dan dukungan dalam upayanya
untuk menyesuaikan peran barunya sebagai ibu (pada kasus ibu dengan kelahiran
anak pertama) dan pendampingan keluarga dalam membuat bentuk dan pola baru
dengan kelahiran anak berikutnya. Jika ibu dapat melewati masa ini dengan baik
maka kesejahteraan fisik dan psikologis bayi pun akan meningkat.
b. Pencegahan, diagnose dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu Dengan
diberikannya asuhan pada ibu nifas, kemungkinan munculnya permasalahan dan

14
komplikasi akan lebih cepat terdeteksi sehingga penanganannya pun dapat lebih
maksimal.
c. Melakukan rujukan secara aman dan tepat waktu bila terjadi penyulit atau komplikasi
pada ibu dan bayinya, ke fasilitas pelayanan rujukan.
d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan nifasdan menyusui,
kebutuhan nutrisi, perencanaan pengaturan jarak kelahiran, menyusui, pemberian
imunisasi kepada bayinya, perawatan bayi sehat serta memberikan pelayanan
keluarga berencana, sesuai dengan pilihan ibu. (Sulistyawati, 2009:2)
C. Tahapan Masa Nifas
Berikut adalah tahapan dari nifas:
a. Puerperium dini (immediate puerpurium) waktu 0-24 jam post partum. Yaitu
kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalanjalan, dalam agama
islam telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium intermedial (early puerperium) waktu 1-7 hari post partum, kepulihan
menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote puerperium (later puerperium) waktu 1-6 minggu post partum. Waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil dan waktu
persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan
atau bahkan tahun. (Anggraini, 2010:3)
D. Pandangan Islam
Secara bahasa, hukum adalah menetapkan sesuatu atas sesuatu. Istbatus syai’ ala
syai. Hukum juga berarti hikmah, orang alim, dan pemilik hikmah. Kata al-hakimah
berarti mengandung kasusnya kepada hakim atau orang pintar.
Secara terminologis hukum Islam didefinisikan oleh ushuliyyun sebagai berikut:
َ ‫ َوالضْع اَو ت َخييـْرا او اء ْقت‬.‫اب خ‬
‫ض ال‬ ُ ‫ط‬ ‫ال ُمكَلإفيْن بأَفـْ َعال ال َمتـ َ َع ْل ُق إ‬
َ ‫ّللا‬
Artinya: “Firman Allah yang berkaitan dengan perbuatan orang dewasa dan berakal sehat,
baik bersifat tuntutan (mengerjakan atau meninggalkan), member pemilihan atau bersifat
wadl’I (sebab, syarat, dan penghalang)”.
Nifas secarea bahasa diartikan dengan darah (an-nafs), lepas dari kesulitan (an-
nafas) dan keluar dari lobang (at-tanfis). Nifas adalah suatu kondisi setelah seorang
wanita melahirkan anaknya. Sedangkan al- Nufasa’ ialah wanita yang bersalin dan

15
melihat darah persalinan. Sedangkan nifas menurut istilah agama, ialah nama darah yang
keluar dari rahim wanita setelah dia melahirkan anaknya. Dinamakan nifas mungkin
karena mulai bernafasnya anak yang baru dikeluarkan dari rahim, atau mungkin juga
karena keluarnya diri (nafs) yang baru, yaitu seorang anak atau darah.
Sedangkan nifas Menurut Ibnu Muflih dari kalangan ulama Hanabilah adalah
darah yang keluar dari rahim wanita ketika akan melahirkan dan setelah sampai pada
waktu tertentu. Jadi, darah nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan bayi
ataupun hanya sekedar berupa gumpalan darah (‘alaqah) atau gumpalan daging
(mudlghah). Masa nifas paling sedikit adalah 40 hari.Tidak ada ketentuan berapa lamakah
masa nifas yang paling singkat. Karena untuk mengetahui nifas memang tidak ada tanda
lain selain melahirkan seorang anak. Sebagian ulam menerangkan masa nifas ini.Menurut
madzhab Syafi’I masa nifas yang paling lama ialah 60 hari.Sedangkan 40 hari adalah
yang dialami oleh umumnya kaum wanita.Begitu pula madzhab Maliki berpendapat
bahwa masa nifas yang terpanjang adalah 60 hari

16
BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil makalah ini dapat disimpulkan bahwa dalam dunia kesehatan terdapat anjuran
agama yang perlu di terapkan sebagaimana syariat yang ada sehingga dapat tersebarnya
pemahaman serta wawasan bagi setiap orang yang meliputi:

1. Transfusi darah merupakan tindakan emergency yang dilakukan pada pasien yang
membutuhkan darah dan atau produk darah dengan cara memasukkan darah melalui vena
dengan menggunakan set transfusi. Menurut ulama fiqh kontemporer, melakukan
tranfusi darah tidak diperbolehkan sebab merupakan benda najid. Akan tetapi jika bisa
menyelamatkan nyawa manusia diperbolehkan.
2. Transplantasi organ hukumnya mubah dan dapat berubah hukum sesuai dengan situasi
dan kondisi yang dihadapi. Transplantasi ini dapat diqiyaskan dengan donor darah dengan
illat bahwa donor darah dan organ tubuh dapat dipindahkan tempatnya, tetapi keduanya
suci dan tidak boleh diperjual belikan. Setelah perpindahan itu terjadi maka tanggung
jawab atas organ dan darah itu menjadi tanggung jawab orang yang menyandangnya.
3. Haid dan nifas merupakan soal keluarnya darah dari kewanitaan perempuan. Walaupun
sama-sama berbentuk darah, tetapi hal tersebut memiliki kondisi yang berbeda. Darah
haid keluar dari mekanisme hormonal tubuh perempuan dalam siklus rutin, sedangkan
nifas adalah darah yang keluar dari bagian kewanitaan, secara alami terjadi pada semua
wanita usai melahirkan dan berlangsung selama enam hingga delapan minggu.

III.2 SARAN

Dengan adanya hasil ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman
terhadap pembelajaran Agam khususnya dalam bidang yang membahas tentang Haid, Nifas dan
tranfusi darah dan transplantasi organ. Selain itu penulis juga berhadap pelaksanan tranfusi darah
dan tranplantasi organ dapat dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku dan digunakan
sebagaimana mestinya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Fatimah, Nur Intan. “Transplantasi Organ Tubuh Manusia Dalam Perspektif Hukum Kesehatan
Dan Hukum Islam.” Fakultas Hukum Universitas Lampung, 2018.

Hidayat, Komaruddin. Menafsirkan Kehendak Tuhan. Teraju, 2004.

Fatimah, Nur Intan. “Transplantasi Organ Tubuh Manusia Dalam Perspektif Hukum Kesehatan
Dan Hukum Islam.” Fakultas Hukum Universitas Lampung, 2018.

Hidayat, Komaruddin. Menafsirkan Kehendak Tuhan. Teraju, 2004.

Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Jamali, Lia Laquna. “Transplantasi Organ Tubuh Manusia Perspektif Al-Quran.” Diya alAfkar
Vol. 7, No. 1 (1 Juni 2019).

Jauhari, Iman. “Kesehatan Dalam Pandangan Hukum Islam Health Views In Islamic Law.”

Kanun Jurnal Ilmu Hukum No. 55, Th. XIII (Desember 2011).

Winarni, S. POLTEKKES KEMENKES MALANG.


http://www.tazakka.or.id/index.php/profil-tokoh/466-drbekti-mastiaji-sp-pk-ada-berkah-dalam-
donor-darah
http://alummah.or.id/alummah/fiqh-dan-muamalah-108
http://khoirulzee.blogspot.com/2014/01/makalah-transplantasi-organ-dan.html
http://www.anekamakalah.com/2013/02/transfusi-darah-menurut-pandangan-islam.html
“http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/al-fikra/article/download/3844/2380,” t.t.

Kan’an, Ahmad Muhammad. Al-Mausu’atu At-Thibbiyah Al-Fiqhiyah. Beirut: Dar Al Nafa’is,


t.t.

“lihat http//belajarfiqh.blogspot.co.id/2009/03/masalah-transplantasi.html (28 April 2017),” t.t.

Anda mungkin juga menyukai