Transplantasi vs Transaksi
KELOMPOK 12
1102130031
1102130032
Andi Tenriawaru P.
1102130057
Ratkhiaber Asnawi
1102130058
Hartati Burhan
1102130097
Annisa Rachma M.
1102130098
Yolanda Eva P.
1102130132
1102130133
Marwani
1102130135
1102130144
Resqi Anugrah S.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2013
A. PENGENALAN SKENARIO
Transplantasi vs Transaksi
Seorang wanita usia 45 tahun, isteri seorang pejabat di sebuah provinsi telah
dinyatakan oleh dokter spesialis penyakit mengalami gagal ginajl sejak 5 ahun
yang lalu. Sejak awal dokter menyatakan bahwa alternatif terapinya adalah cuci
darah atau transplantasi ginjal. Pada dua tahun pertama kondisinya terkontrol baik
sehingga pasien beserta keluarga masih bisa hidup normal. Pada saat itu pasien
dan suaminya memilih untuk melakukan cuci darah. Pada awal tahun ke-3 kondisi
pasien menurun cukup bermakna, sehingga dengan segala pertimbangan pasien
dan suami ingin melakukan transplantasi ginjal. Persoalan pertama yang muncul
adalah tidak mudah untuk mendapatkan calon donor. Anak dan keluarga pasien
tidak ada yang berkehendak (sukarela) melakukan donor. Secara kebetulan pasien
maupun keluarganya beberapa kali membaca kerelaan orang untuk menjadi
donor ginjal seperti yang ada dalam surat kabar dengan berbagai alasan.
MINGGU KLIWON 4 MARET 2007 (14 SAPAR 1940)
Tukar Ginjal untuk Biaya Anak Sakit
SAYA laki-laki dengan 1 istri dan 2 anak laki-laki. Anak pertma umur 8 tahun lahir dengan
operasi caesar, kondisi sehat. Anak kedua umur 3 tahun, lahir dengan operasi caesar, kondisi
sakit. Sewaktu istri saya hamil 2 bulan, ada kista di rahimnya dan dibuang pada waktu anak
saya lahir.
Selain dirawat inap juga rawat jalan hampir tiap hari. Saya juga sudah ke pengobatan
alternatif, ke mana saja sampaisaya harus kehilangan pekerjaan dan tabungan, tetapi hasilnya
tidak ada perubahan.deiagnosa penyakit anak saya ada kelainan di syaraf otak, komplikasi
paru-paru, ginjal dan saluran pencernaan. Kini berat badan anak saya semakin menurun
(sekitar 7 kg) dan kondisi lemas, berada di rumah, karena tidak ada biaya ke rumah sakit dan
karena saya belum mendapat pekerjaan. Mohon santuanan. Apabila ada dermawan yang
bersedia membiayai pengobatan anak saya sampai sembuh dan bisa berjalan, saya akan
berikan salah satu ginjal saya.
b. Transaksi
Transaksi adalah sebuah aktivitas yang melibatkan dua pihak atau lebih,
untuk mempertukarkan sesuatu milik yang satu dengan sesuatu yang
lain milik pihak lain. (Referensi : http://tipon.tripod.com/dai071.htm).
c. Cuci darah
Cuci darah atau dalam bahasa medis disebut hemodialisa yaitu
pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat beracun
lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi
membran yang selektif-permeabel dimana melalui membran tersebut
penggabungan zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi. Pengertian
sederhananya cuci darah atau hemodialisa yaitu proses pembersihan
darah dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh.
Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis.
(Referensi:http://buletinkesehatan.com/cuci-darah-atau-hemodialisa-pada-penderitagagal-ginjal/)
d. Stroke
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda atau gejala hilangnya
fungsi system saraf pusat fokal (global) yang berkembang cepat (dalam
detik atau menit). (Referensi : Lionel Ginsberg. Lecture notes Neurologi. Edisi 8.
23 Februari 2007. Penerbit erlangga dengan pusat perbukuan depdiknas. Halaman 89)
e. Hemiparese
Hemiparese adalah paralisis atau kelemahan disalah satu sisi tubuh,
biasanya terjadi akibat cerebrovascular accident yang mengenai sisi
otak yang bersebrangan. (Referensi : Brooker chris. Encyclopaedia of nursing.
Edisi 1. Jakarta 2008. Penerbit buku kedokteran EGC. Halaman446)
2. Kata Kunci
a. Wanita, usia 45 tahun.
b. Mengalami gagal ginjal sejak 5 tahun lalu.
c. Saat dua tahun pertama masih mampu menjalani cuci darah
d. Pada tahun ketiga kondisi kesehatan pasien menurun.
e. Pasien dan suaminya ingin melakukan transplantasi ginjal
f. Sulit mendapat donor
g. Perjanjian transaksi
h. Tahun kelima, suami pasien mengalami stroke hingga hemiparese.
C. IDENTIFIKASI MASALAH
Pertanyaan:
Jawaban:
- Analisis Ranah Humaniora, Etika dan Profesionalisme Kedokteran
N
Ranah/
Kutipan Skenario
o
Topik
1. Humaniora Pada saat konsultasi dengan dokter
kedokteran
untuk langkah medis selanjutnya,
dokter
memahami
sulitnya
mencari
donor
dan
juga
mengetahui
cara
keluarga
mendapatkan
calon
donor
tersebut.
Namun bila dibatalkan, pasien akan
semakin parah kondisinya dan
pihak keluarga terutama suami
akan
sengat
kecewa,
karenaupayanya selama ini sia-sia.
2. Etika
Seorang wanita usia 45 tahun, isteri
kedokteran
seorang pejabat di sebuah provinsi
telah dinyatakan oleh dokter
spesialis penyakit mengalami
gagal ginajl sejak 5 ahun yang lalu
Sejak awal dokter menyatakan
bahwa alternatif terapinya adalah
cuci darah atau transplantasi
ginjal.
Pada saat itu pasien dan suaminya
memilih untuk melakukan cuci
darah.
Pada saat itu pasien dan suaminya
memilih untuk melakukan cuci
darah.
Analisis
Tindakan
dokter
sudah tepat dengan
melakukan
transplantasi,
mengingat
kondisi
pasien yang makin
memburuk
jika
transplantasi
tidak
cepat dilakukan.
Autonomy, tampak
ada dengan dokter
memberikan
kesempatan
kepada
pasien untuk memilih
tindakan medis yang
akan dilakukan.
Beneficience,
ada
sebab
dokter
setidaknya melakukan
tindakan
untuk
menyelamatkan
pasien.
Nonmaleficence,
tidak begitu nampak
pada kasus ini sebab
kasusnya
nonemergency.
Justice, tidak nampak
pada kasus ini sebab
hanya ada satu orang
pasien.
3.
oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa:
Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
(membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi,
Maka seakan-akan Dia telah membunuh manusia seluruhnya. dan Barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya telah datang
kepada mereka Rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang
jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui
batas dalam berbuat kerusakan dimuka bum. (Al Maidah, 5: 32)
2.
organ
reproduksi
seperti
tesitis
Tidak
atau
menyumbangkan
ovarium,
sebab
dapat
D. KESIMPULAN
Berdasarkan kasus transplantasi vs transaksi diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat dilema etik yang terjadi pada saat dokter tersebut
mengambil keputusan. Hal ini dikarenakan karena dalam hal humaniora, dokter
dibolehkan menyetujui transplantasi organ tersebut atas dasar kemanusiaan dan
humanity seorang dokter. Sang dokter memahami bahwa pasien dan keluarga
telah susah payah mencari pendonor dan apabila tidak dilakukan transplantasi
maka keadaan pasien akan memburuk, dalam hal aspek humaniora dokter dituntut
untuk turut merasakan penderitaan pasien. Begitu juga dalam hal profesionalisme
kedokteran, menurut kami bahwa sebagai seorang yang profesional di bidangnya
harusnya seorang dokter mampu memilih tindakan yang tepat dan terbaik untuk
pasiennya, sehingga tranplantasi organ pun dilegalkan semata-mata untuk
kesembuhan dan kebaikan pasien. Namun dalam hal etika kedokteran, dokter
seharusnya tidak menyetujui transplantasi ini, disebabkan apabila proses
transplantasi benar-benar dilakukan, maka dokter telah terlibat pada jual beli
organ dan membiarkan kesalahan akibat ketiadaan sistem donasi organ tetap
berlangsung. Adapun etika berdasarkan KDB, menurut kami sang dokter telah
memenuhi aspek autonomy dan beneficience, hal ini karena dokter telah memberi
keleluasan kepada pasien untuk memilih cuci darah dan transplantasi ginjal yang
mana itu demi kebaikan pasien. Adapun analisis kami dalam prespektif islam ialah
bermuara pada mudharat(kebaikan) yang ditimbulkan atas keputusan dokter
tersebut. Sebab dalam islam sesuatu yang dilarang akan dibolehkan (dengan syarat
tertentu) bila dalam keadaan mendesak dan demi kebaikan. Dalam islam
mengajarkan bahwa setiap penyakit yang Allah turunkan tentulah memiliki
penawar (obat), dan menurut kami transplantasi organ adalah salah satu jalan yang
diberikan Allah SWT untuk kesembuhan pasien.