Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ria Dwi Utami

Kelas : XII. IPA BINAAN


Tugas Biologi : proses transplantasi jaringan/organ pada manusia

TRANSPLANTASI
A. Pengertian
Pencangkokan (transplantation) adalah pemindahan organ tubuh manusia yang masih memiliki daya
hidup dan sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi dengan baik apabila
diobati dengan teknik dan cara biasa, bahkan harapan hidup penderitan hampir tidak ada lagi.
Organ tubuh yang ditansplantasikan biasa adalah organ vital seperti ginjal, jantung, dan mata. namun
dalam perkembangannya organ-organ tubuh lainnya pun dapat ditransplantasikan untuk membantu orang
yang sangat memerlukannya.
Transplantasi bisa memberikan keuntungan yang sangat besar bagi orang-orang yang menderita penyakit
yang tidak dapat disembuhkan. Transfusi darah merupakan jenis transplantasi yang paling sering dilakukan.
Transplantasi organ tubuh biasanya melibatkan:
1. Pencarian donor yang sesuai
2. Kemungkinan timbulnya resiko akibat pembedahan
3. Pemakaian obat-obat immunosupresan yang poten
4. Kemungkinan terjadinya penolakan oleh tubuh resipien
5. Kemungkinan terjadinya komplikasi atau kematian.
Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu :
1. Eksplantasi, yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup atau yang sudah meninggal.
2. Implantasi, yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada bagian tubuh sendiri atau tubuh
orang lain.
Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan menjadi:
1. Autotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu sendiri.
2. Homotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang lain.
3. Heterotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari suatu spesies ke tubuh spesies lainnya.

Donor Ginjal

Untuk transplantasi ginjal, ada dua jenis donor yaitu donor yang masih hidup dan donor yang sudah
meninggal.

Donor yang masih hidup biasanya berasal dari anggota keluarga atau teman dekat.

Sedangkan ginjal dari donor yang sudah meninggal berasal dari seseorang yang sudah meninggal namun
memiliki ginjal yang sehat.

Untuk ginjal yang berasal dari donor yang sudah meninggal biasanya akan ada daftar tunggu karena lebih banyak
pasien yang membutuhkan daripada ginjal yang tersedia.

Kecocokan
Meskipun sudah ada ginjal yang berasal dari donor baik yang masih hidup atau sudah meninggal, namun
masih diperlukan kecocokan antara pasien dan donor.

Ginjal donor harus cocok dengan jenis darah dan jaringan tubuh penerima ginjal (pasien).

Beberapa tes dan pemeriksaan kesehatan harus dilakukan baik pada pasien maupun donor potensial untuk
menentukan apakah ginjal akan cocok atau tidak.

Jika seorang pasien ditempatkan pada daftar tunggu, informasi mengenai darah dan jenis jaringan akan
dimasukkan ke dalam file daftar tunggu tersebut.

Prosedur Operasi Transplantasi

Ketika donor ginjal tersedia, dokter akan melakukan tes dan pemeriksaan untuk memverifikasi kecocokan
organ.

Ketelah kecocokan diverifikasi, pasien akan dibawa ke ruang operasi. Proses operasi transplantasi ginjal biasanya
berlangsung antara 2 hingga 4 jam.

Ginjal donor akan dilekatkan pada kandung kemih dan pembuluh darah, sedangkan ginjal miliki pasien akan
tetap dibiarkan ditempatnya.

Ginjal pasien hanya akan diangkat jika terkena infeksi atau terlalu besar untuk memungkinkan penempatan ginjal
baru.

TRANSPLANTASI HATI
Transplantasi adalah pemindahan hati dari seseorang yang disebut donor ke orang lain yang disebut
resipien. Hati yang baru dapat berasal dari dua sumber: bila donornya seorang yang hidup dan sehat, dia akan
menyumbangkan sebagian hatinya dan setelah itu akan tetap sehat seperti sedia kala (disebut "living donor). Bila
donornya seorang yang sudah meninggal maka yang 'disumbangkan adalah seluruh hatinya (disebut
'deceased/cadaver donor). Tetapi di Indonesia kita hanya memakai donor hidup living donor.

Untuk memakai donor hidup, harus dipertimbangkan dengan baik keuntungan bagi resipien dengan resiko
bagi si donor. Keuntungan bagi si resipien: transplantasi lebih cepat sebelum keadaannya lebih memburuk,
menghindari meninggal saat menunggu donor dari orang yang sudah meninggal, hati yang lebih baik dari donor.
Sedangkan risiko bagi donor: nyeri, tidak nyaman, dan komplikasi pada saat pemeriksaan dan operasi, dirawat di
rumah sakit kira-kira 2 minggu dan akan tidak masuk kerja 4 minggu, luka bekas jahitan, dan berbagai
komplikasi sebesar 20% seperti infeksi luka, hernia, perdarahan, kebocoran empedu, masalah kandung empedu,
infeksi, pneumonia, kegagalan hati, serta kemungkinan meninggal (0,5%-1%). Kriteria yang paling penting untuk
menjadi donor hidup adalah berusia 18-60 tahun, sangat dianjurkan berasal dari anggota keluarga dan bersifat
sukarela. Seorang donor perlu mengetahui bahwa operasi yang dilakukan ada risikonya, kemungkinan operasi ke
resipien tidak berhasil, dan keputusan untuk mendonorkan hati harus berasal dari kemauannya sendiri tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.

Beberapa penyakit yang memerlukan transplantasi hati adalah Cirrhosis dikarenakan hepatitis B, hepatitis
C dan sebab lain; kegagalan hati akut; penyakit metabolik; pasien tertentu dengan kanker hati yang belum
menyebar dengan fungsi hati yang buruk; dan atresia billier. Khusus untuk transplantasi pada kasus kanker hati.
Transplantasi Jantung

Transplantasi jantung dilakukan pada penderita penyakit jantung yang paling serius dan tidak dapat diatasi
dengan obat-obatan atau pembedahan lainnya.
Setelah pembedahan, kepada resipien perlu diberikan obat immunosupresan. Reaksi penolakan terhadap
jantung biasanya berupa demam, lemah dan denyut jantung yang cepat atau abnormal.
Jantung yang tidak berfungsi dengan baik bis amenyebabkan tekanan darah rendah, pembengkakan dan
penimbunan cairan di dalam paru-paru.
Penolakan yang sifatnya sangat ringan mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali tetapi bisa terlihat adanya
perubahan pada EKG.
Jika diduga telah terjadi penolakan, biasanya dilakukan biopsi. Jika ternyata terbukti telah terjadi penolakan,
maka dilakukan penyesuaian dosis obat immunosupresan.

Transplantasi Sumsum Tulang


Pencangkokkan sumsum tulang pertama kali digunakan sebagai bagian dari
pengobatanleukemia, limfoma jenis tertentu dan anemia aplastik.
Karena teknik dan angka keberhasilannya semakin meningkat, maka pemakaian pencangkokkan sumsum tulang
sekarang ini semakin meluas. Pencangkokkan sumsum tulang dilakukan pada wanita penderita kanker payudara
dan anak-anak yang menderita kelainan genetik tertentu.
Jika penderita kanker menjalani kemoterapi dan terapi penyinaran, maka sel-sel penghasil darah yang normal di
dalam sumsum tulang juga bisa dihancurkan bersamaan dengan sel-sel kanker. Tetapi kadang pada saat menerima
kemoterapi dosis tinggi, sumsum tulang penderita bisa dikeluarkan dan kemudian disuntikkan kembali setelah
kemoterapi selesai. Karena itu, penderita kanker bisa menerima terapi penyintaran dan kemoterapi dosis tinggi
untuk menghancurkan sel-sel kanker.

Anda mungkin juga menyukai