Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) ialah program dari Badan Kependudukan

dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang memiliki tujuan guna

mengatur jumlah penduduk Indonesia. Pengendalian jumlah penduduk

dilakukan untuk meminimalisir kepadatan penduduk ѕerta menaikkan mutu

Sumber Daya Manusia (SDM). Ѕalah ѕatu kegiatan yang direalisasikan dalam

Program KB yaitu dengan pemakaian alat kontrasepѕi (Trianziani, 2018).

Metode alat kontrasepsi dibagi dalam 2 kategori metode, ialah Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MJKP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka

Panjang (Non MJKP). Salah satu contoh MKJP adalah Intra Uterine Devices

(IUD) atau yang biasa disebut Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). IUD

bersifat terjamin, efisien dan reversibel untuk digunakan. IUD terbuat dari

logam kecil atau plastik yang dililit dengan tembaga dan dimasukkan ke

dalam rahim (uterus) (Putri dan Oktaria, 2016).

Data WHO menunjukan bahwa pengguna alat kontrasepsi Implant di

seluruh dunia masih di bawah alat kontrasepsi suntik, pil, kondom dan IUD,

terutama di Negaranegara berkembang. Presentasi penggunaan alat

kontrasepsi suntik yaitu 35,3%, pil 30,5%, IUD 15,2%, sedangkan Implant

dibawah 10% yaitu 7,3%, dan alat kontrasepsi lainnya sebesar 11,7%. Pada

saat ini diperkirakan memakai IUD/AKDR, 30% terdapat di Cina, 13% di

Eropa, 5% di Amerika Serikat, 6,7% di Negara-negara berkembang lainnya

1
2

(Nurmalita Sari dkk., 2020).

Menurut BKKBN, peserta KB aktif di antara Pasangan Usia Subur

(PUS) tahun 2020 sebesar 67,6%. Angka ini meningkat dibandingkan tahun

2019 sebesar 63,31% berdasarkan data Profil Keluarga Indonesia,Tahun

2019. Pada tahun 2020, kesertaan ber-KB Provinsi Bengkulu memiliki

persentase tertinggi sebesar 71,3%, diikuti oleh Kalimantan Selatan dan

Jambi. Sedangkan Provinsi Papua memiliki tingkat kesertaan ber-KB

terendah sebesar 24,9%, diikuti oleh Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur

(Profil Kesehatan RI, 2021).

Jumlah Total WUS di NTB tahun 2021 sebanyak 113,646 jiwa

sedangkan Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 1.038.158 pasangan dengan

peserta KB aktif sebanyak 896.115 orang atau 86,3 persen dari jumlah PUS

yang ada. Kepersertaan ber-KB Kabupaten Lombok Utara memiliki

persentase tertinggi yaitu sebesar 125,9 persen. Sedangkan Kabupaten Dompu

dengan kepesertaan KB terendah yaitu sebesar 71,8 persen. Pola pemilihan

jenis kotrasepsi peserta KB aktif menunjukkan bahwa sebagian besar aseptor

memilih menggunakan metode suntik sebesar 58,8 persen dan diikuti implan

sebesar 15,9 persen. Peserta KB pasca persalinan pada tahun 2021 adalah

65.122 orang atau 63,2 persen dari ibu bersalin. Kepersertaan ber-KB pasca

persalinan Kabupaten Lombok Timur memiliki persentase tertinggi yaitu

sebesar 87,5 persen. Sedangkan Kota Mataram dengan kepesertaan KB

terendah yaitu sebesar 30,2 persen. Pola pemilihan jenis kotrasepsi peserta

KB pasca persalinan menunjukkan sebagian besar aseptor memilih

menggunakan metode suntik sebesar 78,8 persen dan diikiuti implan sebesar
3

12,6 persen (Profil Dinas Kesehatan NTB, 2021).

Berdasarkan Badan Pusat Statistik Lombok Tengah tahun 2021 jumlah

wanita usia subur (WUS) 21,294 Jiwa sebesar 19,3% dari total jumlah WUS

di Nusa Tenggara Barat 113,646 jiwa dari 12 kecamatan dengan jumlah

peserta KB aktif sebanyak 183.814 akseptor (114,1%), Peserta KB Baru

sebanyak 95.782 akseptor (52,1%). KB IUD sebanyak 6.004 akseptor (3,3%)

(Dinkes Loteng, 2021).

Rendahnya pemakaian kontrasepsi IUD dikarenakan oleh dua

faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu pengalaman

rasa takut penggunaan IUD terhadap efek sampingnya, serta persepsi yang

salah tentang IUD, sedangkan faktor eksternalnya yaitu biaya yang

mahal, prosedur yang rumit, pengaruh dan pengalaman akseptor lainnya,

sosial ekonomi, dan pekerjaan dan tingkat pengetahuan (Manuba, 2014).

Rencana Pembangunan Jangka Menengah memiliki salah satu

strategi dalam program KB itu sendiri yaitu meningkatnya jumlah

penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti Intra

Uterine Device (IUD), implant atau susuk dan sterilisasi. Metode IUD

merupakan jenis alat kontrasepsi yang aman digunakan dalam jangka panjang

dan sifatnya non hormonal sehingga aman jika digunakan (BKKBN, 2020).

Upaya pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi dapat meningkatkan

pengetahuan yang mampu mempengaruhi sikap dan motivasi yang ada pada

diri sesorang untuk melakukan sebuah tindakan dalam memilih metode

kontrasepsi. Pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi meliputi informasi

tentang pengertian kontrasepsi, manfaat kontrasepsi, jenis kontrasepsi,


4

keunggulan, angka kegagalan, efek samping, dan biaya dari setiap jenis

kontrasepsi (Mayasari dkk, 2019).

Pendidikan kesehatan tentang kontrasepsi juga sangat berpengaruh

terhadap motivasi ibu dalam penggunaan kontrasepsi. Pernyataan tersebut

sejalan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

pemberian pendidikan kesehatan peer group terhadap motivasi ibu

menggunakan kontrasepsi IUD di Dusun Tukharjo Purwoharjo Samigaluh

Kulon Progo Yogyakarta(Baihaqi, 2018).

Penelitian yang dilakukan oleh Inggit Pratiwi dan Ulfa Fadilla (2019)

menyatakan bahwa pada informasi internal akseptor yang menjawab belum

mendapatkan informasi sebanyak 53 orang (73,6%) yang menjawab sudah

mendapatkan infromasi sebanyak 19 orang (26,4%) artinya masih banyak

PUS atau WUS yang minim informasi sehingga diperlukan adanya konseling

lanjut.

Berdasarkan data cakupan akseptor KB baru dari bulan Januari sampai

bulan Desember 2021 terdapat IUD sebanyak 3 akseptor, MOW (Metode

Operasi Wanita) sebanyak 0 akseptor, Implan 15 sebanyak akseptor, Kondom

sebanyak 5 akseptor, dan Pil sebanyak 25 akseptor. Suntik 3 bulan sebanyak

67 akseptor (PWS KB Puskesmas Ganti, 2021).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap

10 orang wanita usia subur di Puskesmas Ganti 15 responden didapatkan 10

orang mengatakan belum mengetahui tentang alat kontrasepsi IUD dan hanya

mengetahui Pil KB dan Suntik KB. Sedangkan 5 orang mengatakan


5

mengetahui tentang metode penggunaan kontrasepsi janggka panjang

(MJKP).

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “pengaruh penyuluhan tentang Metode Kotrasepsi

Jangka Panjang (MJKP) terhadap Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur

(WUS) di Puskesmas Ganti tahun 2023”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah

“Adakah pengaruh penyuluhan tentang Metode Kotrasepsi Jangka Panjang

(MJKP) terhadap Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) di

Puskesmas Ganti tahun 2023?“.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh penyuluhan tentang Metode Kotrasepsi Jangka

Panjang (MJKP) terhadap Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS)

di Puskesmas Ganti.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang Metode Kontrasepsi

Janggka Panjang (MKJP) Sebelum penyuluhan di Puskesmas Ganti.

b. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang Metode Kontrasepsi

Janggka Panjang (MKJP) Setelah penyuluhan di Puskesmas Ganti.

c. Menganalisa pengaruh penyuluhan tentang Metode Kotrasepsi Jangka

Panjang (MJKP) terhadap Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur

(WUS) di Puskesmas Ganti.


6

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang

dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti lain dan dapat menambah

pengetahuan bagi pembaca mengenai Keluarga Berencana terutama

tentang metode kontrasepsi jangka panjang khususnya alat kontrasepsi

IUD untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan mensukseskan

program KB di Indonesia.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam

menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti

pendidikan di STIKES HAMZAR Lombok Timur jurusan

kebidanan.

2) Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai dokumentasi perpustakaan, memberi tambahan informasi

untuk melengkapi bahan pustaka, dan sebagai perbandingan bagi

penelitian selanjutnya.

3) Bagi institusi Puskesmas Ganti

Sebagai bahan masukan mengenai pengaruh penyuluhan dengan

motivasi wanita usia subur menggunakan alat kontrasepsi IUD di

Polindes Ranggagata sehingga dapat dilakukan upaya peningkatan

motivasi masa yang akan datang.


7

4. Keaslian Penelitian

Penelitian yang berkenaan dengan pengaruh penyuluhan tentang

Metode Kotrasepsi Jangka Panjang (MJKP) terhadap Tingkat pengetahuan

Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas Ganti.antara lain dapat di lihat

pada tabel 1.1 :

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian

No Nama Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


Peneliti Penelitian Penelitian
1 Rilyani, Pengaruh Jenis Terdapat Jenis − Jumlah
2019 penyuluhan penelitian pengaruh penelitian ini populasi
penggunaan ini adalah penyuluhan adalah sebanyak
2.288, dengan
iud dengan kuantitatif, penggunaan kuantitatif,
menggunakan
pengetahuan dengan IUD dengan dengan desain rumus Slovin
ibu dalam desain pengetahuan ibu penelitian ini di dapat 96
mengguna penelitian dalam adalah Quasi Teknik
kan alat ini adalah menggunakan Eksperimental sampel dalam
kontrasepsi Quasi alat kontrasepsi dengan penelitian ini
intra uterine Eksperime Intra Uterine pendekatan adalah
purposive
device ntal Device (IUD) di one group
sampling
(IUD) di dengan Wilayah Kerja pretes-postes
Wilayah pendekatan Puskesmas design,
Kerja one group Sekincau
Puskesmas pretes- Lampung Barat
Sekincau postes Tahun 2018
Lampung design.
Barat
2 Anna Peran Metode Pengetahuan − Meneliti − Penelitian
Fatchiya, Penyuluhan survey PUS tentang KB variable terdahulu
2020 Keluarga analitik mengandalkan Kontrasep membahas
si IUD tentang peran
Berencana dengan dari agen
− teknik penyuluhan
dalam rancangan penyuluhan, Sampling sedangkan
Meningkat Cross terutama tenaga Purposive penelitian ini
kan Sectional medis dan Sampling membahas
Pengetahuan penyuluh KB di tentang
KB pada lapangan pengaruh
Pasangan sebagai sumber penyuluhan
Usia Subur informasi.
(PUS)
3 Yati Faktor - Metode Hasil analisis − Meneliti − Variabel bebas
Nur faktor yang survey hubungan variable penelitian ini
Indah berhubung analitik dengan minat Kontrasep yaitu
si IUD Penyuluhan
Sari, an dengan dengan ibu dalam
− teknik tentang alat
2019 minat ibu rancangan pemilihan Sampling kontrasepsi
8

No Nama Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


Peneliti Penelitian Penelitian
dalam Cross alat kontrasepsi Purposive IUD
Pemilihan Sectional IUD Sampling − Penelitian ini
alat menunjukkan − Pendeka menggunakan
tan dengan design quasi
kontrasepsi pada taraf
crossectio ekperimen
IUD signifikansi nal
>0,05 diperoleh
nilai signifikansi
sebesar nilai
p=0,149

4 Hatijar, Hubungan Metode Bahwa nilai − Meneliti − Variabel bebas


2020 Pengetahuan survey p=0,000 yang variable penelitian ini
dan Sikap analitik berarti terdapat Kontrasepsi yaitu
IUD penyuluhan
Ibu dengan hubungan antara
− Teknik tentang alat
Terhadap rancangan pengetahuan Sampling kontrasepsi
Pemilihan Cross terhadap Purposive IUD
Metode Alat Sectional pemilihan Sampling − Penelitian ini
Kontrasepsi pemakaian alat − Penedekatan menggunakan
Dalam kontrasepsi waktu design quasi
Rahim dalam Rahim dengan ekperimen
crossectio − Populasi
(AKDR).
nal penelitian ini
Bahwa terdapat Wanita Usia
hubungan Subur
pengetahuan
tentang akdr
dengan
pemilihan
metode AKDR
Pada Akseptor
KB wanita
sedang hasil
menunjukkan
nilai p-value =
0,001 (p<0,05)
terdapat
hubungan sikap
tentang
AKDR dengan
pemilihan
metode AKDR
pada akseptor
KB wanita
5 Ni Luh Hubungan Metode Hasil penelitian − Variabel − Desain
Lanny Tingkat observasio menunjukkan Motvasi penelitian
Suartini Motivasi nal analitik terdapat Wanita Usia − Teknik
Subur pengambilan
(2019) Wanita Usia dengan hubungan yang
sampel
Subur desain signifikan antara − Jumlah populasi
Dengan cross tingkat motivasi
9

No Nama Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


Peneliti Penelitian Penelitian
Keikutsertaa sectional dengan dan sampel
n keikutsertaan − Analisis
Pemeriksaan pemeriksaan statistik
Inspeksi IVA (p = 0.01).
Visual Desa diharapkan
Asam memberi
Asetat Di perhatian pada
Desa Bajera WUS terhadap
keikutsertaan
pemeriksaan
IVA, bagi
tenaga
kesehatan untuk
memperluas
sosialisasi
tentang IVA.

Anda mungkin juga menyukai