PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terlalu dekat jarak melahirkan, dan Terlalu tua melahirkan (di atas usia 35
kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa
2019).
Kontrasepsi adalah segala macam alat atau cara yang digunakan oleh
satu pihak atau kedua belah pihak untuk menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel sperma dan sel telur
1
Menurut World Health Organization (WHO) penggunaan kontrasepsi
kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada tahun
1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara regional, proporsi pasangan
pemakainnya relatif lebih tinggi serta angka kegagalan relatif lebih rendah
jerawat, berat badan bertambah, sakit kepala, dan bisa menyebabkan warna
biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan bawah kulit
sederhana (Mulyani dan Rinawati, 2013 dalam Narita Ila Destiana, 2016).
amenorea (Resti Astida Putri dan Siti Chunaeni, 2015). Amenorea adalah
2
keadaan dimanana tidak adanya menstruasi untuk sedikitnya 3 bulan
konseling saja dan bila klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut
migrasi per tahun tumbuh konstan (Kemenkes RI, 2017, Diakses pada
yaitu Papua, Papua Barat, Nusa tenggara Timur, Maluku, dan kepulauan
3
Berdasarkan dalam pemilihan jenis alat kontrasepsi sebagian besar
peserta KB aktif memilih suntikan dan pil sebagai alat kontrasepsi bahkan
(62,77%) dan pil (17,24%). Padahal suntikan dan pil termasuk dalam
Februari 2019).
Dari data provinsi Sulawesi selatan pada tahun 2017 pasangan usia
februari))
Bone dari tahun 2016 dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak
132.245 dimana jumlah peserta KB aktif sebanyak 91.285 yang terdiri dari
4
MOW sebanyak 392 peserta (0,43%), dan MOP sebanyak 53 peserta
(0,06%).
Pada tahun 2017 jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 133.724
dengan jumlah peserta KB aktif sebanyak 96.380 yang terdiri dari akseptor
peserta (0,96%), MOW sebanyak 546 peserta (0,59%), dan MOP sebanyak
dan 2018).
pada tahun 2017 jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 4.412
dengan jumlah peserta KB aktif sebanyak 2.497 yang terdiri dari akseptor
5
peserta (17,24%), IUD sebanyak 7 peserta (0,28%), MOW sebanyak 12
Pada tahun 2018 jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 3.954
peserta (0%) dan MOP 0 peserta (0%) (Data UPTD Puskesmas Ulaweng
Dari data yang diperoleh dari Dinas Kabupaten Bone pada tahun
2106, 2017 dan 2018 dan UPTD Puskesmas Ulaweng pada tahun,2017 dan
2018, jenis alat kontrasepsi yang paling banyak diminati oleh masyarakat
adalah suntikan.
B. Rumusan Masalah
6
Kebidanan Keluarga Berencana Ny “S” Akseptor KB suntik 3 (tiga) Bulan
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
kewenangan bidan.
2. Tujuan Khusus
Ulaweng.
Puskesmas Ulaweng.
7
“S” akseptor KB suntik 3 (tiga) bulan dengan amenorhea di UPTD
Puskesmas Ulaweng.
Ulaweng.
1. Sasaran
2. Tempat
8
3. Waktu
E. Manfaat Penulisan
1. Manfaat praktis
2. Manfaat ilmiah
3. Manfaat institusi
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, metode yang di gunakan adalah
sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
9
2. Studi Kasus
menggunakan teknik :
a. Anamneses
penunjang.
c. Pengkajian psikologi
3. Studi Dokumentasi
lainnya.
10
4. Diskusi
G. Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Ruang Lingkup
E. Manfaat Penulisan
G. Sistematika Penulisan
11
B. Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
2. Macam-Macam Kontrasepsi
1. Pengertian Amenorhea
2. Macam-macam Amenorhea
3. Penyebab Amenorhea
4. Penanganan Amenorhea
12
a. Langkah I Pengumpulan Data dasar
Aktual
Mengantisipasi Penanganannya
Melakukan Konsultasi
BAB IV PEMBAHASAN
13
B. Identifikasi Diagnosis / Masalah Aktual
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
15
Remaja (KRR) adalah untuk meningkatkan pemhaman, pengetahuan,
2011).
per perempuan.
efisien.
kembang anak.
16
b. Terbinanya peserta KB aktif sebanyak 5.098.188 akseptor atau
tahun.
Sujiyatini, 2011).
1. Pengertian Kontrasepsi
(sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang
tanggal 05 Februari,2019)
17
2. Macam – Macam Kontrasepsi
a. Metode Sederhana
1) Kondom
2) Diafragma
18
3) Spermisida
4) Coitus Interuptus
Mega, 2013).
5) Metode Kalender
19
6) Metode Amenorea Laktasi (MAL)
(Sumber: Googleimage.com)
penting yaitu:
(2) Air .
20
(3) Senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai
1) Pil kontrasepsi
a) Pil kombinasi
hari). Pil harus diminum setiap hari pada jam yang sama.Pada
21
Gambar 5.Pil Kombinasi (Sumber : Googleimage.com)
b) Mini pil
2) Kontrasepsi suntikan
22
subur.Penggunaan kontrasepsi suntik mempengaruhi
bokong).
Sujiyatini, 2011).
23
Gambar 8.Suntikan Progestin (Sumber : Googleimage.com)
3) Kontrasepsi Implant
(IUD)
24
digunakan sampai menopause dan setelah IUD dikeluarkan dari
c. Kontrasepsi Mantap
1) Tubektomi
telur tanpa mengubah indung telur rahim (Nina dan Mega, 2013).
25
2) Vasektomi
dua kata yaitu vas dan ektomi. Vas atau vasa deferensia artinya
kurang lebih 15 menit dan pasien tak perlu dirawat (Nina dan
Mega, 2013).
26
C. Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Suntikan
progestin saja :
27
2) Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat), yang megandung
1) Menekan ovulasi.
terganggu.
terganggu.
1) Suntikan kombinasi
2) Suntikan progestin
1) Suntikan kombinasi
28
d) Penyakit hati akut (virus hepatitis).
20 tahun.
migrain.
2) Suntikan progestin
100.000 kelahiran).
amenorea.
Sujiyatini, 2011).
1) Suntikan kombinasi
29
d) Efek samping sangat kecil.
g) Mencegah anemia.
2013).
2) Suntikan progestin
a) Efektivitas tinggi.
b) Sederhana pemakaiannya.
dalam setahun).
hormon estrogen.
Mega, 2013).
1) Suntikan kombinasi
30
a) Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur,
hari.
tubercolusis (Rifampisin).
HIV.
2) Suntikan progestin
31
sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
(spotting).
berikut.
HIV.
pemakaian.
suntikan).
2011).
32
h. Cara penggunaan kontrasepsi suntikan
1) Suntikan kombinasi
kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja (Nina dan Mega, 2013).
2) Suntikan progestin
Sujiyatini, 2011).
1) Suntikan kombinasi
33
b) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid,
saat, asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Ibu
7.
34
jadwal kontrasepsi sebelumnya. Bila ragu ibu harus diuji
Mega, 2013).
2) Suntikan progestin
35
progestin, selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi
lain.
pertama dapat diberikan asala saja diyakini ibu tidak hamil dan
j. Efek samping
sakit kepala, dan bisa menyebabkan warna biru dan rasa nyeri pada
36
daerah suntikan akibat perdarahan bawah kulit sederhana ( Mulyani
1) Suntik kombinasi
a) Amenorea
37
(2) Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan
2) Suntikan progestin
a) Amenorea
penyuntikan.
klinik.
38
b) Perdarahan
tidak berbahaya.
39
suntikan jangan dilanjutkan lagi. Pilihlah jenis
c) Perdarahan bercak
memerlukan pengobatan
untuk 14 – 21 hari.
40
(2) Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu
mencolok.
2011).
1. Pengertian amenorhea
2. Macam-macam amenorhea
a. Amenorhea primer
b. Amenorhea sekunder
41
atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapat siklus menstruasi biasa.
3. Penyebab amenorhea
4. Penanganan amenorhea
jangan dilanjutkan.
klinik.
pada janin.
42
g. Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera.
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
dkk, 2015).
43
Pada pengkajian ini Data Subjektif (DS) dapat diperoleh dengan
Masalah juga sering menyertai diagnosa (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia
Yulianti, 2011).
44
mengatakan tidak mendapatkan haid setelah menggunakan KB
Destiana, 2016), hasil pp test negatif (-), dan hasil palpasi tidak
terjadi kehamilan
2011).
45
d. Langkah IV : Mengidentifikasi dan Menetapkan Yang memerlukan
Penanganan Segera
Yulianti, 2011).
21 hari.
46
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah
perlu merujuk klien bila ada masalah yang berkaitan dengan sosial
1) Dukungan moril.
suntik 3 bulan
sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau
anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan sendiri
47
pelaksanaannya (misalnya: memastikan agar langkah-langkah
2011).
dengan Amenorhea :
4) Memberi terapi pada ibu bila masih mengeluh masalah haid dan
5 hari.
5) Memeberikan penjelasan pada ibu bahwa akan terjadi haid bila pil
48
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
3 bulan.
2016).
SOAP menurut Walyani, 2015 dalam Narita Ila Destianan, 2016, yaitu :
melalui anamnesa.
49
b. Data Objektif (DO)
c. Analisis (A)
d. Penatalaksanaan (P)
Kewenangan
Pasal 18
Pasal 19
50
(1) Pelayanan kesehatan ibu sebangaimana dimkasud dalam pasal 18
kehamilan.
meliputi pelayanan :
c. Persalinan normal;
a. Episotomi;
ibu eksklusif;
51
h. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum;
Pasal 20
huruf b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak
prasekolah.
prasekolah; dan
pemberian tanda identitas diri, dan merujuk kasus yang tidak dapat
52
(4) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
jantung;
atau povidon iodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih
kepada ibu dan keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, ASI
53
eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir, pelayanan kesehatan
Pasal 21
54
BAB III
TINJAUAN KASUS
NIM : BT 16 02 070
Pengkajian Data
Data Subjektif
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny ”S”
55
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Nama : Tn “S”
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pelerjaan : Petani
Maret 2019.
56
e. Ingin mengatur jarak kehamilan.
4. Riwayat Kesehatan
keluarga.
5. Riwayat Perkawinan
pernikahan ± 16 tahun.
6. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 – 30 hari
Lama : 5 – 7 hari
Bau : Khas
57
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
7. Riwayat KB
a. Pola Nutrisi
sayur.
b. Pola Eliminasi
c. Pola Istirahat
d. Personal Hygiene
1) Mandi 2 x sehari.
58
2) Keramas 3 x seminggu.
9. Psikososial Spiritual
Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
b. Kesadaran komposmentis
a. Kepala
Inspeksi : Kulit kepala bersih, rambut hitam dan tidak ada ketombe.
b. Wajah
59
Inspeksi : Terdapat Kloasma dan tidak ada oedema.
c. Mata
merah muda.
d. Hidung
Inspeksi : Lubang simetris kiri dan kanan, tidak ada polip serta
e. Telinga
f. Mulut
Inspeksi : Bibir tidak pucat, tidak sariawan dan tidak pecah - pecah.
g. Leher
h. Dada
i. Ketiak
60
j. Abdomen
k. Genetalia
l. Ekstremitas Atas
m. Ekstremitas bawah
Inspeksi : Simetris kir dan kanan, tidak ada varices, telapak kaki
merah muda.
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
Data Dasar
Data Subjektif
61
2. Sudah 2 tahun menggunakan KB suntik 3 bulan dan tidak pernah
mendapat haid
Data Objektif
2. Kesadaran komposmentis
Data Subjektif
Data Objektif
dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari.
62
Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya
2. Amenorhea
Data Subjektif
yang lalu.
Data Objektif
POTENSIAL
Data Dasar
Data Subjektif
63
a. Ibu tidak haid sejak menggunakan KB suntik 3 bulan selama 2 tahun
yang lalu
Data Objektif
suntik progestin akibat adanya efek samping yang tidak dimengerti oleh
kolaborasi.
bulan.
yang digunakan.
64
diastole 60 - 90 mmHg.
Intervensi (rasional) :
KB suntik 3 bulan.
yang dihadapi.
5. Tanyakan kembali pada ibu apakah masih tetap akan melanjutkan suntik
KB 3 bulan.
65
Rasional : Untuk memastikan apakah ibu tetap mau melakukan
suntik KB 3 bulan.
dikehendaki
tanpa dimassage.
ovulasi maksimal.
9. Beritahu ibu untuk datang kembali sesuai dengan jadwal yang telah
66
F. LANGKAH VI : IMPLEMENTASI
b. Keasadaran kompomentis.
Temperatur : 36,8°C
bisa menyebabkan warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat
67
4. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab amenorhea
suntik KB 3 bulan.
bulan.
tampa dimassage.
2. Ekspresi wajah ibu kembali ceria dan memahami tentang efek samping
68
4. Bersedia datang sesuai jadwal yang telah ditentukan yaitu tanggal 13 Juni
2019.
69
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
KELUARGA BERENCANA NY “S” AKSEPTOR KB
SUNTIK 3 (TIGA) BULAN DENGAN AMENORHEA
DI UPTD PUSKESMAS ULAWENG
TANGGAL 21 MARET 2019
NIM : BT 16 02 070
1. Identitas Pasien
Nama : Ny “S”
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Nama : Tn “S”
Umur : 38 tahun
70
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pelerjaan : Petani
lalu.
2019.
2. Kesadaran : Komposmentis
3. Tanda-tanda vital
71
5. Pada kartu akseptor KB, tercantum bahwa ibu menggunakan suntikan 3
Analisis (A)
Penatalaksanaan (P)
b. Keasadaran kompomentis.
Temperatur : 36,8°C
bisa menyebabkan warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat
72
terganggu, perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi
suntik KB 3 bulan.
bulan.
tampa dimassage.
73
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori dan
hasil studi pelaksanaan dan penerapan asuhan kebidanan pada klien Akseptor
pengkajian yang telah tersedia dan dikembangkan sesuai dengan kondisi yang
satu efek samping suntik 3 bulan ( Mulyani dan Rinawati, 2013 dalam Narita
Pada kasus data yang dikumpulkan dari hasil pengkajian anamnesis ibu
menjadi akseptor suntikan 3 bulan sejak tahun 2017 dan mengeluh tidak
74
Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan pada Langkah I Identifikasi
data dasar, penulis tidak menemukan hambatan. Ini dapat dilihat dari respon
dan sikap akseptor yang terbuka untuk memberikan informasi yang diperlukan
karena dengan melakukan pendekatan yang baik dengan klien, kita akan dapat
lengkap menyeluruh dan berfokus, antara lain ibu merasakan gangguan pola
jerawat, berat badan bertambah, sakit kepala, dan bisa menyebabkan warna
biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan bawah kulit
sederhana ( Mulyani dan Rinawati, 2013 dalam Narita Ila Destiana, 2016).
kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan. Dalam hal ini terdapat
75
kejadian drop out pada akseptor KB suntik, terutama KB suntik 3 bulan
akibat adanya efek samping yang tidak dimengerti oleh akseptor, salah
satunya adalah efek samping berupa gangguan haid amenorea (Resti Astida
terjadinya drop out akseptor KB. Karena masalah tersebut dapat teratasi
tindakan tersebut.
atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
76
dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti
hasil pemeriksaan pada ibu, jelaskan tentang efek samping KB suntik 3 bulan,
pada ibu tentang penyebab amenorhea, tanyakan kembali pada ibu apakah
pemberian suntikan berikutnya, dan beritahu ibu untuk datang kembali sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan atau jika ada keluhan yang berat.
F. Langkah VI Implementasi
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan
dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan yang lain
77
suntikan 3 bulan, menjelaskan pada ibu tentang penyebab amenorhea,
menanyakan kembali pada ibu apakah masih tetap akan melanjutkan suntik
memberitahu ibu untuk datang kembali sesuai dengan jadwal yang telah
Jadi dalam hal ini pemulis menyimpulkan bahwa tidak ditemukan adanya
Dalam teori ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah di
Dalam kasus ini, masalah gangguan pola haid yaitu amenorhea yang
informasi tentang gangguan pola haid yang dialami yaitu amenorhea ekspresi
wajah ibu kembali ceria dan ibu sudah tidak bertanya lagi tentang
keadaannya, ibu masih ingin menjadi akseptor suntikan 3 bulan dan bersedia
datang sesuai jadwal yang telah ditentukan yaitu tanggal 13 Juni 2019 atau
Dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan studi
kasus.
78
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini penulis mengambil kesimpulan dan saran setelah melakukan
A. Kesimpulan
2. Dari data subjektif dan objektif yang didapatkan pada Ny “S” maka
dengan amenorhea.
pada ibu apakah masih tetap akan melanjutkan suntik KB 3 bulan, lakukan
79
informed consent sebelum melakukan penyuntikan, berikan suntikan 3
untuk datang kembali sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan atau jika
dengan jadwal yang telah ditentukan atau jika ada keluhan yang berat.
tidak teratasi, ekspresi wajah ibu kembali ceria dan ibu sudah tidak
suntik 3 bulan, bersedia datang sesuai jadwal yang telah ditentukan yaitu
pada tanggal 13 juni 2019, dan bersedia ke puskesmas apabila ada keluhan
80
8. Dari pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “S” semua data yang
B. Saran
1. Untuk institusi
2. Untuk Bidan
3. Bagi Penulis
81
beberapa referensi yang lebih banyak sehingga mendapatkan hasil yang
lebih baik.
4. Untuk Akseptor
82
DAFTAR PUSTAKA
Destiana, N.I. 2016. Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik 3 Bulan DMPA pada
Ny.S P1A0 Umur 25 Tahun dengan Amenorhea di RBHJ Tri Tuti
Rahayu,SKM.,M.Kes Sukoharjo. KTI tidak diterbitkan. Surakarta :
Program Studi Diploma III Kebidanan- Stikes Kusuma Husada (online).
(http:/www.digilib.stikeskusumahusada.ac.id).Diakses tanggal 04 februari
2019
Kemenkes RI. 2017. Pusat Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia.
(online).(http: //www.kemkes.go.id). Diakses tanggal 06 februari 2019
83
Rahmawati, D.S. 2016. Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan
dengan Amenorea di Pustu Desa Karangampel Kecamatan Baregbeg
kabupaten ciamis. KTI tidak diterbitkan. Ciamis : Program Studi Diploma
III kebidanan- Stikes Muhammadiyah Ciamis (online).
((http:/www.ejournal.stikesmucis.ac.id). Diakses tanggal 04 februari 2019
Rukiyah, A.Y. dan Lia, Y. 2011. Konsep kebidanan. Jakarta : Trans Info Media
Sety, L.M. 2016. Jenis Pemakaian Kontrasepsi Hormonal dan Gangguan
Menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas (online).
(http:/www.ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id). Diakses tanggal 03 februari 2019
Yanti, E, Nuriah , A dan Nelly, K. 2015. Konsep Kebidanan. Yogyakarta :
Deepublish
84