Anda di halaman 1dari 4

Nama : Diah Aldina

NIM : 20.01.0006

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN

DENGAN SPOTTING DI BPM AGUSTINA SRI WAHYUNI

KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

Latar Belakang

Indonesia merupakan sebuah Negara berkembang dengan jumlah peningkatan penduduk yang tinggi.
Hasil sensus menurut publikasi BPS (Badan Pusat Statistik)pada bulan agustus 2017 antara lain jumlah
penduduk Indonesia adalah 261.890.872 orang, terdiri atas 131.579.184 laki-laki 130.311.688
perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk  sebesar 1,5% per tahun. Dari pertumbuhan jumlah
penduduk ini tentu saja akanberimplikasi secara signifikan terhadap perkembangan ekonomi dan
kesejahteraan Negara (Profil Kesehatan, 2017)

Data badan kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN) menunjukan pada tahun 2017 ada
37.338.265 pasangan usia subur (PUS), yang merupakan peserta kb (59,7%) dan hampir separuhnya
(31,7%) menggunakan kontrasepsi suntik. (Profil Kesehatan, 2017)

Upaya pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia yaitu dengan menerapkan
program keluarga berencana. KB dilaksanakan dengan berbagai macam metode kontrasepsi diantaranya
metode kontrasepsi sedeharna seperti: kondom, diafragma, pantang berkala dan koitus interruptus.
Metode kontrasepsi efektif hormonal seperti: AKDR/IUD, dan metode kontrasepsi mantap seperti:
metode operasi wanita (MOW) dan metode operasi pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan
dan indikasi pasien yang ingin memilihnya(Manuaba,2012)

Jumlah PUS Provinsi Jawa Tengah tahun 2016sebanyak 6.727.894 PUS.Dari seluruh PUS yang ada,
sebesar 78,6 persenadalah peserta KB aktif. Adapun jenis metode kontrasepsi yang paling banyak
digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntik  54,2persendan terbanyak ke dua adalah pil 13,2 persen.
Hal tersebut dapat difahami karena akses untuk memperoleh pelayanan suntik relatif lebih mudah,
sebagai akibat tersedianya jaringan pelayanan sampai di tingkat desa/kelurahan sehingga dekat dengan
tempat tinggal peserta KB(Profil Kesehatan Jateng, 2017).
Profil kesehatan kabupaten Semarang menunjukan pada tahun 2017 jumlah PUS kabupatenSemarang
sebanyak 200.010. Dari seluruh PUS yang ada, sebesar (79%) adalah peserta KB aktif. Kontrasepsi yang
digunakan oleh peserta KB aktif bahwa kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB aktif
adalah suntik (58%) dan terbanyak kedua adalah implant (18%).

Kontrasepsi suntik KB 3 bulan adalah Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung


150 mg DMPA. Diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikan intramuscular (IM) di daerah bokong.
(Rusmini dkk, 2017)

Tidak jarang dalam pemakaian KB suntik 3 bulan tanpa efek samping, efek samping KB suntik 3 bulan
yang sering terjadi adalah perubahan pola perdarahan haid, perdarahan bercak (spotting), efek samping
lainya yaitu depresi, keputihan, jerawat, perubahan berat badan, pemakaian jangkapanjang bisa terjadi
penurunan libido dan densitas tulang. (Rusmini dkk, 2017)

Spotting yaitu perdarahan yang berupa bercak yang berjumlah sedikit, namun bila spotting tidak
ditangani atau berlangsung berkepanjangan akan menyebabkan anemia, selain itu efek samping lainya
adalah terjadi iritasi dikarenakan frekuensi pemakaian pembalut meningkat lebih sering jika hal ini
dibiarkan dan tidak melakukan perawatan dan menjaga kebersihan genitalia dengan baik dan benar
akan menyebabkan infeksi (Saifuddin, 2010).

Penanganan bila terjadi perdarahan bercak (spotting) jika ringan atau tidak terlalu mengganggu tidak
perlu diberi obat. Tetapi jika menggangu atau mengalami perdarahan banyak dapat ditangani dengan
memberikan pil kontrasepsi kombinasi 2x1 tablet selama 7 hari,danibuprofen(sampai 800 mg, 3x/hari,
untuk 5 hari)untuk mencegah inflamasi. (Susilowati Endang, 2011)

Berdasarkan data yang didapat dari BPM Agustina Sri Wahyuni desa Randugunting kecamatan Bergas
kabupaten Semarang pada bulan Januari sampai denganbulan Oktober 2018di dapatkan hasil sebanyak
207 akseptor kontrasepsi. Dari 207akseptor kontrasepsi terdapat 155akseptor kontrasepsi suntik 3
bulan. Dari 115akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan terdapat 13akseptor yang
mengalami spottingatau setara dengan 11%, dan terdapat 9 (8%) akseptor yang mengalami haid tidak
teratur, dan kenaikan BBterdapat 3 (2%)akseptortetapi kenaikan BB tidak signifikan, yaitu sekisar 1-2 kg.
Jadi dapat disimpulkan bahwa efek samping terbanyak dari penggunaan kontrasepsi sutik 3 bulan adalah
spotting.Dan disana cara penanganan yang belum dilakukan adalah cek Hb, pemberian kontrasepsi
kombinasidan konseling.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil Karya Tulis Ilmiah dengan judul “
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Akseptor Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dengan Spotting”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimana penatalaksanaan Asuhan
Kebidanan pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dengan spotting di BPM Agustina Sri Wahyuni desa
Randugunting kecamatan Bergas kabupaten Semarang dengan menggunakan pendekatan 7 langkah
varney”.

Tujuan

1.Tujuan Umum

Melakukan asuhan kebidanan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dengan spotting dengan
menggunakan pendekatan 7 langkah varney

2.Tujuan khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dengan spotting

b. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data dasar yang meliputi diagnose kebidanan, masalah,
dan kebutuhan pada akseptor kontrasepsisuntik 3 bulan dengan spotting

Manfaat Studi kasus

1. Bagi Peneliti

a. Menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor
kontrasepsi suntik 3 bulan dengan spotting.

b. Mampu melakukan manajemen kebidanan 7 langkah varney pada akseptor kontrasepsi suntik 3 Bulan
dengan spotting

2. Bagi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai bahan referensi dan sumber bacaan tentang asuhan kebidanan pada akseptor
kontrasepsi suntik 3 bulan dengan spotting.

Tinjauan Teori

Konsep dasar teori

Keluarga berencana

a. Definisi

MenurutNoviawati (2011), keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui :
1) Pendewasaan usia perkawinan (PUP)

2) Pengaturan kelahiran

3) Pembinaan kesehatan keluarga

4) Peningkatan kesejahteraan keluarga, dan bahagia

Anda mungkin juga menyukai