0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan16 halaman
Dokumen tersebut membahas perubahan fisiologis pada ibu selama masa nifas khususnya pada sistem pencernaan, sistem perkemihan, dan sistem muskuloskeletal. Beberapa perubahan yang terjadi antara lain fungsi ginjal yang menurun, kandung kemih yang mengalami edema, dan dinding perut serta otot-ototnya yang kembali ke bentuk semula. Perubahan-perubahan ini merupakan adaptasi tubuh ibu pasca melahirkan.
Dokumen tersebut membahas perubahan fisiologis pada ibu selama masa nifas khususnya pada sistem pencernaan, sistem perkemihan, dan sistem muskuloskeletal. Beberapa perubahan yang terjadi antara lain fungsi ginjal yang menurun, kandung kemih yang mengalami edema, dan dinding perut serta otot-ototnya yang kembali ke bentuk semula. Perubahan-perubahan ini merupakan adaptasi tubuh ibu pasca melahirkan.
Dokumen tersebut membahas perubahan fisiologis pada ibu selama masa nifas khususnya pada sistem pencernaan, sistem perkemihan, dan sistem muskuloskeletal. Beberapa perubahan yang terjadi antara lain fungsi ginjal yang menurun, kandung kemih yang mengalami edema, dan dinding perut serta otot-ototnya yang kembali ke bentuk semula. Perubahan-perubahan ini merupakan adaptasi tubuh ibu pasca melahirkan.
FISIOLOGIS SELAMA NIFAS Kelompok 1 : Diah Aldina (20.01.0006) Farah Roselin (20.01.0008) Hesti Wulandari (20.01.0004)
PRODI D3 KEBIDANAN TINGKAT 1
STIKES SERULINGMAS CILACAP Perubahan Sistem Pencernaan lanjutan.. Hal yang menyebabkan kesulitan buang air kecil pada ibu post partum, antara lain:
1. Adanya odema trigonium yang menimbulkan
obstruksi sehingga terjadi retensi urin. 2. Diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang teretansi dalam tubuh, terjadi selama 2 hari setelah melahirkan. 3. Depresi dari sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, sehingga menyebabkan miksi. Perubahan Sistem Perkemihan Sistem perkemihan sendiri merupakan suatu sistem organ tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (Purnomo,2008). Namun saat adanya kehamilan posisi organ organ pada sistem perkemihan mengalami banyak perubahan mulai dari peningkatan dan penurunan kerja, elastisitas, atau pun letaknya. Diantara perubahan organ-organ dalam sistem perkemihan yaitu : • Sistem Urinarius Perubahan hormon yang terjadi saat mengandung menyebabkan kadar steroid dalam darah meningkat. Kadar steroid tinggi dapat meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada pasca melahirkan menurunnya kadar steroid dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Urin akan dihasilkan dalam jumlah yang besar dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan. lanjutan.. • Uretra dan kandung kemih Selama proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir dapat menyebabkan trauma pada uretra dan kandung kemih . Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemesis dan edema (penumpukan cairan dalam sel tubuh), seringkali disertai di daerah-daerah kecil hemoragi. (perdarahan). Kandung kemih yang oedema akan terisi penuh dan hipotonik dapat mengakibatkan overdistensi (peregangan uterus secara berlebihan) karena pengosongan yang tak sempurna dan urine residual kecuali jika dilakukan asuhan untuk mendorong terjadinya pengosongan kandung kemih bahkan saat tidak merasa untuk berkemih. lanjutan.. • Komponen urine Blood urea nitrogen ( BUN ) adalah tes medis yang mengukur jumlah nitrogen urea yang ditemukan dalam darah. Adanya kadar urea yang tinggi selama postpartum mengakibatkan otolisis uterus yang berinvolusi. Selain itu pemecahan kelebihan protein di dalam sel otot uterus juga menyebabkan proteinuria ringan (+1) selama satu sampai dua hari setelah ibu melahirkan. • Diuresis Postpartum Penyebabnya adalah menurunnya kadar estrogen yang menyebabkan hilangnya peningkatan vena pada tingkat bawah dan hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan dimana merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. Disinilah adanya peningkatan jumlah urine dan meningkatnya produksi keringat berlebih menyebabkan penurunan BB sekitar 2,5kg selama postpartum. Pengeluaran cairan yang berlebih selama hamil biasanya disebut dengan kebalikan metabolisme air pada masa hamil (reversal of the water metabolisme of pregnancy). Perubahan Sistem Musculoskeletal
Sistem muskuloskeletal adalah sistem yang digunakan pada
tubuh manusia yang berfungsi sebagai lokomotor dan penopang bagi tubuh manusia. Merupakan sistem yang sangat penting pada tubuh manusia. Kelainan pada sistem ini dapat mengganggu keseharian manusia karena menimbulkan keluhan-keluhan tertentu. Terdiri dari 2 sistem utama yaitu system kerangka dan sitem otot (Ellis, 2006). Perubahan Sistem Musculoskeletal
Pada saat ibu mengandung, janin yang berada diperut akan
terus berkembang hingga proses persalinan tiba. Selama berkembangnya janin maka bertambahnya juga ukuran dan ruang dalam perut ibu, sehingga organ dalam perutpun memiliki akses dan ruang terbatas tak terkecuali dengan alat gerak pada ibu. Tubuh yang menopang janin dengan massa janin yang bertambah juga mempengaruhi pergerakan yang terbatas dan daya topang yang menurun. Diantara perubahan-perubahan pada sistem Musculoskeletal yaitu:
• 1. Dinding perut dan peritoneum
Dinding perut akan longgar pasca persalinan. Keadaan ini akan pulih kembali dalam 6 minggu. Pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominis, sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fasia tipis dan kulit. • 2. Kulit Abdomen Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar dan mengendur hingga berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen dapat kembali normal kembali dalam beberapa minggu pasca melahirkan dengan latihan post natal. lanjutan.. • 3. Striae Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding abdomen. Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar. Tingkat diastasis muskulus rektus abdominis pada ibu post partum dapat dikaji melalui keadaan umum, aktivitas, paritas dan jarak kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan lama pengembalian tonus otot menjadi normal. • 4. Perubahan Ligamen Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.impisis lanjutan... • 5. Simpisis pubis Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat menyebabkan morbiditas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara lain: nyeri tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur ataupun waktu berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalpasi. Gejala ini dapat menghilang setelah beberapa minggu atau bulan pasca melahirkan, bahkan ada yang menetap. Kesimpulan Dalam masa kehamilan banyak sekali perubahan yang terjadi pada fisik ibu, tak dipungkiri pula pada masa nifaspun terdapat perubahan perubahan dimana organ yang tadinya terhimpit oleh aktivitas berkembangnya janin menjadi kembali ke bentuk dan fungsi semula. Diantara perubahan- perubahan yang ada yaitu perubahan pada sistem pencernaan ibu, sistem perkemihan dan sistem Musculoskeletal atau anggota gerak. Untuk itu sangatlah wajar apabila terjadi perubahan yang cukup signifikan selama masa nifas bagi ibu. TERIMAKASIH SEMOGA BERMANFAAT