ABSTRAK
Latar Belakang : Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan di Indonesia semakin
banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis,
harganya relative murah dan aman. Namun pemberian kontrasepsi suntikan sering
menimbulkan gangguan haid seperti siklus haid memendek atau memanjang,
perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan
bercak (spotting) dan tidak haid sama sekali (amenorrhea), dimana gangguan haid
ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui lama penggunaan KB suntik 3 bulan dengan
kejadian spotting dan amenorrhea di PMB Darmiati Ngemplak Boyolali Tahun
2019.
Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional, dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor
KB suntik 3 bulan di PMB Darmiati Ngemplak Boyolali pada Bulan Juli-Agustus
2019. Teknik pengambilan sampel dengan Accidental Sampling, sehingga
sampelnya adalah akseptor KB suntik 3 bulan yang ditemui saat penelitian di
PMB Darmiati Ngemplak Boyolali bulan Juli-Agustus 2019 sejumlah 50
responden. Metode pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder,
sedangkan analisis data menggunakan uji statistik Chi Square.
Hasil : Hasil penelitian didapatkan mayoritas responden berusia 20-35 tahun
sebanyak 25 responden (50%), mayoritas responden berpendidikan dasar
(SD,SMP) sebanyak 42 responden (84%), mayoritas responden adalah multipara
sebanyak 44 responden (88%), mayoritas responden menggunakan KB suntik 3
bulan ≥ 12 bulan sebanyak 41 responden (82%). Hasil uji statistic lama penggunaan
KB suntik 3 bulan dengan kejadian spotting melalui uji chi square diketahui X2hitung
9,374 dengan p-value 0,002 dan hasil uji statistic lama penggunaan KB suntik 3 bulan
dengan kejadian amenorrhea melalui uji chi square diketahui X2hitung 4,730 dengan p-
value 0,03. Dimana nilai p<0,05 yang berarti semakin lama akseptor menggunakan
KB suntik 3 bulan maka kejadian spotting berkurang dan semakin lama akseptor
menggunakan KB suntik 3 bulan akan meningkatkan kejadian amenorrhea.
Simpulan : Semakin lama akseptor menggunakan KB suntik 3 bulan kejadian
spotting berkurang dan cenderung mengalami amenorrhea.
Kata kunci : Lama Penggunaan KB Suntik 3 bulan, Spotting, Amenorrhea
ABSTRACT
PENDAHULUAN
sehingga tingkat efektifitas suntikan dan pil dalam pengendalian kehamilan lebih
rendah dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya. (Kemenkes RI, 2018)
Meskipun banyak akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan
karena keefektifannya tetapi ada beberapa efek samping yang akan terjadi pada
akseptor. Efek samping yang terjadi diantaranyagangguan haid yaitu amenorrhea 48
responden (49,5%), spotting 23 responden (23,7%), metrorargia 14 responden (14,4%)
dan menorargia 12 responden (12,4%), kenaikan berat badan sebanyak 83 responden
(85,6%), mengalami cloasma 38 responden (39,2%). (Dewi, 2018)
Hasil penelitian Lina Wahyu Susanti (2015) juga menunjukkan hasil ada
hubungan yang signifikan antara lama penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
dengan kejadian spotting dan amenorrhea. Semakin lama akseptor menggunakan
kontrasepsi suntik 3 bulan maka tidak akan mengalami spotting lagi tetapi akan
cenderung tidak akan mengalami menstruasi.
Hasil studi pendahuluan di PMB Darmiati Ngempak Boyolali bulan Maret
2019 didapatkan peserta KB suntik sebanyak 25 akseptor, pil KB 4 akseptor,
AKDR 2 akseptor dan AKBK 1 akseptor. Berdasarkan latar belakang tersebut
penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai lama penggunaan KB suntik 3
bulan dengan kejadian spotting dan amenorrhea.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional, dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor
KB suntik 3 bulan di Praktik Mandiri Bidan Darmiati Ngemplak Boyolali pada
Bulan Juli-Agustus 2019. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
Accidental Sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah semua akseptor
KB suntik 3 bulan yang ditemui saat penelitian di Praktik Mandiri Bidan Darmiati
Ngemplak Boyolali bulan Juli-Agustus 2019 sejumlah 50 responden.
Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan master
tabel yang berisi nama, umur, pendidikan terakhir, paritas, lama pemakaian KB
suntik 3 bulan, kejadian spotting dan amenorrhea. Metode pengumpulan data
yang peneliti gunakan adalah data primer dan sekunder, data primer diperoleh dari
hasil wawancara kepada akseptor KB suntik 3 bulan yang datang di Praktik
Mandiri Bidan Darmiati Ngemplak Boyolali pada bulan Juli-Agustus 2019,
sedangkan data sekunder adalah data akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan yang
diperoleh dari buku register KB bidan.
Dalam penelitian ini menggunakan analisaunivariat dan bivariat. Analisis
univariat untuk mengkategorikan karakteristik responden meliputi umur (<20
tahun, 20-35 tahun dan >35tahun), Pendidikan (Pendidikan Dasar SD dan SMP,
pendidikan menengah SMA/SMK, pendidikan tinggi yaitu D3 atau S1)dan Paritas
(primipara, multipara, grandemultipara), serta distribusi lama pemakaian suntik
KB (<12 bulan dan ≥12 bulan) serta kejadian spotting (mengalami dan tidak
mengalami) dan kejadian amenorrhea (mengalami dan tidak mengalami) yang
disajikan dalam bentuk prosentase dengan menggunakan rumus: df = ,
sedangkan analisis bivariatdengan uji statistik Chi Square (p ≤0,05).
Pembahasan
Hasil penelitian berdasarkan tabel 1 karakteristik akseptor KB suntik 3
bulan di PMB Darmiatimayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 25responden
(50%), dan umur >35 tahun sebanyak 24 responden (48%). Pasangan usia subur
menggunakan alat kontrasepsi untuk mengatur jumlah anak dan jarak kelahiran.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Lieskusumastuti (2019) bahwa
sebagian besar responden berumur 21-35 tahun, berpendidikan sedang dan rendah,
bekerja, menggunakan metode kontrasepsi Non MKJP yakni Suntikan kontrasepsi
Saran
Bagi tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan konseling yang
lengkap tentang KB suntik 3 bulan terutama efek samping KB suntik 3 bulan,
sehingga akseptor benar-benar siap dengan efek samping yang mungkin terjadi
dengan penggunaan KB suntik 3 bulan. Bagi akseptor KB suntik hendaknya lebih
bijaksana dalam memilih alat kontrasepsi. Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti
efek samping lain dari penggunaan KB suntik 3 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, B. 2015. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Dewi, A. D. C. 2018. Gambaran Efek Samping Kb Suntik Depo Medroksi
Progesteron Asetat Pada Akseptor. Jurnal'Aisyiyah Medika.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2017. Profil Kesehatan Jawa tengah
Tahun 2017. Diakses
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROV
INSI_2017/13_Jateng_2017.pdf
Hidayatun, N., & Pujiastuti, T. W. 2017. Hubungan Lama Penggunaan Kb Suntik
Progestin Dengan Kejadian Gangguan Siklus Menstruasi Pada Akseptor
Kb Suntik Progestin Di Bpm Widyawati Bantul (Doctoral dissertation,
Universitas' Aisyiyah Yogyakarta).
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Diakses
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2018.pdf
Lieskusumastuti, A.D & Setyorini, C. 2019. Studi Deskriptif Penggunaan Metode
Kontrasepsi Di Pmb Anik Setyowati Ngesrep Ngemplak
Boyolali.Avicenna: Journal of Health Research, 2(1). Diakses
https://jurnal.stikesmus.ac.id/index.php/avicenna/article/viewFile/268/206
Manuaba. I. G. B, 2010. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta:
Arcan.