Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.

1 Tahun 2020

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN


AMENOREA DI KLINIK PRATAMA AFIYAH PEKANBARU TAHUN 2019

Juli Selvi Yanti

Prodi Ilmu Kebidanan STIKes Hang Tuah


Jl. Mustafa Sari No. 5 Tangkerang Selatan, Pekanbaru

INTISARI
Kontrasepsi suntik 3 bulan adalah kontrasepsi yang diberikan secara intramuscular setiap 3
bulan atau 12 minggu, dalam suntik KB 3 bulan terdapat beberapa efek samping seperti
perubahan siklus mentruasi, baik menjadi lebih panjang maupun lebih pendek, seperti tidak haid
(Amenorea), Flek (Spotting) jerawat dibadan dan wajah, berat badan bertambah, pusing dan sakit
kepala, gairah seks menurun, kepadatan tulang berkurang, tidak terlindung dari PMS. Tujuan
studi kasus ini adalah melakukan asuhan kebidanan pada aseptor KB suntik 3 bulan dengan
amenorea secara menyeluruh dan berkesinambungan. Metode kasus yang digunakan adalah studi
kasus dengan latar belakang akseptor KB suntik 3 bulan dengan amenorea di Klinik Pratama
Afiyah tahun 2019. Asuhan yang diberikan kepada akseptor suntik KB suntik 3 bulan dengan
amenorea ini selama 3 kali kunjungan dengan pemberian asuhan berupa mengkomsumsi pil
kombinasi. Metode pelaksanaan pendekatan menggunakan pendokumentasian SOAP. Dari hasil
yang telah dilakukan pada kasus ini terdapat nya kesenjangan dengan teori yang didapatkan
pasien tidak terjadinya haid setelah mengkomsusi terapi pil kombinasi yang diberikan. Dari
kasus yang ditemukan tidak terjadinya haid 3-6 bulan maka disarankan untuk memeriksakan
keadaan ke dokter ataupun menganti alat kontrasepsi lain berupa non hormonal. Dalam hal ini
asuhan kebidanan yang sedang menjalankan praktik untuk selalu mempertahankan dan
meningkatkan pelayanan kebidanan yang sudah ada khusunya terhadap pelayanan KB.

Kata Kunci : Aseptor KB Suntik 3 Bulan Amenorea, Asuhan Kebidanan


Daftar Pustaka : 16 (2010-2018)

PENDAHULUAN promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia dengan hak reproduksi untuk mewujudkan

Nomor 87 Tahun 2014 tentang keluarga yang berkualitas (Riskesdas,

Perkembangan Kependudukan dan 2017).

Pembangunan Keluarga, Keluarga Salah satu cara untuk menunjang

Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga program pemerintah yaitu dengan cara

menyebutkan bahwa program Keluarga penggunaan alat kontrasepsi. Kontrasepsi

Berencana (KB) adalah upaya mengatur yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh

kelahiran anak, jarak dan usia ideal sel sperma (konsepsi), atau pencegahan

melahirkan, mengatur kehamilan, melalui menempelnya sel telur yang telah dibuahi
97
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

pada dinding Rahim. Dalam 63,22 %, angka penggunaan kontrasepsi

pelaksanaannya, sasaran pelaksanaan tertinggi adalah Suntik 62,77%, Pil

program KB yaitu Pasangan Usia Subur 17,24%, IUD 7,15%, Kondom 1,22 %,

(PUS). Pasangan Usia Subur (PUS) adalah Implan 6,99%, MOW 2,73%, MOP

pasangan suami-istri yang terikat dalam 0,53%.

perkawinan yang sah, yang istrinya berumur Kontrasepsi Suntik adalah kontrasepsi

antara 15 sampai dengan 49 tahun (KKB, hormonal jenis suntikan yang dibedakan

2013). menjadi dua macam yaitu DMPA ( depot

Pada saat sekarang ini telah banyak medroksi progesterone asetat) dan

beredar berbagai macam alat kontrasepsi, kombinasi. Suntikan DMPA berisi depot

Kelompok KB hormonal terdiri dari KB medroksi progesterone asetat yang

modern jenis susuk, suntikan dan pil diberikan dalam suntikan tunggal 150mg/ml

sedangkan kelompok non hormonal adalah secara intramuskuler (IM) setiap 12 minggu

sterilisasi pria, sterilisasi wanita, ( Sulistyawati, 2013).

spiral/IUD, diafragma dan kondom. Berdasarkan hasil survey pada bulan

Kelompok alat/cara KB modern menurut januari - maret tahun 2019 di Klinik

jangka waktu efektivitas untuk MKJP Pratama Afiyah secara keseluruhan jumlah

(Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) aseptor KB 282 orang, suntik 236 (84,2%)

terdiri dari susuk, sterilisasi pria, sterilisasi yang memakai suntik 1 bulan 110

wanita serta, spiral/IUD, sedangkan orang (39,7%) dan suntik 3 bulan 126

kelompok non MKJP adalah jenis suntikan, orang (44,4%), pil 23 orang (7,75 %), IUD

pil, diafragma dan kondom (Riskesdas, 12 orang(4,13%), Implant 11 orang (4,01%).

2013). Dari 126 orang yang mengambil suntik KB

Data yang didapatkan dari Riskesdas 3 bulan, kasus dengan efek samping

tahun 2017, peserta aktif di Indonesia amenorea merupakan tertinggi yaitu 56

98
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

orang, kenaikan berat badan 24 orang, Pratama Afiyah.

Spotting 19 orang, sakit kepala 4 orang,

mentruasi 23 orang. METODE STUDI KASUS

Disinilah peran Bidan untuk Metode yang digunakan adalah studi

pelaksanaan KIE Keluarga Berencana kasus dengan latar belakang Akseptor KB

berdasarkan Permenkes Nomor suntik 3 bulan dengan efek samping

1464/Menkes/Per/X/2010 mengenai cara amenorea. Studi kasus ini yaitu dilakukan

bidan membantu pasien memilih dengan cara meneliti suatu permasalahan

kontrasepsi yang tepat dan sehat yaitu melalui suatu kasus, yang terdiri dari unit

dimulai dengan membuat pasien merasa tunggal (Notoatmojo, 2010). Jenis kasus ini

nyaman saat pelayanan, menjelaskan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu

metode KB sesuai kebutuhan, dilakukan penelitian yang dilakukan untuk

secara perlahan-lahan dan jelas, mendiskipsikan atau menggambarkan suatu

menggunakan alat bantu, membantu pasien fenomena yang terjadi ( Rahardjo, 2015).

memilih kontrasepsi, menelaah Studi kasus ini menggambarkan Asuhan

pemahaman pasien tentang cara Kebidanan pada Akseptor KB suntik 3

menggunakan metode, membicarakan bulan dengan efek samping Amenorea di

kemungkinan efek sampingserta meminta Klinik Pratama Afiyah. Pengambilan kasus

pasienkembali untuk kunjungan ulang. dilaksanakan di Klinik Pratama Afiyah.

Berdasarkan data diatas, angka Pengambilan kasus dilakukan bulan Juli

kejadian akseptor KB suntik 3 bulan Tahun 2019.

tergolong masih tinggi. Maka penulis

tertarik mengambil studi kasus dengan HASIL STUDI KASUS

judul Asuhan Kebidanan Pada Aseptor KB 1. Data Subjektif

suntik 3 bulan dengan Amenorea di Klinik Pada kunjungan I tanggal 03 juli

99
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

2019 Ibu mengatakan berumur 23 tahun, pada tanggal 06 -07 juli 2019. Pada hari

ibu mempunyai 1 orang anak, ibu tidak selanjutnya tidak terjadinya haid lagi.

pernah Abortus. Ibu mengatakan tidak 2. Data Objektif

mendapatkan haid sejak 3 bulan yang Kunjuungan I Keadaan Umum ibu

lalu dan merasa sedikit khawatir dengan baik, Tanda- tanda Vital : Tekanan

tidak datangnya haid. Ibu tidak memiliki darah 110/70 mmHg. Frekuensi

riwayat penyakit yang diderita. Ibu pernapasan 21 x/menit. Frekuensi nadi

mengatakan pertama kali memakai KB 81 x/menit, dan suhu 36,5 ˚C. Berat

suntik 3 bulan 1 tahun belakangan ini, badan 51 kg. tinggi badan 154 cm.

dikarnakan anak masih menyusui, Usia Kepala simetris, tidak terdapat benjolan,

anak 1,5 tahun, ibu mendapatkan haid bersih, rambut lurus bersih, tidak ada

usia 13 tahun, dengan siklus 38 hari, ketombe. Muka tidak pucat, tidak ada

sebanyak 2 kali ganti pembalut selama perubahan warna kulit, tidak oedema.

3-5 hari. ibu ingin melanjutkan Suntik. Mata tidak odema, conjungtiva merah

Pada kunjungan II tanggal 07 Jili muda, sclera putih. Hidung bentuknya

2019 Ibu mengatakan keluarnya Flek simetris, tidak ada pembesaran polip,

atau bercak darah pada pagi sabtu tidak ada pernafasan cuping hidung.

tanggal 06 juli sampai pada minggu 07 Telinga bentuknya simetris, pengeluaran

juli 2019, darah bersifat encer, banyak serumen normal. Mulut mukosanya

nya 2 ganti pembalut selama 24 jam, lembab, lidah merah muda. Leher tidak

disertai rasa nyeri. yang menandakan ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak

ibu akan menstruasi, ibu merasa lega. ada pembesaran vena jugularis, tidak

Pada kunjungan III tgl 17 juli 2019 ada keterbatasan gerak. Payudarah

Ibu mengatakan keluarnya flek atau simetris, bentuk puting normal, tidak

bercak darah terakhir selama 2 hari ada nyeri, tidak ada benjolan abnormal.

100
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

Perut tidak ada nyeri tekan, tidak ada sopan, dengan cara senyum, sapa,

tanda-tanda kehamilan. Genetalia tidak salam.

ada varices, tidak ada kondiloma. Anus b. Menginformasikan hasil pemeriksaan

tidak ada haemoroid. Ekstremitas kepada ibu, bahwasanya keadaan

simetris, tidak oedema, tidak umum ibu baik, Tanda-tanda Vital :

Kunjungan II Keadaan Umum ibu Tekanan darah 110/70 mmHg. Frekuensi

baik, Tanda-tanda Vital : Tekanan darah pernapasan 21 x/menit. Frekuensi nadi 81

120/70 mmHg. Frekuensi pernapasan 19 x/menit, dan suhu 36,5 ˚C. Berat badan

51 kg. tinggi badan 154 cm.


x/menit. Frekuensi nadi 79 x/menit, dan
c. Memberikan KIE kepada ibu
suhu 36,1 ˚C. Berat badan 51 kg. tinggi
mengenai amenorea, amenorea
badan 154 cm. Terdapatnya bercak
disebabkan ketidakseimbangan
darah pada pembalut ibu (+).
hormone sehingga endometrium
Kunjungan III Keadaan Umum ibu
mengalami perubahan histologi,
baik, Tanda-tanda Vital : Tekanan darah
keadaan amenore disebabkan otropi
120/70 mmHg. Frekuensi pernapasan 19
endometrium. Amenorea ( tidak haid )
x/menit. Frekuensi nadi 79 x/menit, dan
sering terjadi setelah beberapa bulan
suhu 36,1 ˚C. Berat badan 51 kg. tinggi
pemakaian suntik. Pemakian suntik ini
badan 154 cm. Terdapatnya bercak
tidak mempengaruhi kesuburan secara
darah pada pembalut ibu (+)
permanen.
3. Assesment
d. Memberikan KIE mengenai KB
Ny.Y Usia 23 tahun P1A0 Akseptor KB
suntik 3 bulan.
suntik 3 bulan dengan Amenorea
Keuntungan dan kerungian serta
4. Penatalaksanaan
kapan bisa memulainya dan dimana
a. Menjalin hubungan baik dengan ibu
ibu bisa mendapatkannya ( Klinik,
dan keluarga dengan penuh ramah dan
Puskesmas, Bidan Praktik mandiri,
101
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

Rumah sakit) dan hal yang perlu 0,15 mg + ethylestradiol 0,03 mg) 3x1

diingat jika sudah menggunakan KB tablet dari hari pertama sampai hari

suntik 3 bulan yaitu Kapan harus ketiga, 1x1 tablet mulai 3-5 hari

kembali untuk suntik berikutnya. Atau biasanya akan terjadi haid,

pun saat ibu memiliki keluhan.( menganjurkan ibu untuk

Jelaskan kepada ibu kembali memberhentikan theraphy jika sudah

menggunakan ABPK). mendapatkan haid.

e. Melakukan infomed consent sebelum i. Memberitahu ibu mengenai

melakukan tindakan. Bahwasanya ibu kunjungan ulang 25 september 2019

menyetui dan menerima tindakan atau pun ibu boleh datang bila

yang akan diberikan. mempunyai keluhan lain.

f. Memberikan Suntikan DMPA 150 mg

secara IM pada daerah bokong. 1/3 PEMBAHASAN

SIAS (Spina Illiaca Anterior Pembahasan ini ditulis dengan

Superior). maksud memberikan penjelasan khusus

g. Menjelaskan kepada ibu mengenai mengenai tinjauan kasus yang telah

terapi yang akan diberikan, dijabarkan agar didapatkan suatu

bahwasanya ada beberapa cara untuk pemecahan masalah dan kesenjangan yang

menanggani amenorea yang terjadi ada dan akhirnya dapat ditarik sehingga

dengan cara meminum pil kombinasi. dapat digunakan sebagai tindak lanjut

h. Memberikan dukungan kepada ibu dalam penerapan asuhan yang tepat,

agar tidak cemas, karna amenorea afektif serta efisien pembahasan ini akan

dapat ditangani, menjelaskan kepada dibahas setiap kajian dari kunjungan serta

ibu untuk menggunakan theraphy pil mengevaluasi hasil dari kunjungan

kombinasi microgynon ( levonogestrel tersebut.

102
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

Menurut (Trirestuti & Puspitasari, pil KB 3x1 tablet selama 3 hari,

2018) data subjektif menggambarkan selanjutnya 1x1 tablet selama 4-5 hari.

pendokumentasian hasil pengumpulan Biasanya setelah itu akan terjadi haid.

data klien melalui anamnesa. Dalam Pada data objektif menggambarkan

pelaksanaan asuhan kebidanan ini, data pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik

subjektif yang ditemukan pada pengkajian klien, hasil laboratorium dan tes

ini serta dengan teori yang ditemukan. diagnostik lainnya yang dirumuskan dalam

Data subjektif yang ditemukan pada data fokus untuk mendukung asuhan

kunjungan pertama yaitu ibu mengatakan (Mufdillah, Asri Hidayat, 2012). Data

tidak mendapatkan haid 3 bulan yang lalu objektif yang ditemukan dari kunjungan

setelah menggunakan KB suntik 3 bulan. pertama keadaan umum baik, kesadaran

Sesuai dengan teori Mulyani dan Composmentis dan tanda-tanda vital

Rinawati ( 2013) yang menyatakan bahwa dalam batas normal. Namun ibu tidak

efek samping KB suntik 3 bulan adalah mengalami haid setelah 3 bulan yang lalu,

tidak datang haid (Amenorea), kenaikan hal ini menunjukkan tidak terdapatnya

berat badan, jerawat dibadan dan wajah, kesenjangan dalam teori. Pada kasus

pusing dan sakit kepala. Maka ibu akseptor KB suntik 3 bulan dengan

diberikan Theraphy pil kombinasi amenorea diagnosa potensial tidak ada,

Microgynon. kunjungan kedua keluhan karena amenorea efek samping dari KB

yang dirasakan ibu sudah teratasi sesuai Suntik 3 bulan (Saifuddin dkk, 2010).

dengan teori (Irianto, 2014) Beri terapi Asessment kasus ini selaras dengan

pada ibu bila masih mengeluh masalah teori menurut (Trirestuti & Puspitasari,

haid dan ingin melanjutkan memakai alat 2018) Pendokumentasian yang termasuk

kontrasepsi suntik dapat diberikan pil assesment yaitu menggambarkan

kombinasi satu siklus etinile stradiol atau pendokumentasian hasil analisis dan

103
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

interpretasi subjektif, dan objektif dalam jika diberikan terapy pil kombinasi

suatu identitasi, baik itu diagnosis atau microgynon. Sesuai dengan teori

masalah, antisipasi diagnosis atau masalah Pemberian theraphy pil kombinasi

potensial. Selain itu identifikasi mengenai microgynon (levonogestrel 0,05

perlunya tindakan segera oleh bidan atau mg+nethynylestradiol 0,03 mg) 3x1 tablet

dokter. Diagnosa yang dapat ditegakkan selama 3 hari, selanjutnya 1x1 tablet

pada asuhan kebidanan ini adalah selama 4-5 hari. Biasanya setelah itu akan

Akseptor KB suntik 3 bulan dengan terjadi haid (Irianto, 2014). Apabila ibu

Amenorea. mengalami amenorea selama 3-6 bulan

Pendokumentasian yang termasuk tidak terjadinya perdarahan rujuk ibu ke

planning menggambarkan klinik. Bila ibu tidak menerima gangguan

pendokumentasian dari tindakan 1 dan tersebut, suntikan jangan dilanjutkan, ibu

evaluasi perencanaan berdasarkan dapat anjurkan untuk pemakaian

assesment atau kebutuhan pasien kontrasepsi yang lain, bila terjadi

(Trirestuti & Puspitasari, 2018). Planning kehamilan, rujuk klien dan jelaskan bahwa

pada kasus ini memberikan asuhan suntik hormone progestin tidak akan

KB 3 bulan, memberikan pendidikan menimbulkan kelainan (Saifuddin, 2003).

kesehatan tentang efek samping dari KB

suntik 3 bulan yang digunakan ibu, UCAPAN TERIMA KASIH

mengacu pada keluhan (amenorea), Kepada pihak Klinik pratama Afiyah yang

menjelaskan bahwasanya itu merupakan telah memberikan kesempatan kepada

efek samping KB suntik 3 bulan, yang penulis untuk melakukan asuhan

menyebabkan tidak datang nya haid. kebidanan pada studi kasus ini.

(Irianto, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Efek samping tersebut akan hilang
Sulistyawati, A. (2011). Pelayanan

104
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.XI No.1 Tahun 2020

keluarga berencana. Jakarta : purpustakaan uns.


Salembang Medika.
WHO. Word Health Organization, 2014.
Handayani, S . (2010). Buku ajar Who Library Cataloging Swiss, 2014.
pelayanan keluarga
berencana,Yogyakarta : Pustaka Kemenkes RI. Profil Data Kesehatan
Rihama Indonesi tahun 2016. Pusat data dan
Informasi Keseshatan RI. Jakarta.
Prawihardjo, S (2011). Buku panduan 2016.
Praktis Pelayanan
Kontrasepsi.jakarta: Bina Pustaka. Kemenkes RI. Profil Data Kesehatan
Indonesi tahun 2017. Pusat data dan
Anggrani, Y & Martina (2012). Pelayanan Informasi Kesehatan RI. Jakarta.
Keluarga berencana. Yogyakarta: 2017.
Rohima Press.
Mulyani, N.S & Rinawati, M. (2013)
Keluarga berencana dan alat
kontasepsi. Yogyakartan: Nuha
Medika
Purwoastuti, Tn.E& Wakyani, S. E.
(2015) kesehatan Reproduksi &
keluarga berencana. Yogyakarta:
putaka baru press.
Susilowati ( 2018). Kumpulan Askeb.
Anvaible Online at
:http://www.askeb.com diakses
tanggal 12 November 2013
Handayani,Sri.2010. Buku Ajar
Pelayanan Keluarga Berencana.
Yogyakarta : Pustaka Rihama
Werdaningrum, L, K (2014). Asuhan
kebidanan kelarga Berencana.
Jakarta: EGC.
Andriyati, R. (2014) Tingkat kejadian
Amenorea Sekunder pada ibu KB
Suntik 3 bulan di Rb Bm
pendegangan Tanggerang.
Yogyakarta,
Irianto, K (2014) Pelayanan Keluarga
berencana. Bandung: Alfabeta.
Kemenkes RI. Profil Data Kesehatan
Indonesi tahun 2018. Pusat data dan
Informasi Kesehatan RI. Jakarta.
2018
Pratiwi, A (2011). Status Gizi dengan
Menstruasi. Surakarta:

105

Anda mungkin juga menyukai