Oleh :
Safira Mustaqilla
NIM: P1337424822136
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya
ada pada posisi keempat di dunia pada 2020, dengan laju pertumbuhan yang
masih relatif tinggi. Maka dari itu perlunya pencanangan suatu program
untuk mempertahankan dan menurunkan laju pertumbuhan penduduk.
Program yang dicanangkan pemerintah untuk menekan tingginya laju
pertumbuhan penduduk yaitu dengan program Keluarga Berencana (KB).
Menurut World Health Organization (WHO), KB merupakan tindakan
yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan
objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak di inginkan, mengatur
interval di antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur
panjang (sejak 1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil
menurunkan angka kelahiran dengan bermakna. Program KB mempunyai
misi yang sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak - hak
reproduksi dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga.
Sedangkan visi dari program keluarga berencana adalah memberdayakan
masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang
kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan
keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi.
Keluarga Berencana (KB) mencakup dua tujuan utama: Pengaturan
jarak kelahiran dan memenuhi keinginan suami-istri untuk tidak ingin lagi
menambah anak. Masyarakat Indonesia dapat menerima hampir semua
metode medis teknis KB yang dicanangkan oleh pemerintah. Salah satu
metode KB yaitu metode Modern Kontrasepsi Hormonal. Metode modern
kontrasepsi hormonal terbagi menjadi tiga, yaitu kontrasepsi suntik,
kontrasepsi oral, dan kontrasepsi implan. Alat kontrasepsi sangat berguna
sekali dalam program KB namun perlu diketahui bahwa tidak semua alat
kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Untuk itu, setiap pribadi
harus bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya. Faktor lain
yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor pasangan
(umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan
metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan,
riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul),
faktor metode kontrasepsi (efektivitas, efek samping, biaya), tingkat
pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari
suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi keberhasilan
program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat kontrasepsi yang
dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda.
Berdasarkan data BKKBN tahun 2019 di Provinsi Jawa Tengah,
jumlah PUS sebanyak 6.652.451 pasang. Dari seluruh PUS yang ada,
sebesar 73,5 persen adalah peserta KB aktif. Cakupan Peserta KB Aktif dan
KB Pasca Persalinan Menurut Jenis Kontrasepsi, pada peserta KB aktif,
sebagian besar memilih alat kontrasepsi suntik yaitu sebesar 58,4%,
kemudian KB Implan sebesar 13,5%, KB pil sebesar 11%, AKDR sebesar
9,1%, MOW sebesar 4,9%, Kondom sebesar 2,5%, dan MOP sebesar 0,6%.
Sementara pada peserta KB pasca persalinan, sebagian besar memilih alat
kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) yaitu sebesar 17,4%, suntik sebesar
5,5%, implant sebesar 1,6%, pil sebesar 4,6%, MOW sebesar 5,3%, kondom
sebesar 1,9% dan MOP sebesar 0%.Untuk wilayah kabupaten grobogan
jumlah peserta KB aktif pada ahun 2022 yaitu sebanyak 266.523 akseptor.
Berdasarkan data di wilayah kerja Puskesmas Geyer 1 pada tahun
2023 jumlah PUS dari 9 dusun yaitu mencakup Geyer, Ledokdawan, Sobo,
Juworo, Suru, Jambangan, Rambat, Monggot dan Kalangbancar berjumlah
7.889 sedangkan KB aktif berjumlah 6.441 akseptor . Akseptor KB suntik
sebanyak 4.123, PIL 275, Implan 1088, IUD 385, kondom 112 dan
MOW/MOP sebanyak 465 akseptor.
AKBK/ Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang
di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah
kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil
atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api.
Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis
susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk
tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep
kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang
diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan.
Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik menyusun
makalah mengenai “Program Keluarga Berencana menggunakan
Kontrasepsi Implan”. Kontrasepsi Implan dapat diartikan sebagai metode
kontrasepsi yang diinversikan pada bagian subdemal, yang hanya
mengandung progestin dengan masa kerja panjang. Dosis rendah, dan
reversible untuk wanita.
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada akseptor KB di Puskesmas
Geyer I.
b. Tujuan khusus
a) Mampu melaksanakan pengkajian data yang meliputi data subjektif
secara holistik pada akseptor KB implant di Puskesmas Geyer 1
b) Mampu melaksanakan interpretasi data pada akseptor KB implan
di Puskesmas Geyer 1
c) Mampu menentukan diagnose potensial kebidanan pada akseptor KB
implant di Puskemas Geyer 1
d) Mampu mengidentidikasi dan menetapkan kebutuhan yang
memerlukan penanganan segera pada akseptor KB implant
di Puskesmas Geyer 1
e) Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan secara holistik
pada akseptor KB implant di Puskemas Geyer 1
f) Mampu melaksanakan perencanaan pada ibu akseptor KB implant
di Puskesmas Geyer 1
g) Mampu melaksanakan evaluasi pada akseptor KB implant
di Puskesmas Geyer 1
3. Manfaat
a. Manfaat teoritis
Menambah wawasan dan kajian mengenai asuhan kebidanan secara langsung
dan komprehensif pada Akseptor KB implant.
b. Manfaat praktis
Menambah pengalaman serta dapat memberikan asuhan pada akseptor KB
implant sesuai dengan standar asuhan kebidanan dengan pendekatan asuhan
kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
-Penyakit tromboemboli.
- Ekspulsi
I. Pengkajian
Tanggal : 2 Februari 2023
Jam : 09.30 WIB
Tempat : Puskesmas Geyer 1
II. Identitas Pasien
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Nama : Ny. S Nama : Tn. D
Umur : 28 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa
Alamat : Sobo 2/3 Alamat : Sobo 2/3
III. Data Subjektif
1. Alasan Datang
Ibu mengatakan datang ingin memasang KB Implant
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sebelum ini menggunakan KB suntik 1 bulan dan terkadang
lupa untuk suntik ulang sehingga ibu ingin menggunakan KB yang bisa
menunda kehamilan dalam jangka waktu yang lama.
3. Riwayat Kesehatan
Dahulu :
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit menurun seperti
hipertensi, diabetes, asma, jantung dsb serta tidak mempunyai riwayat penyakit
menular seperti HIV/AIDS, hepatitis dan TBC
Sekarang :
Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit menurun seperti hipertensi,
diabetes, asma, jantung dsb serta tidak menderita penyakit menular seperti
HIV/AIDS, hepatitis dan TBC
Keluarga :
Ibu mengatakan ayahnya mempunyai riwayat darah tinggi tidak memiliki
riwayat tumor/ kanker maupun HIV/AIDS dan tidak ada yang memiliki penyakit
diabetes
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun Banyaknya : 2-3x ganti pembalut
Siklus : 30 hari Dismenorea : Tidak
Lama : 3-7 hari HPHT : 25 januari 2023
5. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah dengan suami usia 23 tahun dan suami berumur 25
tahun, lama pernikahan 5 tahun.
6. Riwayat KB
Lama
Jenis Kontrasepsi Keluhan Alasan dilepas
Pemakaian
Kondom 1 tahun Tidak nyaman Ingin punya anak
KB suntik 1 tahun Terkadang lupa Ingin alat kontrasepsi
jangka lama
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Ibu mengatakan mempunyai 2 anak, anak pertama berumur 3 tahun, JK
perempuan, sehat, anak kedua berumur 2 tahun JK perempuan. Tidak ada
komplikasi selama hamil, nifas dan bersalin
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
Makan : 3 x/ Sehari
1) Komposisi :
Nasi : 1 x @ ½ piring (sedang / penuh)
Lauk : 1 x @ 1 potong (sedang / besar), seperti telur, ikan, tempe
Sayuran : 1 x @ ½ mangkuk sayur, seperti sayur bayam dan sayur sop
Buah : 2 x seminggu, seperti pepaya dan pisang
Camilan : 1-2 /hari jenis keripik tempe dan bolu
2) Pantangan : tidak ada
Minum,
Ibu mengatakan sehari minum air putih jumlahnya 7 - 8 gelas/ hari dan tidak
mengkonsumsi susu.
b. Pola eliminasi
1) Buang Air Kecil 6 x warna kuning jernih
2) Buang Air Besar 1 x warna kuning kecoklatan
a) Warna : konsistensi lembek / keras*)
b) Keluhan/masalah : Tidak ada
c. Aktifitas Fisik dan Olah raga
Ibu mengatakan beraktivitas sebagai karyawan swasta dan sebagai sebagai
ibu rumah tangga seperti menyapu, mengepel, dan mencuci.
Perubahan selama hamil ini : ibu mengatakan tidak ada perubahan
c. Istirahat /tidur
Tidur malam : Jam 21.00 sampai jam 04.00 WIB
Tidur siang : ± 1 jam
Keluhan : Tidak ada keluhan
d. Kebiasaan yang merugikan kesehatan
Merokok : Tidak merokok
Minuman beralkohol : Tidak minum minuman beralkohol
Obat obatan : Tidak mengkonsumsi obat-obatan
Jamu : Tidak mengkonsumsi Jamu
e. Personal hygiene
Mandi : 2 x sehari
Keramas : 2-3 x seminggu
Gosok gigi : 3 x sehari
Ganti Pakaian: 2 x sehari, celana dalam 3 x sehari
Alas Kaki : ibu selalu menggunakan alas kaki saat keluar rumah
f. Riwayat Psikososial-spiritual
1) Ibu mengatakan tinggal serumah dengan: suami dan anak
2) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Musyawarah
3) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : suami
4) Dalam kondisi emergensi, ibu dapat / tidak * mengambil keputusan
sendiri.
5) Ibu mengatakan tidak melakukan upacara adat yang membahayakan dan
tidak sedang berpuasa.
9. Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Ibu mengatakan sudah mengetahui salah satu
metode kontrasepsi jangka panjang yaitu KB implant dan IUD
Hal-hal yang ingin diketahui ibu : ibu ingin mengetahui tentang keuntungan dan
kerugian metode kontrasepsi yang akan digunakan.
gigi
Telinga : Simetris, tidak ada penumpukan serumen yang
berlebih
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan
vena jugularis
Ketiak :
Kanan dan kiri tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada :
Tidak ada wheezing, tidak ada retraksi dinding
dada, tidak ada benjolan pada mammae
Abdomen :
Tidak ada luka bekas operasi
Lipat paha :
Kanan dan kiri tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Vulva :
Tidak ada odem, tidak ada varises dan tidak ada
benjolan
Ekstremitas :
Atas dan bawah tidak oedem dan tidak ada varises
Refleks
patella :
Punggung : +/+
Tidak ada kelainan bentuk tulang belakang
Anus : (lordosis, skoliosis)
Tidak ada hemoroid
V. Analisa
Diagnosa : Ny. S usia 28 tahun P2A0 dengan calon akseptor baru KB implant
Masalah : Ibu kurang mengetahui kelebihan dan kekurangan KB implant
Kebutuhan : Pendidikan kesehatan tentang kelebihan dan kekurangan KB impant
VI. Penatalaksanaan
Tanggal : 2 Februari 2023 Jam : 10.10 WIB
1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan dalam keadaan baik
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan bidan
2. Memberikan konseling macam-macam alat KB yang lain, seperti IUD, Implant,
Pil, Kondom, dll. Juga menjelaskan efek sampingnya
IUD :Spotting, infeksi, rasa sakit dan perdarahan, juga tertanam dalam
endometrium
Implant :Spotting, amenorrea, perubahan pola haid, sakit kepala, dll
Pil : Pusing, mual, BB bertambah, timbul jerawat, amenorrea, perdarahan
bercak, gangguan penglihatan, payudara membesar dan terasa nyeri
Suntik 1 bulan : siklus haid yang pendek, perdarahan haid yang lama, BB
bertambah sedikit
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan ibu mengatakan
akan tetap menggunakan KB Implant.
3. Menjelaskan pada ibu mengenai KB implant, kelebihan, kekurangan dan efek
sampingnya.
Hasil : Ibu mengerti tentang penjelasan yang di berikan
4. Menjelaskan pada Ibu mengenai efek samping alat kontrasepsi implant
diantaranya yaitu :
a. Gangguan pola haid, seperti siklus haid yang memendek atau memanjang,
perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan tidak teratur, atau
perdarahan bercak(spotting) atau tidak haid sama sekali.
b. Berat badan yang bertambah
c. Sakit kepala
d. Perubahan pola haid
Hasil : Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan ibu tetap
berkeinginan menjadi akseptor KB implant
5. Menyiapkan alat untuk pemasangana implant
1) Bak instrumen, bengkok, sarung tangan steril, duk steril
2) Kassa, kom betadine, betadine, spuit 3 cc, lidocain
3) Implant
4) Bisturi
Hasil : alat KB suntik sudah lengkap dan steril
6. Melakukan pemasangan KB Implant sesuai SOP
Hasil : KB implant telah dipasang
7. Melakukan konseling pasca pemasangan tentang :
a. Perawatan luka insisi di rumah
b. Mungkin akan terdapat memar, bengkak atau sakit di daerah insisi selama
beberapa hari, hal ini normal.
c. Jaga luka insisi tetap kering dan bersih selama paling sedikit 48 jam. Luka
insisi dapat mengalami infeksi bila basah saat mandi atau mencuci
pakaian.
d. Jangan membuka pembalut tekan selama 48 jam dan biarkan band aid di
tempatnya sampai luka insisi sembuh (umumnya 3-5hari).
e. Klien dapat segera bekerja secara rutin. Hindari benturan atau luka di
daerah tersebut atau menambahkan tekanan.
f. Setelah luka insisi sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dibersihkan
dengan tekanan normal.
g. Bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, daerah insisi kemerahan
dan panas atau sakit yang menetap selama beberapa hari. segera kembali
untuk control ke Puskesmas
Hasil: ibu mengerti penjelasan bidan
8. Memberikan ibu terapi obat Asam Mefenamat 500 mg 3x1 dan amoxcilin 500
mg 3x1
Hasil : ibu mendapatkan terapi anti nyeri
9. Menganjurkan ibu untuk Kunjungan ulang 3 hari lagi
Hasil: ibu bersedia kunjungan ulang 3 hari lagi
10. Memberitahu ibu bahwa masa pemakaian Implant sampai tanggal 2 Februari
2026
11. Mendokumentasikan hasil tindakan yang telah dilakukan
Hasil : sudah dilakukan dokumentasi
Tanggal dan Catatan Perkembangan (SOAP) Nama dan
Jam Paraf
5 Februari 2023 SUBYEKTIF
Ibu mengatakan ingin control KB implant yang
telah dipasang 3 hari yang lalu Ibu juga
mengatakan plester anti air yang ditempel rasanya
gatal saat berkeringat
OBYEKTIF
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 110/90 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5ᵒC
Respiratory Rate : 20x/menit
BB : 55 kg
Luka : kering, tidak ada kemerahan, tidak ada
tanda infeksi
ANALISA
Diagnosa :
Ny. S usia 28 tahun P2A0 dengan akseptor baru
KB implant
Masalah : Biru di daerah bekas suntikan
pemasanagan implant
Kebutuhan : Tidak ada
PENATALAKSANAAN
Tanggal : 5 Februari 2023 Jam : 10.05 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan ibu dalam
kondisi baik, tidak ada infeksi pada bekas
pemasangan implant
Hasil : ibu mengerti informasi yang diberikan
2. Menjelaskan luka bekas insisi bagus sudah
kering dan posisi kapsul teraba dua sejajar.
Hasil : ibu mengerti penjelasan yang diberikan
3. Memotivasi ibu untuk makan makanan bergizi,
minum minuman 1-2 liter/ hari
Hasil : Ibu akan melakukan yang dianjurrkan
bidan
4. Menganjurkan ibu untuk tidak mengangkat yang
berat berat dahulu menggunakan tangan kirinya
Hasil : Ibu mengerti
5. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika
ada keluhan
Hasil : Ibu bersedia
6. Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan
Hasil : Dokumentasi telah dilakukan
Grobogan, 2 Februari 2023
2. Data Objektif
Berdasarkan teori Sigmund Freund tingkatan kesadaran terbagi
menjadi compos mentis, apatis, somnolen, sopor, soporo coma, coma,
delirium. Ny. S memiliki kesadaran normal sepenuhnya, dapat memahami
keadaan sekitarnya dan mengerti tentang apa yang ditanyakan. Sehingga
berdasarkan teori tersebut Ny. S memiliki keadaan umum composmentis.
Tujuan obyektif utama mengidentifikasi, memberikan terapi
dan memantau tekanan darah pasien adalah untuk menurunkan resiko
penyakit kardiovaskuler serta angka kesakitan dan kematian yang terkait.
Oleh karena itu, pengukuran tekanan darah yang akurat sangat penting,
karena pengukuran ini menjadi dasar keputusan klinis yang vital. Tekanan
darah normal dewasa menurut Whaley dan Wong (2009) adalah sistol < 130
dan diatol < 80 mmHg sehingga Ny. S dengan tekanan darah 110/70 mmHg
dikatakan normal dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Pada pemeriksaan obyektif Ny. S di dapatkan bahwa tidak ada tanda
tanda kehamilan maka Ny. S dapat dilakukan pemasangan alat kontrasepsi
Kb implan, hal ini di dukung oleh teori (BKKBN, 2012) menyebutkan
bahwa waktu yang optimal untuk memasang implan adalah selama haid
( dalam waktu 7 hari pertama siklus haid), bisa dilakukan saat tidak haid asal
dipastikan tidak ada kehamilan, pasca persalinan, pasca keguguran dan hal
ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik.
Penggunaan metode kontrasepsi hormonal terus menerus diduga dapat
berpengaruh terhadap kejadian hipertensi dini pada kehamilan. Berdasarkan
penelitian Isfandari, dkk (2016) menyatakan bahwa perempuan pengguna
kontrasepsi hormonal memiliki resiko hipertensi lebih tinggi dibandingkan
perempuan yang menngunakan kontrasepsi non hormonal. Penggunaan
kontrasepsi hormonal memiliki kontribusi terhadap kejadian hipertensi dini
perempuan usia pre menapouse.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh lestari (2012) menunjukan
bahwa terdapat hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi hormonal
dengan kejadian hipertensi di kelurahan Ngaliyan Semarang.
3. Analisa
Analisa data dilakukan setelah melakukan anamnesis data subjektif
dan anamnesis data objektif. Analisis didalamnya mencangkup diagnosis
aktual, diagnosis masalah potensial serta seperlunya mengidentifikasi
kebutuhan tindakan segera untuk antisipasi masalah (Varney, 2008).
Diagnosis adalah Ny. S usia 28 tahun akseptor KB Implant dengan
kebutuhan kontrasepsi jangka panjang sehingga kebutuhan Ny. S melakukan
konseling alat kontrasepsi implant dan memasang alat kontrasepsi implant.
Analisis data ini dilakukan setelah penulis melakukan pengkajian data
subjektif dan objektif. Sehingga dalam menetukan analisa penulis sudah
melakukan sesuai dengan teori yang ada. Masalah yang muncul berdasarkan
data pengkajian adalah: kurangnya pengetahuan ibu mengenai KB implant.
Sedangkan kebutuhan diantaranya pendidikan kesehatan tentang KB implant
dan Pasca KB implant.
4. Penatalaksanaan
Pada langkah antisipasi masalah potensial pada kasus ini tidak
ditemukan adanya masalah karena dari hasil pemeriksaan dan diagnosa ibu
dalam keadaan baik. Dalam identifikasi segera dalam kasus ini tidak
memerlukan tindakan khusus untuk menangani ibu agar tidak terjadi
kematian dan pada kasus ini tidak ada tanda tanda yang mengancam jiwa.
Pada pengembangan rencana dan implementasi secara umum sudah
sesuai dengan teori yaitu konseling yang dilakukan berupa penyampaian
pengertian implan, jenis kontrasepsi implan, mekanisme kerja implan,
keuntungan kontrasepsi, kerugian dan keterbatasan implan, waktu insersi
implan dan instruksi khusus kepada klien. Konseling dilakukan secara
lengkap dari ibu mengetahui macam” kontrasepsi sampai ibu memilih alat
kontrasepsi implant. Sehingga hal tersebut sudah sesuai dengan keefektifan
penyampaian konseling.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi IGD, Suprayitno E,
Kristanti AN (2018) mengenai gambaran minat ibu dalam memilih KB
Implan di Desa Karang Nangka Kecamatan Rubaru Kabupaten Sumenep,
menunjukan hasil bahwa minat ibu dalam memilih KB implant termasuk
kategori minat rendah. Faktor yang paling mempengaruhi dalam rendahnya
minat ibu yaitu kebutuhan dari dalam yang merupakan kebutuhan
berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan. Selain itu minat ibu yang rendah
juga dipengaruhi oleh pengetahuan mengenai kontrasepsi. Yusnilasari dan
Ariani DUS (2018) Menambahkan dalam penelitiannya yang berjudul
Hubungan Pengetahuan Akseptor KB terhadap Pemakaian Kontrasepsi
Implan di Kota Palembang tahun 2017 bahwa semakin tinggi pengetahuan
seseorang maka semakin banyak informasi tentang alat kontrasepsi yang
diperoleh sehingga akan lebih memahami tentang kontrasepsi terutama
mengenai keuntungan dan kerugian kontrasepsi yang dipilih khususnya
implant. Dalam penelitian tersebut juga dikemukakan hasil bahwa beberapa
faktor penyebab rendahnya akseptor KB implant dikarenakan kurangnya
pengetahuan responden tentang kontrasepsi tersebut, selain itu juga
kurangnya informasi dari tenaga kesehatan. Pada saat memberikan pelayanan
KB mereka hanya diberikan informasi lisan sehingga informasi yang
didapatkan kurang efektif. Sehingga diperlukannya pemberian informasi
yang disertai penggunaan media bantu seperti leaflet untuk memudah
pemberian informasi pada pasangan usia subur dan dapat meningkatkan
pengetahuan mereka tentang kontrasepsi implant
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny.S umur 28 tahun P 2A0
akseptor KB Implant, dari uraian tentang masalah penerapan manajemen
kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut :
a. Dalam melakukan pengkajian diperlukan komunikasi yang baik dan dapat
membangun hubungan saling percaya antara pasien dengan bidan.
b. Dalam menganalisa data dengan cermat maka dapat dibuat diagnosa,
masalah dan kebutuhan pasien yang sesuai.
c. Dalam menyusun rencana tindakan asuhan tidak mengalami kesulitan jika
ada kerjasama yang baik dengan pasien.
d. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah dan disandarkan
pada perencanaan tindakan yang disusun.
e. Hasil evaluasi dan kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian
tentang keberhasilan asuhan kebidanan dan pelaksanaan diagnose.
2. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan, logika dan ilmiah dalam
melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan.
2. Bagi Petugas dan klinik
Diharapkan agar mutu pelayanan lebih ditingkatkan dan lebih maju serta
perlu kiranya memfungsikan sarana dan prasarana yang telah tersedia
ditempat pelayanan praktek semaksimal mungkin
3. Bagi Institusi Pendidikan
Memperbanyak buku-buku/literature yang berkaitan dengan kebutuhan
kebidanan yang ada sebagai pedoman dalam pembuatan makalah kami
berikutnya agar lebih baik
DAFTAR PUSTAKA