ABSTRAK
Menstruasi adalah pengeluaran darah, mukus, dan debris sel dari mukosa uterus
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium secara periodik dan siklik, yang dimulai sekitar
14 hari setelah ovulasi. Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi
sampai datangnya menstruasi periode berikutnya sedangkan panjang siklus menstruasi
adalah jarak antara yang lalu dengan mulainya mentruasi berikutnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan siklus menstruasi antara ibu
yang menggunakan alat kontrasepsi IUD hormonal dengan kontrasepsi suntik depo provera
di Puskesmas Jagir Surabaya Periode Desember 2017.
Hasil uji Phi Cramer’s V menunjukkan tidak didapatkan perbedaan yang berarti
sehingga nilai H0 diterima, terbukti dengan nilai Sig. = 0,060 (> 0,05).
Kata kunci: Alat Kotransepsi IUD Hormonal, Kontrasepsi Suntik Depo Provera, Siklus
Menstruasi
ABSTRACT
Menstruation is the expulsion of blood, mucus, and cell debris from the uterine mucosa
with periodic and cyclic descending of the endometrium, which begins about 14 days after
ovulation. The menstrual cycle is the time since the first day of menstruation until the next
menstrual period occurs while the length of the menstrual cycle is the distance between the
past with the onset of subsequent menstruation.
This study aims to determine the difference of menstrual cycle between mothers using
IUD hormonal contraception and depo provera contraception at Puskesmas Jagir Surabaya
on 2017.
The design of this study is an observational analytic study. The research design used
was cross sectional. The population in this study were mothers who used IUD hormonal
contraception depo provera contraception in 2017, with a sample size of 58 people. Sampling
technique used in this research is purposive sampling that is sample determination technique
with certain consideration.
Phi Cramer's V test results showed no significant difference so that the value of H0
accepted, as evidenced by the value of Sig. = 0.060 (> 0.05).
PENDAHULUAN
Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara baik
di negara maju maupun di negera berkembang termasuk Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari
pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang sangat pesat dengan laju pertumbuhan yang
tinggi. Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah Indonesia menerapkan
Program Keluarga Berencana (KB). Keluarga berencana merupakan usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan
kontrasepsi (Suryati, 2013).
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang
paling dasar dan utama bagi perempuan, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan
dan perluasan pelayanan KB merupakan salah satu usaha menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan dan melahirkan (Ikhwani Ratna &
Irdayati, 2012).
Hasil survey peserta KB aktif di Indonesia sampai dengan bulan Desember 2010
menunjukkan kontrasepsi suntik masih menjadi pilihan utama para Pasangan Usia Subur
(PUS) di Indonesia dengan presentase sebesar 50,20 %, disusul oleh kontrasepsi pil 28,30
%, kondom 8,70 %, implant 7,30 %, IUD 4,30 %, MOW 1,00 % dan MOP 0,20 % (BKKBN,
2011).
KB IUD dan suntikan mempunyai permasalahan atau efek samping. Efek samping
yang paling utama adalah gangguan pola haidnya. Pemakai KB IUD, baik “cooper T” atau
jenis lainnya sering mengalami perubahan pada pola haidnya. Lama haidnya menjadi lebih
panjang (beberapa diantaranya didahului dan diakhiri oleh perdarahan bercak dulu). Jumlah
haid menjadi lebih banyak dan datangnya haid (siklus) menjadi lebih pendek, sehingga
seakan-akan haidnya datang 2 kali dalam kurun waktu 1 bulan (30 hari). Panjang siklus
bervariasi dari 23 hari atau kurang untuk siklus pendek dan perubahan dari 35 hari untuk
siklus panjang (Hartanto, 2003).
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang dipilih pada penelitian ini adalah desain penelitian observasi analitik
karena menggunakan uji statistik untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan siklus
mentruasi antara ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD hormonal dengan kontrasepsi
suntik depo provera. Rancangan penelitian ini menggunakan studi cross sectional yaitu
penelitian yang dilakukan dengan mengukur beberapa variabel pada satu waktu pada bulan
Desember 2017 dan hanya satu kali pada saat penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan
memberikan kuantitatif kepada responden yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan
secara langsung. Populasi penelitian ini merupakan Ibu yang memakai kontrasepsi IUD
hormonal dan kontrasepsi suntik depo provera. Dalam penelitian ini sampel di ambil dengan
metode sampling jenuh atau sensus atau biasa disebut dengan metode total sampling
didasarkan pada suatu pertimbangan yaitu kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah sampel yang
digunakan dalam disain cross sectional sebagai responden pada penelitian ini adalah 58
responden di Puskesmas Jagir Surabaya periode Desember 2017.
HASIL PENELITIAN
Dari penelitian yang telah dilakukan pada Desember 2017 di Puskesmas Jagir
Surabaya sejumlah 58 responden dengan usia 20 tahun sebanyak 1 responden (1,7 %), usia
21 tahun sebanyak 1 responden (1,7 %), usia 21 tahun sebanyak 1 responden (1,7 %), usia
22 tahun sebanyak 5 responden (8,6 %), usia 23 tahun sebanyak 6 responden (10,3 %), usia
24 tahun sebanyak 1 responden (1,7 %), usia 25 tahun sebanyak 6 responden (10,3 %), usia
27 tahun sebanyak 3 responden (5,2 %), usia 28 tahun sebanyak 6 responden (10,3 %), usia
29 tahun sebanyak 5 responden (8,6 %), usia 30 tahun sebanyak 2 responden (3,4 %), usia
31 tahun sebanyak 4 responden (6,9 %), usia 32 tahun sebanyak 4 responden (6,9 %), usia
34 tahun sebanyak 5 responden (8,6 %), usia 35 tahun sebanyak 4 responden (6,9 %), usia
37 tahun sebanyak 3 responden (5,2 %) dan usia 38 tahun sebanyak 2 responden (3,4%).
Berdasarkan tingkat pendidikan akhir SD sebanyak 12 responden (20,7 %), SMP sebanyak
11 responden (19,0 %), SMA sebanyak 25 responden (43,1 %), Diploma sebanyak 2
responden (3,4 %) dan Sarjana sebanyak 8 responden (13,8 %). Berdasarkan lama waktu
haid didapatkan <3 hari sebanyak 17 responden (29,3 %), 3 - 7 hari sebanyak 33 responden
(56,9%) dan >7 hari sebanyak 8 responden (13,8 %). Berdasarkan tentang keteraturan haid
yang didapat setiap bulan diperoleh data teratur dengan 40 responden (69,0 %) dan tidak
teratur 18 responden (31,0 %). Berdasarkan banyaknya haid yang dilihat dari banyaknya
pergantian pembalut didapatkan 1x ganti dengan 10 responden (17,2 %), 2x ganti dengan 8
responden (13,8 %), 3x ganti dengan 37 responden (63,8 %) dan >3x ganti dengan 3
responden (5,2 %). Berdasarkan analisa data berdasarkan jenis kontrasepsi dengan siklus
haid bahwa nilai hitung statistik pada penelitian yang dilakukan pada bulan Desember 2017
adalah p >α (0,05) yaitu p = 0,090 yang ternyata > 0,05, hasil analisis menyebutkan bahwa
H0 diterima. Dimana H0 adalah tidak ada perbedaan siklus menstruasi antara ibu yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD hormonal dengan kontrasepsi suntik depo provera.
Berdasarkan analisa data jenis kontrasepsi dengan keteraturan haid bahwa nilai hitung
statistik pada penelitian yang dilakukan pada bulan Desember 2017 diperoleh hasil p>α (0,05)
yaitu p = 0,060 sehingga nilai uji Phi Cramer’s V tidak didapatkan perbedaan yang berarti
sehingga nilai H0 diterima. Dimana H0 adalah tidak ada perbedaan siklus menstruasi antara
ibu yang menggunakan alat kontrasepsi IUD hormonal dengan kontrasepsi suntik depo
provera.
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Bulan Desember 2017 yang bertempat
di Puskesmas Jagir Surabaya didapatkan sejumlah analisa data berupa data distribusi
responden dan analisa data menggunakan uji Phi Cramers’s V dan diperoleh sejumlah 58
responden hasil dengan pembahasan data sebagai berikut:
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Desember 2017 di Puskesmas Jagir
Surabaya didapatkan :
1. Tidak adanya perbedaan siklus menstruasi antara pengguna alat kontrasepsi IUD
Hormonal dan kontrasepsi Suntik Depo Provera.
2. Tidak adanya perbedaan keteraturan haid antara pengguna alat kontrasepsi IUD
Hormonal dan kontrasepsi Suntik Depo Provera.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 1997. Buku Pedoman Bina Keluarga Balita, Jakarta.
BKKBN, 2011. Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2011. Jakarta : Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Direktorat Pelaporan dan Statistik.
Depkes RI, 1999. Pedoman Penanggulangan Efek Samping / Komplikasi Kontrasepsi. Jakarta
: Depkes RI.
Dewi Murdiyanti PP dan Inda Meilaning Putri, 2007. Perbedaan Siklus Menstruasi Antara Ibu
Yang Menggunakan Kontrasepsi IUD Dengan Kontrasepsi Suntik Di Dusun Gunung
Sentul Sidoagung Godean Sleman Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Surya Medika
Yogyakarta.
http://www.cucuk-spog.com/?p=139
Ikhwani Ratna & Irdayati, 2012. Perbedaan Pengaruh Penggunaan Alat Kontrasepi IUD Dan
Suntik Terhadap Siklus Haid Perempuan Di Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru.
Laksmi, I.K.T., 2009. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang
Digunakan pada Keluarga Miskin.
Lutfiatul, Q., 2009. Gambaran Berat Badan Ibu Sebelum dan Sesudah Menggunakan KB
Suntik Depo Medmeory Progesteron Asetat di BPS Yati Agustianingsih Kebonagung
Demak 2009.
Manuaba, Candradinata. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi
Social untuk Profesi Bidan. Jakarta : ECG.
Mochtar, R., Lutan, D. 1998. Anatomi dan Fisiologi Alat – Alat Kandungan, Mudigah, Janin,
dan Wanita Hamil. Dalam : Mochtar, R., Lutan, D. (eds). Sinopsis Obstetri. Edisi 2.
Jakarta : ECG, 5-23.
Nining Suryani, 2014. Perbedaan Pola Menstruasi Ibu Yang Menggunakan Alat Kontrasepsi
IUD dengan Alat Kontrasepsi Suntik Depo Provera di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala
Medan.
Pinem, S. 2009. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto.
Proverawati A, Asfuah S. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan , Yogyakarta : Nuha Medika.
Saifudin, Abdul Bahri. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. Penerbit
: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
WHO. 2009. Global Health Risk. Mortality and Burden of Disease Attributable to Selected
Major Risks. Geneva.
Yayuk, 2013. Hubungan Penggunaan Kontrasepsi dengan Siklus Menstruasi pada Akseptor
KB Suntik DMPA di BPS Harijati Ponorogo.