Anda di halaman 1dari 14

HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH


RESEARCH AND DEVELOPMENT
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

Kejadian Unmet Need Alat Kontrasepsi

Siti Nurhalimah 1

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Univesitas Negeri Semarang, Indonesia
1

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Unmet need merupakan konsep penting untuk pengembangan kebijakan Keluarga Berencana. Data
Diterima 3 Januari 2020 unmet need tahun 2017 di Indonesia mencapai 10,6%, sedangkan di Jawa Tengah 15,9%. Angka
Disetujui 1 Desember kejadian unmet need di Kota Semarang Sebesar 8,94%.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
2020 mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet need KB di Kecamatan Tugu Kota
Dipublikasikan 30 Semarang Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan case
Desember 2020 control. Sampel yang ditetapkan sebesar 55 kasus dan 55 kontrol dengan teknik purposive proportional
________________ random sampling. Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner dengan teknik pengambilan data
Keywords: wawancara. Data analisis dengan uji chi-square dengan perangkat SPSS. Hasil menunjukkan bahwa
Unmet need, Family tingkat pendidikan ibu (p<0,01, OR=3,110), status pekerjaan ibu (p<0,01, OR= 3,391), riwayat
Planning penggunaan KB (p<0,01, OR=2,447), efek samping KB (p=0,03, OR=2,435), dan dukungan suami
____________________ (p=0,01, OR=2,833) berhubungan dengan unmet need KB. Saran penelitian ini adalah memberikan
DOI: edukasi mendalam tentang metode kontrasepsi, yaitu tentang cara pakai, kegunaan, kelebihan dan
https://doi.org/10.15294 kekurangan ataupun efek samping dari setiap metode kontrasepsi. Edukasi diberikan tidak hanya
/higeia.v4iSpecial%204/ untuk para istri namun juga para suami.
34674
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
Unmet need is an important concept for developing family planning policies. Unmet need data for 2017 in
Indonesia reached 10.6%, while in Central Java 15.9%. The number of unmet need events in Semarang City is
8.94%. The purpose of this study is to determine the factors associated with the unmet need for family planning
events in Semarang City's Tugu District in 2019. This type of research is analytic observational with a case-
control design. The sample was set at 55 cases and 55 controls with a purposive proportional random sampling
technique. The instrument used was a questionnaire with interview data collection techniques. Data analysis
with chi-square test with SPSS devices. The results showed that maternal education level (p <0.01, OR =
3.110), maternal employment status (p <0.01, OR = 3.391), history of family planning use (p <0.01, OR =
2.447), side effects KB (p = 0.03, OR = 2,435), and husband support (p = 0.01, OR = 2,833) related to unmet
need for KB. The suggestion of this research is to provide in-depth education about contraceptive methods,
namely about how to use, use, advantages and disadvantages or side effects of each method of contraception.
Education is given not only to wives but also to husbands.

© 2020 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 e ISSN 1475-222656
E-mail: Imma1363@gmail.com

733
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

PENDAHULUAN ditetapkan oleh millennium development goals


(MDGs) pada tahun 2015 sebesar 5% (Taher,
Indonesia merupakan negara berkembang 2013).
dengan jumlah penduduk yang terbanyak. Ada beberapa alasan wanita tidak
Menurut data dari (Bureau, 2016, 2017, 2018) menggunakan metode KB diantaranya
Indonesia menduduki peringkat ke-4 dengan kesuburan yang mencangkup premenopause
jumlah penduduk terbanyak. Setiap tahunnya dan histerektomi, keinginan memiliki anak
jumlah penduduk Indonesia meningkat yaitu banyak, efek samping dari alat kontrasepsi yang
259 juta jiwa (2016), 264 juta jiwa (2017) dan digunakan, serta bagi pria alasan tidak berKB
265 juta jiwa (2018). Salah satu upaya karena terkait dengan alat/cara KB. Alasan
pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan lainnya meliputi responden yang menentang
penduduk yaitu dengan Program Keluarga memakai kontrasepsi (individu menolak,
Berencana (Infodatin KB, 2014). Keberhasilan suami/pasangan menolak), kurang pengetahuan
pemerintah dalam program KB dapat dilihat (alat/cara KB), jarak yang jauh dari pelayanan
dari keterlibatan masyarakat untuk ikut KB, biaya kontrasepsi terlalu mahal dan merasa
berpartisipasi dalam melaksanakan program ini tidak nyaman (SDKI, 2012). Hasil temuan ini
(SDKI, 2012). menyimpulkan terdapat dua fenomena yang
Program KB di Indonesia telah diakui perlu diperhatikan bahwa tingkat unmet need
secara nasional dan internasional sebagai salah untuk penjarangan terdapat di kalangan wanita
satu program yang telah berhasil menurunkan usia muda yang masih menginginkan tambahan
angka fertilitas secara Nyata. Hasil survey anak lagi dan tingkat unmet need yang tinggi
(SDKI, 2017), Total Fertility Rate (TFR) untuk mengakhiri terdapat pada kelompok
mengalami penurunan dari 2,6 pada tahun 2012 wanita usia tua dan memiliki jumlah anak yang
menjadi 2,4 tahun 2017. TFR ini belum seperti diharapkan (Taher, 2013).
mencapai target rencana pembangunan jangka Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
menengah nasional (RPJMN) 2014 yaitu 2,36 dilakukan oleh Lisdiyanti Usman (2013)
(SDKI, 2012). Namun bukan berarti masalah terdapat hubungan yang signifikan antara umur
kependudukan di Indonesia selesai. Salah satu dengan nilai (p-value =0,010), pendapatan suami
masalah dalam pengelolaan program KB yaitu dengan nilai (p-value =0,044), kegagalan alat
masih tingginya angka unmet need KB di kontrasepsi (p-value =0,001) dan jumlah anak
Indonesia (Rismawati, 2014). dengan nilai (p-value =0,031) dengan kejadian
Unmet need merupakan salah satu konsep unmet need KB di Kota Gorontalo. Sedangkan
penting yang dimanfaatkan untuk penelitian yang dilakukan di Desa Keseneng
pengembangan kebijakan KB. Unmet need Kecamatan Sumowono yaitu tardapat
adalah presentase wanita yang saat ini tidak hubungan antara dukungan suami tentang
menggunakan metode kontrasepsi dan tidak kontrasepsi dengan (p-value =0,044) dan
ingin anak lagi atau menunda kehamilan, tetapi komunikasi informasi edukasi (KIE) kontrasepsi
tidak menggunakan kontrasepsi jenis apapun (p-value =0,004) terhadap kejadian unmet need
(Bradley, Croft, Fishel, & Westoff, 2012). Di KB (Sohibun, 2015).
Indonesia angka unmet need KB pada tahun 2017 Provinsi Jawa Tengah mempunyai unmet
mencapai 10,6% (Priohutomo, 2018). Unmet need cukup tinggi, pada tahun 2017 mencapai
need di Indonesia mengalami penurunan 15,9% dan angka tersebut masih sangat jauh
presentase yaitu pada tahun 2002 presentase dengan target yang ditentukan oleh RPJMN dan
sebesar 13,2%, tahun 2007 dan sebesar 13,1%, MDGs. Kota Semarang merupakan salah satu
tahun 2012 (Kemenkes, 2017). Walaupun kota di Provinsi Jateng dengan angka unmet need
mengalami penurunan hasil tersebut masih jauh sebesar 8,94% dan dibarengi dengan tingginya
dari target RPJMN tahun 2014-2019 yaitu kasus kematian maternal, kasus kematian
sebesar 6,5%, sedangkan untuk target yang maternal menurut data tahun 2017 sebesar 23

734
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

kasus. kejadian unmet need KB. Variabel perancu pada


Menurut data terbaru tahun 2018 dari penelitian ini adalah pendapatan keluarga dan
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga wilayah tempat tinggal. Variabel perancu ini
Berencana bagian Bidang Keluarga Berencana dikendalikan dengan cara retriksi, yaitu dengan
Kota Semarang terdiri dari 16 Kecamatan. Dari mempersempit kemungkinan calon subyek
16 kecamatan memiliki pesentase unmet need, untuk terpilih ke dalam sampel penelitian.
Kecamatan Semarang Timur 9,36%, Semarang Pendapatan keluarga yang dipilih dari
Selatan 6,73%, Semarang Barat 9,16%, responden dengan pendapatan keluarga
Semarang Tengah 9,24, Semarang Utara 9,24%, minimal UMR Kota Semarang tahun 2017 Rp
Genuk 9,68%, Gunungpati 9,8%, Mijen 11,51%, 2.310.087,50,- dan untuk wilayah tempat tinggal
Tugu 11,98%, Gayamsari 8,49%, Candisari memilih responden dengan jarak rumah dengan
8,23%, Gajahmungkur 9,12%, Pedurungan pelayanan kesehatan 0-20 Km.
7,96%, Tembalang 10,9%, Banyumanik 7,33%, Populasi kasus dalam penelitian ini
dan Ngaliyan 7,93% (DALDUKKB, 2018). adalah wanita menikah pada kelompok usia 18-
Bedasarkan data di atas, Kecamatan Tugu salah 49 tahun yang unmet need KB atau yang tidak
satu Kecamatan dengan angka unmet need KB menggunakan kontrasepsi jenis apapun namun
tertinggi di Kota Semarang. Menurut data pusat ingin menunda anak (IAT) atau tidak ingin
statistika Kota Semarang tahun (2018), anak lagi (TIAL) di Kecamatan Tugu pada
Kecamatan Tugu terdiri dari tujuh Kelurahan tahun 2019, yaitu sebanyak IAT 322 dan TIAL
meliputi Kelurahan Jarakan, Karanganyar, 340. Populasi kontrol dalam penelitian ini
Mangunharjo, Mangkang Wetan, Mangkang adalah wanita menikah pada kelompok usia 18-
Kulon, Telogorejo, Randugarut.. 49 tahun yang met need KB atau yang
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah
mengetahui hubungan antara faktor risiko yang kehamilan dan ingin menunda anak (IAT) dan
menyebabkan kejadian unmet need KB yaitu tidak ingin anak lagi (TIAL) di Kecamatan
antara usia ibu, tingkat pendidikan ibu, status Tugu tahun 2019, yaitu sebanyak 5535 orang.
pekerjaan suamu, status pekerjaan istri, jumlah Sampel dalam penelitian ini adalah ibu unmet
anak hidup, tingkat pengetahuan ibu, sikap ibu need KB atau wanita menikah pada kelompok
terhadap KB, riwayat penggunaan kontrasepsi, usia 18-49 tahun yang tidak menggunakan
efek samping kontrasepsi, penerimaan informasi kontrasepsi jenis apapun namun ingin menunda
KB, dukungan suami, dan peran petugas anak (IAT) atau tidak ingin anak lagi (TIAL) di
kesehatan. Kecamatan Tugu pada tahun 2019, yang
memenuhi kriteria inklusi dan tercatat pada
METODE tahun 2019. Kriteria inklusi kasus, meliputi 1.
Wanita menikah pada kelompok usia 18-49
Jenis penelitian yang digunakan adalah tahun berdomisili di Kecamatan Tugu
penelitian analitik observasional dengan (Kelurahan Jarakan, Kelurahan, Karanganyar,
rancangan penelitian kasus kontrol (case control). Kelurahan Mangunharjo, Kelurahan Mangkang
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Wetan, Kelurahan Mangkang Kulon,
Tugu Kota Semarang. Variabel bebas dalam Kelurahan Telogorejo dan Kelurahan
penelitian ini adalah usia ibu, tingkat Randugarut). 2. Wanita menikah pada
pendidikan ibu, status pekerjaan suamu, status kelompok usia 18-49 tahun tidak menggunakan
pekerjaan istri, jumlah anak hidup, tingkat alat kontrasepsi jenis apapun. 3. Bersedia di
pengetahuan ibu, sikap ibu terhadap KB, wawancarai.
riwayat penggunaan kontrasepsi, efek samping Sampel kontrol dalam penelitian ini
kontrasepsi, penerimaan informasi KB, adalah diambil semua wanita menikah pada
dukungan suami, dan peran petugas kesehatan. kelompok usia 18-49 tahun yang met need KB
Variabel terikat pada penelitian ini adalah atau yang menggunakan alat kontrasepsi untuk

735
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

mencegah kehamilan dan ingin menunda anak kelompok tersebut.


(IAT) dan tidak ingin anak lagi (TIAL) di Sumber data yang digunakan dalam
Kecamatan Tugu tahun 2019. Kriteria inklusi penelitian ini meliputi sumber data primer dan
kasus, meliputi: 1. Wanita menikah pada sekunder. Sumber data primer dalam penelitian
kelompok usia 18-49 tahun berdomisili di ini adalah menggunakan kuesioner. Adapun
Kecamatan Tugu (Kelurahan Jarakan, sumber data sekunder diperoleh dari laporan
Kelurahan, Karanganyar, Kelurahan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana,
Mangunharjo, Kelurahan Mangkang Wetan, laporan Balai Penyuluhan KB Kecamatan Tugu
Kelurahan Mangkang Kulon, Kelurahan dan Profil Kesehatan Indonesia.
Telogorejo dan Kelurahan Randugarut). 2. Instrumen yang digunakan dalam
Wanita menikah pada kelompok usia 18-49 penelitian ini adalah lembar kuesioner yang
tahun menggunakan alat kontrasepsi jenis sebelumnya sudah diuji validitas dan
apapun. 3. Bersedia diwawancarai. reliabilitasnya. Uji validitas dan reabilitas
Penentuan besar sampel untuk sampel instrumen dilaksanakan pada sampel yang
kelompok kasus dan sampel kelompok kontrol diambil dari luar populasi tetapi memiliki
yang akan diambil dalam penelitian ini karakteristik yang hampir sama dengan sampel
ditentukan dengan menggunakan rumus penelitian baik dari karakteristik sosial, ekonomi
Lemeshow. Perhitungan besaran sampel maupun budaya, yaitu dilakukan di wilayah
ditentukan melalui perhitungan dari nilai Odds Kecamatan Ngaliyan. Teknik pengambilan data
Ratio (OR) penelitian terdahulu yaitu OR = dalam penelitian ini yaitu wawancara dengan
3,164 (Uljanah, 2016), dengan nilai Zα sebesar menggunakan kuesioner sebagai alat serta
1,96 dan nilai Zβ sebasar 0,842. Untuk dokumentasi dalam pengumpulan data. Data
menentukan besarnya sampel minimal yang yang sudah terkumpul dilakukan penyuntingan
terdapat dalam populasi maka digunakan rumus (editing), pemberian kode (coding), memasukkan
berikut: dalam aplikasi pengolah data (entry), kemudian
penyusunan data dalam tabel-tabel (tabulating).
Analisis statistik yang akan dilakukan dalam
penelitian ini adalah analasis univariat dan
Berdasarkan perhitungan jumlah sampel analisis bivariat dengan uji Chi-square,
dengan rumus di atas, maka besar sampel yang menggunakan program SPSS versi 16.
diperlukan dalam penelitian ini sebanyak 50
responden. Untuk menghindari drop out sampel HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian, ditambah 10% dari 50 yaitu 5,
sehingga jumlah sampel minimal penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah
yaitu 55. Perbandingan kelompok kasus dan Kecamatan Tugu Kota Semarang dengan
kontrol 1:1, sehingga jumlah sampel adalah 55 memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi
kasus dan 55 kontrol. Jumlah keseluruhan dengan teknik purposive proportional random
sampel kasus dan kontrol sebesar 110 sampel. sampling. Semua responden dalam penelitian ini
Teknik pengambilan sampel pada bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Tugu
penelitian ini menggunakan pencuplikan dan tercatat dalam laporan Balai Penyuluhan
purposive proportional random sampling. Purposive Kecamatan Tugu pada bulan Febuari 2019.
sampling adalah teknik penentuan sampel Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data
dengan pertimbangan tertentu . Dalam dapat dilihat pada tabel 1.
proportional random sampling, penentuan anggota Tabel menunjukkan hasil analisis
sampel penelitian mengambil wakil-wakil dari univariat diketahui bahwa hasil penelitian di
tiap-tiap kelompok yang ada dalam populasi lapangan terdapat terdapat 28 responden pada
yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah kelompok kasus yang mengalami unmet need KB
anggota subjek yang ada dalam masing-masing (50,9%) dengan umur ≥15 tahun hingga

736
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

Tabel 1 Distribusi Analisis Univariat dan Bivariat


Kejadian Unmet need KB
Unmet
No Variabel Kategori Met Need p-value OR 95% Cl
Need
n % n %
1. Umur Ibu ≥18 tahun
hingga ≤33 28 50,9 35 63,6
tahun 0,247 - -
≥34 tahun
27 49,1 20 36,4
hingga 49 tahun
2. Tingkat Rendah 32 58,2 17 30,9 1,420-
pendidikan ibu 0,007 3,110
Tinggi 23 41,8 38 69,1 6,809
3. Status pekerjaan Tidak bekerja 5 9,1 4 7,3
suami 1,000 - -
Bekerja 50 90,0 51 92,7
4. Status pekerjaan Tidak bekerja 39 70,9 23 41,8 1,538-
0,004 3,391
istri Bekerja 16 29,1 32 58,2 7,480
5. Jumlah anak >2 14 25,5 23 41,8
0,106 - -
hidup ≤2 41 74,5 32 58,2
6. Tingkat kurang 8 14,5 4 7,3
0,359 - -
pengetahuan Baik 47 85,5 51 92,7
7. Sikap terhadap Kurang 16 29,1 13 23,6
KB 0,665 - -
Baik 39 70,9 42 76,4
8. Riwayat Belum pernah 17 30,9 0 0
1,917-
penggunaan 0,000 2,447
Sudah pernah 38 69,1 55 100 3,125
kontrasepsi
9. Efek samping Ya 35 63,6 23 41,8 1,130-
0,036 2,435
kontrasepsi tidak 20 36,4 32 58,2 5,245
10. Penerimaan Tidak menerima 9 16,4 3 5,5
0,126 - -
informasi KB Menerima 46 83,6 52 94,5
11. Dukungan Tidak
35 63,6 21 38,2 1,308-
suami mendukung 0,013 2,833
6,139
Mendukung 20 35,4 34 61,8
12. Peran petugas Tidak berperan
9 16,4 5 9,1
KB aktif 0,391 - -
Berperan aktif 46 83,6 50 90,9
Sumber : Data primer penelitian

≤33 Tahun (dewasa muda) dan 27 responden Hasil penelitian ini sama dengan
yang mengalami unmet need KB (49,1%%) penelitian yang dilakukan Hasnawatty Surya
dengan umur ≥34 tahun hingga ≤ 49 tahun Porouw (2014) yang menyatakan bahwa tidak
(dewasa tua). Pada kelompok kontrol 35 terdapat hubungan antara umur responden
responden yang mengalami unmet need KB dengan kejadian unmet need KB dengan p value
(63,3%) dengan umur ≥15 tahun hingga ≤33 0,256 (p>0,05). Manthias Asaarik (2018)
Tahun (dewasa muda) dan 20 responden yang melakukan penelitian di Ghana juga
mengalami unmet need KB (36,4%) dengan umur menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
≥34 tahun hingga ≤ 49 tahun (dewasa tua). umur responden dengan kejadian unmet need KB
Hasil analisis bivaririat antara umur Ibu dengan dengan p value 0,56 (p>0,05). Hasil penelitian
kejadian unmet need KB menggunakan uji chi- ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
square menunjukkan bahwa tidak terdapat dilakukan oleh Lisdiyanti Usman (2013) yang
hubungan yang bermakna antara umur ibu menyatakan ada hubungan antara umur
dengan kejadian unmet need KB di Kecamatan responden dengan unmet need KB (p=0,010).
Tugu Kota Semarang (nilai p = 0,247). Perbedaan dengan penelitian tersebut yaitu pada

737
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

kategori variabel yang digunakan. Pada rendah akan semakin tinggi mengalami unmet
penelitian Lisdiyanti Usman (2013), variabel need KB. Assefa Hailemariam (2016)
dikategorikan menjadi 2 yaitu dewasa muda 15- menyatakan ada hubungan antara tingkat
49 tahun dan dewasa tua ≥ 49 tahun, sedangkan pendidikan dengan kejadian unmet need KB
pada penelitian ini variabel dikategorikan (p=0,01).
menjadi 2 yaitu dewasa muda ≥15 tahun hingga Penelitian ini tidak sejalan dengan
≤33 tahun dan>33 tahun hingga ≤ 49 tahun penelitian Khaerunnisa Uljanah (2016) yang
sebagai dewasa tua. Terjadinya unmet need KB menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
berdasarkan penelitian ini dapat terjadi pada yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu
berbagai umur baik pada umur reproduksi muda dengan kejadian unmet need KB. Penelitian
maupun reproduksi tua. Dalam penelitian ini Khaerunnisa Uljanah menyatakan bahwa
kejadian unmet need paling banyak adalah semakin tinggi tingkat pendidikan ibu semakin
responden yang berusia > 20 tahun dan <35 banyak informasi kesehatan yang diperoleh
tahun. sehingga pengetahuan atau informasi mengenai
Hasil analisis univariat dari tingkat alat kontrasepsi khususnya KB akan semakin
pendidikan dikategorikan rendah dan tingginya baik, meski demikian pendidikan tidak selalu
pendidikan pada tingkat pendidikan terakhir. menjadi tolak ukur tingginya kejadian unmet
Diketahui bahwa dari 55 kasus, 58,2% memiliki need KB, menurutnya masih banyak faktor lain
status pendidikan rendah dan 41,8% memiliki tidak menggunakan KB.
status pendidikan tinggi, sedangkan untuk 55 Hasil analisis univariat dapat diketahui
orang kontrol, 30,9% memiliki pendidikan bahwa dari 55 kasus, 9,1% memiliki suami yang
rendah dan 69,1% memiliki status pendidikan tidak bekerja dan 90,9% memiliki suami bekerja,
tinggi. sedangkan 55 kontrol, 7,3% memiliki suami
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara yang tidak bekerja dan 92,7% memiliki suami
tingkat pendidikan ibu dengan kejadian unmet yang bekerja. Berdasarkan hasil analisis bivariat
need KB menggunakan uji chi-square penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara hubungan antara status pekerjaan suami dengan
tingkat pendidikan ibu dengan kejadian unmet unmet need KB di Kecamatan Tugu Kota
need KB di Kecamatan Tugu Kota Semarang. Semarang. Hal ini didasari pada hasil analisis
Hal ini didasarkan pada analisis chi square yang dengan uji fisher’s yang diperoleh p value = 1,000
diperoleh nilai p value = 0,004 (0,004< 0,05) , dimana lebih besar dari 0,05 (1,000 > 0,05)
artinya terdapat hubungan antara tingkat artinya tidak ada hubungan antara status
pendidikan dengan kejadian unmet need KB. pekerjaan suami dengan unmet need KB.
Hasil analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) Hal ini dapat menggambarkan bahwa
=3,391 menunjukkan bahwa responden yang status pekerjaan suami bukan merupakan faktor
memiliki tingkat pendidikan rendah berisiko yang berhubungan dengan unmet need KB di
3,391 terkena unmet need KB dibandingkan Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil
dengan responden yang berpendidikan tinggi. penelitian di lapangan terdapat 5 orang yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan memiliki suami tidak pekerjaan (9,1%) dan 50
penelitian Hasnawatty Surya Porrow (2014) orang yang memiliki suami bekerja (90,9%)
yang menyatakan bahwa ibu yang memiliki pada kelompok kasus, sedangkan pada
tingkat pendidikan rendah berisiko 0,372 kali kelompok kontrol 4 orang memiliki suami tidak
terkena unmet need KB dibandingkan dengan ibu bekerja (7,3%) dan 51 orang memiliki suami
yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, dengan yang bekerja (92,7%).
nilai p = 0,029. Hal ini disebabkan ibu yang Pada penelitian ini hasil tidak
memiliki pendidikan rendah memiliki berhubungan dikarenakan umumnya pekerjaan
pemahaman yang kurang tentang informasi KB, suami responden memiliki pekerjaan sebagai
sehingga peluang ibu yang berpendidikan wiraswata atau nelayan. Selain itu, meskipun

738
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

responden memiliki suami yang tidak bekerja, memiliki pekerjaan (41,8%) dan 32 orang yang
namun beberapa faktor lain yang mendukung memili pekerjaan (58,2%).
mereka mengalami unmet need KB. Hasil Dalam penelitian ini mayoritas ibu
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian berpendidikan rendah dan tidak memiliki
oleh (Uljanah, 2016) yang melakukan penelitian pekerjaan. Secara deskriptif dapat disimpulkan
di Kabupaten Tegal. Pada penelitian Uljanah bahwa peluang ibu mengalami unmet need KB
menyatakan tidak ada hubungan yang lebih kecil ditemukan pada ibu bekerja. Wanita
bermakna antara pekerjaan suami dengan yang berkerja memiliki motivasi yang lebih
kejadian unmet need KB karena p = 1,000. untuk memenuhi kebutuhan KB mereka,
Sedangkan penelitian ini tidak sejalan dengan sehingga kemungkinan mereka untuk
penelitian yang dilakukan oleh (Nazir et al., mengalami unmet need KB akan lebih kecil.
2015) yang dilakukan di Negara India tentang Penelitian ini sejalan dengan penelitian
faktor unmet need untuk keluarga berencana Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang menyatakan bahwa ada hubungan yang Hasnawatty Surya Porrow (2014) yang
signifikan mengenai status pekerjaan suami menyatakan bahwa tingkat unmet need KB dapat
dengan unmet need KB, karena keluarga yang dipengaruhi oleh pekerjaan ibu berdasarkan
memiliki suami yang tidak bekerja memiliki nilai p= 0,044 <0,05, dimana ibu yang unmet
masalah pada perekonomian keluarga sehingga need lebih banyak ditemukan pada ibu yang
daya beli menurun dan menyebabkan tidak bekerja yaitu 118 responden 49,6%. Julian
ketidakmampuan untuk membeli alat (2009) menyatakan bahwa wanita yang
kontrasepsi. memiliki pekerjaan cenderung mengalami unmet
Hasil analisis univariat dapat diketahui need KB lebih rendah dibandingkan dengan
bahwa dari 55 kasus, 70,9% tidak memiliki wanita tidak bekerja.
pekerjaan dan 29,1% memiliki pekerjaan, Penelitian ini berbeda dengan penelitian
sedangkan 55 kontrol, 41,8% tidak memiliki Fadhila ( 2016) yang menyatakan bahwa
pekerjaan dan 58,2% memiliki pekerjaan. proporsi unmet need KB ditemukan lebih tinggi
Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukkan pada ibu yang bekerja. Tingginya proporsi unmet
bahwa ada hubungan antara status pekerjaan need pada ibu bekerja lebih cenderung
ibu dengan kejadian unmet need KB di dikarenakan adanya kesibukkan dan kurangnya
Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hal ini kesempatan dalam mengakses alat kontrasepsi.
didasarkan pada hasil analisis dengan uji chi- Kesadaran ibu yang tidak bekerja untuk
square yang diperoleh p value = 0,004 dimana itu menggunakan alat KB didasarkan oleh
lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05), artinya ada perekonomian mereka yang rendah, sehingga
hubungan antara status pekerjaan responden mereka berpikir untuk mengatur jumlah
dengan kejadian unmet need KB. Dari hasil kelahiran.
analisis diperoleh nilai OR=3,391 artinya ibu Hasil analisis univariat dapat diketahui
yang tidak memiliki pekerjaan memiliki resiko bahwa dari 55 kasus, 25,5% memiliki anak
3,391 kali mengalami unmet need KB hidup >2 dan 74,5% memiliki anak hidup ≤ 2,
dibandingkan dengan ibu yang bekerja. sedangkan 55 kontrol, 41,8% memiliki anak
Hal ini dapat menggambarkan bahwa hidup >2 dan 58,2% memiliki anak hidup ≤ 2.
status pekerjaan merupakan faktor yang Berdasarkan hasil analisis bivariat penelitian
berhubungan dengan kejadian unmet need KB di menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil jumlah anak hidup dengan kejadian unmet need
penelitian di lapangan terdapat 39 orang yang KB di Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hal ini
tidak memiliki pekerjaan (70,9%) dengan unmet didasarkan pada hasil analisis dengan uji chi
need KB dan 16 orang memiliki pekerjaan square yang diperoleh p value = 0,106 dimana itu
(29,1%) dengan unmet need KB, sedangkan pada lebih besar dari 0,05 (0,106 > 0,05), artinya
kelompok kontrol terdapat 23 orang yang tidak tidak ada hubungan antara jumlah anak dengan

739
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

kejadian unmet need KB. alat kontrasepsi. Bagi individu baru mempunyai
Hal ini dapat menggambarkan bahwa satu anak, alasan tidak menggunakan alat
jumlah anak hidup bukan merupakan faktor kontrasepsi adalah karena ingin menambah
yang berhubungan dengan kejadian unmet need anak lagi (Ramdhani, 2017).
KB di Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil Hasil analisis univariat dapat diketahui
penelitian di lapangan terdapat 14 responden bahwa dari 55 kasus, 14,5% memiliki
(25,5%) yang memiliki anak lebih dari 2 dan 41 pengetahuan KB kurang baik dan 7,3%
responden (74,5%) yang memiliki anak kurang memiliki pengetahuan KB baik, sedangkan 55
dari 2, sedangkan pada kelompok kontrol 23 kontrol, 7,3% memiliki pengetahuan KB kurang
responden (41,8) memiliki anak lebih dari 2 dan baik dan 92,7% memiliki pendidikan KB baik.
32 responden (58,2) memiliki anak kurang dari Berdasarkan hasil analisis bivariat penelitian
2. menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan KB dengan unmet need KB
unmet need KB dapat terjadi pada paritas rendah di Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hal ini
ataupun pada paritas tinggi. Ada sebagian didasarkan pada hasil analisis dengan uji chi
pasangan usia subur ingin menunda kehamilan, square yang diperoleh p value 0,359 dimana itu
menjarangkan atau mengakhiri kehamilan tetapi lebih besar dari 0,05 (0,359 > 0,05), artinya
tidak menggunakan kontrasepsi dengan alasan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan
takut efek samping bila menggunakan alat KB dengan unmet need KB.
kontrasepsi dan jika menggunakan alat Hal ini dapat menggambarkan bahwa
kontrasepsi takut kesuburanya tidak segera tingkat pengetahuan KB bukan merupakan
kembali. faktor yang berhubungan dengan unmet need KB
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil di Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil
penelitian sebelumnya oleh (Sariyati, penelitian di lapangan terdapat 8 responden
Mulyaningsih, & Sugiharti, 2015) bahwa tidak (14,5%) memiliki tingkat pengetahuan KB
ada hubungan yang signifikan antara jumlah kurang baik dan 47 responden (85,5%) memiliki
anak masih hidup dengan kejadian unmet need tingkat pengetahuan KB baik pada kelompok
KB, dengan nilai p sebesar 0,061. Terdapat pola kasus, sedangkan pada kelompok kontrol 4
penggunaan alat kontrasepsi berbeda antara responden (7,3%) memiliki tingkat pengetahuan
perempuan dengan paritas tinggi dan paritas KB kurang baik dan 51 responden (92,7%)
rendah. Penggunaan kontrasepsi meningkat memiliki tingkat pengetahuan baik.
pada perempuan dengan paritas tinggi. Jumlah Pada penelitian ini sejalan dengan
dan jenis kelamin anak yang hidup memiliki penelitian yang dilakukan oleh (Uljanah, 2016),
pengaruh besar terhadap penerimaan metode menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara
keluarga berencana. Semakin banyak jumlah tingkat pengetahuan KB dengan unmet need KB
anak yang masih hidup akan meningkatkan dengan nilai p =0,552. Hal ini disebabkan
penggunaan kontrasepsi. Perempuan yang sebagaian besar responden dengan pengetahuan
memiliki satu orang anak hidup penggunaan baik juga mengalami kejadian unmet need KB.
kontrasepsinya lebih rendah dibandingkan yang Responden yang berpengetahuan baik namun
memiliki dua atau lebih dari tiga orang anak. juga unmet need KB dikarenakan beberapa
Perempuan dengan jumlah anak sedikit responden mengalami efek samping saat
memiliki keinginan untuk mendapatkan anak menggunakan alat kontrasepsi, sehingga timbul
dengan jenis kelamin yang berbeda. keengganan responden untuk menggunakan alat
Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil kontrasepsi apapun, sehingga umumnya
penelitian yang menunjukkan bahwa jumlah pengetahuan mereka bagus mereka tidak
anak hidup berhubungan dengan kejadian unmet menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan
need KB (Porouw et al., 2014). Jumlah anak tersebut. Hasil penelitian ini tidak sejalan
mempengaruhi seseorang dalam menggunakan dengan penelitian (Risnawati Wahab, Agus

740
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

Fitriangga, 2014) yang menyatakan terdapat Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
hubungan tingkat pengetahuan KB terhadap penelitian Fadyan Ratna Dewi (2018) analisis
kejadian unmet need KB. data yang dilakukan dengan uji chi square
Menurut Notoatmodjo (Notoatmodjo, dengan p value 0,261 > 0,05, artinya tidak ada
2010) pengetahuan mempunyai enam tingkatan hubungan yang signifikan sikap istri dengan
antara lain tahu, memahami, aplikasi, analisis, kejadian unmet need KB. Pada penelitian ini
sintesis dan evaluasi. Masyarakat yang memiliki sebagaian responden masih memiliki
pengetahuan tentang KB diharapkan sampai pemahaman bahwa istri yang harus
pada tingkatan aplikasi yakni mampu untuk menggunakan alat kontrasepsi. Sikap
menggunakan materi yang telah dipelajari merupakan keadaan mental dan saraf atas
(metode KB) pada situasi atau kondisi kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang
sebenarnya. Apabila banyak orang yang memberikan pengaruh dinamika atau tararah
mengaplikasikan pengetahuannya maka akan terhadap individu pada semua obyek dan situasi
berpengaruh pada peningkatan cakupan yang berkaitan dengannya. Sikap positif
pemakaian kontrasepsi yang berguna untuk terhadap program KB akan berpengaruh pada
menurunkan prevalensi kejadian unmet need KB. psikologi individu dalam penggunaan alat/cara
Sebaliknya, kurangnya pengetahuan tentang KB kontrasepsi (Widayatun, 2009).
menyebabkan sedikitnya penggunaan Berbeda dengan penelitian yang
kontrasepsi dan meningkatkan kejadian unmet dilakukan oleh Nurul Huda Fadhila (2015),
need KB. menyatakan terdapat hubungan antara sikap
Hasil analisis univariat dapat diketahui terhadap KB dengan kejadian unmet need KB
bahwa dari 55 kasus, 29,1% memiliki sikap dengan p value 0,030 kurang dari 0,05. Semakin
terhadap KB kurang baik dan 70,9% memiliki kurang baik sikap responden terhadap KB maka
sikap terhadap KB yang baik, sedangkan 55 semakin besar peluang terjadinya unmet need KB
kontrol, 23,6% memiliki sikap terhadap KB .
kurang baik dan 76,4% memiliki sikap terhadap Hasil analisis univariat dapat diketahui
KB yang baik. Berdasarkan hasil analisis bahwa dari 55 kasus, 30,9% tidak memiliki
bivariat penelitian menunjukkan bahwa tidak riwayat penggunaan KB dan 69,1% memiliki
ada hubungan antara sikap terhadap KB dengan riwayat penggunaan KB, sedangkan 55 kontrol,
kejadian unmet need KB di Kecamatan Tugu 0% tidak memiliki riwayat penggunaan KB dan
Kota Semarang. Hal ini didasarkan pada hasil 100,0% memiliki riwayat penggunaan KB.
analisis dengan uji chi square yang diperoleh p Berdasarkan hasil analisis bivariat penelitian
value 0,665 dimana itu lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan yang
(0,665 > 0,05), artinya tidak ada hubungan signifikan antara efek samping KB dengan
antara sikap terhadap KB dengan kejadian kejadian unmet need KB di Kecamatan Tugu
unmet need KB. Kota Semarang. Hal ini didasarkan dari hasil
Hal ini dapat menggambarkan bahwa analisis dengan uji chi square yang diperoleh nilai
sikap terhadap KB bukan merupakan faktor p value = 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil
yang berhubungan dengan kejadian unmet need dari 0,05 (0,000 < 0,05), artinya terdapat
KB di Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil hubungan antara riwayat penggunaan KB
penelitian di lapangan terdapat 16 responden dengan kejadian unmet need KB. Hasil analisis
(29,1%) yang memiliki sikap terhadap KB diperoleh nilai OR = 2,447 menunjukkan bahwa
kurang baik dan 39 responden (70,9%) yang responden yang memiliki riwayat penggunaan
memiliki sikap terhadap KB baik pada KB berisiko 2,447 kali lebih besar untuk terkena
kelompok kasus, sedangkan pada kelompok unmet need KB dibandingkan dengan responden
kontrol 13 responden (23,6%) memiliki sikap yang memiliki riwayat penggunaan KB.
terhadap KB kurang baik dan 42 responden Dapat diketahui bahwa dari 55 kasus,
(76,4%) memiliki sikap terhadap KB baik. 30,9% tidak memiliki riwayat penggunaan KB

741
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

dan 69,1% memiliki riwayat penggunaan KB, Hal ini dapat menggambarkan bahwa
sedangkan 55 kontrol, 0% tidak memiliki efek samping KB merupakan faktor yang
riwayat penggunaan KB dan 100,0% memiliki berhubungan dengan kejadian unmet need KB di
riwayat penggunaan KB. Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil
Penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian di lapangan terdapat 35 responden
Lata (2012) yang menyimpulkan bahwa hasil (63,6%) yang mengalami efek samping KB dan
prevalensi unmet need KB dipengaruhi oleh efek 20 responden (36,4%) yang tidak mengalami
samping dari riwayat penggunaan kontrasepsi efek samping KB pada kelompok kasus,
sebelumnya. Menurutnya riwayat pemakaian sedangkan pada keompok kontrol, 23 responden
kontrasepsi memberikan kontribusi terhadap (41,8%) mengalami efek samping KB dan 32
tingginya kejadian unmet need KB. responden (58,2%) tidak mengalami efek
Penelitian ini tidak sejalan dengan samping KB.
penelitian yang dilakukan oleh Sheree Schwartz Hasil penelitian ini sejalan dengan
(2015) yang menyatakan bahwa riwayat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
penggunaan kontrasepsi tidak berhubungan Kandel (2012) dalam penelitianya peneliti
dengan unmet need KB ( p value 0,716). Riwayat meneliti beberapa variabel, diantarannya adalah
penggunaan kontrasepsi dimulai dari takut efek samping (fear of side effect), Kandel
penggunaan alat kontrasepsi yang kemudian menerangkan bahwa ada hubungan takut efek
mengakibatkan gangguan kesehatan seseorang. samping kontrasepsi dengan unmet need KB
Penggunaan kontrasepsi membuat perempuan (pvalue = 0,010). Kandel menemukan bahwa
lebih memahami dan bisa mengambil tindakan dari 63 responden yang unmet need KB,
yang tepat dalam mengatasi berbagai masalah sebanyak 55,9% diantaranya merasa takut
kesehatan yang timbul pada dirinya. Akan terhadap efek samping kontrasepsi dan 14,3%
tetapi, saat ini telah banyak perempuan yang responden melaporkan takut efek samping
lebih memilih untuk tidak menggunakan alat menjadi menjadi alasan untuk tidak
kontrasepsi dengan alasan kekhawatiran menggunakan kontrasepsi. Berbeda dengan
mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan penelitian yang dilakukan oleh Khaerunnisa
dari penggunaan alat kontrasepsi. Uljanah (2016) penelitian ini menunjukkan
Hasil analisis univariat dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
bahwa dari 55 kasus, 63,6% responden memiliki antara efek samping dengan kejadian unmet need
efek samping terhadap KB dan 36,4% tidak KB (p value 0,415).
memiliki efek samping KB, sedangkan 55 Pada penelitian ini responden
kontrol,41,8% responden memiliki efek samping menyatakan bahwa pada umumnya setiap
terhadap KB dan 58,2% tidak memiliki efek kontrasepsi yang dipakai menimbulkan efek
samping KB. Berdasarkan hasil analisis bivariat samping. Sehingga mereka enggan
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan menggunakan kontrasepsi yang akhirnya akan
yang signifikan antara efek samping KB dengan berdampak pada kesehatan mereka seperti
kejadian unmet need KB di Kecamatan Tugu pusing kepala, mual, gangguan meanstruasi,
Kota Semarang. Hal ini didasarkan pada hasil merasakan kedinginan, timbul bercak-bercak
analisis dengan uji chi square yang diperoleh p pada wajah, perubahan berat badan spontan,
value = 0,036 dimana lebih kecil dari 0,05 (0,036 keputihan, serta efek samping lainnya.
< 0,05), artinya ada hubungan antara efek Hasil analisis univariat dapat diketahui
samping KB dengan kejadian unmet need KB. bahwa dari 55 kasus, 16,4% tidak menerima
Dari hasil analisis diperoleh OR = 2,435 artinya informasi KB dan 83,6% menerima informasi
ibu yang mengalami efek samping KB memiliki KB, sedangkan 55 kontrol, 5,5% tidak
resiko 2,435 kali mengalami unmet need KB menerima informasi KB dan 94,5% menerima
dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami informasi KB. Berdasarkan hasil analisis
efek samping KB. bivariat penelitian menunjukkan bahwa tidak

742
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

ada hubungan antara penerimaan informasi KB informasi KB atau KIE kontrasepsi dengan
dengan kejadian unmet need KB di Kecamatan unmet need KB, dari hasil statistika yang
Tugu Kota Semarang. Hal ini didasakan pada diperoleh p value 0,004 < 0,05 (OR 5,8, 95%Cl
hasil analisis dengan uji chi square yang 1,9-18,7) sehingga secara statistika penerimaan
diperoleh p value 0,126 dimana itu lebih besar informasi KB berhubungan dengan kejadian
dari 0,05 (0,126 > 0,05), artinya tidak ada unmet need KB.
hubungan antara penerimaan informasi KB Hasil analisis univariat dapat diketahui
dengan kejadian unmet need KB. bahwa dari 55 kasus, 63,6% tidak memiliki
Hal ini dapat menggambarkan bahwa dukungan suami dan 35,4% memiliki dukungan
penerimaan informasi KB bukan merupakan suami, sedangkan 55 kontrol, 38,2% tidak
faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet memiliki dukungan suami dan 61,8% memiliki
need KB di Kecamatan Tugu Kota Semarang. dukungan suami. Berdasarkan hasil analisis
Hasil penelitian di lapangan terdapat 9 bivariat penelitian menunjukkan bahwa ada
responden (16,4%) yang tidak menerima hubungan yang signifikan antara dukungan
informasi KB dan 46 responden (83,6%) yang suami dengan kejadian unmet need KB di
nemerima infomasi KB pada kelompok kasus, Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hal ini
sedangkan pada kelompok kontrol, 3 responden didasarkan pada hasil analisis dengan uji chi
(5,5%) tidak menerima informasi KB dan 52 square yang diperoleh p value = 0,013 dimana itu
responden (94,5%) yang menerima informasi lebih kecil dari 0,05 (0,013 < 0,05), artinya ada
KB. hubungan antara dukungan suami dengan
Pemberian KIE atau informasi KB kejadian unmet need KB. Dari hasil analisis
melalui kegiatan konseling merupakan aspek diperoleh nilai OR = 2,833 artinya responden
yang sangat penting dalam pelayanan KB. yang tidak mendapatkan dukungan dari suami
Dengan melakukan konseling berarti petugas memiliki resiko 2,833 kali mengalami unmet need
membantu masyarakat dalam memilih dan KB dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan
memutuskan jenis kontrasepsi yang akan dukungan suami.
digunakan sesuai pilihannya. Konseling yang Hal ini menggambarkan bahwa
baik akan membantu klien dalam menggunakan dukungan suami merupakan faktor yang
kontrasepsi lebih lama dan meningkatkan berhubungan dengan kejadian unmet need KB di
keberhasilan KB. Namun, seringkali konseling Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil
diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik penelitian di lapangan terdapat 35 responden
karena petugas tidak mempunyai waktu dan (63,6%) tidak mendapatkan dukungan dari
mereka tidak mengetahui bahwa konseling suami dan 20 responden (35,4%) mendapatkan
masyarakat akan lebih mengikuti nasihat dukungan dari suami pada kelompok kasus.
(Saifuddin, Sumapraja, Wiiknjosastro, & Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 21
Prawirohardjo, 2003). Adapnya penyuluhan responden (38,2%) tidak mendapatkan
mengenai Kb yang intensif mempengaruhi dukungan dari suami dan 34 responden (61,8%)
keputusan masyarakat dalam berKB (Zuhriyah, mendapatkan dukungan dari suami.
2017). Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khaerunnisa Uljanah
yang dilakukan oleh Sari Handayani Utami (2016) yang menyatakan dukungan suami
(2013) yang menyatakan tidak ada hubungan terdapat hubungan dengan kejadian unmet need
antara konseling KB atau penerimaan informasi KB (p=0,001). Hal ini menunjukkan bahwa
KB dengan kejadian unmet need KB. Pada uji responden yang tidak mendapatkan dukungan
statistika menggunakan chi square diperoleh nilai dari suami berisiko 9,886 kali lebih besar untuk
p=0,583 (p>0,05). Berbeda dengan penelitian terkena unmet need KB dibandingkan dengan
yang dilakukan oleh Sohibun (2015) responden yang mendapatkan dukungan dari
menyatakan ada hubungan antara penerimaan suami. Penelitian Nurjannah S (2017) juga

743
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

menyatakan bahwa ada hubungan antara kelompok kontrol, 5 responden (9,1%) tidak
dukungan suami dengan kejadian unmet need KB menerima informasi KB dan 50 responden
(p=0,010). (90,9%) yang menerima informasi kesehatan.
Dukungan suami sangat dibutuhkan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
untuk menjaga kestabilan responden dalam yang dilakukan oleh Athanase Nzokirishaka
penggunaan kontrasepsi. Dukungan suami juga (Nzokirishaka, 2018) bahwa peran petugas KB
memperngaruhi pasangan tersebut melakukan tidak ada hubungan dengan kejadian unmet need
perilaku ber-KB. Dalam penelitian yang KB nilai p value 0,174 (p>0,05). Berbeda dengan
dilakikan Handayani (2010) yang mengatakan penelitian penelitian Assefa Hailemariam (2016)
bahwa budaya patrilineal yang dijadikan pria juga menyatakan ada hubungan antara peran
sebagai kepala keluarga yang menjadikan pria petugas KB dengan kejadian unmet need KB p
sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab value 0,02 (p<0,05). Tidak adanyaa perbedaan
terhadap fasilitas. kejadian unmet need KB pada wanita yang
Pandangan serta dukungan suami tentang mendapatkan peran atau tidak dari petugas KB
KB akan sangat berpengaruh terhadap dapat disebabkan faktor tertentu.
keputusan di dalam keluarga untuk Peran petugas KB berguna untuk
menggunakan alat atau cara KB tertentu. memberikan informasi terkait KB pada
Beberapa alasan suami tidak mendukung kelompok masyarakat khususnya wanita usia
istrinya menggunakan alat/cara kontrasepsi subur. Dengan mengetahui informasi KB, WUS
yaitu suami memang tidak mengerti tentang KB diharapkan mengetahui manfaat penggunaan
sehingga suami merasa acuh tak acuh dan tidak kontrasepsi dan bergabung menjadi aseptor KB.
peduli dengan penggunaan kontrasepsi yang Apabila WUS sudah menggunakan kontrasepsi
sangat didistribusi oleh istrinya. maka diharapkan penggunaan kontrasepsi dapat
Hasil analisis univariat dapat diketahui berlangsung secara berkesinambungan yang
bahwa dari 55 kasus, 16,4% menyatakan bahwa berguna untuk menunda atau membatasi
petugas KB tidak memiliki peran aktif dan kehamilan. Tingginya penggunaan KB di
83,6% menyatakan bahwa petugas KB memiliki masyarakat atau suatu daerah dapat
peran aktif, sedangkan 55 kontrol, 9,1% mengurangi kejadian unmet need KB.
menyatakan bahwa petugas KB tidak memiliki
peran aktif dan 90,9% menyatakan bahwa PENUTUP
petugas KB memiliki peran aktif. Berdasarkan
hasil analisis bivariat penelitian menunjukkan Simpulan dalam penelitian kejadian
bahwa tidak ada hubungan antara peran petugas unmet need KB di Kecamatan Tugu Kota
KB dengan kejadian unmet need KB di semarang yaitu tingkat pendidikan responden,
Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hal ini status pekerjaan responden, riwayat pemakaian
didasakan pada hasil analisis dengan uji chi KB, efek samping KB dan dukungan suami.
square yang diperoleh p value 0,391 dimana itu Faktor yang tidak berhubungan dengan kejadian
lebih besar dari 0,05 (0,391 > 0,05), artinya unmet need KB yaitu umur responden, status
tidak ada hubungan antara peran petugas KB pekerjaan suami, jumlah anak hidup, tingkat
dengan kejadian unmet need KB. pengetahuan, sikap terhadap KB, penerimaan
Hal ini dapat menggambarkan bahwa informasi KB, dan Peran Petugas KB.
peran petugas KB bukan merupakan faktor yang Saran penelitian bagi masyarakat
berhubungan dengan kejadian unmet need KB di perlunya perilaku tidak hanya para istri namun
Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil juga para suami untuk aktif mendapatkan
penelitian di lapangan terdapat 9 responden informasi edukasi mengenai KB dan perlunya
(16,4%) yang tidak menerima informasi KB dan menambah wawasan mengenai KB beserta
46 responden (83,6%) yang nemerima infomasi manfaat secara langsung (kesehatan) maupun
KB pada kelompok kasus, sedangkan pada tidak langsung (kesejahteraan).

744
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

DAFTAR PUSTAKA Developing Country : An Observational Cross


Sectional Study, 6(1), 86–91.
Assefa Hailemariam, F. H. (2016). Factor Affecting Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan.
Unmet Need For Family Planning In Jakarta: Rineka Cipta.
Southern Nations, Nationalities and Peoples Nurjannah. (2017). Faktor – Faktor Yang
Region, Ethiopia, Vol 21 No, 77–89. Mempengaruhi Unmet Di Kelurahan Patehan
Bradley, S. E. K., Croft, T. N., Fishel, J. D., & Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Unmet
Westoff, C. F. (2012). Revising Unmet Need For Need Pada Pasangan Usia Subur ( PUS ).
Family Planning. Calverton, Maryland, USA: Nzokirishaka, A. (2018). Determinants of unmet
ICF Internasional. need for family planning among married
Bureau, P. R. (2016). 2016 World Population Data Sheet women of reproductive age in Burundi : a
with A Special Focus On Human Needs and cross-sectional study, 1–13.
Sustainable Resources. WashingtonDC. Porouw, H. S., Kesehatan, P., & Gorontalo, K.
Bureau, P. R. (2017). 2017 World Population Data Sheet (2014). Faktor-faktor yang Berhubungan
With A Special Focus On Youth. dengan Kebutuhan Keluarga Berencana Yang
WashingtonDC. Tidak Terpenuhi (unmet need) di Kecamatan
Bureau, P. R. (2018). World with a Special Focus on Sipatan Kota Gorontalo.
Changing Age Structures. WashingtonDC. Priohutomo, S. (2018). Kebijakan dan strategi program
DALDUKKB. (2018). Program KB dan Kesehatan kkbpk dalam meningkatkan pelayanan kesehatan
Reproduksi PUS Bukan Peserta KB. Semarang. ibu. Balikpapan.
Fadhila, N. H., Widoyo, R., & Elytha, F. (2016). Ramdhani, R. A. (2017). Gambaran Faktor-faktor
Unmed need keluarga berencana pada yang Mempengaruhi Unmet Need pada
pasangan usia subur di kecamatan padang Pasangan Usia Subur (PUS) di Kelurahan
barat tahun 2015, 10, No. 2, 151–156. Sorosutan RW 11 Yogyakarta.
Handayani, S. (2010). Pelayanan Keluarga Berencana. Rismawati, S. (2014). Unmet Need : Tantangan
Yogyakarta: Pustaka Rihama. Program Keluarga Berencana dalam
Huda, A. (2016). faktor-faktor yang mempengaruhi Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030.
kejadian unmet need KB di Puskesmas Risnawati Wahab, Agus Fitriangga, M. H. (2014).
Bandarharjo Kecamatana Semarang Utara. Hubungan antara Faktor Pengetahuan Istri
Infodatin KB. (2014). Infodatin Analisis Keluarga dan Dukungan Suami Terhadap Kejadian
Berencana. Jakarta : Kementrian Kesehatan Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur
RI. di Kelrahan Siantan Tengah Kecamatan
Juliaan, F. (2009). Analisis Lanjut SDKI 2017 : Pontianak Utara Tahun 2014, 1–19.
Unmet Need dan Kebutuhan Pelayanan KB Saifuddin, A. B., Sumapraja, S., Wiiknjosastro, H., &
di Indonesia. BKKBN, 91, 399–404. Prawirohardjo, S. (2003). Buku Panduan
K lata. (2012). Prevalence an Determinants of Unmet Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBPSP.
Need for Family Planning in Kishanganj Sariyati, S., Mulyaningsih, S., & Sugiharti, S. (2015).
district, Bihar, India., Global Jou. Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya
Kandel, N. (2012). No Title. Unmet Need For Unmet Need KB pada Pasangan Usia Subur (
Contraception and Its Associated Factors Among PUS ) di Kota Yogyakarta, 3 No. 3, 123–128.
Married Women of Reproductive Age In Simichaer Schwartz, S., Papworth, E., Thiam-niangoin, M.,
VDC of Gulmi District. Health Prospect, 11:1. Abo, K., Drame, F., Diouf, D., … Baral, S.
Kemenkes. (2017). Dukungan sektor kesehatan dalam (2015). An Urgent Need for Integration of
mengatasi disparitas program keluarga berencana Family Planning Services Into HIV Care : The
dan kesehatan reproduksi. High Burden of Unplanned Pregnancy ,
Mathias, J. A., & Wilfred, B. (2018). Factors Termination of Pregnancy , and Limited
Influencing Unmet Need for Family Planning Contraception Use ˆ te d ’ Ivoire Among
among Women in Fertility Age ( 15-49 Years Female Sex Workers in Co, 68, 91–98.
Old ) in West Mamprusi District in the SDKI. (2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
Northern Region of Ghana, 11(2), 883–895. 2012. Jakarta : Puslitbang Kependudukan.
Nazir, S., Mittal, A., Anand, B. K., Goel, R. K. D., SDKI. (2017). Survei Demografi dan Kesehatan 2017.
Singh, J., & Rashid, A. (2015). Determinants Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Of Unmet Need For Family Planning In A

745
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)

Sohibun. (2015). Faktor Risiko Kejadian Unmet Berhubungan dengan Kejadian unmet need
Need KB di Desa Keseneng Kecamatan KB Pasangan Usia Subur Terhadap
Sumowono Kabupaten Semarang, 3. Kehamilan yang Tidak Diinginkan. Kesehatan
Taher, A. (2013). Rencana Aksi Nasional Pelayanan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar.
Keluarga Berencana 2014-2015. In Utami, S. H. (2013). Artikel Penelitian Pasca-Salin
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta : IUD post-placenta di Kamar Rawat Pasca-
Kementrian Kesehatan RI. bersalin, 2(3), 158–163.
Uljanah, K. (2016). Hubungan Faktor Risiko Widayatun, T. (2009). Ilmu Perilaku M.A.104. Jakarta:
Kejadian Unmet Need Kb Kecamatan CV Agung.
Adiwerna , Kabupaten Tegal , Triwulan III Zuhriyah, A., Indarjo, S., & Raharjo, B. B. (2017).
Tahun 2016, 4. Kampung Keluarga Berencana dalam
Usman, L. (2013). Hubungan beberapa faktor dengan Peningkatan Efektivitas Program Keluarga
kejadian unmet need keluarga berencana di Berencana. Hieia Jurnal of Public Health
Kelurahan Bulu Lor Faktor yang Research and Development, 1(4), 1–13.

746

Anda mungkin juga menyukai