Siti Nurhalimah 1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Univesitas Negeri Semarang, Indonesia
1
Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 e ISSN 1475-222656
E-mail: Imma1363@gmail.com
733
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
734
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
735
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
736
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
≤33 Tahun (dewasa muda) dan 27 responden Hasil penelitian ini sama dengan
yang mengalami unmet need KB (49,1%%) penelitian yang dilakukan Hasnawatty Surya
dengan umur ≥34 tahun hingga ≤ 49 tahun Porouw (2014) yang menyatakan bahwa tidak
(dewasa tua). Pada kelompok kontrol 35 terdapat hubungan antara umur responden
responden yang mengalami unmet need KB dengan kejadian unmet need KB dengan p value
(63,3%) dengan umur ≥15 tahun hingga ≤33 0,256 (p>0,05). Manthias Asaarik (2018)
Tahun (dewasa muda) dan 20 responden yang melakukan penelitian di Ghana juga
mengalami unmet need KB (36,4%) dengan umur menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
≥34 tahun hingga ≤ 49 tahun (dewasa tua). umur responden dengan kejadian unmet need KB
Hasil analisis bivaririat antara umur Ibu dengan dengan p value 0,56 (p>0,05). Hasil penelitian
kejadian unmet need KB menggunakan uji chi- ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang
square menunjukkan bahwa tidak terdapat dilakukan oleh Lisdiyanti Usman (2013) yang
hubungan yang bermakna antara umur ibu menyatakan ada hubungan antara umur
dengan kejadian unmet need KB di Kecamatan responden dengan unmet need KB (p=0,010).
Tugu Kota Semarang (nilai p = 0,247). Perbedaan dengan penelitian tersebut yaitu pada
737
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
kategori variabel yang digunakan. Pada rendah akan semakin tinggi mengalami unmet
penelitian Lisdiyanti Usman (2013), variabel need KB. Assefa Hailemariam (2016)
dikategorikan menjadi 2 yaitu dewasa muda 15- menyatakan ada hubungan antara tingkat
49 tahun dan dewasa tua ≥ 49 tahun, sedangkan pendidikan dengan kejadian unmet need KB
pada penelitian ini variabel dikategorikan (p=0,01).
menjadi 2 yaitu dewasa muda ≥15 tahun hingga Penelitian ini tidak sejalan dengan
≤33 tahun dan>33 tahun hingga ≤ 49 tahun penelitian Khaerunnisa Uljanah (2016) yang
sebagai dewasa tua. Terjadinya unmet need KB menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
berdasarkan penelitian ini dapat terjadi pada yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu
berbagai umur baik pada umur reproduksi muda dengan kejadian unmet need KB. Penelitian
maupun reproduksi tua. Dalam penelitian ini Khaerunnisa Uljanah menyatakan bahwa
kejadian unmet need paling banyak adalah semakin tinggi tingkat pendidikan ibu semakin
responden yang berusia > 20 tahun dan <35 banyak informasi kesehatan yang diperoleh
tahun. sehingga pengetahuan atau informasi mengenai
Hasil analisis univariat dari tingkat alat kontrasepsi khususnya KB akan semakin
pendidikan dikategorikan rendah dan tingginya baik, meski demikian pendidikan tidak selalu
pendidikan pada tingkat pendidikan terakhir. menjadi tolak ukur tingginya kejadian unmet
Diketahui bahwa dari 55 kasus, 58,2% memiliki need KB, menurutnya masih banyak faktor lain
status pendidikan rendah dan 41,8% memiliki tidak menggunakan KB.
status pendidikan tinggi, sedangkan untuk 55 Hasil analisis univariat dapat diketahui
orang kontrol, 30,9% memiliki pendidikan bahwa dari 55 kasus, 9,1% memiliki suami yang
rendah dan 69,1% memiliki status pendidikan tidak bekerja dan 90,9% memiliki suami bekerja,
tinggi. sedangkan 55 kontrol, 7,3% memiliki suami
Berdasarkan hasil analisis bivariat antara yang tidak bekerja dan 92,7% memiliki suami
tingkat pendidikan ibu dengan kejadian unmet yang bekerja. Berdasarkan hasil analisis bivariat
need KB menggunakan uji chi-square penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara hubungan antara status pekerjaan suami dengan
tingkat pendidikan ibu dengan kejadian unmet unmet need KB di Kecamatan Tugu Kota
need KB di Kecamatan Tugu Kota Semarang. Semarang. Hal ini didasari pada hasil analisis
Hal ini didasarkan pada analisis chi square yang dengan uji fisher’s yang diperoleh p value = 1,000
diperoleh nilai p value = 0,004 (0,004< 0,05) , dimana lebih besar dari 0,05 (1,000 > 0,05)
artinya terdapat hubungan antara tingkat artinya tidak ada hubungan antara status
pendidikan dengan kejadian unmet need KB. pekerjaan suami dengan unmet need KB.
Hasil analisis diperoleh nilai Odds Ratio (OR) Hal ini dapat menggambarkan bahwa
=3,391 menunjukkan bahwa responden yang status pekerjaan suami bukan merupakan faktor
memiliki tingkat pendidikan rendah berisiko yang berhubungan dengan unmet need KB di
3,391 terkena unmet need KB dibandingkan Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil
dengan responden yang berpendidikan tinggi. penelitian di lapangan terdapat 5 orang yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan memiliki suami tidak pekerjaan (9,1%) dan 50
penelitian Hasnawatty Surya Porrow (2014) orang yang memiliki suami bekerja (90,9%)
yang menyatakan bahwa ibu yang memiliki pada kelompok kasus, sedangkan pada
tingkat pendidikan rendah berisiko 0,372 kali kelompok kontrol 4 orang memiliki suami tidak
terkena unmet need KB dibandingkan dengan ibu bekerja (7,3%) dan 51 orang memiliki suami
yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, dengan yang bekerja (92,7%).
nilai p = 0,029. Hal ini disebabkan ibu yang Pada penelitian ini hasil tidak
memiliki pendidikan rendah memiliki berhubungan dikarenakan umumnya pekerjaan
pemahaman yang kurang tentang informasi KB, suami responden memiliki pekerjaan sebagai
sehingga peluang ibu yang berpendidikan wiraswata atau nelayan. Selain itu, meskipun
738
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
responden memiliki suami yang tidak bekerja, memiliki pekerjaan (41,8%) dan 32 orang yang
namun beberapa faktor lain yang mendukung memili pekerjaan (58,2%).
mereka mengalami unmet need KB. Hasil Dalam penelitian ini mayoritas ibu
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian berpendidikan rendah dan tidak memiliki
oleh (Uljanah, 2016) yang melakukan penelitian pekerjaan. Secara deskriptif dapat disimpulkan
di Kabupaten Tegal. Pada penelitian Uljanah bahwa peluang ibu mengalami unmet need KB
menyatakan tidak ada hubungan yang lebih kecil ditemukan pada ibu bekerja. Wanita
bermakna antara pekerjaan suami dengan yang berkerja memiliki motivasi yang lebih
kejadian unmet need KB karena p = 1,000. untuk memenuhi kebutuhan KB mereka,
Sedangkan penelitian ini tidak sejalan dengan sehingga kemungkinan mereka untuk
penelitian yang dilakukan oleh (Nazir et al., mengalami unmet need KB akan lebih kecil.
2015) yang dilakukan di Negara India tentang Penelitian ini sejalan dengan penelitian
faktor unmet need untuk keluarga berencana Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang menyatakan bahwa ada hubungan yang Hasnawatty Surya Porrow (2014) yang
signifikan mengenai status pekerjaan suami menyatakan bahwa tingkat unmet need KB dapat
dengan unmet need KB, karena keluarga yang dipengaruhi oleh pekerjaan ibu berdasarkan
memiliki suami yang tidak bekerja memiliki nilai p= 0,044 <0,05, dimana ibu yang unmet
masalah pada perekonomian keluarga sehingga need lebih banyak ditemukan pada ibu yang
daya beli menurun dan menyebabkan tidak bekerja yaitu 118 responden 49,6%. Julian
ketidakmampuan untuk membeli alat (2009) menyatakan bahwa wanita yang
kontrasepsi. memiliki pekerjaan cenderung mengalami unmet
Hasil analisis univariat dapat diketahui need KB lebih rendah dibandingkan dengan
bahwa dari 55 kasus, 70,9% tidak memiliki wanita tidak bekerja.
pekerjaan dan 29,1% memiliki pekerjaan, Penelitian ini berbeda dengan penelitian
sedangkan 55 kontrol, 41,8% tidak memiliki Fadhila ( 2016) yang menyatakan bahwa
pekerjaan dan 58,2% memiliki pekerjaan. proporsi unmet need KB ditemukan lebih tinggi
Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukkan pada ibu yang bekerja. Tingginya proporsi unmet
bahwa ada hubungan antara status pekerjaan need pada ibu bekerja lebih cenderung
ibu dengan kejadian unmet need KB di dikarenakan adanya kesibukkan dan kurangnya
Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hal ini kesempatan dalam mengakses alat kontrasepsi.
didasarkan pada hasil analisis dengan uji chi- Kesadaran ibu yang tidak bekerja untuk
square yang diperoleh p value = 0,004 dimana itu menggunakan alat KB didasarkan oleh
lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05), artinya ada perekonomian mereka yang rendah, sehingga
hubungan antara status pekerjaan responden mereka berpikir untuk mengatur jumlah
dengan kejadian unmet need KB. Dari hasil kelahiran.
analisis diperoleh nilai OR=3,391 artinya ibu Hasil analisis univariat dapat diketahui
yang tidak memiliki pekerjaan memiliki resiko bahwa dari 55 kasus, 25,5% memiliki anak
3,391 kali mengalami unmet need KB hidup >2 dan 74,5% memiliki anak hidup ≤ 2,
dibandingkan dengan ibu yang bekerja. sedangkan 55 kontrol, 41,8% memiliki anak
Hal ini dapat menggambarkan bahwa hidup >2 dan 58,2% memiliki anak hidup ≤ 2.
status pekerjaan merupakan faktor yang Berdasarkan hasil analisis bivariat penelitian
berhubungan dengan kejadian unmet need KB di menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil jumlah anak hidup dengan kejadian unmet need
penelitian di lapangan terdapat 39 orang yang KB di Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hal ini
tidak memiliki pekerjaan (70,9%) dengan unmet didasarkan pada hasil analisis dengan uji chi
need KB dan 16 orang memiliki pekerjaan square yang diperoleh p value = 0,106 dimana itu
(29,1%) dengan unmet need KB, sedangkan pada lebih besar dari 0,05 (0,106 > 0,05), artinya
kelompok kontrol terdapat 23 orang yang tidak tidak ada hubungan antara jumlah anak dengan
739
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
kejadian unmet need KB. alat kontrasepsi. Bagi individu baru mempunyai
Hal ini dapat menggambarkan bahwa satu anak, alasan tidak menggunakan alat
jumlah anak hidup bukan merupakan faktor kontrasepsi adalah karena ingin menambah
yang berhubungan dengan kejadian unmet need anak lagi (Ramdhani, 2017).
KB di Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil Hasil analisis univariat dapat diketahui
penelitian di lapangan terdapat 14 responden bahwa dari 55 kasus, 14,5% memiliki
(25,5%) yang memiliki anak lebih dari 2 dan 41 pengetahuan KB kurang baik dan 7,3%
responden (74,5%) yang memiliki anak kurang memiliki pengetahuan KB baik, sedangkan 55
dari 2, sedangkan pada kelompok kontrol 23 kontrol, 7,3% memiliki pengetahuan KB kurang
responden (41,8) memiliki anak lebih dari 2 dan baik dan 92,7% memiliki pendidikan KB baik.
32 responden (58,2) memiliki anak kurang dari Berdasarkan hasil analisis bivariat penelitian
2. menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan KB dengan unmet need KB
unmet need KB dapat terjadi pada paritas rendah di Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hal ini
ataupun pada paritas tinggi. Ada sebagian didasarkan pada hasil analisis dengan uji chi
pasangan usia subur ingin menunda kehamilan, square yang diperoleh p value 0,359 dimana itu
menjarangkan atau mengakhiri kehamilan tetapi lebih besar dari 0,05 (0,359 > 0,05), artinya
tidak menggunakan kontrasepsi dengan alasan tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan
takut efek samping bila menggunakan alat KB dengan unmet need KB.
kontrasepsi dan jika menggunakan alat Hal ini dapat menggambarkan bahwa
kontrasepsi takut kesuburanya tidak segera tingkat pengetahuan KB bukan merupakan
kembali. faktor yang berhubungan dengan unmet need KB
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil di Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil
penelitian sebelumnya oleh (Sariyati, penelitian di lapangan terdapat 8 responden
Mulyaningsih, & Sugiharti, 2015) bahwa tidak (14,5%) memiliki tingkat pengetahuan KB
ada hubungan yang signifikan antara jumlah kurang baik dan 47 responden (85,5%) memiliki
anak masih hidup dengan kejadian unmet need tingkat pengetahuan KB baik pada kelompok
KB, dengan nilai p sebesar 0,061. Terdapat pola kasus, sedangkan pada kelompok kontrol 4
penggunaan alat kontrasepsi berbeda antara responden (7,3%) memiliki tingkat pengetahuan
perempuan dengan paritas tinggi dan paritas KB kurang baik dan 51 responden (92,7%)
rendah. Penggunaan kontrasepsi meningkat memiliki tingkat pengetahuan baik.
pada perempuan dengan paritas tinggi. Jumlah Pada penelitian ini sejalan dengan
dan jenis kelamin anak yang hidup memiliki penelitian yang dilakukan oleh (Uljanah, 2016),
pengaruh besar terhadap penerimaan metode menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara
keluarga berencana. Semakin banyak jumlah tingkat pengetahuan KB dengan unmet need KB
anak yang masih hidup akan meningkatkan dengan nilai p =0,552. Hal ini disebabkan
penggunaan kontrasepsi. Perempuan yang sebagaian besar responden dengan pengetahuan
memiliki satu orang anak hidup penggunaan baik juga mengalami kejadian unmet need KB.
kontrasepsinya lebih rendah dibandingkan yang Responden yang berpengetahuan baik namun
memiliki dua atau lebih dari tiga orang anak. juga unmet need KB dikarenakan beberapa
Perempuan dengan jumlah anak sedikit responden mengalami efek samping saat
memiliki keinginan untuk mendapatkan anak menggunakan alat kontrasepsi, sehingga timbul
dengan jenis kelamin yang berbeda. keengganan responden untuk menggunakan alat
Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil kontrasepsi apapun, sehingga umumnya
penelitian yang menunjukkan bahwa jumlah pengetahuan mereka bagus mereka tidak
anak hidup berhubungan dengan kejadian unmet menggunakan alat kontrasepsi dengan alasan
need KB (Porouw et al., 2014). Jumlah anak tersebut. Hasil penelitian ini tidak sejalan
mempengaruhi seseorang dalam menggunakan dengan penelitian (Risnawati Wahab, Agus
740
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
Fitriangga, 2014) yang menyatakan terdapat Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
hubungan tingkat pengetahuan KB terhadap penelitian Fadyan Ratna Dewi (2018) analisis
kejadian unmet need KB. data yang dilakukan dengan uji chi square
Menurut Notoatmodjo (Notoatmodjo, dengan p value 0,261 > 0,05, artinya tidak ada
2010) pengetahuan mempunyai enam tingkatan hubungan yang signifikan sikap istri dengan
antara lain tahu, memahami, aplikasi, analisis, kejadian unmet need KB. Pada penelitian ini
sintesis dan evaluasi. Masyarakat yang memiliki sebagaian responden masih memiliki
pengetahuan tentang KB diharapkan sampai pemahaman bahwa istri yang harus
pada tingkatan aplikasi yakni mampu untuk menggunakan alat kontrasepsi. Sikap
menggunakan materi yang telah dipelajari merupakan keadaan mental dan saraf atas
(metode KB) pada situasi atau kondisi kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang
sebenarnya. Apabila banyak orang yang memberikan pengaruh dinamika atau tararah
mengaplikasikan pengetahuannya maka akan terhadap individu pada semua obyek dan situasi
berpengaruh pada peningkatan cakupan yang berkaitan dengannya. Sikap positif
pemakaian kontrasepsi yang berguna untuk terhadap program KB akan berpengaruh pada
menurunkan prevalensi kejadian unmet need KB. psikologi individu dalam penggunaan alat/cara
Sebaliknya, kurangnya pengetahuan tentang KB kontrasepsi (Widayatun, 2009).
menyebabkan sedikitnya penggunaan Berbeda dengan penelitian yang
kontrasepsi dan meningkatkan kejadian unmet dilakukan oleh Nurul Huda Fadhila (2015),
need KB. menyatakan terdapat hubungan antara sikap
Hasil analisis univariat dapat diketahui terhadap KB dengan kejadian unmet need KB
bahwa dari 55 kasus, 29,1% memiliki sikap dengan p value 0,030 kurang dari 0,05. Semakin
terhadap KB kurang baik dan 70,9% memiliki kurang baik sikap responden terhadap KB maka
sikap terhadap KB yang baik, sedangkan 55 semakin besar peluang terjadinya unmet need KB
kontrol, 23,6% memiliki sikap terhadap KB .
kurang baik dan 76,4% memiliki sikap terhadap Hasil analisis univariat dapat diketahui
KB yang baik. Berdasarkan hasil analisis bahwa dari 55 kasus, 30,9% tidak memiliki
bivariat penelitian menunjukkan bahwa tidak riwayat penggunaan KB dan 69,1% memiliki
ada hubungan antara sikap terhadap KB dengan riwayat penggunaan KB, sedangkan 55 kontrol,
kejadian unmet need KB di Kecamatan Tugu 0% tidak memiliki riwayat penggunaan KB dan
Kota Semarang. Hal ini didasarkan pada hasil 100,0% memiliki riwayat penggunaan KB.
analisis dengan uji chi square yang diperoleh p Berdasarkan hasil analisis bivariat penelitian
value 0,665 dimana itu lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan yang
(0,665 > 0,05), artinya tidak ada hubungan signifikan antara efek samping KB dengan
antara sikap terhadap KB dengan kejadian kejadian unmet need KB di Kecamatan Tugu
unmet need KB. Kota Semarang. Hal ini didasarkan dari hasil
Hal ini dapat menggambarkan bahwa analisis dengan uji chi square yang diperoleh nilai
sikap terhadap KB bukan merupakan faktor p value = 0,000 dimana nilai tersebut lebih kecil
yang berhubungan dengan kejadian unmet need dari 0,05 (0,000 < 0,05), artinya terdapat
KB di Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil hubungan antara riwayat penggunaan KB
penelitian di lapangan terdapat 16 responden dengan kejadian unmet need KB. Hasil analisis
(29,1%) yang memiliki sikap terhadap KB diperoleh nilai OR = 2,447 menunjukkan bahwa
kurang baik dan 39 responden (70,9%) yang responden yang memiliki riwayat penggunaan
memiliki sikap terhadap KB baik pada KB berisiko 2,447 kali lebih besar untuk terkena
kelompok kasus, sedangkan pada kelompok unmet need KB dibandingkan dengan responden
kontrol 13 responden (23,6%) memiliki sikap yang memiliki riwayat penggunaan KB.
terhadap KB kurang baik dan 42 responden Dapat diketahui bahwa dari 55 kasus,
(76,4%) memiliki sikap terhadap KB baik. 30,9% tidak memiliki riwayat penggunaan KB
741
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
dan 69,1% memiliki riwayat penggunaan KB, Hal ini dapat menggambarkan bahwa
sedangkan 55 kontrol, 0% tidak memiliki efek samping KB merupakan faktor yang
riwayat penggunaan KB dan 100,0% memiliki berhubungan dengan kejadian unmet need KB di
riwayat penggunaan KB. Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil
Penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian di lapangan terdapat 35 responden
Lata (2012) yang menyimpulkan bahwa hasil (63,6%) yang mengalami efek samping KB dan
prevalensi unmet need KB dipengaruhi oleh efek 20 responden (36,4%) yang tidak mengalami
samping dari riwayat penggunaan kontrasepsi efek samping KB pada kelompok kasus,
sebelumnya. Menurutnya riwayat pemakaian sedangkan pada keompok kontrol, 23 responden
kontrasepsi memberikan kontribusi terhadap (41,8%) mengalami efek samping KB dan 32
tingginya kejadian unmet need KB. responden (58,2%) tidak mengalami efek
Penelitian ini tidak sejalan dengan samping KB.
penelitian yang dilakukan oleh Sheree Schwartz Hasil penelitian ini sejalan dengan
(2015) yang menyatakan bahwa riwayat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
penggunaan kontrasepsi tidak berhubungan Kandel (2012) dalam penelitianya peneliti
dengan unmet need KB ( p value 0,716). Riwayat meneliti beberapa variabel, diantarannya adalah
penggunaan kontrasepsi dimulai dari takut efek samping (fear of side effect), Kandel
penggunaan alat kontrasepsi yang kemudian menerangkan bahwa ada hubungan takut efek
mengakibatkan gangguan kesehatan seseorang. samping kontrasepsi dengan unmet need KB
Penggunaan kontrasepsi membuat perempuan (pvalue = 0,010). Kandel menemukan bahwa
lebih memahami dan bisa mengambil tindakan dari 63 responden yang unmet need KB,
yang tepat dalam mengatasi berbagai masalah sebanyak 55,9% diantaranya merasa takut
kesehatan yang timbul pada dirinya. Akan terhadap efek samping kontrasepsi dan 14,3%
tetapi, saat ini telah banyak perempuan yang responden melaporkan takut efek samping
lebih memilih untuk tidak menggunakan alat menjadi menjadi alasan untuk tidak
kontrasepsi dengan alasan kekhawatiran menggunakan kontrasepsi. Berbeda dengan
mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan penelitian yang dilakukan oleh Khaerunnisa
dari penggunaan alat kontrasepsi. Uljanah (2016) penelitian ini menunjukkan
Hasil analisis univariat dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
bahwa dari 55 kasus, 63,6% responden memiliki antara efek samping dengan kejadian unmet need
efek samping terhadap KB dan 36,4% tidak KB (p value 0,415).
memiliki efek samping KB, sedangkan 55 Pada penelitian ini responden
kontrol,41,8% responden memiliki efek samping menyatakan bahwa pada umumnya setiap
terhadap KB dan 58,2% tidak memiliki efek kontrasepsi yang dipakai menimbulkan efek
samping KB. Berdasarkan hasil analisis bivariat samping. Sehingga mereka enggan
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan menggunakan kontrasepsi yang akhirnya akan
yang signifikan antara efek samping KB dengan berdampak pada kesehatan mereka seperti
kejadian unmet need KB di Kecamatan Tugu pusing kepala, mual, gangguan meanstruasi,
Kota Semarang. Hal ini didasarkan pada hasil merasakan kedinginan, timbul bercak-bercak
analisis dengan uji chi square yang diperoleh p pada wajah, perubahan berat badan spontan,
value = 0,036 dimana lebih kecil dari 0,05 (0,036 keputihan, serta efek samping lainnya.
< 0,05), artinya ada hubungan antara efek Hasil analisis univariat dapat diketahui
samping KB dengan kejadian unmet need KB. bahwa dari 55 kasus, 16,4% tidak menerima
Dari hasil analisis diperoleh OR = 2,435 artinya informasi KB dan 83,6% menerima informasi
ibu yang mengalami efek samping KB memiliki KB, sedangkan 55 kontrol, 5,5% tidak
resiko 2,435 kali mengalami unmet need KB menerima informasi KB dan 94,5% menerima
dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami informasi KB. Berdasarkan hasil analisis
efek samping KB. bivariat penelitian menunjukkan bahwa tidak
742
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
ada hubungan antara penerimaan informasi KB informasi KB atau KIE kontrasepsi dengan
dengan kejadian unmet need KB di Kecamatan unmet need KB, dari hasil statistika yang
Tugu Kota Semarang. Hal ini didasakan pada diperoleh p value 0,004 < 0,05 (OR 5,8, 95%Cl
hasil analisis dengan uji chi square yang 1,9-18,7) sehingga secara statistika penerimaan
diperoleh p value 0,126 dimana itu lebih besar informasi KB berhubungan dengan kejadian
dari 0,05 (0,126 > 0,05), artinya tidak ada unmet need KB.
hubungan antara penerimaan informasi KB Hasil analisis univariat dapat diketahui
dengan kejadian unmet need KB. bahwa dari 55 kasus, 63,6% tidak memiliki
Hal ini dapat menggambarkan bahwa dukungan suami dan 35,4% memiliki dukungan
penerimaan informasi KB bukan merupakan suami, sedangkan 55 kontrol, 38,2% tidak
faktor yang berhubungan dengan kejadian unmet memiliki dukungan suami dan 61,8% memiliki
need KB di Kecamatan Tugu Kota Semarang. dukungan suami. Berdasarkan hasil analisis
Hasil penelitian di lapangan terdapat 9 bivariat penelitian menunjukkan bahwa ada
responden (16,4%) yang tidak menerima hubungan yang signifikan antara dukungan
informasi KB dan 46 responden (83,6%) yang suami dengan kejadian unmet need KB di
nemerima infomasi KB pada kelompok kasus, Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hal ini
sedangkan pada kelompok kontrol, 3 responden didasarkan pada hasil analisis dengan uji chi
(5,5%) tidak menerima informasi KB dan 52 square yang diperoleh p value = 0,013 dimana itu
responden (94,5%) yang menerima informasi lebih kecil dari 0,05 (0,013 < 0,05), artinya ada
KB. hubungan antara dukungan suami dengan
Pemberian KIE atau informasi KB kejadian unmet need KB. Dari hasil analisis
melalui kegiatan konseling merupakan aspek diperoleh nilai OR = 2,833 artinya responden
yang sangat penting dalam pelayanan KB. yang tidak mendapatkan dukungan dari suami
Dengan melakukan konseling berarti petugas memiliki resiko 2,833 kali mengalami unmet need
membantu masyarakat dalam memilih dan KB dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan
memutuskan jenis kontrasepsi yang akan dukungan suami.
digunakan sesuai pilihannya. Konseling yang Hal ini menggambarkan bahwa
baik akan membantu klien dalam menggunakan dukungan suami merupakan faktor yang
kontrasepsi lebih lama dan meningkatkan berhubungan dengan kejadian unmet need KB di
keberhasilan KB. Namun, seringkali konseling Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil
diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik penelitian di lapangan terdapat 35 responden
karena petugas tidak mempunyai waktu dan (63,6%) tidak mendapatkan dukungan dari
mereka tidak mengetahui bahwa konseling suami dan 20 responden (35,4%) mendapatkan
masyarakat akan lebih mengikuti nasihat dukungan dari suami pada kelompok kasus.
(Saifuddin, Sumapraja, Wiiknjosastro, & Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 21
Prawirohardjo, 2003). Adapnya penyuluhan responden (38,2%) tidak mendapatkan
mengenai Kb yang intensif mempengaruhi dukungan dari suami dan 34 responden (61,8%)
keputusan masyarakat dalam berKB (Zuhriyah, mendapatkan dukungan dari suami.
2017). Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khaerunnisa Uljanah
yang dilakukan oleh Sari Handayani Utami (2016) yang menyatakan dukungan suami
(2013) yang menyatakan tidak ada hubungan terdapat hubungan dengan kejadian unmet need
antara konseling KB atau penerimaan informasi KB (p=0,001). Hal ini menunjukkan bahwa
KB dengan kejadian unmet need KB. Pada uji responden yang tidak mendapatkan dukungan
statistika menggunakan chi square diperoleh nilai dari suami berisiko 9,886 kali lebih besar untuk
p=0,583 (p>0,05). Berbeda dengan penelitian terkena unmet need KB dibandingkan dengan
yang dilakukan oleh Sohibun (2015) responden yang mendapatkan dukungan dari
menyatakan ada hubungan antara penerimaan suami. Penelitian Nurjannah S (2017) juga
743
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
menyatakan bahwa ada hubungan antara kelompok kontrol, 5 responden (9,1%) tidak
dukungan suami dengan kejadian unmet need KB menerima informasi KB dan 50 responden
(p=0,010). (90,9%) yang menerima informasi kesehatan.
Dukungan suami sangat dibutuhkan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
untuk menjaga kestabilan responden dalam yang dilakukan oleh Athanase Nzokirishaka
penggunaan kontrasepsi. Dukungan suami juga (Nzokirishaka, 2018) bahwa peran petugas KB
memperngaruhi pasangan tersebut melakukan tidak ada hubungan dengan kejadian unmet need
perilaku ber-KB. Dalam penelitian yang KB nilai p value 0,174 (p>0,05). Berbeda dengan
dilakikan Handayani (2010) yang mengatakan penelitian penelitian Assefa Hailemariam (2016)
bahwa budaya patrilineal yang dijadikan pria juga menyatakan ada hubungan antara peran
sebagai kepala keluarga yang menjadikan pria petugas KB dengan kejadian unmet need KB p
sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab value 0,02 (p<0,05). Tidak adanyaa perbedaan
terhadap fasilitas. kejadian unmet need KB pada wanita yang
Pandangan serta dukungan suami tentang mendapatkan peran atau tidak dari petugas KB
KB akan sangat berpengaruh terhadap dapat disebabkan faktor tertentu.
keputusan di dalam keluarga untuk Peran petugas KB berguna untuk
menggunakan alat atau cara KB tertentu. memberikan informasi terkait KB pada
Beberapa alasan suami tidak mendukung kelompok masyarakat khususnya wanita usia
istrinya menggunakan alat/cara kontrasepsi subur. Dengan mengetahui informasi KB, WUS
yaitu suami memang tidak mengerti tentang KB diharapkan mengetahui manfaat penggunaan
sehingga suami merasa acuh tak acuh dan tidak kontrasepsi dan bergabung menjadi aseptor KB.
peduli dengan penggunaan kontrasepsi yang Apabila WUS sudah menggunakan kontrasepsi
sangat didistribusi oleh istrinya. maka diharapkan penggunaan kontrasepsi dapat
Hasil analisis univariat dapat diketahui berlangsung secara berkesinambungan yang
bahwa dari 55 kasus, 16,4% menyatakan bahwa berguna untuk menunda atau membatasi
petugas KB tidak memiliki peran aktif dan kehamilan. Tingginya penggunaan KB di
83,6% menyatakan bahwa petugas KB memiliki masyarakat atau suatu daerah dapat
peran aktif, sedangkan 55 kontrol, 9,1% mengurangi kejadian unmet need KB.
menyatakan bahwa petugas KB tidak memiliki
peran aktif dan 90,9% menyatakan bahwa PENUTUP
petugas KB memiliki peran aktif. Berdasarkan
hasil analisis bivariat penelitian menunjukkan Simpulan dalam penelitian kejadian
bahwa tidak ada hubungan antara peran petugas unmet need KB di Kecamatan Tugu Kota
KB dengan kejadian unmet need KB di semarang yaitu tingkat pendidikan responden,
Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hal ini status pekerjaan responden, riwayat pemakaian
didasakan pada hasil analisis dengan uji chi KB, efek samping KB dan dukungan suami.
square yang diperoleh p value 0,391 dimana itu Faktor yang tidak berhubungan dengan kejadian
lebih besar dari 0,05 (0,391 > 0,05), artinya unmet need KB yaitu umur responden, status
tidak ada hubungan antara peran petugas KB pekerjaan suami, jumlah anak hidup, tingkat
dengan kejadian unmet need KB. pengetahuan, sikap terhadap KB, penerimaan
Hal ini dapat menggambarkan bahwa informasi KB, dan Peran Petugas KB.
peran petugas KB bukan merupakan faktor yang Saran penelitian bagi masyarakat
berhubungan dengan kejadian unmet need KB di perlunya perilaku tidak hanya para istri namun
Kecamatan Tugu Kota Semarang. Hasil juga para suami untuk aktif mendapatkan
penelitian di lapangan terdapat 9 responden informasi edukasi mengenai KB dan perlunya
(16,4%) yang tidak menerima informasi KB dan menambah wawasan mengenai KB beserta
46 responden (83,6%) yang nemerima infomasi manfaat secara langsung (kesehatan) maupun
KB pada kelompok kasus, sedangkan pada tidak langsung (kesejahteraan).
744
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
745
Siti, N. / Kejadian Unmet Need / HIGEIA 4 (Special 4) (2020)
Sohibun. (2015). Faktor Risiko Kejadian Unmet Berhubungan dengan Kejadian unmet need
Need KB di Desa Keseneng Kecamatan KB Pasangan Usia Subur Terhadap
Sumowono Kabupaten Semarang, 3. Kehamilan yang Tidak Diinginkan. Kesehatan
Taher, A. (2013). Rencana Aksi Nasional Pelayanan Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar.
Keluarga Berencana 2014-2015. In Utami, S. H. (2013). Artikel Penelitian Pasca-Salin
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta : IUD post-placenta di Kamar Rawat Pasca-
Kementrian Kesehatan RI. bersalin, 2(3), 158–163.
Uljanah, K. (2016). Hubungan Faktor Risiko Widayatun, T. (2009). Ilmu Perilaku M.A.104. Jakarta:
Kejadian Unmet Need Kb Kecamatan CV Agung.
Adiwerna , Kabupaten Tegal , Triwulan III Zuhriyah, A., Indarjo, S., & Raharjo, B. B. (2017).
Tahun 2016, 4. Kampung Keluarga Berencana dalam
Usman, L. (2013). Hubungan beberapa faktor dengan Peningkatan Efektivitas Program Keluarga
kejadian unmet need keluarga berencana di Berencana. Hieia Jurnal of Public Health
Kelurahan Bulu Lor Faktor yang Research and Development, 1(4), 1–13.
746