Anda di halaman 1dari 12

e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.

1 (Februari, 2021): 83-94 Jurnal Human Care

ANALISIS FAKTOR MENINGKATNYA UNMET NEED TERHADAP


SASARAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA
DI KOTA SOLOK TAHUN 2019

Evi Hasnita1, Muhammad Effendy2, Oktavianis3


Program Magister Kesehatan Masyarakat, Universitas Fort De Kock1,2,3
email: evihasnita@fdk.ac.id1, muhammadeffendy1978@yahoo.com2

Submitted: 07-02-2020, Reviewer: 15-02-2020, Accepted: 16-02-2020

ABSTRACT
The level of contraceptive use and family planning needs are not being met (unmet need) at the
district / city so varied that indicate disparities implementation of family planning programs in
various areas led to some groups of people are not getting their rights. The purpose of this research
to know of the factors increasing unmet need to target family planning program in Solok 2019. The
research is a descriptive design crossectional study, Samples were 98 respondents in the City
Solok.Untuk know Analysis of the factors increasing unmet need to target family planning program in
Solok 2019 using Kauntitatif form of multiple logistic regression test. The results showed that
contraceptive usage history (p=0,001), the role of the officer (p=0.034), and number of children
(p=0,048) effect on the incidence of unmet need. Officers should provide insight to the community,
especially targeted family planning programs such as unmeet need, as far as possible to reach all the
targets are located in puskesmas, to provide counseling / IEC so that people do not misunderstand the
benefits of joining the program of family planning.

Keywords: Unmet Need, Family Planning Program

ABSTRAK
Tingkat penggunaan kontrasepsi dan kebutuhan Keluarga Berencana yang tidak terpenuhi (unmet
need) di tingkat kabupaten/kota sangat bervariasi yang mengindikasi adanya disparitas pelaksanaan
program Keluarga Berencana di berbagai wilayah yang menyebabkan sebagian kelompok masyarakat
tidak mendapatkanhakmereka. Tujuan penelitian ini mengetahui faktor -faktor meningkatnya unmet
need terhadap sasaran program Keluarga Berencana di Kota Solok tahun 2019. Jenis penelitian ini
adalah Deskriptif analitik dengan desain Crossectional study. Sampel penelitian adalah 100 responden
di Kota Solok. Untuk mengetahui Analisis faktor meningkatnya unmet need terhadap sasaran program
Keluarga Berencana di Kota Solok tahun 2019 menggunakan Kauntitatif berupa Uji Regresi Logistik
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa riwayat penggunaan kontrasepsi (p= 0,001), peran
petugas (p=0,034), dan jumlah anak (p=0,048) berpengaruh terhadap kejadian unmet need.
Hendaknya petugas memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama sasaran program Keluarga
Berencana seperti unmeet need, sedapat mungkin menjangkau seluruh sasaran yang berada di wilayah
kerja WUSkesmas, dengan memberikan penyuluhan/ KIE supaya masyarakat tidak salah paham
tentang manfaat ikut program Keluarga Berencana.

Kata kunci: Unmet Need, Program Keluarga Berencana

PENDAHULUAN kesehatan wanita dan anak mereka di Arab


Konferensi Internasional tentang Saudi. Meski tidak ada program
Kependudukan dan Pembangunan dan pemerintah untuk Keluarga Berencana,
Tujuan Pembangunan Milenium PBB pertumbuhannya terus meningkat, jumlah
(MDGs) Keluarga Berencana yang perempuan ditunjukkan menggunakan
teridentifikasi sangat penting untuk kontrasepsi di Arab Saudikarena

83
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 83-94 Jurnal Human Care

meningkatnya partisipasi perempuan faktor yang diidentifikasi sebagai


dalam pendidikan dan pekerjaanmemaksa. kontribusi untuk kebutuhan yang tidak
Dari beberapa dekade terakhir, penelitian terpenuhi adalah tingkat pendidikan,
di Arab Saudi telah difokuskanpada pendapatan, pekerjaan, agama,
kesadaran dan penggunaan kontrasepsi, pengetahuan tentang kontrasepsi,
mengabaikan kebutuhan yang tidak komunikasi dengan peserta mengenai
terpenuhi dan permintaan akan Keluarga keluarga berencana dan aksesibilitas media
Berencana(Shamsun Nahar Khalil dkk, (Saima Nazir dkk, 2015).
2018). SDKI 2017 menyatakan bahwa angka
Konferensi Internasional tentang unmet need masih tinggi di Indonesia yaitu
Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) 9.10 % yang jika dikonversikan dengan
dari nol kebutuhan yang tidak terpenuhi jumlah pasangan usia subur yang
pada 2014, tingkat kebutuhan tak terpenuhi mencapai 36 juta, maka sekitar 4 juta
saat ini untuk KB di kalangan perempuan pasangan yang membutuhkan pelayanan
masih jauh di bawah harapan. Untuk KB tapi belum terlayani.
memenuhi tolok ukur ICPD dibutuhkan Hasil perhitungan target RPJMD
upaya bersama dari pemerintah, sektor Provinsi Sumatera Barat bahwa target
publik dan swasta untuk segera nasionalunmet need 9.45 %, sementara
memperluas layanan KB kepada remaja hasil dari penilaian SUPAS 2015(17.51
wanita, wanita yang belum menikah dan %), sedangkan target unmet needtahun
wanita dengan banyak anak yang masih 2019 (15,73 %), 2020 (13.69 %), 2021
hidup (Ayodeji Babatunde Oginni dkk, (11.91 %), 2022 (10.37 %), dan 2023 (9.03
2015). %). Berbagai kebijakan telah
Tujuan pembangunan millenium dikembangkan untuk menurunkan angka
(Millenium Development Goals/MDG)dan unmet need, misal layanan tim Keluarga
dilanjutkan dengan tujuan pembangunan Berencana keliling (TKBK), layanan
berkelanjutan (Sustainable Development TKBK dapat menjadi alternatif untuk
Goals/SDG) termasuk di dalamnya menjangkau kelompok unmet need di
kemitraan global Keluarga Berencana yang daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan
dikenal dengan Family Planning 2020 kepulauan ( Lilik dkk, 2017 ).
(FP2020) yang bertujuan untuk Pendidikan Kesehatan Komprehensif
mendukung hak-hak setiap perempuan untuk pasangan harus direncanakan dan
untuk dapat menentukan, secara bebas, dan diimplementasikan secara efektif di daerah
untuk diri mereka sendiri, apakah mereka tangkapan air IPH Lahore. Ini harus
ingin memiliki anak, kapan akan dilakukan di tingkat primer perawatan
memilikinya, dan berapa jumlah anak yang kesehatan di mana pengunjung kesehatan
ingin dimiliki. Dunia ingin menurunkan wanita dapat mengunjungi di rumah dan
angka unmet need ini melalui aksi global memasukkan suami dalam sesi konseling.
Family Planning 2020 ( FP 2020) untuk Metode KB dari semua jenis harus tersedia
sekitar 120 pasangan usia subur seluruh di setiap tingkat perawatan kesehatan di
dunia, Indonesia mempunyai target 2,8 masing-masing WUSat KB. Keterbatasan:
juta yang ingin diturunkan angka unmet Dalam Studi ini, Pria tidak dimasukkan
need nya hingga tahun 2020 (Badan dan tidak ditanya tentang Persepsi mereka
Kependudukan Keluarga Berencana tentang Keluarga Berencana. Jadi,
Nasional , 2015). pendapat mereka terabaikan (Ayodeji
Memahami karakteristik perempuan Babatunde Oginni dkk, 2015)
dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi Tingkat penggunaan kontrasepsi dan
dapat membantu perencana memperkuat kebutuhan Keluarga Berencana yang tidak
program pengendalian populasi.Faktor- terpenuhi (unmet need) di tingkat
84
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 83-94 Jurnal Human Care

kabupaten/kota sangat bervariasi yang daerah di distrik Finoteselam, Northwest


mengindikasi adanya disparitas Ethiopia tingkat kebutuhan yang tidak
pelaksanaan program Keluarga Berencana terpenuhi untuk keluarga berencana adalah
di berbagai wilayah yang menyebabkan 29,7% di antara wanita amenore yang
sebagian kelompok masyarakat tidak sudah menikah, hamil dan post-partum.
mendapatkan hak mereka. Tingkat Temuan ini lebih dari apa yang ditemukan
komitmen yang bervariasi antar di tingkat nasional, yaitu 22%, di mana
kabupaten/kota dan sering terjadinya 13% untuk jarak dan 9% untuk
stock-out juga mempengaruhi ketersediaan pembatasan. Temuan penelitian ini
kontrasepsi dan pelayanan Keluarga menunjukkan bahwa lebih banyak wanita
Berencana. (Badan Kependudukan menikah memiliki kebutuhan yang tidak
Keluarga Berencana Nasional, 2012). terpenuhi daripada menggunakan
Kehamilan yang tidak direncanakan kontrasepsi (Simeneh, 2018).
merupakan tantangan kesehatan Pengetahuan yang rendah tentang
masyarakat yang utama bagi wanita usia Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi
reproduksi di Nigeria dan hal ini di sebabkan oleh rendahnya kesadaran
dipercepat oleh buruknya penggunaan masyarakat untuk ikut dalam program
metode Keluarga Berencana modern. Keluarga Berencana sehingga sosialisasi
Tingkat penggunaan Keluarga Berencana yang dilakukan instansi terkait kurang
di antara pasangan menikah masih sangat mendapat perhatian dari masyarakat
rendah di Nigeria dan ada peningkatan (Ismail dkk,2018).
kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa,
Keluarga Berencana di antara wanita dari India akan menjadi negara paling padat
kelompok usia reproduksi selama periode penduduk pada tahun 2050. Hal ini akan
5 tahun.Ketakutan akan efek samping dari menyebabkan ketegangan lebih lanjut
metode Keluarga Berencana dan dalam kehidupan sosial dan ekonomi.
bertambahnya usia adalah hambatan utama Keluarga berencana memainkan peran
yang berubah selama periode lima utama dalam menjembatani pertumbuhan
tahun(Bamgboye E.A dkk, 2016). populasi yang cepat ini. Tetapi kebutuhan
Hasil regersi logistik menunjukkan Keluarga Berencana yang tidak terpenuhi
bahwa faktor penyebab unmet need mencegah wanita dari memanfaatkan
Keluarga Berencana daerah perkotaan dan manfaat ini.
daerah pedesaan berbeda. Faktor yang Persentase kebutuhan yang tidak
paling mempengaruhi unmet need terpenuhi untuk Keluarga Berencana lebih
Keluarga Berencana di daerah pedesaan banyak pada wanita muda yang aktif
ialah variabel pendidikan suami, secara seksual di bawah usia 24 tahun
sedangkan unmet need Keluarga yang tinggal di pedesaan Karnataka dan
Berencana daerah perkotaan tidak sama mereka yang memiliki kurang dari tahun
sekali dipengaruhi oleh seluruh kehidupan pernikahan aktif. Tindakan
variabel yang digunakan (Listyaningsih, Keluarga Berencana harus secara khusus
2016). Upaya dilakukan untuk diarahkan pada kelompok perempuan ini
mengidentifikasi para wanita yang ingin jika India harus membuat kemajuan dalam
membatasi atau membatasi kesuburan mengendalikan populasinya. Ada
mereka tanpa menggunakan segala bentuk peningkatan kebutuhan untuk
kontrasepsi selama survei. Ini penting meningkatkan pendidikan kesehatan di
karena, membantu memperkirakan kalangan populasi remaja tentang metode
permintaan kontrasepsi di masa depan dan Keluarga Berencana (Neethu George dkk,
memilih kelompok sasaran untuk 2018).
intervensi program keluarga berencana. Di
85
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 83-94 Jurnal Human Care

Adapun bentuk dukungan suami pendidikan, dan media massa (Srishti


dalam penelitian ini berupa suami dalam Singh, 2018).
penelitian ini berupa suami mengantar ke Pendidikan dan pemberdayaan
tempat pelayanan KB, pemilihan jenis perempuan dengan melindungi kesehatan,
kontrasepsi didiskusikan bersama dan kesejahteraan dan hak-hak mereka,
suami mengingatkan waktu kontrol, termasuk hak-hak reproduksi mereka akan
suntik, atau minum pil sesuai alat terbukti bermanfaat (Srishti dkk,
kontrasepsi yang digunakan. (Yanti, 2018). 2018).Pendidikan kesehatan komprehensif
Tingkat kebutuhan yang tidak untuk pasangan harus direncanakan dan
terpenuhi sebanding dengan Statistik diimplementasikan secara efektif. Ini harus
Nasional. Penelitian ini mengidentifikasi dilakukan di tingkat primer perawatan
kesenjangan antara pengetahuan, sikap dan kesehatan di mana pengunjung kesehatan
praktik kaum perempuan tentang keluarga wanita dapat mengunjungi di rumah dan
berencana. Pendidikan, pendapatan, memasukkan suami dalam sesi konseling
pekerjaan, pengetahuan tentang (Summia dkk, 2018).
kontrasepsi, komunikasi dengan mitra Selain itupengetahuan tentang
mengenai keluarga berencana, aksesibilitas kontrasepsi, ukuran keluarga, tempat
media dan preferensi gender diidentifikasi tinggal, dan sikap suami terhadap
sebagai faktor yang berkontribusi untuk kontrasepsi ditemukan menjadi penentu
unmet need(Saimadkk, 2015). kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk
Arah kebijakan, strategi, dan pedoman kontrasepsi (Simeneh Worku, 2018).
KB nasional memegang peranan penting Persentase kebutuhan yang tidak terpenuhi
dalam menentukan bagaimana program untuk keluarga berencana lebih banyak
KB dilaksanakan. Walaupun demikian, pada wanita muda yang aktif secara
faktor sosial, budaya, dan ekonomi yang seksual di bawah usia 24 tahun yang
juga mempengaruhi akses terhadap tinggal di pedesaan Karnataka dan mereka
pelayanan KB dan memastikan apakah yang memiliki kurang dari tahun
program tersebut memenuhi hak individu kehidupan pernikahan aktif. Tindakan
dan keluarga. Dalam dua dekade terakhir keluarga berencana harus secara khusus
terjadi stangnasi pada angka penggunaan diarahkan pada kelompok perempuan ini
kontrasepsi dan kebutuhan KB yang tidak jika India harus membuat kemajuan dalam
terpenuhi di Indonesia (BKKBN, 2012). mengendalikan populasinya (Neethu dkk,
Kebutuhan Keluarga Berencana yang 2018).
tidak terpenuhi tinggi di wilayah daerah Kebutuhan akan keluarga berencana di
pedesaan blok Lakhan Majra dari negara-negara yang diteliti khususnya
kabupaten Rohtak (Haryana). Diperlukan Guinea dan Gambia mungkin memerlukan
pendekatan multidimensi untuk mengatasi perhatian yang lebih mendesak untuk
masalah ini. Memperluas pilihan metode mempercepat laju pengurangan di negara-
perempuan dengan meningkatkan akses ke negara tersebut. Mengingat bahwa
lebih banyak metode dan kontrasepsi baru sebagian besar wanita usia reproduksi
dengan pilihan informasi, tindak lanjut, lanjut di Afrika Barat adalah wanita parous
dan konseling dapat terbukti bermanfaat. tinggi , penting untuk menyusun program
Meningkatkan akses perempuan ke khusus untuk menargetkan wanita dalam
pendidikan dan mendorong paparan terus kelompok usia lanjut dengan menyediakan
menerus dan konstan untuk menjadikan konseling dan layanan yang diperluas yang
mereka lebih sadar akan metode Keluarga membahas masalah kontrasepsi khusus
Berencana yang membutuhkan komitmen mereka. Program-program semacam itu
dari berbagai sektor seperti kesehatan, harus secara luas menggunakan media
massa, khususnya surat kabar, untuk
86
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 83-94 Jurnal Human Care

memberikan informasi yang dibutuhkan. Januari sampai Agustus tahun 2019 baru
Dua, penelitian ini menemukan bahwa tercapai11 %. Target unmet need yang
norma-norma gender mempengaruhi akan dicapai 2019 (9,8 %), 2020 (9,6%)
tingkat kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kondisi kinerja akhir tahun 2021
untuk keluarga berencana di semua negara. (9,4%). Sedangkan target nasional unmet
Di hampir semua negara Afrika Barat, need 9.45 %.
laki-laki masih memainkan peran dominan Berdasarkan hasil SUPAS 2015 dan
dalam kesehatan reproduksi perempuan data Indikator Kinerja Daerah RPJMD.Din
meskipun perhatian meningkat pada as Pengendalian Penduduk dan Kota Solok
kesetaraan gender dan implementasi tahun 2018 oleh karena itu peneliti tertarik
beberapa program sosial yang berfokus untuk melakukan penelitian dengan judul
pada perempuan di seluruh wilayah (Bola “Analisis faktor -faktor meningkatnya
Lukman Solanke, 2018). unmet need terhadap sasaran program
Sesuai hasil SUPAS 2015 pencapaian Keluarga Berencana diKota Solok tahun
unmet need di Kota 2019”.
Solok 12,83% dan data Indikator Kinerja
Daerah pada RPJMD Dinas Pengendalian METODE PENELITIAN
Penduduk dan Keluarga BerencanaKota Penelitian ini merupakan penelitian
Solokterhadap pencapaian unmet need dari kuantitatif dengan desain Study

87
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 83-94 Jurnal Human Care

crossectional study. di Kota Solok pada menggunakan uji regresi logistik


Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Berganda.
(DPPKB), pada bulan September sampai
Oktobertahun 2019. Populasi pada HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah WUS unmeet need di Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
Kota Solok dengan jumlah 5019 orang bahwa dari 100 responden terdapat 64
terdiri atas ingin anak tunda (IAT) 2900 responden (64%) memiliki umur beresiko
orang dan tidak ingin anak lagi (TIAL) dan 36 responden (36%) memiliki umur
2119 orang. Teknik pengolahan data yang tidak beresiko.
menggunakan Uji Univariat, Bivariat dan Hasil penelitian ini sejalan dengan
Multivariat. Untuk Multivariat penelitian sejalan dengan penelitian

88
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 83-94 Jurnal Human Care

Nurjannah (2017) di Kelurahan Patehan pentingnya pendidikan ,dan sudah adanya


Kecamatan Kraton Yogyakarta yang dukungan dari keluarga untuk
menyatakan bahwa dari 88 responden mendapatkan pendidikan yang tinggi. Pada
penelitian mayoritas memiliki usia yang pengetahuan dari 100 responden terdapat
beresiko yaitu sebanyak 59 orang (67,0%) 57 responden (57%) yang memiliki
dan sebanyak 29 orang yang memiliki usia pengetahuan yang baik dan 43 responden
tidak beresiko (33,0%). Hasil penelitian ini (43%) yang memiliki pengetahuan yang
juga sesuai dengan penelitian Gebre dkk kurang baik. Pengetahuan pasangan usia
(2015) di Ethiopia yang menyatakan subur di kota solok sudah baik, ini ditandai
bahwa dari 510 responden terdapat 127 bahwa terdapat 57 (57%) wanita sudah
orang (25%) wanita yang sudah menikah memiliki pengetahuan yang baik, dimana
pada saat umur 25-29 tahun. Peneliti orang yang berpengetahuan baik akan
berasumsi kejadian unmet need paling mempunyai pola pikir yang berbeda
banyak terjadi pada usia> 35 tahun, ini dengan olah yang berpengetahuan rendah
dikarenakan masih banyak masyarakat sehingga masyarakat sudah dapat berfikir
beranggapan bahwa pada usia > 35 tahun apa yang baik untuk dilakukan sehingga
sudah bukan masa reproduktif lagi dan ini juga dapat mengurangi kejadian unmet
mengganggap pada usia tersebut mereka need KB. Riwayat Penggunaan KB
sudah tua sehingga kemungkinan untuk diperoleh bahwa dari 100 responden
hamil lagi sangat kecil, dan kurangnya terdapat 69 responden (69%) yang
pengetahuan masyarakat tentang program mengaku pernah menggunakan kontrasepsi
keluarga berencana sehingga KB. Mayoritas masyarakat tidak ingin
menyebabkan meningkatkan kejadian menggunakan alat kontrasepsi karena takut
unmet need KB. akan efek samping yang ditimbulkan, dan
Pada Pendidikan diperoleh bahwa sebagian masyarakat sudah merasakan
dari 100 responden terdapat 66 responden efek samping pada pemakaian alat
(66%) yang memiliki latar belakang kontrasepsi sehingga ini membuat
pendidikan SMK/SMA, 30 responden masyarakat enggan dan tidak mau untuk
(30%) yang memiliki latar belakang menggunakan alat kontrasepsi yang
pendidikan S1/DIII, dan 4 responden (4%) meyebabkan meningkatnya kejadian unmet
yang memiliki latar belakang SD/SMP. need KB.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Dukungan suami diperoleh bahwa
penelitian Nahlohy (2017) di Kecamatan dari 100 responden terdapat sebanyak 55
Panakkukang Kota Makassar yang responden (55%) suami mendukung dalam
menyatakan bahwa tingkat pendidikan program keluarga berencana. Dukungan
responden yang terbanyak adalah tamatan suami pada pasangan usia subur di kota
SMA yaitu sebanyak 76 orang. Hasil solok sudah baik, ini ditandai adanya 55
penelitian ini juga sejalan dengan (55%) suami yang mendukung istri untuk
penelitian Hall dkk (2018) di Afrika yang menggunakan alat kontrasepsi, tetapi
menyatakan bahwa terdapat 28 responden masih ada suami yang tidak mendukung
(44%) yang memiliki tingkat pendidikan istri untuk menggunakan alat kontrasepsi,
SMA. ini dikarenakan masih ada masyarakat
Tingkat pendidikan Wanita Usia yang tidak mengetahui informasi dan
Subur (WUS) di Kota Solok sudah tinggi, manfaat tentang KB yang membuat
ini dapat dilihat dari 100 responden hanya banyak masyrakat enggan dan tidak mau
terdapat 4% pasangan usia subur yang untuk mencoba menggunakan KB karena
memiliki latar belakang pendidikan berfikir menggunakan alat kontrasepsi itu
SD/SMP, hal ini dikarenakan sudah mahal dan tidak baik.
adanya kesadaran masyarakat akan
89
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 83-94 Jurnal Human Care

Dalam penelitian ini diketahui jumlah anak banyak memiliki peluang 2


faktor yang berhubungan dengan Kejadian kali lebih besar untuk tidak menggunakan
Unmet Need. Hal ini dapat dilihat pada alat kontrasepsi dibandingkan dengan
tabel 2, yaitu : jumlah anak yang sedikit.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hubungan Umur dengan Kejadian penelitian uljanah dkk (2016) di desa
Unmet need adiwerna dengan menggunakan uji chi-
Berdasarkan tabel 2 Hasil penelitian. square didapatkan bahwa ada hubungan
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara jumlah anak masih hidup
yang bermakna antara umur terhadap dengan kejadian unmet need KB di desa
penyelenggaraan unmet need pada sasaran adiwerna (p-value = 0,050). perhitungan
program Keluarga Berencana di Kota OR menunjuukan responden yang
Solok tahun 2019. memiliki anak banyak berisiko 2,645 kali
Hasil penelitian ini sejalan dengan mengalami kejadian unmet need dibanding
penelitian Sariyati, dkk (2015) di kota yang memiliki anak sedikit.
Yogyakarta yang menggunakan uji chi- Jumlah anak berhubungan dengan
square diperole p-value 0,291 > 0,05 kejadian unmet need, hal ini disebabkan
sehingga disimpulkan tidak ada hubungan karena semakin banyak anak yang dimiliki
yang signifikan antara umur istri dengan akan semakin besar kemungkinan seorang
kejadian unmet need.Hasil penelitian tidak wanita telah melebihi preferensi fertilitas
ini sejalan dengan penelitian adedini dkk yang di inginkan, sehingga meningkatkan
(2008) di Nigeria dengan menggunakan uji unmet need KB. Jumlah anak yang lebih
chi-square diperoleh p-value 0,00 yang banyak memiliki kemungkinan unmet need
berarti ada hubungan antara umur wanita yang lebih tinggi dibandingkan dengan
dengan kejadian unmet need KB. wanita yang memiliki anak sedikit. Dan
Menurut asumsi peneliti umur tidak juga masih banyaknya masyarakat yang
berpengaruh terhadap kejadian unmet need menjadikan anak sebagai suatu nilai
hal itu disebabkan karena sudah tingginya dimana masyarakat beranggapan semakin
tingkat pendidikan masyarakat, banyak anak semakin banyak rezki. Untuk
pengetahuan yang sudah baik dan sebagian itu diharapkan peran aktif keluarga dan
besar masyarakat sudah terpapar media petugas kesehatan untuk memberikan
teknologi akan informasi-informasi arahan kepada pasangan usia subur,
tentang unmeet need KB. Umur akan dimana dua anak lebih baik sehingga
mempengaruhi aspek pengalaman secara kehidupan anak dapat terpantau dan
psikolohis dan fisiologis dalam terpenuhi dengan baik.
menggunakan KB dan tidak hanya
mempengaruhi motivasi wanita untuk Hubungan Pengetahuan dengan
mengontrol kehamilannya. Kejadian Unmet need
Dari Tabel 2 diperoleh ada hubungan
Hubungan Jumlah anak dengan yang bermakna antara pengetahuan
Kejadian Unmet need terhadap penyelenggaraan unmet need
Sesuai dengan tabel 2 diketahui pada sasaran program Keluarga Berencana
Hasil uji statistik menunjukan nilai p = di Kota Solok tahun 2019 dengan OR=
0,041 < 0,05 (α) dan OR 2,349 artinya 2,569 artinya responden yang mempunyai
bahwaada hubungan yang bermakna antara pengetahuan kurang baik mempunyai
jumlah anakterhadap penyelenggaraan peluang 3 kali lebih besar untuk tidak
unmet need pada sasaran program menggunakan alat kontrasepsi
Keluarga Berencana di Kota Solok tahun dibandingkan dengan yang pengetahuan
2019 dan responden yang mempunyai baik.
90
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 83-94 Jurnal Human Care

Hasil penelitian ini sejalan dengan dibandingkan dengan responden yang


penelitian Wahyuni dkk (2019) di Sleman mendapat dukungan suami.
Yogyakarta yang menyatakan bahwa Hasil penelitian ini sejalan dengan
responden dengan pengetuan baik yang penelitian Azzahra dkk (2018) di wilayah
met need (54,04%) lebih besar dari pada kerja WUSkesmas gang sehat Kota
yang unmet need (1,63%), hasil uji Pontianak dengan menggunakan uji chi-
statistik diperoleh nilai p = 0,01 < 0,05 square didapatkan hasil antara dukungan
dapat disimpulkan bawa ada pengaruh suami dengan kejadian unmet need KB ( p
faktor pengetahuan dengan kejadian unmet value = 0,012) yang artinya terdapat
need KB.Hasil penelitian ini sejalan hubungan antara dukungan suami dengan
dengan penelitian Sigh (2018) di Haryana kejadian unmet need KB di wilayah kerja
yang menyatakan bahwa pengetahuan WUSkesmas gang sehat kota pontianak.
berhubungan dengan kejadian unmet need Dukungan suami berhubungan
KB dengan p-value 0,000. dengan kejadian unmet need KB, hal ini
Pengetahuan berhubungan dengan disebabkan karena dukungan suami sangat
kejadian unmet need, hal ini disebabkan diperlukan dan memiliki pengaruh yang
karena seseorang yang berpengetahuan sangat besar untuk pengambilan keputusan
baik akan lebih mudah memahami dan dalam ber KB baik untuk menggunakan
dapat dengan mudah menyerap tentang alat kontrasepsi maupun tidak dan dalam
konsep-konsep yang berkaitan dengan menentukan metode KB yang baik.
kesehatan baik itu konsep keluarga Dukungan suami juga dipengaruhi oleh
berencana dibandingkan dengan orang faktor pengetahuan, suami yang memiliki
yang berpengetahuan rendah dan pengetahuan yang baik maka akan
pengetahuan dapat mempengaruhi pola mendukung istri untung menggunakan alat
pikir seseorang, dimana orang yang kontrasepsi. Tapi masih ada suami yang
berpengetahuan baik akan dapat memilih tidak mendukung istri untuk menggunakan
alat-alat kontrasepsi yang sesuai dengan alat kontrasepsi karena takut akan efek
kebutuhannya sehingga dapat mengurangi samping yang didapatkan , mahal dan
kejadian unmet need KB. Diharapkan masih kurangnya pengetahuan suami,
peran aktifnya petugas kesehatan dalam sehingga diharapkan peran tugas kesehatan
memberikan informasi dan konseling untuk dapat memberikan informasi bagi
kepada pasangan usia subur tentang para suami akan manfaat dan fungsi
macam-macam alat kontrasepsi seperti pil menggunakan alat kontrasepsi sehingga
KB, IUD agar pasangan usia subur dapat mengurangi kejadian unmet need KB
tahu dan menggunakan alat kontrasepsi
sesuai dengan kebutuhannya. Hubungan Peran Petugas dengan
Kejadian Unmet need
Hubungan Dukungan Suami dengan Hasil uji statistik menunjukan nilai p
Kejadian Unmet need = 0,021 < 0,05 (α) maka dapat
Hasil uji statistik menunjukan nilai p disimpulkan bahwaada hubungan yang
= 0,034 < 0,05 (α) maka dapat bermakna antara peran petugas terhadap
disimpulkan bahwaada hubungan yang penyelenggaraan unmet need pada sasaran
bermakna antara dukungan suami terhadap program Keluarga Berencana di Kota
penyelenggaraan unmet need pada sasaran Solok tahun 2019 dengan nilai OR = 2,813
program Keluarga Berencana di Kota artinya responden yang tidak pernah
Solok tahun 2019 dengan nilai OR = 2,593 mendapat peran petugas berisiko sebesar 3
artinya responden yang tidak mendapat kali untuk tidak menggunakan alat
dukungan suami berisiko sebesar 3 kali kontrasepsi dibandingkan dengan
untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi
91
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 83-94 Jurnal Human Care

responden yang pernah mendapat peran petugas (0,034). Namun variabel riwayat
petugas. penggunaan kontrasepsi yang paling
Hasil penelitian tidak sejalan dengan berpengaruh terhadap kejadian unmet need
penelitian Azzahra dkk (2018) di Kota dengan p-value = 0,021 < 0,05artinya Ho
Pontianak dengan menggunakan uji chi- ditolak yang berarti bahwa Ada pengaruh
square didapatkan hasil uji statistik dengan riwayat penggunaan kontrasepsi terhadap
nilai P = (0,334) yang artinya tidak ada kejadian unmet need tahun 2019.
hubungan dukungan petugas kesehatan Sedangkan 2 variabel mempunyai p-value
terhadap kejadian unmet need KB di > 0,05 yaitu Pengetahuan (0,124) dan
wilayah kerja WUSkesmas gang sehat dukungan suami (0,472) artinya Ho
Kota Pontianak. diterima yang berarti bahwa tidak ada
Ada hubungan Antara peran petugas pengaruh antara pengetahuan dan
kesehatan terhadap kejadian unmet need dukungan suami terhadap kejadian unmet
KB, hal ini disebabkan karena petugas need di Kota Solok tahun 2019.
kesehatan sangat berperan dalam Setelah dilakukan analisis lanjut
memberikan penyuluhan, konseling dan diperoleh nilai kuat pengaruh (β) dari
juga informasi-informasi tentang keluarga riwayat penggunaan kontrasepsi sebesar
berencana kepada masyarakat, sehingga 0,329, berarti kuat pengaruh searah positif
masyarakat dapat tahu akan pentingnya dengan kategori cukup kuat artinya
menggunakan alat kontrasepsi dan semakin banyak responden yang tidak
masyarakat bisa memilih alat kontrasepsi mempunyai riwayat pengunaan
yang cocok untuk digunakan. Sehingga itu kontrasepsi maka semakin tinggi pula
perlu peran aktif petugas kesehatan agar resiko untuk tidak menggunakan alat
dapat selalu memberikan informasi, kontrsepsi.
edukasi dan menjalin komunikasi dengan Menurut Maria (2018) sebesar
masyarakat agar dapat mengurangi 60,67% wanita WUS tidak menggunakan
kejadian unmet need KB. alat kontrasepsi dikarenakan efek samping
yang pernah dialami. Menurut Jidar (2018)
Faktor yang Mempengaruhi kejadian ada banyak perempuan yang memilih
unmet Need untuk tidak menggunakan kontrasepsi
Bahwa ada 5 faktor yang karena khawatir tentang risiko kesehatan
mempengaruhi kejadian unmet need di dan efek samping dari berbagai metode,
Kota Solok tahun 2019. Kekuatan atau mereka menemukan metode
pengaruh secara keseluruhan adalah 21,2% kontrasepsi yang terlalu nyaman untuk
artinya kekuatan pengaruh secara digunakan. Hasil penelitian ini sejalan
keseluruhan masih lemah. Dari kelima dengan penelitian Aslami (2019) yang
variabel, didapatkan 3 variabel yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara
berpengaruh terhadap kejadian unmet need riwayat penggunaan kontrasepsi dengan
yaitu jumlah anak (0,048), riwayat kejadian unmet need dengan nilai p-value
penggunaan kontrasepsi (0,021) dan peran = 0,0005). Menurut asumsi peneliti ada

92
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 83-94 Jurnal Human Care

alasan penyebab unmet need di Kota Solok yang telah memberikan izin kepada
yaitu kesalahan dalam pemakaian alat peneliti melakukan penelitian diwilayah
kontrasepsi berakibat pada terjadinya kerja yang ibu pimpin.
gangguan kesehatan, sehingga perempuan
mengambil keputusan untuk tidak akan REFERENSI
lagi memakai alat kontrasepsi apapun
karena mereka berpendapat pemakaian alat Adedini, dkk. 2008. Unmet Need For
kontrasepsi akan mengganggu kesehatan family Planning :Inplication for
mereka dan jika pemakaian alat Under-five Mortality in Nigeria.
kontrasepsi dihentikan maka kesehatan Journal. International Centre
mereka tidak akan lagi terganggu. ForDiarrhoel Disease Research,
Kemudian penyebab terjadinya unmet need Bangladesh.
yaitu penggunaan alat kontrasepsi dapat Aslami. 2019. Faktor-Faktor Yang
mempengaruhi hormon sehingga Mempengaruhi Unmet Need Kb
mengakibatkan gangguan menstruasi, PadaPasanganUsiaSubur (WUS) Di
penambahan berat badan serta jantung Wilayah KerjaWUSkesmasLintauBuo
berdebar. Utara I Tahun 2019. LTA.
Adapun hambatan untuk Universitas Fort De Kock
pelaksanaan program Keluarga Berencana Azzahra, Fitriangga, & Darmanelly. 2018.
yang efektif dan mengurangi kebutuhan Determinan Unmet Need KB Pada
yang tidak terpenuhi (unmet need) yaitu Wanita Pasangan Usia Subur di
kurangnya informasi, dan ada anggota Wilayah Kerja WUSkesmas Gang
keluarga yang menentang KB dan wanita Sehat Kota Pontianak. Jurnal.
tidak percaya bahwa dia berada pada Dapartemen Kesehatan Masyarakat.
resiko hamil. Untuk itu diharapkan kepada Program Studi Pendidikan Dokter.
petugas kesehatan untuk memberikan Gebre, Birhan, & Gebreslasie. 2015.
penyuluhan kesehatan terkait penggunaan Prevalence and Factors Associated
alat kontrasepsi terutama non hormonal With Unmet Need For Family
seperti IUD sehingga unmet need dapat Currently Married Reproductive Age
diturunkan Woman In Shire-Enda-Slassie,
Nothern Tigray, Ethiophia 2015 : A
SIMPULAN Community Based Cross-Sectional
Meningkatnya pemahaman kepada Study. Journal. Department of
masyarakat terutama sasaran program Midwifery. Collage of Medicine and
Keluarga Berencana seperti unmeet need, Health Sciences. University Of
sedapat mungkin menjangkau seluruh Gondar. Ethiophia
sasaran yang berada di wilayah kerja Hall dkk. 2018. Bad Girl and Unmet
puskesmas, dengan memberikan Family Planning Need Among Sub-
penyuluhan/ KIE supaya masyarakat tidak Saharan African Adolescents: The
salah paham tentang manfaat ikut program Role Of Sexual and Reproductive
Keluarga Berencana. Health Stigma. Journal. Qualitative
Research In Medicine And
UCAPAN TERIMA KASIH Healthcare 2018; Volume 2:55-64.
Ucapan teima kasih tak terhingga
kepada Rektor Universitas Fort De Kock Jesha, dkk. 2016. Unmet Need For Family
Bukittinggi yang telah memberikan Planning in A Municipal Area in
kesempatan kepada penulis untuk Nort Kerala, India. International
melakukan penelitian ini, Ibu Kepala dinas Journal of Reproduction,
Kesehatan Kota Solok beserta jajarannya
93
e-ISSN:2528-66510; Volume 6;No.1 (Februari, 2021): 83-94 Jurnal Human Care

Contraceptio, Obstetrics and Notoatmodjo. 2011. Ilmu Prilaku


Gynecology. MES Medical Collage. Kesehatan. Rineka Cipta:
Khairunnisa, I. 2018. Faktor-faktor Yang Jakarta.210 hlm.
Berhubungan Dengan Minat Nurjannah, S. 2017. Faktor-faktor Yang
Pasangan Usia Subur dalam Mempengaruhi Unmet Need Pada
Mengikuti Program KB di Desa Pasangan Usia Subur (WUS) di
Jaraksari Kabupaten Wonosobo. Kelurahan Patehan Yogyakarta.
Skripsi. Jurusan Kesehatan Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan.
Masyarakat. Fakultas Ilmu Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Kesehatan. Universitas Sariyati, Mulyaningsih & Sugiharti. 2015.
Muhammadiyah Surakarta. Faktor Yang Berhubungan Dengan
Jidar. 2018. DeterminanKejadian Unmet Terjadinya Unmet Need KB Pada
Need Kb PadaPasanganUsiaSubur Pasangan Usia Subur (WUS) di
(WUS) Di Sulawesi Selatan Kota Yogyakarta. Jurnal. Sekolah
(PerbandinganAntara Wilayah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata
Urban & Rural).Skripsi. Yogyakarta.
UniversitasHassanuddin Singh, dkk. 2018. Assesment of Unmet
Khan, Zareen, & Shazad. 2017. Factors Need For Family Planning and
and Determinants Of Unmet Need: ItsDeterminants in A Rural Block Of
Indetifying Asociation Between Haryana. Journal. India
Variabels and Unmet Needs Among Uljanah, Winani, & Mawarni. 2016.
Married Women Of Child Bearing Hubungan Faktor Risiko Kejadian
Age in Lahore, Pakistan. Unmet Need KB (Keluarga
International Archives of Biomedical Berencana) di Desa Adiwerna,
and Clinical Research. Kecamatan Adiwerna, Kabupaten
Lina, K.,dkk. 2012. Faktor-faktor yang Tegal, Triwulan III Tahun 2016.
Mempengaruhi Keikutsertaan ber- Junal Kesehatan Masyarakat Volume
KB Pasangan Usia Subur Suami 4, Nomor 4, Oktober 2016. Fakultas
Istri Keluarga Ekonomi Rendah di Kesehatan Masyarakat. Universitas
Desa Rawamangun Kab. Luwu Diponegoro.
Utara. Wahab, Fitrianggi, & Handini. 2014.
Maria. 2018. FaktorPenyebabTerjadinya Hubungan Antara Faktor-faktor
Unmet Need Kb PasanganUsiaSubur Pengetahuan Istri dan Dukungan
(WUS) Di KecamatanLabuhanRatu Suami Terhadap Kejadian Unmet
Kota Bandar Lampung Tahun 2018. Need KB pada Pasangan Usia Subur
Skripsi. Universitas Lampung Di Kelurahan Siantan Tengah
Nanlohy, S. 2017. Determinan Kejadian Kecamatan Pontianak Utara Tahun
Unmet Need Keluarga Berencana di 2014. Jurnal. Universitas Tanjung
Kecamatan Panakkukang Kota Pura. Kalimantan Barat.
Makassar. Skripsi. Fakultas Wahyuni, & Verawati. 2019. Determinan
Kesehatan Masyarakat. Universitas Kejadian Unmet Need di Kecamatan
Hasanuddin Makassar. Ngemplak Kabupaten Sleman
Nazir, S dkk. Determinants Of Unmet Yogyakarta. Jurnal: Vol. 17 No. 1
Need For Family Planning In a Februari 2019. Fakultas Ilmu
Developing Country : An Kesehatan. Universitas Respati
Observational Cross Sectional Yogyakarta.
Study. India

94

Anda mungkin juga menyukai