2024 sebagai kontrak kinerja provinsi yang harus dicapai. Oleh karena itu,
jumlah peserta KB aktif MKJP menjadi salah satu fokus perhatian yang
harus digarap oleh pemerintah. Adapun target PPM-PA MKJP yang harus
dicapai pada tahun 2021 sebesar 8.330.638 peserta dan tahun 2022 sebesar
8.779.443 peserta.
Dari data Indonesia pada tahun 2017 tercatat jumlah peserta KB aktif
secara nasional sebesar 75,88%. Dari 75,88% peserta KB aktif, peserta KB
suntik (48,56%), peseta pil (26,60%), peseta KB IUD (7,75%), peseta
kondom (6,09%), peseta implant (9,23%), peseta MOW (1,52%), dan
peserta MOP (0,25%) (BKKBN, 2017). Di Desa Lerpak wilayah kerja
Puskesmas Geger pada bulan Januari 2022 - Agustus 2022 dari jumlah
pasangan usia subur terdapat sekitar 28,5% pasangan usia subur yang tidak
tercatat sebagai peserta KB aktif. Berdasarkan hasil wawancara dari
beberapa pasangan usia subur didapatkan berbagai alasan tidak aktif KB
seperti ingin meperbanyak keturunan, ingin hamil lagi dan suami merantau
ke luar negeri.
Sejumlah penelitian menyatakan bahwa kejadian unmet need pada
wanita yang telah menikah sebagian besar disebabkan oleh faktor sosial-
demograf, keterbatasan pengetahuan terhadap alat kontrasepsi, larangan
suami dan keluarga Katulistiwa (2014) dalam (Dinda, 2021) dan sulitnya
akses ke layanan KB (Zia, 2019) dalam (Dinda, 2021).
Unmet need KB akan memberikan dampak kehamilan tidak diinginkan,
rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya anak dilahirkan, berisiko tinggi
terhadap kematian ibu dan bayi, mengalami komplikasi dalam masa
kehamilan, persalinan dan nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy
(Rismawati, 2014)
Pemerintah melalui badan kependudukan dan keluarga berencana
(BKKBN) terus berupaya untuk menurunkan angka unmet need KB. Upaya
tersebut antara lain penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan
ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas
kesehatan KB, peningkatan pelayanan KB MKJP untuk mengurangi risiko
drop-out, dan peningkatan penggunaan metode jangka pendek dengan
3