Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PARTISIPASI SUAMI TERHADAP PROGRAM


UNMET NEED PASANGAN USIA SUBUR
(Studi Di Desa Lerpak wilayah kerja Puskesmas Geger)

PUJI HARTINI MUNDASARI


217019058

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA
SURABAYA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju


pembangunan di berbagai bidang (Jidar, 2018), masalah pendidikan
meliputi, rendahnya penguasaan teknologi dan rendahnya pemahaman
masyarakat merawat hasil pembangunan (fasilitas umum), tingkat
pendapatan dan penghasilan rendah berdampak pada daya beli masyarakat
rendah sehingga bidang ekonomi kurang berkembang baik, pembangunan
hanya dinikmati oleh kelas menengah keatas (Labola, 2017). Unmet need
KB salah satu bagian dari pasangan usia subur yang tidak ingin punya anak
lagi atau menjarangkan kehamilan tetapi tidak menggunakan kontrasepsi
(Jitowiyono & Rouf, 2019).
Unmet need merupakan salah satu indikator keberhasilan dari program
keluarga berencana (KB) Indonesia pada tahun 2017 capaian unmet need
KB sebesar 17,5% (LAKIP BKKBN,2017) Di tahun 2018 capaian unmet
need KB sebesar 13,41%. (Profil Kesehatan Indonesia, 2018). Angka
pemakaian KB MKJP merupakan salah satu indikator pada Sustainable
Development Goals (SDGs) Tujuan 3 “Menjamin Kehidupan yang Sehat
dan Meningkatkan Kesejahteraan Seluruh Penduduk Semua Usia” yang
harus dikerjakan oleh pemerintah melalui BKKBN (BPS, 2016). Oleh
karena itu, angka pemakaian KB MKJP, yang diukur dengan persentase
peserta KB aktif MKJP, tertuang sebagai salah satu indikator pada Rencana
Strategis BKKBN 2020-2024 (BKKBN, 2020). Pencapaian persentase
peserta KB aktif MKJP selalu tercapai pada tahun 2015 sampai dengan
2019, namun pada tahun 2020 capaian persentase peserta KB aktif MKJP
(24,5 persen) belum sesuai dari yang ditargetkan (25,11 persen) (BKKBN,
2021). Selain itu, BKKBN juga menetapkan Perkiraan Permintaan
Masyarakat menjadi Peserta KB Aktif MKJP (PPM-PA MKJP) tahun 2020-
2

2024 sebagai kontrak kinerja provinsi yang harus dicapai. Oleh karena itu,
jumlah peserta KB aktif MKJP menjadi salah satu fokus perhatian yang
harus digarap oleh pemerintah. Adapun target PPM-PA MKJP yang harus
dicapai pada tahun 2021 sebesar 8.330.638 peserta dan tahun 2022 sebesar
8.779.443 peserta.
Dari data Indonesia pada tahun 2017 tercatat jumlah peserta KB aktif
secara nasional sebesar 75,88%. Dari 75,88% peserta KB aktif, peserta KB
suntik (48,56%), peseta pil (26,60%), peseta KB IUD (7,75%), peseta
kondom (6,09%), peseta implant (9,23%), peseta MOW (1,52%), dan
peserta MOP (0,25%) (BKKBN, 2017). Di Desa Lerpak wilayah kerja
Puskesmas Geger pada bulan Januari 2022 - Agustus 2022 dari jumlah
pasangan usia subur terdapat sekitar 28,5% pasangan usia subur yang tidak
tercatat sebagai peserta KB aktif. Berdasarkan hasil wawancara dari
beberapa pasangan usia subur didapatkan berbagai alasan tidak aktif KB
seperti ingin meperbanyak keturunan, ingin hamil lagi dan suami merantau
ke luar negeri.
Sejumlah penelitian menyatakan bahwa kejadian unmet need pada
wanita yang telah menikah sebagian besar disebabkan oleh faktor sosial-
demograf, keterbatasan pengetahuan terhadap alat kontrasepsi, larangan
suami dan keluarga Katulistiwa (2014) dalam (Dinda, 2021) dan sulitnya
akses ke layanan KB (Zia, 2019) dalam (Dinda, 2021).
Unmet need KB akan memberikan dampak kehamilan tidak diinginkan,
rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya anak dilahirkan, berisiko tinggi
terhadap kematian ibu dan bayi, mengalami komplikasi dalam masa
kehamilan, persalinan dan nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy
(Rismawati, 2014)
Pemerintah melalui badan kependudukan dan keluarga berencana
(BKKBN) terus berupaya untuk menurunkan angka unmet need KB. Upaya
tersebut antara lain penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan
ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas
kesehatan KB, peningkatan pelayanan KB MKJP untuk mengurangi risiko
drop-out, dan peningkatan penggunaan metode jangka pendek dengan
3

memberikan informasi secara berkelanjutan untuk keberlangsungan ber-KB,


serta pemberian pelayanan KB lanjutan dengan mempertimbangkan prinsip
rasional, efektif, dan efisien. Disamping itu juga dilakukan peningkatan
pelayanan pengayoman dan penanganan KB pasca persalinan, pasca
keguguran dan penanganan komplikasi dan efek samping (Renstra BKKBN,
2015).

osialisasi dan pelatihan


tentang
alat KB pada PUS terus
dikampanyekan,
baik secara langsung
mendatangi dari rumah
ke rumah maupun di acara-
acara formal
dan semiformal, misalnya
dalam kegiatan
musyawarah desa dan hajatan
warga. Hal ini
dilakukan agar sosialisasi
dapat berlangsung
4

secara spontan dalam suasana


kumpul dan
berdiskusi bersama. Kerja
sama dengan
para pemangku kepentingan
yang terkait
dengan program KB juga
perlu dijalin, seperti
pemangku kepentingan yang
berasal dari
Dinas Kesehatan dan
lurah/kadus/kades.
Pendekatan tokoh masyakat
dapat dijadikan
pelopor bagi PUS untuk ikut
serta program
5

KB. Pendekatan pada tokoh


masyarakat
merupakan cara yang terbaik
agar PUS
mendapatkan keyakinan dan
kepercayaan
akan hadirnya hubungan
emosional di antara
mereka.
osialisasi dan pelatihan
tentang
alat KB pada PUS terus
dikampanyekan,
baik secara langsung
mendatangi dari rumah
ke rumah maupun di acara-
acara formal
6

dan semiformal, misalnya


dalam kegiatan
musyawarah desa dan hajatan
warga. Hal ini
dilakukan agar sosialisasi
dapat berlangsung
secara spontan dalam suasana
kumpul dan
berdiskusi bersama. Kerja
sama dengan
para pemangku kepentingan
yang terkait
dengan program KB juga
perlu dijalin, seperti
pemangku kepentingan yang
berasal dari
7

Dinas Kesehatan dan


lurah/kadus/kades.
Pendekatan tokoh masyakat
dapat dijadikan
pelopor bagi PUS untuk ikut
serta program
KB. Pendekatan pada tokoh
masyarakat
merupakan cara yang terbaik
agar PUS
mendapatkan keyakinan dan
kepercayaan
akan hadirnya hubungan
emosional di antara
mereka.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah ada pengaruh partisipasi suami terhadap program unmet need
pasangan usia subur Di Desa Lerpak wilayah kerja Puskesmas Geger?
8

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh partisipasi suami terhadap program unmet
need pasangan usia subur Di Desa Lerpak wilayah kerja Puskesmas
Geger.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi partisipasi suami di Desa Lerpak wilayah kerja
Puskesmas Geger
b. Mengidentifikasi program unmet need pasangan usia subur Di Desa
Lerpak wilayah kerja Puskesmas Geger
c. Menganalisis pengaruh partisipasi suami terhadap program unmet need
pasangan usia subur di Desa Lerpak wilayah kerja Puskesmas Geger

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan tentang pengaruh partisipasi suami terhadap program unmet
need pasangan usia subur.

1.4.2 Manfaat Praktis


a. Bagi tempat penelitian
Penelitian ini diharapkan dijadikan bahan edukasi pengembangan
pengetahuan peningkatan pengaruh partisipasi suami terhadap program
unmet need pasangan usia subur
b. Bagi responden
Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan responden tentang
pengaruh partisipasi suami terhadap program unmet need pasangan usia
subur.
c. Bagi institusi
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber informasi dan
pengembangan penelitian selanjutnya mengenai partisipasi suami
terhadap program unmet need pasangan usia subur.
9

Anda mungkin juga menyukai