Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DENGAN

MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RUANG PERAWATAN DI


PUSKESMAS TANJUNG BUMI

Oleh :

YULIANI
20142010096

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Motivasi merupakan suatu dorongan terhadap diri sendiri untuk

melakukan aktivitas. Dorongan yang di dapat tersebut bisa ari mana saja,

bisa dari diri kita ataupun orang lain (Nursalam, 2014). Sedang memotivasi

kerja merupakan semangat energi yang dapat mendorong karyawan untuk

melakukan aktivitas kerja, guna mencapai tujuan organisasi dan dorongan

dari dalam pribadi karyawan untuk memiliki kemauan kerja yang tidak

hanya untuk kebutuhan pribadi, namun juga untuk kemajuan suatu

organisasi atau instansi (Faiqoh, 2014). Disisi lain situasi dan kondisi kerja,

gaya kepemimpinan dan kebutuhan yang ada pada diri individu juga dapat

memotivasi seseorang dapat bekeja. Rendahnya motivasi kerja perawat

dapat mengakibatkan kurangnya produktivitas kerja, sering datang

terlambat, memperpanjang jam istirahat, mengeluhkan hal-hal sepele

(Depkes, 2011).

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menyatakan bahwa

perawat Indonesia mengalami penuruan produktivitas kerja sebesar 50,9%.

Rendahnya motivasi kerja perawat ini dikarenakan beban kerja terlalu

tinggi, gaji rendah tanpa insentif memadai, dan kepemimpinan kepala ruang

yang cenderung tidak sesuai dengan karakteristik bawahan (Putra, 2012).


5

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti jumlah

total perawat di Puskesmas Tanjung Bumi sejumlah 52 perawat.

Penyebab dari rendahnya motivasi kerja perawat dikarenakan

rendahnya motivasi kerja dari seorang pemimpin dapat mempengaruhi

produktivitas kerja perawat, sehingga dapat mengakibatkan buruknya

pelayanan kepada pasien. Pimpinan yang kurang memperhatikan kinerja

perawat dan terjadi beberapa masalah internal diantara perawat seperti

teman satu shift yang kurang dapat diajak bekerja sama, hal ini merupakan

salah satu faktor pemicu penurunan kinerja perawat yang mengakibatkan

masyarakat mengeluh atau merasa tidak puas dengan pelayanan yang

diberikan sehingga masyarakat enggan kembali ke Puskesmas karena

pelayanan yang kurang memuaskan (Hasna, 2020).

Upaya untuk meningkatkan kinerja karyawannya pemimpin sebaiknya

menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda untuk memimpin

bawahannya, dengan menyesuaikan tingkat kemampuan dalam setiap tugas

bawahannya. Jika gaya kepemimpian disamakan maka dapat berpengaruh

terhadap kinerja perawat sehingga perawat akan cenderung susah

dimotivasi, ingin memperpanjang jam istirahat, pulang sebelum jam kerja,

datang terlambat dan sering mengeluhkan hal-hal sepele. Hal ini dapat

memperburuk suatu pelayanan kepada pasien.

Peran pemimpin yang begitu penting dalam keorganisasian menjadi

fokus yang menarik perhatian para peneliti. Pemimpin memegang peran

kunci dalam merancang dan melaksanakan strategi. Gaya kepemimpinan


5

yang sesusai dengan karakteristik perawat dapat meningkatkan motivasi

kerja, agar kinerja dan kualitas pelayanan dapat meningkat dan semakin

baik, lebih disiplin, dan tepat waktu dalam bekerja. Keteladanan seorang

pemimpin rumah sakit sangat dibutuhkan apalagi peran seorang pemimpin

ruangan atau bisa di sebut Kepala Ruangan sangat menentukan kinerja para

perawat dalam pemberikan pelayanan kesehatan kepada pasien (Bayu,

2018)

Berdasarkan fenomena latar belakang diatas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul “hubungna gaya pemimpin

kepala ruangan dengan motivasi kerja perawat di Puskesmas Tanjung Bumi

Kabupaten Bangkalan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja perawat:


Faktor-faktor yang mempengaruhi:
a. Gaya kepemimpinan
b. Karakterisitk pemimpin Rendahnya Motivasi
c. Imbalan kerja perawat

1.2.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi kerja perawat

1. Gaya kepemimpinan
5

menyatakan bahwa kepemimpinan adalah seni atau proses untuk

mempengaruhi orang lain, sehingga mereka bersedia dengan

kemampuan sendiri dan secara antusias bekerja untuk mencapai tujuan

organisasi. Kepemimpinan melibatkan orang lain yaitu bawahan atau

pengikut karena kesediaan menerima dari pemimpin, anggota

kelompok membantu menegaskan status pemimpin dan

memungkinkan proses kepemimpinan. Tanpa bawahan, semua sifat-

sifat kepemimpinan seorang manajer menjadi tidak relevan (Cherie,

2013).

2. Karakterisitk pemimpin

Pemahaman awal tentang kepemimpinan terfokus pada

karakteristik sifat yang dimiliki seorang pemimpin. Sifat merupakan

salah satu karakteristik spesifik yang dimiliki oleh individu, seperti

sifat kepercayaan diri, kejujuran, kecerdasan,dan keberanian. Menurut

teori sifat, hanya individu yang memiliki sifat-sifattertentulah yang

bisa menjadi seorang pemimpim. Teori ini menegaskan ide

bahwabeberapa individu dilahirkan memiliki sifat-sifat tertentu yang

secara alamiahmereka menjadi seorang pemimpin. (Yulk, 1988, dalam

Muin, 2011)

3. Imbalan
5

Imbalan jasa merupakan balasan jasa yang diberikan oleh instansi

kepada tenaga kerja, dan imbalan jasa tidak hanya sekedar hak dan

kewajiban. tetapi yang paling penting, adalah imbalan jasa yang

diberikan merupakan daya pendorong, semangat untuk bekerja, akan

tetapi dalam kenyataannya, sering kita mendengar kritikan dan

kecaman dari berbagai lapisan masyarakat terhadap sistem pelayanan

kesehatan yang kurang bermutu dan tidak berprofesional. khususnya

dalam memberikan asuhan keperawatan di rumah sakit, karena terkait

dengan ketidaksesuaian imbalan jasa yang mereka terima dengan

pekerjaan yang harus mereka kerjakan (Royani, 2013).

1.3 Batasan Masalah

Dilihat dari identifikasi masalah di atas maka penulisan dibatasi

masalah pada “Hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan

motivasi kerja perawat di Puskesmas Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan”.

1.4 Rumusan masalah

Dari uraian Batasan masalah diatas maka penulis membuat rumusan

masalah sebagai berikut:


5

a. Bagaimana gambaran gaya kepemipinan kepala ruangan di Puskesmas

Tanjung Bumi.

b. Bagaimana gambaran motivasi kerja perawat di Puskesmas Tanjung

Bumi.

c. Bagaimana hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan

motivasi kerja perawat di Puskesmas Tanjung Bumi Kabupaten

Bangkalan.

1.5 Tujuan penelitian

1.5.1 Tujuan umum

Menganalisis hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan

motivasi kerja perawat di Puskesmas Tanjung Bumi Kabupaten

Bangkalan

1.5.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gaya kepemipinan kepala ruangan di Puskesmas

Tanjung Bumi.

b. Mengidentifikasi motivasi kerja perawat di Puskesmas Tanjung Bumi.

c. Menganalisis hubungan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan

motivasi kerja perawat di Puskesmas Tanjung Bumi Kabupaten

Bangkalan.
5

1.6 Manfaat penelitian

1.6.1 Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian dapat memberikan gambaran hubungan gaya

kepemimpinan kepala ruangan dengan motivasi kerja perawat di

Puskesmas Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan dan dapat memberikan

informasi untuk peneliti selanjutnya.

1.6.2 Manfaat praktis

a. Manfaat Bagi instansi terkait

Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi pihak Manajemen

Puskesmas Tanjung Bumi dalam bidang keperawatan dalam rangka

pengelolaan kualitas layanan sehingga dapat memperbaiki gaya

kepemimpinan dan kinerja perawat.

b. Manfaat Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini dapat menjadi ilmu pegetahuan terhadap gaya

kepemimpinan dan karakteristik pemimpin yang mempengaruhi

kinerja perawat. Memberikan pengalaman dan pemahaman tentang

kepemimpinan dan kinerja perawat

Anda mungkin juga menyukai