Oleh:
KURNIAWATI
20142010083
1
BAB 1
PENDAHULUAN
merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Pada saat
diagnosis, banyak pasien dengan diabetes tipe 2 memiliki satu atau dua risiko faktor
untuk penyakit kaki diabetik, seperti neuropati perifer diabetik (DPN) dan ulkus kaki
diabetik (DFU). Pasien dapat mengatasi komplikasi tersebut melalui pengetahuan dan
praktik perawatan kaki yang baik. Komplikasi dari DM salah satunya adalah Peripheral
basal pembuluh darah besar dan kecil pada aliran daraharteri perifer di ektermitas
Pravalensi dan insidensi penderita DM tipe 2 meningkat secara signifikan dari tahun
ke tahun,penyakit ini menjadi sebuah ancaman kesehatan global (PERKENI, 2015). Angka
kematian akibat dari DM yang dilaporkan adalah sebesar 4 juta jiwa, diprediksi jumlah
penderita DM Pada tahun 2045 mengalami peningkatan yang mencapai 629 juta jiwa (IDF,
terbanyak didunia setelah China, India, United States, Brazil dan Mexico. DM tipe 2 bisa
menyebabkan berbagai komplikasi pada penderitanya, baik akut maupun kronik. Salah satu
komplikasi kronik yang banyak terjadi adalah Peripheral Arterial Disease (PAD) dan neuropati
sensorik maupun motorik. Hampir 60% penderita mengalami komplikasi tersebut (Black &
Hawks, 2014). Di Jawa Timur prevalensi Diabetes Mellitus mencapai 10,7% (Riskesdes,
2013). Di Kabupaten Bangkalan 11,317 orang dengan DM (DinKes Jawa Timur, 2019).
Komplikasi Peripheral Arterial Disease (PAD) dan neuropati disebabkan oleh penurunan
sirkulasi darah perifer hingga ke serabut saraf, menyebabkan penderita DM mudah mengalami
luka gangren. Faktor resiko yang mudah terjadi pada Peripheral Arterial Disease (PAD) adalah
aterosklerosis yang meliputi: ras, jenis kelamin, bertambahnya usia, merokok, DM, hipertensi,
inflamasi sistemik dan insufisiensi ginjal kronis (Habibie, 2017). Intervensi yang bisa dilakukan
antara lain senam kaki dan massase kaki. Pada pasien DM, hiperglikemia kronis memicu
glikosilasi nonenzimatik dan peningkatan difusi glukosa pada jaringan yang tidak memerlukan
insulin seperti saraf, dan pembuluh darah. Glikosilasi nonenzimatik pada pembuluh darah
sehingga terjadi kelainan struktur dan fungsi kapiler (Subekti, 2014). Peripheral Arterial
Disease (PAD) merupakan faktor resiko terjadinya ulkus, gangren, dan penyembuhan
luka yang lambat akibat sirkulasi darah yang tidak lancar pada ekstermitas yang dapat
Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah dan mengontrol terjadinya komplikasi dalam
penatalaksanaan DM. Perawatan kaki adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai
ABI. foot spa diabeticmerupakan serangkaian kegiatan perawatan kaki yang di dalamnya
terdapat kegiatan senam kaki, pembersihan dengan air hangat, dan pemijatan (Purwanto,
2014). Kegiatan-kegiatan tersebut selain dapat melancarkan aliran darah, juga membuat
pasien merasa nyaman dan rileks. Beberapa penelitan menjelaskan bahwa ada dua
pandangan yang berbeda antara foot spa diabetic sebanyak 5 kali seminggu dan rendam kaki
dengan air hangat selama 3 kali dalam seminggu dapat meningkatkan nilai ABI dan juga ada
beberapa factor yang belum di teliti yaitu masalah confounding dari variabel dari tindakan
foot spa. Foot Self-Care yang merupakan salah satu intervensi keperawatan yang
bersifat preventif dalam bentuk kegiatan membersihkan dan menginspeksi daerah kaki,
mengeringkan dan memberi minyak pada kaki yang bertujuan untuk relaksasi,
kebersihan, dan kesehatan kulit (Bulechek et al., 2013; Smeltzer and Bare, 2013).
a. Usia
baru, dan fungsi secara fisik akan menurun, penelitian lainnya dari menunjukkan
bahwa penderita diabetes mellitus dengan usia dibawah 55 tahun perawatan
kakinya baik.
b. Jenis Kelamin
besar responden wanita perawatan kaki diabetes mellitus buruk. Sedangkan untuk
responden laki – laki perawatan kaki diabetes mellitus baik dan buruk memiliki
frekuensi yang sama dengan responden wanita. Tidak ada perbedaan untuk baik
dan buruknya frekuensi dalam perawatan kaki antara responden wanita dan laki–
c. Tingkat pendidikan
Pemeriksaan kaki setiap hari adalah Langkah pertama untuk menemukan cedera
awal untuk mendapatkan perawatan kaki yang tepat. Kaki harus dilihat setiap hari
setelah mandi, sebelum mandi atau pada saat mandi dan sebelum menggunakan
alas kaki atau kaos kaki. Pemeriksaan kaki harus dilakukan dengan pencahayaan
yang bagus, untuk mengetahui ada luka atau tidak. Meskipun sebagian besar klien
diabetes mellitus tahu bahwa mereka harus melakukan perawatan kaki setiap hari,
akan tetapi mereka belum tau cara melakukannya dengan benar atau apa yang
dengan lama Diabetes Mellitus lebih pendek (Albikawi dan Abuadas, 2015).
e. Pekerjaan
dengan pekerjaannya sehingga tidak ada waktu untuk melakukan perawatan kaki
diabetes mellitus memiliki peluang melakukan perawatan kaki 1 kali lebih baik
melakukan perawatan kaki dengan teratur dan mencegah komplikasi yang banyak
salah satunya masalah neuropati sensoria tau sensitivitas pada kaki responden
Dilihat dari identifikasi masalah di atas maka penulisan dibatasi masalah pada
“hubungan foot celf-care dengan peripheral arterial disease (PAD) pada pasien DM di
Dari uraian Batasan masalah diatas maka penulis membuat rumusan masalah
sebagai berikut:
3. Apakah terdapat hubungan foot celf-care dengan peripheral arterial disease (PAD)
celf-care dengan peripheral arterial disease (PAD) pada pasien DM dan dapat
Penelitian ini diharapkan bisa menjadi motivasi bagi klien diabetes mellitus
dalam mengontrol kadar gula darah, serta dijadikan sebagai informasi mengenai
salah satu cara yang bisa dilakukan dalam mengontol kadar gula darah
kesehariannya.
bersifat komprehensif.