Anda di halaman 1dari 14

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan tentang hasil penelitian hubungan mutu

pelayanan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas

Konang. Dengan jumlah responden sebanyak 44 pasien yang dilakukan pada

bulan April 2021. Hasil penelitian dimulai dari data umum dan data khusus.

5.1 Data Umum

Data umum ini membahas tentang karakteristik responden, data ini

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

5.1.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia di Puskesmas


Konang Bangkalan pada bulan April 2021
Usia Frekuensi Presntasi (%)
15-30 Tahun 10 22.7
31-45 Tahun 21 47.7
46-70 Tahun 13 29.5
Total 44 100
Sumber: Data Primer, April 2021

Berdasarkan tabel 4.1 diatas didapatkan data usia responden

hampir setengahya di umur 31-45 tahun sejumlah 21 (47.7%).

5.1.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di


Puskesmas Konang Bangkalan pada bulan April 2021
2

Jenis Kelamin Frekuensi Presntasi (%)


Perempuan 19 43.2
Laki-Laki 25 56.8
Total 44 100
Sumber: Data Primer, April 2021

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan jenis kelamin responden

sebagian besar laki-laki berjumlah (56.8%)

5.1.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di


Puskesmas Konang Bangkalan pada bulan April 2021
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
D3 1 2.3
S1 3 6.8
SMA 19 43.2
SMP 10 22.8
SD 9 20.5
Tidak Bersekolah 2 4.5
Total 44 100
Sumber: Data Primer, April 2021

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukan jenis pendidikan terakhir

responden hampir setengahnya responden berpendidikan SMA sejumlah

(43.2%).

5.1.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di


Puskesmas Konang Bangkalan pada bulan April 2021
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Pegawai Swasta 4 9.1
Wiraswasta 9 20.5
Petani 25 56.8
3

Ibu rumah tangga 6 13.6


Total 44 100
Sumber: Data Primer, April 2021

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan sebagian besar

pekerjaan responden yaitu petani sejumlah (56.8%).

5.2 Data Khusus

5.2.1 Distribusi frekuensi pasien rawat inap berdasarkan mutu pelayanan

keperawatan

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan mutu pelayanan


keperawatan di Puskesmas Konang Bangkalan pada bulan
April 2021
Mutu Pelayanan Keperawatan Frekuensi Persentase (%)
Mutu Pelayanan Keperawatan Rendah 24 54.5
Mutu Pelayanan Keperawatan Sedang 16 36.4
Mutu Pelayanan Keperawatan Tinggi 4 9.1
Total 44 100
Sumber: Data primer, April 2021

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukan mutu pelayanan

keperawatan pasien rawat inap sebagian besar menunjukan mutu

pelayanan keperawatan rendah sejumlah (54.5%).

5.2.2 Distribusi frekuensi pasien rawat inap berdasarkan tingkat kepuasaan

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat kepuasan di


Puskesmas Konang Bangkalan pada bulan April 2021
Kepuasan Frekuensi Persentase (%)
Kurang puas 35 79.5
Puas 6 13.6
Sangat puas 3 6.8
Total 44 100
Sumber: Data primer, April 2021
4

Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukan kepuasan pasien rawat

inap paling banyak menunjukan hampir seluruh sejumlah (79.5%).

5.2.3 Tabulasi silang hubungan mutu pelayanan keperawatan dengan

tingkat kepuasan pasien rawat inap

Tabel 4.7 Tabulasi silang hubungan mutu pelayanan keperawatan dengan


tingkat kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas Konang
Bangkalan pada bulan April 2021
Kepuasan Total
Kurang puas Puas Sangat puas
f % f % f % f %
Mutu pelayanan Rendah 24 54.4 0 0 0 0 24 54.5
keperawatan Sedang 8 18.2 6 13.6 2 4.5 16 36.4
Tinggi 3 6.8 0 0 1 2.3 4 9.1
Total 35 79.5 6 13.6 3 6.8 44 100
Uji Statistic Spearman Rank
α = 0,05
p = 0,003

Sumber: Data primer, April 2021

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa pasien rawat inap di

wilayah kerja Puskesmas Konang yang mengatakan kurang puas dengan

mutu pelayanan keperawatan rendah sejumlah 24 (54.8%), pasien merasa

kurang puas dengan mutu pelayanan keperawatan sedang sejumlah 8

(18.2%), pasien merasa kurang puas dengan mutu pelayanan keperawatan

tinggi sejumlah 3 (6.8%), pasien merasa puas dengan mutu pelayanan

keperawatan sedang sejumlah 6 (13.6%) pasien merasa sangat puas dengan

mutu pelayanan keperawatan sedang sejumlah 2 (4.5%), sedangkan pasien

merasa sangat puas dengan mutu pelayanan keperawatan tinggi sejumlah 1

(2.3%).

Dari hasil uji statistic Spearman Rank diperoleh nilai p = 0,003

berarti nilai p = < α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H 0


5

ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan mutu pelayanan

keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas

Konang Kabupaten Bangkalan.


BAB 6

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dilakukan pembahasan dari variabel yang telah

diteliti yaitu hubungan mutu pelayanan keperawatan dengan tingkat

kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas Konang Kabupaten Bangkalan.

6.1 Identifikasi Mutu Pelayanan Keperawatan Pasien Rawat Inap di

Puskesmas Konang

Berdasarkan data didapatkan mutu pelayanan keperawatan pasien

rawat inap sebagian besar menunjukan mutu pelayanan keperawatan rendah

sejumlah 24 (54.5%). Dalam hal ini pasien rawat inap memiliki penilaian

masing-masing terkait dengan mutu pelayanan keperawatan pada saat

diberikan pelayanan. Rawat inap Puskesmas mempunyai tugas

menyelenggarakan pelayanan keperawatan dengan penggunaan tempat tidur

untuk keperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasi medik dan

penunjang medik lainnya, dengan menggunakan 5 dimensi mutu pelayanan

keperawatan sebagai penentu kepuasan pasien dalam pelayanan rawat inap,

maka dari itu penelitian ini menunjukan bahwa pelayanan keperawatan akan

memberikan dampak yang kurang baik bilamana perawat memberikan

perawatan yang tidak sesuai dengan harapan pasien. Biaya terjangkau,

kenyamanan ruang rawat inap, tatanan tempat tidur dan kamar mandi yang

bersih, serta empati dan daya tanggap merupakan salah satu upaya untuk

memberikan kepuasan kepada pasien.


7

Sesuai dengan teori Mutu pelayanan keperawatan adalah asuhan

keperawatan professional yang mengacu pada 5 dimensi kualitas

pelayanan yaitu, (reability, tangibles, assurance, responsiveness, dan

empathy) [ CITATION Bau13 \l 14345 ]. Mutu pelayanan keperawatan

sebagai alat ukur dari kualitas pelayanan kesehatan dan mejadi salah satu

faktor penentu citra instansi pelayanan kesehatan di masyarakat. Di

karenakan keperawatan merupakan salah satu profesi dengan jumlah

terbanyak dan yang paling dekat dengan pasien. Mutu pelayanan

keperawatannya sendiri dilihat dari kepuasan pasien terhadap pelayanan

yang diberikan puas atau tidak puas (Nursalam, 2015).

Sejalan dengan teori (Nursalam, 2015) suatu pelayanan keperawatan

harus memiliki mutu yang baik dalam pelaksanaanya. Diantaranya adalah:

Caring adalah sikap perduli yang ditunjukkan oleh perawat kepada

pasiennya. Perawat akan senantiasa memberikan asuhan dengan sikap

yang siap tanggap dan perawat mudah dihubungi pada saat pasien

membutuhkan perawatan, kolaborasi adalah tindakan kerja sama antara

perawat dengan anggota medis lain, pasien, keluarga pasien, dan tim

sejawat keperawatan dalam menyelesaikan prioritas perencanaan pasien.

Disini perawat juga bertanggung jawab penuh dalam kesembuhan dan

memotivasi pasien, kecepatan, suatu sikap perawat yang cepat dan tepat

dalam memberikan asuhan keperawatan. Dimana perawat menunjukkan

sikap yang tidak acuh tak acuh, tetapi akan memberikan sikap baik kepada

pasien, empati adalah sikap yang harus ada pada semua perawat. Perawat

akan selalu memperhatikan dan mendengarkan keluh kesah yang dialami


8

pasien. Tetapi perawat tidak bersikap simpati, sehingga perawat dapat

membimbing kepercayaan pasien, courtesy adalah sopan santun yang ada

pada diri perawat sendiri. Dalam analisis kuisioner didapatkan pertanyaan

dengan hasil terendah ada pada biaya pasien rawat inap, peawat

memperhatikan kebutuhan dan keluhan pasien.

6.2 Identifikasi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas

Konang

Berdasarkan data diatas didapatkan kepuasan pasien rawat inap

hampir seluruh pasien menyatakan kurang puas sejumlah 35 (79.5%).

Dalam hal ini pasien rawat inap memiliki penilaian berbeda terkait dengan

kepuasan berdasarkan mutu pelayanan keperawatan yang didapat, dalam

penelitian ini sebagian besar responden atau pasien memiliki jenjang

pendidikan SMA. Berdasarkan tingkat pendidikan dan sosial penduduk,

bahwa makin tinggi tingkat pendidikan dan sosial seseorang maka tuntutan

terhadap kualitas pelayanan kesehatan pun makin tinggi.

Sesuai dengan teori menurut Oliver dalam [ CITATION Abd14 \l 14345 ]

mendefinisikan kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya.

Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang

dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka

pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, maka pelanggan

akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan sangat

puas. harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau,


9

komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media.

Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitive terhadap harga

dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.

Sejelan dengan teori Tingkat kepuasan antar individu satu dengan

individu lain berbeda. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari faktor

jabatan, umur, kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pendidikan, jenis

kelamin, sikap mental dan kepribadian [ CITATION Pon13 \l 14345 ].

6.3 Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Tingkat Kepuasan

Pasien Rawat Inap

Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa pasien rawat inap di

wilayah kerja Puskesmas Konang yang mengatakan kurang puas dengan

mutu pelayanan keperawatan rendah sejumlah 24 (100%), pasien merasa

kurang puas dengan mutu pelayanan keperawatan sedang sejumlah 8

(50%), pasien merasa kurang puas dengan mutu pelayanan keperawatan

tinggi sejumlah 3 (75%), pasien merasa puas dengan mutu pelayanan

keperawatan sedang sejumlah 6 (37.5%) pasien merasa sangat puas dengan

mutu pelayanan keperawatan sedang sejumlah 2 (12.5%), sedangkan

pasien merasa sangat puas dengan mutu pelayanan keperawatan tinggi

sejumlah 1 (25%).

Dari hasil uji statistic Spearman Rank diperoleh nilai p = 0,003

berarti nilai p = < α (0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H 0

ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan mutu pelayanan


10

keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas

Konang Kabupaten Bangkalan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mutu pelayanan

keperawatan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien rawat inap. Maka

dari itu berdasarkan hasil uji korelasi dapat disimpulkan oleh peneliti

bahwa ada hubungan antara mutu pelayanan keperawatan dengan tingkat

kepuaan pasien rawat inap. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi

mutu pelayanan keperawatan maka pasien merasa sangat puas, seseorang

dapat menilai dengan merasakan mutu pelayanan keperawatan serta

harapan dari pelayanan tersebut sesuai dengan apa yang diingkannya.

Sesuai dengan teori [ CITATION Poh12 \l 14345 ] menjelaskan mutu

pelayanan keperawatan menunjukkan pada tingkat kesempurnaan

pelayanan keperawatan dalam menimbulkan rasa puas diri setiap pasien,

makin sempurna kepuasan tersebut makin baik pula mutu pelayanan

keperawatan. Dimensi service quality yang lebih dikenal dengan ServQual

meliputi lima dimensi yaitu Reliability (dapat dipercaya), yaitu

kemampuan layanan kesehatan untuk memberikan pelayanan sesuai

dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Keandalan suatu

produk atau jasa yang menunjukkan tingkat kualitas sangat berarti bagi

konsumen dalam memilih produk atau jasa, Assurance (jaminan dan

kepastian), yaitu pengetahuan, kesopansantunan para pegawai untuk

menumbuhkan rasa percaya pasien, Tangible (bukti fisik), berkenaan

dengan penampilan fisik fasilitas layanan, peralatan/perlengkapan, sumber

daya manusia dan materi komunikasi, Empathy (empati), adalah kesediaan


11

pemberi jasa untuk mendengarkan dan adanya perhatian akan keluhan,

kebutuhan, keinginan dan harapan pasien, Responsiveness (daya tanggap)

adalah suau kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang

cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian

informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang

negatif dalam kualitas pelayanan.


BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

a. Mutu pelayanan keperawatan di Puskesmas Konang didapatkan

mutu pelayanan keperawatan pasien rawat inap sebagian besar

menunjukan mutu pelayanan keperawatan rendah.

b. Tingkat kepuasan pasien rawat inap di Puskemas Konang

didapatkan hampir seluruh pasien menyatakan kurang puas.

c. Ada hubungan Mutu pelayanan keperawatan dengan tingkat

kepuasan pasien rawat inap di Puskemas Konang.

7.2 Saran

Setelah mengetahui hasil dari penelitian ini, peneliti memberikan

saran sebagai berikut:

a. Teoritis

Penelitian ini bisa digunakan sebagai sumber pendukung

untuk penelitian lebih lanjut tentang mutu pelayanan keperawatan

dengan kepuasan pasien rawat inap, disarankan untuk penelitian

selanjutnya lebih diperluas seperti membandingkan mutu


pelayanan keperawatan dan kepuasan pasien rawat inap antara

Puskesmas A dan B.

b. Praktis

1) Disarankan untuk Puskesmas Konang agar selalu

memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan 5 dimensi

mutu pelayanan keperawatan seperti Reliability (dapat

dipercaya), Assurance (jaminan dan kepastian), Empathy

(empati), Responsiveness (daya tanggap), Tangible (bukti

fisik) supaya dapat meningkatkan kepuasan pasien rawat

inap.

2) Disarankan kepada manajemen untuk mengevaluasi setiap

kegiatan dan keadaan secara kontinue yang berjangka misal

3 bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai