Anda di halaman 1dari 6

Pusat Penelitian BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

Badan Keahlian DPR RI


Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. XI, No.24/II/Puslit/Desember/2019

ANGKA KEMATIAN IBU:


FAKTOR PENYEBAB DAN UPAYA PENANGANANNYA
Sali Susiana
13 Abstrak
Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini masih jauh dari target Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) yakni 70 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2030. Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan
oleh pemerintah, AKI belum turun secara signifikan. Tulisan ini membahas
faktor penyebab tingginya AKI dan upaya untuk mengatasinya. Penyebab AKI
dapat dibedakan atas determinan dekat, determinan antara, dan determinan jauh.
Untuk menurunkan AKI, determinan dekat, determinan antara, dan determinan
jauh yang terkait dengan AKI harus dapat diatasi. Determinan dekat dapat
diminimalisasi apabila determinan antara seperti status kesehatan ibu dan akses
terhadap pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan. Upaya menurunkan AKI hanya
efektif jika ada peran serta semua pihak, termasuk inovasi dari pemerintah daerah.
DPR RI melalui fungsi yang dimiliki dapat berperan dengan mengefektifkan
fungsi pengawasan melalui komisi terkait, yaitu Komisi VIII dan Komisi IX. DPR
RI juga perlu memastikan anggaran yang dialokasikan untuk program/kegiatan
yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ibu telah memadai.

Pendahuluan indikator untuk melihat derajat


Setiap tanggal 22 Desember kesehatan perempuan dan menjadi
diperingati sebagai Hari Ibu. Tema salah satu komponen indeks
Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-91 pembangunan maupun indeks
tahun 2019 ini adalah “Perempuan kualitas hidup (Sumarmi, 2017).
Berdaya, Indonesia Maju”. Untuk Menurut Ketua Komite
membuat perempuan berdaya, Ilmiah International Conference
segala aspek kehidupan perempuan on Indonesia Family Planning and
yang berkaitan dengan kualitas Reproductive Health (ICIFPRH),
PUSLIT BKD
hidupnya harus dipenuhi, termasuk Meiwita Budhiharsana, hingga
aspek pendidikan dan kesehatan. Di tahun 2019 AKI Indonesia masih
bidang kesehatan, Angka Kematian tetap tinggi, yaitu 305 per 100.000
Ibu (AKI) merupakan salah satu kelahiran hidup. Padahal, target
AKI Indonesia pada tahun 2015 100.000 kelahiran hidup. Hasil
adalah 102 per 100.000 kelahiran Survei Demografi Kesehatan
hidup. Kepala Badan Kependudukan Indonesia 2012 menunjukkan AKI
dan Keluarga Berencana Nasional sebesar 359 per 100.000 kelahiran
(BKKBN), Hasto Wardoyo, dalam hidup. Sedangkan hasil Survei
acara Nairobi Summit dalam rangka Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
ICPD 25 (International Conference 2015 menunjukkan AKI sebesar
on Population and Development ke- 305 per 100.000 kelahiran hidup,
25) yang diselenggarakan pada masih sangat tinggi dibandingkan
tanggal 12-14 November 2019 perkiraan Kementerian Kesehatan.
menyatakan bahwa tingginya AKI Data lain ditunjukkan oleh Bank
merupakan salah satu tantangan Dunia yang menyatakan bahwa
yang harus dihadapi Indonesia sejak 2000, AKI di Indonesia
sehingga menjadi salah satu menunjukkan tren menurun,
komitmen prioritas nasional, yaitu dengan menyebutkan bahwa rasio 14
mengakhiri kematian ibu saat hamil AKI di Indonesia sebesar 177 per
dan melahirkan. Tulisan singkat ini 100.000 kelahiran hidup pada 2017.
akan membahas mengenai faktor Dalam Tujuan Pembangunan
penyebab tingginya AKI dan upaya Berkelanjutan/Sustainable Development
apa saja yang telah dilakukan untuk Goals (SDGs), target AKI adalah
menurunkan AKI. 70 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2030. Untuk mencapai
Penurunan AKI sebagai Target target tersebut diperlukan kerja
SDGs keras, terlebih jika dibandingkan
Meningkatkan kesehatan ibu dengan beberapa negara ASEAN,
adalah tujuan kelima Millenium AKI di Indonesia relatif masih
Development Goals (MDGs) yang sangat tinggi. AKI di negara-negara
harus dicapai oleh 191 negara ASEAN rata-rata sebesar 40-60 per
anggota PBB pada tahun 2015, 100.000 kelahiran hidup. Bahkan,
termasuk Indonesia. Mengurangi AKI di Singapura sebesar 2-3 per
2/3 AKI saat melahirkan (1990- 100.000 kelahiran hidup.
2015) menjadi salah satu target
meningkatkan kesehatan ibu, Faktor Penyebab Kematian Ibu
selain akses terhadap pelayanan Masalah yang berkaitan
kesehatan standar hingga tahun dengan kehamilan dan
2015. AKI ditargetkan turun dari 390 persalinan, termasuk AKI tidak
per 100.000 kelahiran hidup pada dapat dilepaskan dari berbagai
tahun 1990 menjadi 102 per 100.000 faktor yang mempengaruhinya,
kelahiran hidup pada tahun 2015. antara lain status kesehatan
Hingga tahun 2015, ternyata ibu dan kesiapan untuk hamil,
target MDGs 5 tersebut tidak dapat pemeriksaan antenatal (masa
dicapai. Hal ini memang sudah kehamilan), pertolongan persalinan
diprediksi sebelumnya. Dengan dan perawatan segera setelah
prediksi linier AKI, Kementerian persalinan, serta faktor sosial
Kesehatan telah memperkirakan budaya (E. Kristi Poerwandari dan
pada tahun 2015 Indonesia baru Yenina Akmal, 2000: 436). Dalam
akan mencapai angka 161 per konteks Indonesia, terbatasnya
akses perempuan terhadap Determinan dekat secara langsung
fasilitas pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh determinan antara
reproduksi yang berkualitas, yang berhubungan dengan faktor
terutama bagi perempuan miskin kesehatan, seperti status kesehatan
di Daerah Tertinggal, Terpencil, ibu, status reproduksi, akses
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) terhadap pelayanan kesehatan,
merupakan salah satu tantangan dan perilaku penggunaan fasilitas
yang dihadapi dalam pencapaian pelayanan kesehatan. Determinan
MDG 5 Target 5A (Bappenas, 2010: jauh berhubungan dengan faktor
90). Penyediaan fasilitas PONEK, demografi dan sosiokultural.
PONED, posyandu, dan unit Kesadaran masyarakat yang
transfusi darah belum merata dan rendah tentang kesehatan ibu
belum seluruhnya terjangkau oleh hamil, pemberdayaan perempuan
seluruh penduduk. Sistem rujukan yang tidak baik, latar belakang
15 dari rumah ke Puskesmas dan ke pendidikan, sosial ekonomi
rumah sakit juga belum berjalan keluarga, lingkungan masyarakat
dengan optimal. Faktor lain yang dan politik, serta kebijakan secara
mempengaruhi tingginya AKI tidak langsung diduga ikut
adalah akses jalan yang buruk berperan dalam meningkatkan
ke tempat pelayanan kesehatan. kematian ibu.
Bappenas (2010: 90) menambahkan Berperannya determinan
faktor lain, yaitu faktor budaya di dekat dan determinan jauh dalam
daerah tertentu. AKI antara lain dapat dilihat
Secara nasional, menurut dari hasil penelitian Pertiwi
Detty S. Nurdiati, pakar Ilmu (2012) yang menunjukkan bahwa
Kebidanan dan Penyakit persentase persalinan dibantu oleh
Kandungan, penyebab AKI dukun, persentase rumah tangga
paling tinggi adalah pendarahan. berperilaku hidup bersih sehat,
Sedangkan menurut McCharty J. dan persentase sarana kesehatan di
Maine DA sebagaimana dikutip tiap kabupaten/kota di Jawa Timur
Nurul Aeni (2013), kematian berpengaruh secara signifikan
ibu merupakan peristiwa terhadap jumlah kematian ibu.
kompleks yang disebabkan oleh Penelitian Aristia (2011) juga
berbagai penyebab yang dapat menyatakan bahwa persentase
dibedakan atas determinan dekat, rumah tangga berperilaku hidup
determinan antara, dan determinan bersih sehat berpengaruh secara
jauh. Determinan dekat yang signifikan terhadap jumlah
berhubungan langsung dengan kematian ibu.
kematian ibu merupakan gangguan
obstetrik seperti pendarahan, Upaya Menurunkan AKI
preeklamsi/eklamsi, dan infeksi Upaya penurunan AKI
atau penyakit yang diderita ibu merupakan salah satu target
sebelum atau selama kehamilan Kementerian Kesehatan. Beberapa
yang dapat memperburuk kondisi program yang telah dilaksanakan
kehamilan seperti penyakit jantung, antara lain Program Perencanaan
malaria, tuberkulosis, ginjal, dan Persalinan dan Pencegahan
acquired immunodeficiency syndrome. Komplikasi (P4K) dan Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK) ke menurunkan AKI yang dilakukan
puskesmas di kabupaten/kota; safe oleh pemerintah tersebut akan
motherhood initiative, program yang lebih efektif jika didukung oleh
memastikan semua perempuan semua pihak. Sebagai contoh, Dinas
mendapatkan perawatan yang Kesehatan Kapuas Hulu membuat
dibutuhkan sehingga selamat inovasi Madubulin (Masyarakat
dan sehat selama kehamilan dan Peduli Ibu Bersalin) untuk
persalinannya (tahun 1990); dan menurunkan AKI. Program ini
Gerakan Sayang Ibu pada tahun bertujuan meningkatkan peran serta
1996 (Mi’raj, 2017). keluarga masyarakat, aparatur desa,
Selain itu, telah dilakukan dan tokoh masyarakat terhadap ibu
penempatan bidan di tingkat hamil dan ibu bersalin. Program
desa secara besar-besaran yang Madubulin efektif untuk mencegah
bertujuan untuk mendekatkan terjadinya keterlambatan ketika
akses pelayanan kesehatan ibu dan ibu yang akan bersalin harus 16
bayi baru lahir kepada masyarakat. dirujuk ke rumah sakit. Madubulin
Upaya lainnya yaitu strategi yang berupa tim akan bergerak
Making Pregnancy Safer (tahun membantu bila ada ibu hamil yang
2000). Selanjutnya pada tahun 2012 dirujuk ke rumah sakit. Setelah
diluncurkan Program Expanding diterapkan, jumlah kematian ibu
Maternal and Neonatal Survival di Kapuas Hulu menurun dari 14
(EMAS) dalam rangka menurunkan orang pada tahun 2015 menjadi 2
AKI dan neonatal sebesar 25% orang pada tahun 2017, meskipun
(Rahmi, 2016). pada tahun 2018 meningkat lagi
Selain upaya yang dilakukan menjadi 3 orang. Madubulin
oleh Kementerian Kesehatan efektif dalam mengubah kebiasaan
melalui berbagai program dan sebelumnya di mana persalinan
kegiatan untuk menurunkan dilakukan secara tradisional dan
AKI tersebut, mulai tahun 2007, dibantu tenaga nonmedis, praktik
pemerintah melalui Kementerian tradisional dalam perawatan
Sosial juga melaksanakan sebuah persalinan dan pascapersalinan,
program yang mendukung upaya serta mengatasi sulitnya akses
penurunan AKI, karena salah satu terhadap pelayanan kesehatan yang
fokusnya adalah ibu hamil yang bermutu yang menjadi penyebab
terdapat dalam rumah tangga tingginya AKI.
miskin. Program tersebut adalah
Program Keluarga Harapan (PKH), Penutup
yang membuka akses keluarga Untuk menurunkan AKI,
miskin yang menjadi Keluarga determinan dekat, determinan
Penerima Manfaat (KPM), termasuk antara, dan determinan jauh yang
ibu hamil untuk memanfaatkan terkait dengan AKI harus dapat
berbagai fasilitas pelayanan diatasi. Determinan dekat yang
kesehatan yang tersedia di sekitar berhubungan langsung dengan
mereka. Kewajiban KPM PKH kematian ibu dapat diminimalisasi
di bidang kesehatan antara lain apabila determinan antara yaitu
adalah melakukan pemeriksaan status kesehatan ibu, akses terhadap
kandungan bagi ibu hamil. pelayanan kesehatan, dan perilaku
Berbagai upaya untuk
penggunaan fasilitas pelayanan diakses 29 November 2019.
kesehatan dapat ditingkatkan. “Di Konferensi Internasional, Hasto
Upaya untuk menurunkan Wardoyo Ungkap Capaian
AKI tidak akan akan efektif jika Kesehatan Reproduksi”,
hanya mengandalkan program https://today.line.me/id/pc/
dari pemerintah tanpa peran serta article/Di+Konferensi+Intern
semua pihak. Dalam konteks ini, asional+Hasto+Wardoyo+Un
inovasi yang dilakukan oleh Dinas gkap+Capaian+Kesehatan+Re
Kesehatan Kabupaten Kapuas produksi-G68POL, diakses 29
Hulu dapat menjadi contoh bagi November 2019.
pemerintah daerah yang lain untuk “Madubulin Jadi Cara Kapuas
menggerakkan potensi yang ada Hulu Turunkan Angka
dalam masyarakat agar berperan Kematian Ibu”, https://
serta dalam penurunan AKI. www.kemkes.go.id/article/
17 DPR RI melalui fungsi yang view/19032900001/madubulin-
dimiliki juga dapat berperan jadi-cara-kapuas-hulu-
serta dalam menurunkan AKI turunkan-angka-kematian-ibu.
dengan mengefektifkan fungsi html, diakses 4 Desember 2019.
pengawasan melalui komisi “Meski Cenderung Turun, tapi
terkait, yaitu Komisi VIII yang Belum Mencapai Target
bermitra dengan Kementerian Millenium Development
Pemberdayaan Perempuan dan Goals (MDGs) 2015 Sebesar
Perlindungan Anak dan Komisi IX 110 Kematian per 100
yang bermitra dengan Kementerian Ribu Kelahiran”. Angka
Kesehatan. DPR RI juga perlu Kematian Ibu Indonesia
memastikan bahwa anggaran yang Cenderung Turun, https://
dialokasikan untuk program dan databoks.katadata.co.id/
kegiatan yang ditujukan untuk datapublish/2019/10/08/
meningkatkan kesehatan ibu tren-angka-kematian-ibu-di-
melalui dua kementerian tersebut indonesia, diakses 4 Desember
telah memadai. 2019.
Mi’raj, Mhd. Wahyudin. (2017).
“Implementasi Gerakan Sayang
Referensi Ibu (GSI) di Desa Tasik Seminai
Aeni, Nurul. (2013). “Faktor Kecamatan Koto Gasib Tahun
Risiko Kematian Ibu”, Jurnal 2015”. JOM FISIP, Vol. 4, No. 1.
Kesehatan Masyarakat “Pedoman Penyelenggaraan
Nasional, Vol. 7, No. 10, hal. Peringatan Hari Ibu Ke-91
453-454. Tahun 2019” https://www.
“AKI di Indonesia Masih Tinggi”, kemenpppa.go.id/index.php/
https://ugm.ac.id/id/ page/read/84/2422/pedoman-
berita/17548-aki-di-indonesia- penyelenggaraan-peringatan-
masih-tinggi, diakses 4 hari-ibu-ke-91-tahun-2019,
Desember 2019. diakses 4 Desember 2019.
"Angka Kematian Ibu Melahirkan Poerwandari, E. Kristi dan Yenina
di Indonesia pada 2019 Masih Akmal. (2000). “Kondisi Sosial-
Tinggi", https://tirto.id/ei1y, Budaya Suku Sentani dan
Implikasinya pada Kesehatan Sumarmi, Sri. (2017). “Model Sosio
Reproduksi Perempuan”, Ekologi Perilaku Kesehatan dan
dalam Perempuan Indonesia Pendekatan Continuum of Care
dalam Masyarakat yang untuk Menurunkan Angka
Tengah Berubah, 10 Tahun Kematian Ibu”. The Indonesian
Program Kajian Wanita, Journal of Public Health, Vol.
E. Kristi Poerwandari dan 12, No. 1, hal. 129–141.
Rahayu Surtiati Hidayat (ed).
Jakarta: Program Studi Kajian
Wanita Program Pascasarjana
Universitas Indonesia.
Rahmi, Fifien Luthfia. (2016).
“Implementasi Program EMAS
(Expanding Maternal and
Neonatal Survival) sebagai 18
Upaya Penurunan Angka
Kematian Ibu dan Bayi Baru
Lahir di Kabupaten Tegal”.
Semarang: Jurusan Ilmu
Pemerintahan FISIP Universitas
Diponegoro.

Sali Susiana
sali.susiana@dpr.go.id

Sali Susiana S.Sos, M.Si adalah Peneliti Utama di bidang Peran Masyarakat Madani
dan Gender dalam Pembangunan, Pusat Penelitian, Badan Keahlian, Sekretariat
Jenderal DPR RI I. Menyelesaikan pendidikan S1 Sosiologi di Universitas Gadjah Mada
pada Tahun 1995 dan S2 di Kajian Wanita Universitas Indonesia pada Tahun 2005.
Karya tulis ilmiah yang pernah diterbitkan antara lain adalah “Representasi Perempuan di
Lembaga Legislatif”, “Perda Diskriminatif dan Kekerasan terhadap
Perempuan” dan “Pelindungan TKI Perempuan Sektor Informal”.

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.

Anda mungkin juga menyukai