PENDAHULUAN
Bila
perlu
dilakukan
pemeriksaan
penunjang
seperti
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2).
3).
4).
meningkat.
darah
5).
Penanganan :
1). Pantau tekanan darah, proteinuria, reflek dan kondisi janin
2). Jika tekanan darah meningkat tangani sebagai preeklampsia
3). Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin
terhambat, rawat dan pertimbangan terminasi kehamilan.
2.1.3 Preeklampsia
Adalah bila ditemukannya hipertensi yang ditambah dengan
proteinuria dan oedema. Proteinuria adalah tanda yang penting pada
preeklampsia, tidak adanya tanda ini akan membuat diagnosa
preeklampsia dipertanyakan. Proteinuria jika kadarnya lebih dari 300
mg dalam urine 24 jam atau lebih dari 100 mg dalam urin 6 jam.
Ibu
hamil
mana
pun
dapat
mengalami
preeklampsia.
tahun.
7)
Ibu yang pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan
sebelumnya akan ada kemungkinan berulang pada kehamilan
berikutnya
Sayangnya penyebab preeklampsia sampai saat ini masih
merupakan misteri. Tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun
Proteinuria (+)
2) Preeklampsia berat
a.
b.
Proteinuria (++)
c.
Oliguria
d.
Hiperrefleksia
e.
Gangguan penglihatan
f.
Nyeri epigastrium
2.1.4 Penanganan Preeklampsia Ringan
Jika kehamilan < 37 minggu dan tidak ada tanda-tanda perbaikan
lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan :
1) Pantau tekanan darah, proteinuria, refleks, dan kondisi janin.
2) Lebih banyak istirahat
3) Diet biasa
4) Tidak perlu diberi obat-obatan
5) Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat dirumah sakit :
a.
b.
c.
d.
Diet biasa
Pantau tekanan darah 2 x sehari, proteiuria 1x sehari
Tidak perlu obat-obatan
Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat oedema paru, dekompensasi
e.
f.
g.
h.
i.
j.
terminasi kembali
k. Jika protein meningkat tangani sebagai preeklampsia berat
Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi
2.1.5 Penanganan Preeklampsia Berat
1) Penanganan aktif
Adalah kehamilan diakhiri atau diterminasi bersamaan dengan
pemberian obat kejang (sama dengan pengobatan kejang pada
eklampsia). Penderita harus segera dirawat dan sebaiknya dirawat
diruangan khusus di daerah kamar bersalin, tidak diperlukan
ruangan yang gelap tetapi rungan dengan penerangan yang cukup.
Penderita yang ditangani dengan aktif bila didapatkan satu atau
lebih keadaan yaitu :
a. Ibu dengan kehamilan 35 minggu atau lebih
b. Adanya tanda-tanda impending eklampsia
c. Adanya syndrome HELLP (haemolysis elevated liver enzymes
and low platelet) atau kegagalan penanganan konservatif
d. Adanya gawat janin atau IUGR
2) Penanganan konservatif
Adalah kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan
pemberian pengobatan kejang (sama dengan penanganan kejang
pada eklampsia).
Pada kehamilan < 35 minggu tanpa disertai tanda-tanda
impending eklampsia dengan keadaan janin baik dilakukan
penanganan secara konservatif.
2.1.6 Eklampsia
Eklampsia didiagnosa jika kejang yang timbul dari hipertensi yang
diinduksi dengan kehamilan atau hipertensi yang diperberat dengan
kehamilan.
Tanda dan Gejala :
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
preeklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala dibagian
frontal, gangguan
epigastrium dan
hiperrefleksia.
1)
Penanganan kejang :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
ini
bisa
terjadi
karena
pembuluh
darah
yang
10
persediaan zat besi, Hb tidak akan turun dan bila persediaan ini habis,
Hb akan turun. Ini terjadi pada bulan ke 5-6 kehamilan, pada waktu
janin membutuhkan zat besi. Bila terjadi anemia, pengaruhnya
terhadap konsepsi dalah :
a
b
c
d
e
11
darah
merah
baru.
Untuk
diagnosis
diperlukan
12
13
(sionosis)
Bengkak pada tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda.
c) Kelas III
Banyak pembatasan dalam kegiatan fisik
Saat istirahat tidak ada keluhan
Pada aktifitas fisik ringan sudah menimbulkan gejala-gejala
insufisiensi jantung
d) Kelas IV
Tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun
Komplikasi :
Komplikasi pada ibu dapat terjadi : gagal jantung kongestif, edema paru,
kematian, abortus.
Komplikasi pada janin dapat terjadi : prematuritas, BBLR, hipoksia, gawat
janin, APGAR score rendah, pertumbuhan janin terhambat.
Penatalaksanaan :
14
Sebaiknya dilakukan dalam kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau ahli
jantung. Secara garis besar penatalksanaan mencakup mengurangi beban
kerja jantung dengan tirah baring, menurunkan preload dengan deuretik,
meningkatkan kontraktilitas jantung dengan digitalis, dan menurunkan after
load dengan vasodilator.
Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan klasifikasinya yaitu :
a. Kelas I :
Tidak memerlukan pengobatan tambahan
b. Kelas II :
Umumnya tidak memerlukan pengobatan tambahan, hanya harus
menghindari aktifitas yang berlebihan, terutama pada UK 28-32
minggu.
Pasien
dirawat
bila
keadaan
memburuk.
diberikan diuretic
d. Kelas IV :
Harus dirawat di RS. Kedua kelas ini tidak boleh hamil karena resiko
terlalu berat. Pertimbangkan abortus terapeutik pada kehamilan kurang dari
12 minggu. Jika kehamilan dipertahankan pasien harus terus berbaring
selama hamil dan nifas. Bila terjadi gagal jantung mutlak harus dirawat dan
berbaring terus sampai anak lahir. Dengan tirah baring, digitalis, dan
diuretic biasanya gejala gagal jantung akan cepat hilang.
15
2.4 DM
Diabetes mellitus pada kehamilan adalah intoleransi karbohidrat
ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun berat (DM), terjadi atau
diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung. Definisi ini mencakup
pasien yang sudah mengidap DM (tetapi belum terdeteksi) yang baru
diketahui saat kehamilan ini dan yang benar-benar menderita DM akibat
hamil.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan
karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta
persiapan untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui
plasenta kepada janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir
menyerupai kadar darah ibu. Insulin ibu tidak dapat mencapai janin
sehingga kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada janin.
Pengendalian kadar gula terutama dipengaruhi oleh insulin, disamping
beberapa hormon lain : estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat
lambatnya resopsi makanan maka terjadi hiperglikemi yang relatif lama dan
ini menuntut kebutuhan insulin.
Diagnosis :
Deteksi dini sangat diperlukan agar penderita DM dapat dikelola sebaikbaiknya. Terutama dilakukan pada ibu dengan factor resiko berupa
beberapa kali keguguran, riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab,
riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan, melahirkan bayi lebih dari
4000
gr,
riwayat
PE
dan
polyhidramnion.
Juga terdapat riwayat ibu : umur ibu > 30 tahun, riwayat DM dalam
keluarga, riwayat DM pada kehamilan sebelumnya, obesitas, riwayat BBL
> 4500 gr dan infeksi saluran kemih berulang selama hamil.
16
Klasifikasi :
Komplikasi :
Komplikasi maternal : infeksi saluran kemih, hydramnion, hipertensi
kronik, PE, kematian ibu.
Komplikasi fetal : abortus spontan, kelainan congenital, insufisiensi
plasenta, makrosomia, kematian intra uterin.
Komplikasi Neonatal : prematuritas, kematian intra uterin, kematian
neonatal, trauma lahir, hipoglikemia, hipomegnesemia, hipokalsemia,
hiperbilirubinemia, syndroma gawat nafas, polisitemia.
Penatalaksanaan :
Prinsipnya adalah mencapai sasaran normoglikemia, yaitu kadar
glukosa darah puasa < 105 mg/dl, 2 jam sesudah makan < 120 mg/dl, dan
kadar HbA1c<6%. Selain itu juga menjaga agar tidak ada episode
hipoglikemia, tidak ada ketonuria, dan pertumbuhan fetus normal. Pantau
kadar glukosa darah minimal 2 kali seminggu dan kadar Hb glikosila.
Ajarka pasien memantau gula darah sendiri di rumah dan anjurkan untuk
kontrol 2-4 minggu sekali bahkan lebih sering lagi saat mendekati
persalinan. Obat hipoglikemik oral tidak dapat dipakai saat hamil dan
menyusui mengingat efek teratogenitas dan dikeluarkan melalui ASI,
kenaikan BB pada trimester I diusahakan sebesar 1-2,5 kg dan selanjutnya
0,5 kg /minggu, total kenaikan BB sekitar 10-12 kg.
17
Penatalaksanaan Obstetric :
Pantau ibu dan janin dengan mengukur TFU, mendengarkan DJJ,
dan secara khusus memakai USG dan KTG. Lakukan penilaian setiap
akhir minggu sejak usia kehamilan 36 minggu. Adanya makrosomia
pertumbuhan janin terhambat dan gawat janin merupakan indikasi SC.
Janin sehat dapat dilahirkan pada umur kehamilan cukup waktu (40-42
minggu) dengan persalinan biasa.
Ibu hamil dengan DM tidak perlu dirawat bila keadaan diabetesnya
terkendali baik, namun harus selalu diperhatikan gerak janin (normalnya
>20 kali/12 jam). Bila diperlukan terminasi kehamilan, lakukan
amniosentesis dahulu untuk memastikan kematangan janin (bila UK <38
minggu). Kehamilan dengan DM yang berkomplikasi harus dirawat sejak
UK 34 minggu dan baisanya memerlukan insulin.
2.5 BBLR
2.5.1 Pengertian
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah neonatus dengan berat
badan saat lahir kurang dari 2500 gr. Dahulu disebut dengan
prematur, Pada tahun 1961 (WHO) semua bayi yang baru lahir
kurang atau sama dengan 2500 gr disebut Low Birt Weightinfant
atau disebut dengan BBLR . Untuk mendapatkan keseragaman pada
kongres Eoeropean Perinatal Medicine ke II diLondon tahun 1970
disusun sebagai berikut yaitu: bayi kurang bulan adalah bayi dalam
masa kehamilan kurang dari 37 minggu.
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah dapat dibagi menjadi 2 yaitu
:
a. Prematuritas murni
18
masa kehamilan
b. Dismaturitas
Adalah bayi dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini dikarenakan bayi
mengalami gangguan pertumbuhan dan merupakan bayi yang
kecil untuk masa kehamilannya.
2.5.2Etiologi
BBLR dapat di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu : faktor ibu, janin,
faktor lingkungan, faktor uterus dan placenta.
a. Faktor ibu meliputi penyakit yang di derita olah ibu misalnya
toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik, dan
psikologis, nefritis akut, dan lain-lain. Usia saat hamil dari umur 16
tahun atau lebih dari 35 tahun, multigravida yang jaraknya
kehamilan terlalu dekat dan lain-lain. Keadaan sosial ekonomi,
golongan sosial ekonomi, perkawinan yang tidak syah, sebab lain
karena ibu perokok, peminum alkohol atau narkotik.
a. Faktor janin meliputi hidramnion, kehamilan ganda, kelainan
kromosom.
b. Faktor lingkungan meliputi tempat tinggal, radiasi zat-zat beracun.
c. Faktor uterus dan placenta meliputi gangguan pembuluh darah,
gangguan insersi tali pusat, kelainan bentuk placenta, pekapuran
placenta.
2.5.3
Karakteritis
1. Berat kurang dari 2.500 gram
19
2.
3.
4.
5.
6.
7.
kali
per
menit
2.5.5
berikut :
1. Sulit minum
2. Sianosis sentral
3. Perut kembung
4. Periode apnoe
5. Kejang atau periode kejang-kejang kecil
6. Perdarahan
7. Sangat kuning
8. BBL < 1500 gram
Klasifikasi BBLR
Klasifikasi di tentukan dengan cara menimbang bayi baru lahir dan
sesuai dengan beratnya, maka bayi akan di golongkan dalam :
a. BBLR, berat lahir 1500-2500 gram
b. BBLSR, berat badan lahir <1500 gram
c. BBLER, berat lahir < 1000 gram
Kasus Fiktif
20
ikterus.
Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret.
Fontonella anterior (mayor) dan fontanella posterior (minor) belum
menutup.
Bibir tidak pucat, refleks isap kurang baik, palatum terbentuk dengan baik.
Tonus otot leher baik, tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
Dada simetris kiri dan kanan, puting susu terbentuk, lingkar dada 31 cm
(Normal 30 38 cm).
Lila : 10 cm (Normal 10 11 cm).
Jari-jari lengkap.
Tali pusat masih basah.
Lingkar perut 29 cm.
Kulit kemerah-merahan, terdapat verniks dan lanugo.
Tidak ada cekungan dan benjolan pada punggung.
Labia mayor dan labia minor terbentuk.
21
Anus terbentuk.
Tungkai dan kaki simetris kiri dan kanan, pergerakan aktif, jumlah jari
kaki lengkap.
Assesment (A)
Bayi Ny.A dengan BBLR usia 1 hari
Planning (P)
3.1 Kesimpulan
Penyakit yang diderita ibu selama kehamilan lain :
1). Hipertensi Dalam Kehamilan
a. Hipertensi esensial : Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan
ini termasuk juga hipertensi ringan.
b. Hipertensi Karena Kehamilan : Hipertensi yang disebabkan atau
muncul selama kahamilan
22
3.2 Saran
Adapun saran yang diajukan dalam makalah ini, yaitu:
23
cepat dari
Soal PG
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi esensial . . .
a. hipertensi yang disebabkan atau muncul selama kahamilan
b. hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ini termasuk juga
hipertensi ringan.
c. bila ditemukannya hipertensi yang ditambah dengan proteinuria dan
oedema
d. didiagnosa jika kejang yang timbul dari hipertensi yang diinduksi
dengan kehamilan atau hipertensi yang diperberat dengan kehamilan.
e. tanda yang penting pada preeklampsia
Jawab : B
24
Preeklampsia
hipertensi esensial
Eklampsia
Hipertensi Karena Kehamilan
Salah semua
Jawab : D
3. Dibawah ini yang bukan merupakan aspek klinik dari preeklamsia adalah .
..
a.
b.
c.
d.
e.
Nyeri sendi
Nyeri epigastrium
Gangguan penglihatan
Kenaikan Berat Badan
Proteinuria
Jawab : A
25
26