Anda di halaman 1dari 32

Kasus

Seorang perempuan P3A0 usia 55 tahun datang ke RS


mengeluh nyeri perut bagian bawah disertai demam sejak 2
hari lalu. Hasil anamnesa saat ini sedang mestruasi dan
tidak menggunakan kontrasepsi apapun. Hasil periksa TD
120/80 mmhg, N 80x/m, S 38C, SpO 97%, nyeri tekan pada
suprapubis, darah haid pada pembalut sedikit.

Apakah perlu melakukan anamnesa tambahan?


Apakah tindakan selanjutnya yang dapat bidan lakukan?
Anamnesa tambahan :
• Menstruasi hari ke 5
• Terkadang ada perasaan nyeri saat berkemih
• Hubungan seksual 2 minggu sekali
Hasil Pemerisaan urine :
 Urine: Bakteri positif Blood positif Leukosit Estrase
Positif2/++ Leukosit 25-30 /lpb Eritrosit 10-12 /lpb

Apa diagnose kasus tersebut ?


INFEKSI SALURAN KEMIH
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

 Dapat mengenai semua umur.


 Spektrum gejala klinik sangat bervariasi dari tanpa
gejala/ keluhan sampai kelainan sistemik yg berat.
 Definisi :
• ISK  akibat invasi mikro organisme pada jaringan
traktus urinarius (TU) dari orifisium uretra –
korteks ginjal.
• Adanya bakteri dalam urin (bakteriuria) 
TU berisiko alami infeksi.
• Kultur (+) : kuman > 100.000/ml urin.
Faktor risiko

• Usia  lebih sering ditemukan pada anak, dan


lansia, usia reproduktif 20%
• Jenis Kelamin  wanita berisiko 4-5x
• Pencetus  genitalia hygiene, hubungan seksual,
kehamilan, penggunaan kontrasepsi,
penggunakan kateter
Patofisologi

Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) masuk ke dalam saluran kemih
dan berkembang biak  dari flora usus dan hidup secara komensal dalam introitus
vagina, preposium, penis, kulit perinium, dan sekitar anus.
Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui empat cara, yaitu:
1. Ascending, kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari
flora normal usus dan hidup secara komensal introitus vagina, preposium penis,
kulit perineum, dan sekitar anus. Infeksi secara ascending (naik) dapat terjadi
melalui empat tahapan, yaitu : a) Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan
daerah introitus vagina b) Masuknya mikroorganisme ke dalam buli-buli c)
Mulitiplikasi dan penempelan mikroorganisme dalam kandung kemih d) Naiknya
mikroorganisme dari kandung kemih ke ginjal (Israr, 2009).
2. Hematogen (descending) disebut demikian bila sebelumnya terjadi infeksi pada
ginjal yang akhirnya menyebar sampai ke dalam saluran kemih melalui peredaran
darah.
3. Limfogen (jalur limfatik) jika masuknya mikroorganisme melalui sistem limfatik
yang menghubungkan kandung kemih dengan ginjal namun yang terakhir ini
jarang terjadi
4. Langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen
sebagai akibat dari pemakaian kateter
KLASIFIKASI
 Lokasi Anatomis: ISK atas & ISK bawah.
 ISK Complicated & ISK Uncomplicated.
 Klasifikasi Klinis :
 Asymptomatic bacteriuria
 Acute uncomplicated cystitis in women
 Recurrent acute uncomplicated cystitis in women
 Acute uncomplicated pyelonephritis in women
 Acute uncomplicated cystitis in adult
 Complicated UTIs in both sexes
GEJALA
ginjal ISK ATAS
Pyelonefritis Demam
Menggigil
Nyeri
pinggang
Mual ± muntah
ureter Penurunan BB
± gejala isk bawah

ISK BAWAH
Nyeri supra pubis
Ureteritis Disuria
Kandung Cystitis Frekuensi
kemih Prostatitis Urgensi
Epididimitis Hematuri
Urethritis
Klasifikasi ISK
Dari segi PENATALAKSANAAN dibedakan atas :
1. ISK uncomplicated (simple) :
 ISK sederhana  anatomik maupun fungsional TU normal.
 Terutama mengenai wanita.
 Infeksi hanya mengenai mukosa superfisial kandung kemih.
 Penyebab kuman tersering (90%) adalah E. coli.
2. ISK complicated
 Sering menimbulkan banyak masalah, krn didasari hal ttt.
 Sering kuman penyebab sulit diberantas  resisten terhadap
beberapa macam antibiotik
 Sering terjadi bakteriemia, sepsis dan syok.
 Penyebab : Pseudomonas, proteus, klebsiela dll.
ISK Complicated  terdapat keadaan sbb :

1. Kelainan abnormal saluran kencing.


Contoh : batu, obstruksi, refluks vasikouretral, atoni
kandung kemih, kateter menetap, prostatitis menahun.
2. Kelainan faal ginjal. baik GGA maupun GGK.
3. Gangguan daya tahan tubuh. Penderita DM,
Gravid,neutropenia, penderita dg terapi imunosupresif.
4. Infeksi disebabkan organisme virulen.
Seperti proteus spp yg memproduksi urease,
Infeksi staphylococcus.
PATOGENESIS
 Bacterial factor
 95% dari luar TU
 5% hematogen Ex : Nephritis Lohlein
 Host factor
 Wanita : uretra pendek, kolonisasi kuman pd
introitus vagina, sex intercourse, tampon,
spermatisid, diafragma, menopause .
 30% ISK kandung kemih (cystitis)  invasi ke
ginjal
 akibat dari VUR
DIAGNOSIS

Pemeriksaan kultur urin, yg didapat dari :


a. Urin porsi tengah (mid stream urin)
b. Urin aspirasi suprapubik
c. Urin kateter kandung kemih (hindari)

Dalam interpretasi kultur urin porsi tengah :


 95% ISK disebabkan monomikrobial
 95% ISK disebabkan gram negatif/ enterococci
 Staphylococcus epidermidis, diptheroids &
lactobacilli jarang menimbulkan ISK.
Bakteri penyebab ISK
Mikroorganisme Kultur positif ( % )

E. Coli 60 - 90 %
Klebsiela / Enterobacter 10 - 20 %
Proteus 5 - 10 %
Pseudomonas aurogenosa 2 - 10 %
Staph. Epidermidis 2 - 10 %
Enterokokkus 2 - 10 %
Kandida albikan 1-2%
Staph. Aureus 1-3%
Klasifikasi Klinis :
 Asymptomatic bacteriuria
 Acute uncomplicated cystitis.
 Recurrent infection in women
 Acute complicated pyelonephritis in women
 Complicated UTIs in both sexes
 Catheter associated UTIs
Asymptomatic Bacteriuria

Umumnya terjadi pd wanita 


2% - 4% wanita muda, 10% wanita >60 th.
Bila ada DM risiko ISK 3 - 4x nya.
Laki2 jarang sekali, kecuali umur tua dg
hipertrofi prostat.
Tidak perlu antibiotik. (kecuali didapatkan kultur +
kuman ≥ 100.000 CFU/mL pada 2x pemeriksaan, dg jenis
kuman sama)
Terapi ISK Uncomplicated ( Simple )

ISK yg paling sering dijumpai dlm praktek dokter.


Manifestasi kliniknya  sindroma disuria-frekuensi.
Piuria > 10/lpb, kultur (+)
Keluhan sering kencing sedikit2, sakit waktu kencing
serta rasa tidak enak didaerah suprapubik. Disertai
demam subfebril (±).
4 macam penyebab sindroma ini dg penatalaksanaan
berbeda yaitu :
1. Bakteriuria bermakna (  100.000 kuman/ml urin kultur
urin porsi tengah) terdiri atas :
70% Infeksi terbatas pd mukosa superfisial kandung kemih,
 respon thd AB dosis tunggal.
30% infeksi dikandung kemih + infeksi asimptomatik di
ginjal.
Ini merupakan sebagian besar penyebab sindroma disuria
frekuensi ( 2/3).
2. Sindrom Uretral akut
- CFU < 100.000 infeksi terbatas pada
mukosa superfisial kandung kemih. sangat
responsif thd pemberian antibiotika dosis
tunggal.

- Infeksi karena chlamydia trachomatis.


Antichlamydia : doxycycline atau sulfonamide.

-Tanpa piuri dan kultur


Tidak memerlukan antibiotika
Penatalaksanaan sindroma disuria frekuensi

Antibiotika dosis
tunggal

Observasi 4-7 hari

Tanpa gejala Gejala positif

Kultur urin Urinalisis (piura)


Kultur (bakteriuri)

negatif positif

(-) (-) (+) (-) (+/-) (+)


sembuh Antibiotika
5-14 hari
Observasi Anti Chlamidia Antibiotik
analgetik Trachomatis 4 – 6 Minggu
Penatalaksanaan sindroma disuria frekuensi berulang

Antibiotika dosis
tunggal

Observasi 4-7 hari

Pengobatan berhasil Pengobatan gagal

Rerinfeksi Antimikroba Antimikroba


berulang kebal peka

Antibiotika Berhasil Short course gagal Antibiotik


Dosis rendah/ a Dosis
Pencegahan Antimikrob tinggi 6
Jangka panjang a peka minggu
ISK berulang :
 Relapse (bakteri jenis sama)
 Reinfeksi (80%)  strain baru
 Faktor risiko : hamil, kekebalan turun.

Terapi  antibiotika profilaksis :


 dalam 1 tahun relaps 3 – 4x.
 Nitrofurantoin 50mg, ½ tab TMS, 250mg cefaleksin.
 6 bl – 1 th  lakukan kultur ulang.
Terapi ISK Complicated
Manifestasinya dapat tanpa gejala  gejala ISK bawah/ atas.

1. ISK Complicated Asimptomatik.


Tidak perlu pemberian antibiotika  ditakutkan kemungkinan
terjadinya resistensi kuman yg akan menyulitkan bila timbul
simptomatik.
Asimptomatik  jadi simptomatik bila ada obstruksi aliran urin,
erosi uroepitel ataupun karena adanya manupulasi mekanik
(seperti kateterisasi, tindakan instrumnetasi dll).
2. ISK Complicated Simptomatik
Manifestasi klinik  infeksi jaringan di ginjal
(Pielonefritis Akut).
Gejala sistemik akut (+) seperti panas, menggigil, nyeri
pinggang atau perut bagian bawah atau nyeri
daerah perineum, keluhan sistitis (±).
Pengelolaan :

1. Umum : cairan cukup, elektrolit & nutrisi.


2. Atasi komplikasi : syok, urosepsis, GGA atau DIC.
3. Pikirkan tindakan bedah, ( pus karena obstruksi
saluran kemih).
4. Antibiotika parenteral sampai 24 jam bebas
demam ganti oral.
Sambil menunggu hasil kultur, diberikan antibiotika berspektrum
luas seperti :
 Kombinasi ampicilin dan sefalosporin gen I
 Aminoglycoside dg Betalactam.
 Ticarcillin dg clavulanic acid.

Antibiotika oral selama :


 5-14 hari = 50% relaps.
 4-6 minggu = angka keberhasilan mencapai 90%.
Penatalaksanaan ISK dimasa mendatang

ISK mempunyai variasi patologi berbeda & masing-masing


memerlukan penanganan berlainan, terutama dlm lamanya
pemberian antibiotika.

Lama pemberian antibiotika sangat dipengaruhi oleh :


1. Virulensi jenis kuman.
2. Infeksi superfisial atau jaringan yg lebih dalam.
3. Infeksi saluran atas (ginjal) atau bawah (kandung kencing).
4. Ada tidaknya kalainan anatomi maupun fungsional saluran
kemih.
Bagaimana dengan
kehamilan??????
TUGAS
Seorang perempuan usia 38 tahun G2P1A0 hamil 32 minggu datang
ke PMB dengan keluhan sering berkemih dan perasaan tidak tuntas.
Hasil anamnesa keluhan ini sudah dirasakan sejak 3 hari yang lalu,
tidak ada demam. Hasil periksa TD 120/80 mmhg, N 80x/m, S 38C,
SpO 97%, TFU 30 cm, PUKI, letak kepala, nyeri tekan pada
suprapubis, tampaj keputuhan berwarna putih pada inspekulo.

• Apakah diagnosa pada kasus diatas? (jelaskan dasar pengambilan


diagnosa)
• Apakah penyebab keluhan pada kasus tersebut ? (jelaskan
patofisologi)
• Apa faktor resiko pada kasus tersebut?
• Bagamana peran bidan?
• Kapan bidan harus melakukan rujukan
Seorang perempuan usia 38 tahun G2P1A0 hamil 20 minggu datang ke PMB
dengan keluhan merasa panas dan gatal di area genitalia sejak 1 bulan yang lalu.
Anamnesa nyeri saat berkemih, tidak ada demam. Hasil periksa TD 120/80 mmhg,
N 80x/m, S 38C, SpO 97%, TFU 2 jari dibawah pusat, genitalia tampak kemerahan
dengan lesi didaerah vulva, inspekula tampak keputihan warna putih.

• Apakah diagnosa pada kasus diatas? (jelaskan dasar pengambilan diagnosa)


• Apakah penyebab keluhan pada kasus tersebut ? (jelaskan patofisologi)
• Apa faktor resiko pada kasus tersebut?
• Bagamana peran bidan?
• Kapan bidan harus melakukan rujukan
• Apa yang membedakan kasus ini dgn kasus IMS lainnya?

Anda mungkin juga menyukai