Anda di halaman 1dari 36

INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

KELOMPOK 5 :

Heru Hermawan
Indri Lestari
Nurul Latifah
Nurwan Sukasah
Pina Melinda
DEFINISI

INFEKSI SALURAN KEMIH

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah invasi mikroorganisme (biasanya


bakteri) pada saluran kemih, mulai dari uretra hingga ginjal. Beberapa
istilah pada infeksi saluran kemih dan definisinya :
1. Pielonefritis : Infeksi pada ginjal
2. Ureteritis : Infeksi pada ureter
3. Sistitis : Infeksi pada kandung kemih
4. Uretritis : Infeksi pada uretra
(iso farmakoterapi)
PREVALENSI

Menurut WHO sebanyak 25 juta kematian di seluruh dunia pada tahun


2011 sepertiganya disebabkan oleh penyakit infeksi saluran urin.
Indonesia termasuk salah satu negara yang masih memiliki cukup
tinggi tingkat perkembangan penyakit infeksi saluran urin, pada ibu
hamil atau nifas 5-6%. Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka
prevalensi 3,2%. Sedangkan pada usia 65 tahun atau lebih mempunyai
angka prevalensi ISK sebesar 20 data penelitian epidemiologi klinik
melaporkan perempuan umumnya 4-5 kali lebih mungkin terinfeksi
ISK dibandingkan pria (Sotelo dan Westney,2013).
PREVALENSI

Dari data Departemen Kesehatan RI Tahun 2014


menunjukkan bahwa jumlah penderita penyakit
infeksi saluran kemih (ISK) mencapai 90-100 kasus
per 100.000 penduduk per tahun.
PREVALENSI
KLASIFIKASI ISK

Berdasarkan anatomis dibagi menjadi 2 kategori :


ISK Bagian Atas
• Pielonefritis
• prostatitis
ISK Bagian Bawah
• Cystitis (inflamasi Kandung kemih)
• Uretritis (Inflamasi uretra)
KLASIFIKASI ISK

Berdasarkan tingkat komplikasi :


Complicated UTI
Adalah terdapat infeksi pada saluran kemih disertai penyulit (lesi)
anatomis maupun fungsional saluran kemih
Uncomplicated UTI
Adalah terdapat infeksi pada saluran kemih tetapi tanpa penyulit
(lesi) anatomis maupun fungsional saluran kemih.
KLASIFIKASI ISK

Acute uncomplicated cystitis

UNCOMPLICATED Symptomatic Abacteriuria

Asymptomatic Bacteriuria
KLASIFIKASI

Acuted Pyelonephritis
COMPLICATED
Prostatitis
Recurrent infections
ETIOLOGI

Berbagai mikroorganisme dapat menginfeksi traktus urinarius,


antara lain :
1. Bakteri gram negatif (80%) : Escherichia coli, Proteus sp.,
Klebsiella sp., Enterobacter sp.,
2. Bakteri gram positif (10-15%) : Enterococcus sp.,
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,
Staphylococcus aureus.
3. Lain-lain : Pseudomonas sp, dan Serratia pada pasien yang
menjalani prosedur urologi atau obstruksi saluran kemih :
Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma sp., Candida, Adenovirus
ETIOLOGI

• Bakteri penyebab UTI muncul dari flora intestinal inang


• Penyebab uncomplicated UTI umumnya E. Colli (80%-90%)
berikutnya Staphylococcus saprophyticus (5-15%)
• Penyebab complicated UTI yaitu E.colli, (<50% infeksi),
Proteus spp., Klebsiella pneumoniae, Enterobacter spp.,
pseudomonas aeruginosa, taphylococci, dan enterococci.
Candida spp
(Farmakoterapi Handbook)
PATOFISIOLOGI

JALUR MENAIK DARI


URETRA (ASCENDING)

BAKTERI INTESTINAL ISK


DARAH (HEMATOGENEUS)

LIMFATIK

PEMAKAIAN KATETER
PATOFISIOLOGI

• Bakteri penyebab ISK biasanya berasal dari flora normal saluran cerna.
• Pada wanita, pendeknya uretra dan kedekatannya dengan daerah
perirektal menyebabkan kolonisasi dari uretra.
• Tiga faktor yang menentukan perkembangan infeksi saluran kemih :
ukuran dari inokulum, virulensi mikroorganisme, dan kompetensi dari
mekanisme pertahanan tubuh.
• Pasien yang tidak dapat mengosongkan urin secara sempurna
mempunyai resiko yang sangat besar mengalami infeksi pada saluran
kemih dan lebih sering mengalami infeksi kembali.
PATOFISIOLOGI

• Faktor virulensi bakteri yang paling penting adalah


kemampuannya unruk menempel kepada sel-sel epitel urinari
oleh fimbrae.
• Penyebab utama ISK yang tidak kompleks adalah E.coli, lebih
dari 85% dari komunitas infeksi, diikuti dengan staphylococcus
saprophyticus sebanyak 5-15%.
• ISK biasanya disebabkan oleh organisme tunggal.

(Iso Farmakoterapi)
MANIFESTASI KLINIS TANDA DAN GEJALA

Merasa perlu buang


Nyeri atau air kecil meski Tekanan atau
Sering buang
terbakar saat kandung kemih kram di pangkal
BAK air kecil paha atau perut
kosong

Air seni keruh


atau berdarah
Demam
FAKTOR RISIKO

JENIS BATU GINJAL


KELAMIN

USIA KEHAMILAN

ISK INKONTINENSIA
SEBELUMNYA URINE
(CDC)
DIAGNOSIS
Laboratory Test :
1. Bacteriuria
2. Pyruria, Hematuria, Proteinuria
3. Nitrite-Positive urine
4. Leukocyte esterase-positive urine
5. Antibody-Coated Bacteria (ACB)
6. Metode biakan urin kuantitatif
Pemeriksaan Fisik :
1. Costovertebral Tenderness

Penegakan Diagnosa
Tujuan
Mengetahui jumlah signifikan mikroorganisme dalam spesimen urin
untuk membedakan kontaminasi dari infeksi.
DIAGNOSIS
GUIDELINE TERAPI
TERAPI FARMAKOLOGI

(Dipiro 9th edition)


TERAPI FARMAKOLOGI

(Dipiro 9th edition)


TERAPI FARMAKOLOGI

(Dipiro 9th edition)


TERAPI FARMAKOLOGI UNCOMPLICATED

Acute uncomplicated cystitis


• Terapi jangka pendek (terapi 3 hari) dengan trimethoprim – sulfamethoxa- zole atau
fluoroquinolone (mis., siprofloksasin, levofloksasin, atau norfloxa- cin) lebih unggul daripada
terapi dosis tunggal untuk infeksi tanpa komplikasi dan harus menjadi pengobatan pilihan.
Amoksisilin atau sulfonamid tidak direkomendasikan karena tingginya insiden E. coli yang
resisten. Mengikuti kultur urin tidak diperlukan pada pasien yang merespons.
Symptomatic Abacteriuria
• Terapi dosis tunggal atau terapi singkat dengan trimetoprim – sulfametoksa- zole telah
digunakan secara efektif, dan terapi jangka panjang tidak diperlukan untuk sebagian
besar pasien
Asymptomatic bacteriuria
• Penatalaksanaan bakteriuria asimptomatik tergantung pada usia pasien dan, jika
perempuan hamil. Pada anak-anak, perawatan harus dilakukan terdiri dari kursus terapi
konvensional, seperti yang dijelaskan untuk gejala infeksi.
TERAPI FARMAKOLOGI COMPLICATED

Acuted Pyelonephritis
• Presentasi demam tingkat tinggi (lebih dari 38,3 ° C [100,9 ° F]) dan nyeri panggul yang parah
harus diperlakukan sebagai pielonefritis akut, dan agresif manajemen dijamin. Pasien yang
menderita sakit parah dengan pielonefritis harus dirawat di rumah sakit dan obat-obatan IV
diberikan pada awalnya. Kasus yang lebih ringan mungkin dikelola dengan antibiotik oral
dalam pengaturan rawat jalan.
PROSTATITIS
• Mayoritas pasien dapat dikelola dengan agen antimikroba oral, seperti trimethoprim –
sulfamethoxazole atau fluoroquinolone (sipro floxacin, levofloxacin). Ketika pengobatan IV
diperlukan, IV untuk oral terapi berurutan dengan trimethoprim-sulfamethoxazole atau
fluoroquin- olone, seperti ciprofloxacin atau ofloxacin, akan sesuai.
Recurrent infections
• Pasien yang paling sering adalah wanita dan dapat dibagi menjadi dua kelompok:
mereka yang kurang dari dua atau tiga episode per tahun dan mereka yang
mengembangkan infeksi lebih sering.
TERAPI FARMAKOLOGI
TERAPI NON FARMAKOLOGI

Segera buang air kecil


Minum air putih yg
setelah berhubungan
banyakair
seksual
Mengkonsusmsi Cuci tangan dan alat
kelamin sebelum dan
suplemen vit. C sesudah melakukan
secara teratur hubungan seksual
Jangan menunda
Menjaga kebersihan
keinginan buang air
alat kelamin
kecil
KONDISI KHUSUS
KATEGORI
OBAT GANGGUAN GINJAL GANGGUAN HATI
KEHAMILAN
GOLONGAN PENISILIN
- AMOXICILLIN ADJUSMENT DOSIS ADJUSMENT DOSIS B
- AMPISILIN ADJUSMENT DOSIS ADJUSMENT DOSIS B

FOSFOMISIN KONTRAINDIKASI KONTRAINDIKASI B

NITROFURANTOIN KONTRAINDIKASI KONTRAINDIKASI B

GOLONGAN FLUOROQUINOLON
- SIPROFLOKSASIN ADJUSMENT DOSIS ADJUSMENT DOSIS C
- LEVOFLOKSASIN ADJUSMENT DOSIS ADJUSMENT DOSIS C

KOTRIMOKSAZOL KONTRAINDIKASI KONTRAINDIKASI D


KONDISI KHUSUS
OBAT PEDIATRIC GERIATRIC

GOLONGAN PENISILIN
- AMOXICILLIN
- AMPISILIN ADJUSMENT DOSIS ADJUSMENT DOSIS
- COAMOXCICLAV

FOSFOMISIN ADJUSMENT DOSIS TIDAK DIANJURKAN.

NITROFURANTOIN USIA ≥ 3 BULAN -

GOLONGAN FLUOROQUINOLON
- CIPROFLOKSASIN TIDAK DIANJURKAN KECUALI PENYAKIT MENINGKATKAN RESIKO TENDINITIS .
- LEVOFLOKSASIN ANTHRAX
KONDISI KHUSUS

ISK PADA KEHAMILAN


• Pada pasien dengan bacteriuria yang signifikan, simtomatic atau
asimtomatic pengobatan direkomdasikan untuk menghindari
kemungkinan komplikasi selama kehamilan. Terapi harus terdiri dari agen
dengan potensi efek samping yang relatif rendah (cephalexin, amoxi-
cillin, atau amoxicillin/clavulanate) dilaksanakan selama 7 hari.
• Tetrasiklin harus dihindari karena efek teratogenik, dan sulfonamida tidak
boleh diberikan selama trimester ketiga karena kemungkinan
perkembangan kernicterus dan hiperbilirubinemia. Juga fluoroquionolon
tidak boleh diberikan karena potensinya menghambat tulang rawan dan
perkembangan tulang pada bayi baru lahir.
KONDISI KHUSUS

PASIEN YANG DIKATETERISASI


• Ketika bakteriuria terjadi tanpa gejala, kateterisasi jangka
pendek pasien (kurang dari 30 hari), penggunaan terapi
antibiotik sistemik harus ditahan dan kateter dilepas sesegera
mungkin. Jika pasien menjadi simtomatik, kateter harus dilepas
kembali, dan diobati
• Penggunaan antibiotik sistemik profilaksis pada pasien dengan
jangka pendek kateterisasi mengurangi kejadian infeksi selama
4 sampai 7 hari pertama.
DAFTAR PUSTAKA

• Dipiro, Joseph T (editor), 2005, Pharmacoterapy : A Pathophisiology approach, 3𝑟𝑑 edition,


McGraw Hill, New York.

• Iso . 2014 . ISO Indonesia informasi spesialite obat volume 48. PT. ISFI penerbitan. Jakarta.

• Sukandar, E,Y.,Andrajati,R.sigit,J.I,dkk.2009. ISO Farmakoterapi.Jakarta.PT.ISFI Penerbitan.

• 𝐶𝐷𝐶 Center For Disease Control and Prevention. 2000. CDC growth Charts. www.cdc.gov.
25 𝑗𝑢𝑙𝑖 2019 .

• Badan POM RI.2015.pusat Informasi Obat Nasional


.Http://Pionas.Pom.go.id/monografi/irbesartan.
STUDI KASUS

Seorang wanita hamil dengan usia kandungan 11 minggu


datang dengan keluhan demam, nyeri saat urinasi dan sesekali
nyeri pada bagian panggul. Diketahui hasil pemeriksaan
leukosit (darah) 14000 uL, nitrat urin positif, dan ditemui
6
pemeriksaan koloni bakteri E.coli sebesar 10 CFU/ml. Dokter
kemudian meresepkan Trimetoprim-Sulfametoxazol, 2x1 hari
untuk diminum selama 14 hari.
PERTANYAAN
Apakah terapi yang diberikan dokter sudah tepat ? Jika tidak,
terapi apa yang harus diberikan ?
JAWABAN

Tidak tepat, karena :


Trimetroprim-sulfametoxazole (Sulfametoxazole menghambat
sintesis asam dihidrofolat bakteri dengan cara berkompetisi dengan
asam para aminobenzoat. Sedangkan Trimetroprim menghambat
produksi asam tetrahidrofolat dengan menghambat enzim dihidrofolat
reduktase) tidak cocok untuk ibu hamil.
Terapi yang harus diberikan :
Amoxicillin atau Co-Amoxiclav dengan penggunaan selama 7 hari.
PERTANYAAN

Mengapa ISK dapat terjadi pada wanita hamil ?


JAWABAN

• Volume kantung kemih semakin besar


• Perubahan hormon
• Tekanan janin dalam rahim
• Pelebaran saluran ureter
PERTANYAAN
Monitoring apa yang harus dilakukan untuk memastikan ISK sudah sembuh dan
tidak kambuh selama kehamilan ? Bagaimana cara monitoringnya ?

JAWABAN
• Test urin
• Kultur urin
• Cystogram
• Pemeriksaan cystoscopic
Dilakukan setelah penggunaan antibiotik selama 7 hari, apabila
tidak ditemukan bakteri dalam urin dan gejala-gejala juga
hilang maka pengobatan dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai