Oleh:
A. Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi ketika organ yang termasuk dalam sistem
kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra, mengalami infeksi. Umumnya,
ISK terjadi pada kandung kemih dan uretra.
Berdasarkan bagian yang terinfeksi, ISK terbagi menjadi ISK atas dan ISK bawah.
ISK atas merupakan infeksi yang terjadi di bagian atas kandung kemih, yaitu di ginjal dan
ureter. Sedangkan ISK bawah adalah infeksi pada kandung kemih bagian bawah, yaitu
kandung kemih dan uretra.
B. Etiologi
Etiologi infeksi saluran kemih (ISK) yang utama adalah Escherichia coli (80%)
terutama pada ISK komuniti akut tanpa penyulit (acute community-acquired
uncomplicated infections). Organisme lain yang bisa menyebabkan ISK adalah
Staphylococcus saprophyticus (10% - 15%), Klebsiella, Enterobacter, Proteus sp, dan
Enterococci.
a. Etiologi ISK Usia Tua
Pada usia tua, penyebab terbanyak dari ISK simple yang bergejala adalah
E.coli, diikuti dengan bakteri gram positif dan infeksi polimikroba.
b. Etiologi ISK Anak-Anak
Pada anak - anak, penyebab tersering dari ISK simple adalah
Enterobactericeae.
Faktor risiko infeksi saluran kemih (ISK) yang menyebabkan peningkatan
kemungkinan infeksi misalnya faktor penyulit pada inang seperti usia, diabetes, trauma
korda spinalis, dan pemakaian kateter urin. Mikroorganisme dengan tingkat virulensi
yang rendah tetap dapat menyebabkan infeksi pada inang dengan kelainan atau gangguan
anatomi, metabolik, dan imunologi.
C. Manifestasi Klinis
D. Patofisiologi
Infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) masuk ke dalam saluran kemih
dan berkembang biak. Saluran kemih terdiri dari kandung kemih, uretra dan dua ureter
dan ginjal (Purnomo, 2014). Kuman ini biasanya memasuki saluran kemih melalui uretra,
kateter, perjalanan sampai ke kandung kemih dan dapat bergerak naik ke ginjal dan
menyebabkan infeksi yang disebut pielonefritis (National Kidne Foundation, 2012).
ISK terjadi karena gangguan keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi
(uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai host. Mikroorganisme
penyebab ISK umumnya berasal dari flora usus dan hidup secara komensal dalam
introitus vagina, preposium, penis, kulit perinium, dan sekitar anus. Kuman yang berasal
dari feses atau dubur, masuk ke dalam saluran kemih bagian bawah atau uretra, kemudian
naik ke kandung kemih dan dapat sampai ke ginjal (Fitriani, 2013).
Mikroorganisme tersebut dapat memasuki saluran kemih melalui 3 cara yaitu
ascending, hematogen seperti penularan M.tuberculosis atau S.aureus , limfogen dan
langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah mengalami infeksi
(Purnomo,2014). Sebagian besar pasien ISK mengalami penyakit komplikasi. ISK
komplikasi adalah ISK yang diperburuk dengan adanya penyakit lainya seperti lesi,
obstruksi saluran kemih, pembentukan batu, pemasangan kateter, kerusakan dan gangguan
neurologi serta menurunya sistem imun yang dapat mengganggu aliran yang normal dan
perlindungan saluran urin. Hal tersebut mengakibatkan ISK komplikasi membutuhkan
terapi yang lebih lama (Aristanti, 2015).
E. Pathway
Mikroorganisme
Gangguan
termoregulasi
Gangguan pola eliminasi Gangguan rasa
urin nyaman/nyeri
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisis
- Leukosuria atau piuria : merupakan salah satu petuntuk penting adanya ISK.
Leukosuria positif bila terdapat lebih dari 5 leukosit/lapang pandang besar
(LPB) sediment air kemih
- Hematuria : hematuria positif bila terdapat 5-10 eritrosit/LPB sediment air
kemih. Hematuria disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupa
kerusakan glomerulus ataupun urolitiasis.
2. Bakteriologis
- Mikroskopis
- Biakan bakteri
3. Kultur urine untuk mengidentifikasi adanya organisme spesifik
4. Hitung koloni : hitung koloni sekitar 100.000 koloni per ml urin dari urin tampung
aliran tengah atau dari specimen dalam kateter dianggap sebagai kriteria utama
adanya infeksi
5. Metode tes
- Tes dipstic multistrip untuk WBC (tes esterase lekosit) dan nitrit (tes Griess
untuk pengurangan nitrat). Tes esterase lekosit positif : maka psien
mengalami piuria. Tes pengurangan nitrat, Griess positif jika terdapat
bakteri yang mengurangi nitrat urin normal menjadi nitrit.
- Tes penyakit menular seksual (PMS) : Uretritia akut akibat organisme
menular secara seksual (misal,klamidia trakomatis, neisseria gonorrhoeae,
herpes simplek)
- Tes- tes tambahan : Urogram intravena (IVU). Pielografi (IVP), msistografi,
dan ultrasonografi juga dapat dilakukan untuk menentukan apakah infeksi
akibat dari abnormalitas traktus urinarius, adanya batu, massa renal atau
abses, hodronerosis atau hiperplasie prostate. Urogram IV ataue/aluasi
ultrasonic, sistoskopi dan prosedur urodinamik dapatdilakukan untuk
mengidentifikasi penyebab kambuhnya infeksi yang resisten.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan infeksi saluran kemih (ISK) berbeda-beda pada wanita, pria, dan anak-
anak karena masing-masing memiliki kecenderungan etiopatogenesis yang berbeda sehingga
memerlukan terapi yang berbeda pula.
Tujuan penatalaksanaan infeksi saluran kemih (ISK) adalah eradikasi infeksi, mencegah
komplikasi dan menghilangkan gejala pada pasien. Pengobatan dini direkomendasikan untuk
mengurangi risiko progresi penyakit ke arah yang lebih berat. Penelitian menunjukkan bahwa
hasil ISK yang mendapat terapi antibiotik jauh lebih baik dibandingkan terapi plasebo.
Pilihan dari penatalaksanaan ISK bergantung pada jenis ISK tersebut, simpleks atau rumit.
Terapi antibiotik yang adekuat untuk ISK sangatlah penting untuk mencegah kegagalan
terapi dan peningkatan dari resistensi antibiotik. Pemilihan antibiotik harus berdasarkan dari:
spektrum dan pola kerentanan uropatogen, kemanjuran pada indikasi tertentu pada studi
klinikal, harga, ketersediaan obat, tolerabilitas dan efek yang merugikan.
1. Terapi Sistitis
Pada sistitis simpleks (ISK bagian bawah) respon sangat baik terhadap terapi
antibiotik oral. Berikut adalah beberapa regimen terapi yang efektif untuk sistitis
simple yang akut pada wanita.
Efikasi Efikasi
Obat dan dosis klinis, % bakterial, % Efek samping
Nitrofurantoin,2x100mg, selama
5-7hari 84-95 86-92 Mual, sakit kepala
Pivmecillinam, 2x400mg, selama
3-7 hari 55-82 74-84 Mual, muntah, diare
2. Terapi Pielonefritis
Pilihan regimen terapi harus mampu mengeradikasi organisme kausatif dan
mampu mencapai level terapi dalam darah secara cepat. Golongan Fluoroquinolone
dikontraindikasikan terhadap ibu hamil.
Terapi Pielonefritis :
Diberikan hanya bila patogen diketahui rentan terhadap antibiotik berikut (Bukan terapi
empiris)
6. Terapi Urosepsis
Pasien dengan urosepsis harus didiagnosa pada tahap awal, terutama pada
kasus dengan ISK rumit. SIRS (systemic inflammatory response syndrome) dapat
menjadi penanda awal dari kaskade MOF (multi organ failure).
Terapi dari urosepsis merupakan kombinasi dari perawatan bantuan hidup yang
adekuat, terapi antibiotik yang tepat dan sesuai, terapi tambahan (simpatomimetis,
hidrokortison, kontrol gula darah), dan penanganan optimal dari gangguan saluran
kemih.
Terapi inisial anitbiotik empiris harus memiliki spektrum luas dan selanjutnya
disesuaikan dengan hasil kultur. Antibiotik harus diberikan tidak lebih dari satu jam
setelah asumsi klinis dari sepsis. Antibiotik yang dapat menjadi pilihan antara lain
adalah Fluoroquinolone (ciprofloxacin, levofloxacin, norfloxacin), aminopenisilin,
sefalosporin generasi ketiga, aminoglikosid dan kotrimoksazol (jika terbukti sensitif),
dengan lama pemberian 7-14 hari atau sampai 3-5hari setelah penurunan demam atau
eliminasi dari faktor penyulitnya.
Pada kurang 3 hari dari kegagalan terapi inisial maka dapat diberikan pilihan
berikut; fluoroquinolone, piperasilin, sefalosporin generasi 3b,
carbapenem+aminoglikosid, flukonazol, dan amfoterisin B. Pertimbangkan kombinasi
dua antibitotik pada infeksi yang berat.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. X Nama : Tn. X
Umur : 30 tahun Umur : 32 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pekerjaan : Wiraswasta
Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Waru Sidoarjo
Gol. Darah :0 Hubungan dengan Klien : Suami
Alamat : Waru Sidoarjo
Pola nutrisi - metabolik Klien mengatakan bahwa Klien minum air putih yang
sebulan terakhir sering cukup, tidak memakan
meminum kopi, sering makan makanan pedas.
makanan pedas
Pola konsep diri – persepsi diri Klien merasa cemas karena Klien masih merasa cemas
sakit yang diderita karena memikirkan
penyakitnya
Pola peran dan hubungan Hubungan klien dengan Klien berhubungan baik
keluarga baik-baik saja, dengan keluarganya
termasuk dengan termasuk lingkungan nya
lingkungannya.
Pola pertahanan diri (koping Klien mengatakan jika stress Klien mengatakan jika
toleransi stress) dipendam sendiri stress, menghilangkan nya
dengan cara tidur
Pola keyakinan dan nilai Klien mengatakan tetap rajin Klien masih tetap rajin
beribadah untuk beribadah
C. Pemeriksaan Wajah
1. Mata : normal, simestris antara kiri dan kanan, sklera putih
2. Hidung : normal, simestris, tidak ada pergerakan cuping hidung
3. Telinga : simestris antara kanan dan kiri
4. Mulut : bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor
E. Pemeriksaan Thoraks/dada
Inspeksi : bentuk dada simestris, pernafasan normal
Palpasi : tidak ada krepitasi, gerakan dada simestris
Auskultasi : suara nafas reguler, ronchi (-), wheezing (-), terjadi penurunan
tekanan darah
Perkusi : suara paru sonor, suara jantung dulnes
F. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : bentuk bulat datar, terdapat umbilikus
Palpasi : pada palpasi didapatkan nyeri tekan pada ginjal akibat adanya
peradangan akut maupun kronis dari ginjal atau saluran kemih yang mengenai
pelvis ginjal, pielonefritis, cystitis, uretra
Auskultasi : tidak ada bising usus muntah
Perkusi : suarra timpani, tidak ada kembung
I. Pemeriksaan Ekstremitas/Muskuloskeletal
Otot sisi kanan dan kiri simestris
Tidak ditemukan edema
( Nama Lengkap )
ANALISIS DATA
Pembengkakan jaringan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra,
kandung kemih
2. Gangguan pola eliminasi urin
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra,
kandung kemih
2. Gangguan pola eliminasi urin
PERENCANAAN
EVALUASI
NO HARI/TGL/JAM DX CATATAN EVALUASI TT
KEPERAWATAN PERKEMBANGAN NAMA
(SOAP/SOAPIER) JELAS
28/02/2020 1 S : klien mengat]akan ny]eri
1 berkurang
O:
- klien berkemih 5-6 kali per
hari
- kondisi umum baik
- t]idak ada tanda inflamasi
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2 28/02/2020 2 S : klien mengatakan tidak
kesulitan saat berkemih
O:
- tidak terjadi tanda tanda
gangguan berkemih (urgensi,
oliguri, disuria)
- klien dapat berkemih setiap
3 jam
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/mobile/farickin/isk
https://www.alodokter.com/infeksi-saluran-kemih
https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/infeksi-saluran-kemih/etiologi
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url