Anda di halaman 1dari 54

PERAN BIDAN DALAM

KESELAMATAN PASIEN

MIRA MIRATURROFI’AH, S.ST., M.KES

FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
Latar Belakang

Sejarah menunjukkan bahwa bidan adalah salah satu
profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat
manusia .Bidan muncul sebagai wanita terpercaya
dalam mendampingi dan menolong ibu melahirkan.
Peran dan posisi bidan di masyarakat sangat di hargai
dan di hormati karena tugasnya yang sangat mulia,
memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi,
serta menolong ibu yang melahirkan sampai iibu dapat
merawat bayinya dengan baik .
Definisi Leadership

 Menurut Robert Dubin definisi atau pengertian
kepemimpinan di artikan pelaksana otoritas dan pembuatan
keputusan
 Menurut J.L Hemphill definisi atau pengertian
Kepemimpinan adalah : Suatu inisiatif untuk bertindak yang
menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam rangka
mencapai jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama .
 George R. Terry memberikan definisi atau pengertian
kepemimpinan sebagai aktivitas untuk mempengaruhi
orang – orang supaya diarahkan untuk mencapai tujuan
organisasi

 Menurut Stoner kepemimpinan manajerial dapat di
definisikan sebagai suatu proses pengarahan dan
pemberian pengarahan pada kegiatan – kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan
tugasnya
Tugas-Tugas
Kepemimpinan

1. Membangkitkan kepercayaan dan loyalitas
bawahan
2. Mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain
3. Dengan berbagai cara mempengaruhi orang lain
4. Mendefinisikan misi dan peranan organisasi
5. Pemimpin menentukan tujuan organisasi
6. Mempertahankan keutuhan organisasi
7. Mengendalikan konflik internal
KOMUNIKASI EFEKTIF SEBAGAI KUNCI
KEBERHASILAN DALAM KEPEMIMPINAN

KOMUNIKASI adalah penyampaian suatu pikiran
dan perasaan melalui bahasa , baik verbal mau pun non
verbal , mendengar , berbicara , gerak tubuh , dan
ungkapan emosi .
KOMUNIKASI adalah pertukaran informasi antara
pengirim dan penerima , dan kesimpulan ( persepsi )
makna antara individu – individu yang terlibat .

Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan
Keselamatan Pasien adalah Peran seseorang
dalam proses memengaruhi atau memberi
contoh agar pasien meningkatkan
kesehatannya ditandai dengan bebasnya
pasien dari harm(cedera) yang termasuk
didalamnya adalah penyakit, cedera fisik,
psikologis, sosial, penderitaan, cacat, kematian
dll yang seharusnya tidak terjadi
Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan
Keselamatan Pasien
1. Pimpinan

mendorong dan menjamin implementasi
program KP melalui penerapan “7 Langkah Menuju KP”.
2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif
identifikasi risiko KP dan program mengurangi KTD
3. Pimpinan dorong dan tumbuhkan komunikasi dan
koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan
pemgambilan keputusan tentang KP

4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk
mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja RS serta
tingkatkan KP.
5. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya
dalam meningkatkan kinerja RS dan KP
7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien


 Hak pasien
 Mendidik pasien dan keluarga;
 Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
 Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien;
 Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan
pasien;
 Mendidik staf tentang keselamatan pasien;
 Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien.
IMPLEMETASI
1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien
2. Tersedian program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkan insiden
3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi

4. Tersedia prosedur “cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan


kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain
dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis

5. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan


insiden
6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden
7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara suka rela
antar unit dan antar pengelola layanan

8. Tersedia sumber daya dan system informasi yang dibutuhkan


9. Tersedia sasaran terukur, dan penumpulan informasi
menggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas
perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien.

PENGENDALIAN INFEKSI pada
PASIEN dalam KEBIDANAN

 Pasien yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga
kesehatan sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan
pengunjung serta masyarakat di rumah sakit
dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi rumah
sakit atau infeksi nosokomial yaitu infeksi yang
didapat di rumah sakit. Angka infeksi nosokomial
terus meningkat (Al Varado, 2000) mencapai sekitar
9% (variasi 3-21%) atau lebih dari 1,4 juta pasien
rawat inap di rumah sakit seluruh dunia.

 Mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan di rumah sakit dapat dinilai dari
berbagai indikator, salah satunya melalui penilaian
terhadap infeksi.
 Infeksi silang yang berasal dari rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan yang lain disebut
healthcare associated infection/HAIs atau infeksi
nosokomial (Kemenkes, 2011).

 Menurut data WHO sekitar 3 % – 21 % atau rata rata
9 % terjadi infeksi di institusi pelayanan kesehatan.
 Prevalensi di 55 rumah sakit dari 14 negara
menunjukkan bahwa rata-rata 8,7% pasien dari
rumah sakit tersebut mengalami HAIs
 Data dari Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di RSUD Labuang Baji pada dari bulan
Januari - Desember 2016 terjadi 150 kasus infeksi
karena jarum infus dari 2.839 pemasangan infus,
yaitu sekitar 5% angka kejadian phlebitis.

 Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di
rumah sakit perlu diterapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
serta pembinaan dalam upaya menurunkan angka
kejadian infeksi
STRATEGI

 Peningkatan daya tahan pejamu  imunisasi aktif dan
pasif
 Inaktivasi agen penyebab infeksi  metode fisik
(pasteurisasi, pemasan), metode kimiawi (disinfeksi
lingkungan dan peralatan, antiiotika)
 Memutus rantai penularan  Isolation Precautions (
 Kewaspadaan Standar (Standard/Universal Precautions)
dan Kewaspadaan berdasarkan cara penularan
(Transmission based Precautions)

 Kewaspadaan standar adalah kewaspadaan dalam
pencegahan dan pengendalian infeksi rutin dan
harus diterapkan terhadap semua pasien di semua
fasilitas kesehatan  darah dan cairan tubuh dapat
berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari
pasien maupun petugas kesehatan
Aplikasi Kewaspadaan
Standar

 Kebersihan tangan.
 Sarung tangan, masker,goggle, face shield , gaun.
 Peralatan perawatan pasien.
 Pengendalian lingkungan.
 Penatalaksanaan Linen.
 Pengelolaan limbah tajam/ Perlindungan &
Kesehatan karyawan.

 Penempatan pasien
 Hygiene respirasi/Etika batuk
 Praktek menyuntik aman
 Praktek pencegahan infeksi untuk prosedur lumbal
pungsi

 Kewaspadaan berdasarkan transmisi (Transmission
based Precautions)  tindakan pencegahan atau
pengendalian infeksi yang dilakukan setelah jenis
infeksinya sudah terdiagnosa atau diketahui
 Jenis kewaspadaan berdasarkan transmisi:
a. Kewaspadaan transmisi kontak (langsung dan
tidak langsung)

b. Kewaspadaan transmisi droplet
c. Kewaspadaan transmisi melalui udara (Airborne
Precautions)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai