1. Sebagai seorang IPCN, anda harus memahami konsep penularan infeksi, Definiskan
menggunakan skema atau jelaskan proses penularan infeksi yang dapat terjadi
Jawaban :
Infeksi adalah suatu proses keadaan di temukan adanya agen infeksi berupa organisme terhadap
respon imun tapi tidak di sertai dengan gejala klinis.
infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan Health Care Associated Infections yang selanjutnya disingkat
HAIs merupakan infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, infeksi dapat
juga muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga
kesehatan terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Proses terjadinya penyakit disebabkan adanya interaksi antara agen atau faktor penyebab penyakit,
manusia sebagai pejamu atau host, dan faktor lingkungan yang mendukung.
Misalnya, proses terjadinya penyakit TBC karena ada mikrobakterium tuberkolosa yang kontak
dengan manusia sebagai penjamu rentan. Manusia tersebut memiliki daya tahan tubuh yang rendah dan
lingkungan rumah yang tidak sehat sebagai faktor lingkungan
Proses penularan dengan rantai 6 rantai infeks terdiri dari
1. Agen penyebab infeksi (mikroorganisme : bakteri,virus ,jamur dan parasit)
2. Reservoir (tempat agen infeksi hidup,tumbuh berkembang biak dan siap di tularkan)
3. Portal of exit (tempat agen infeksi keluar dari reservoir)
4. Transmisi/cara penularan (kontak,droplet,airbone,)
5. Portal of entry (pintu masuk agen infeksi : sluran nafas,saluran kemih,kulit tidak utuh)
6. Susceptible host (individu yang rentan, tidak mampu melawan agen infeksi)
Apabila satu mata rantai di putus atau di cegah, maka penularan infeksi dapat di cegah atau di hentikan.
Bentuk upaya pencegahan infeksi di RS yaitu :
1. Membatasi transmisi mikroorganisme
2. Mengontrol resiko penularan dari lingkungan
3. Penggunaan antimikroba yang bijak
4. Membatasi resiko infeksi endogen dengan meminimalkan tindakan invasive
5. Pengawasan infeksi , identifikasi penyakit dan mengontrol penyebarannya
2. A. Dalam melaksanakan kegiatannya, Komite PPI harus memiliki program yang ditetapkan
setiap tahunnya, Apa saja program yang harus dibuat oleh Komite/Tim PPI ?
Jawaban :
Program PPI Berdasarkan PMK no 27 tahun 2017 adalah:
1. Kewaspadaan isolasi
2. Pencegahan PPI dengan bundle HAIs
3. Surveilans HAIs
4. Pendidikan dan pelatihan PPI
5. Penggunaan Antibiotik yang bijak
Tujuan dari Program PPI adalah untuk Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dan fasilitas
kesehatan lainnya melalui pencegahan dan pengendalian infeksi,melindungi sumber daya manusia
kesehatan dan masyarakat dari penyakit infeksi yang berbahaya serta Menurunkan angka kejadian
HAis
Ada tujuh strategi dalam menurunkan angka HAIs yaitu:
1. Kebersihan tangan
2. Kebersihan lingkungan
3. Skrining dan kohorting pasien
4. Surveilans
5. Penggunaan antibiotic yang bijak
6. Mengikuti pedoman yang di buat
7. Budaya keselamatan
B. Menurut anda, apa hambatan atau kesulitan yang mungkin akan ditemukan dalam
melaksanakan program PPI ?
Jawaban :
Kesulitan yang ditemukan adalah :
1. Kurangnya support system dari manajemen RS tentang pentingnya PPI
2. Dana yang tidak cukup dari RS untuk menjalankan program PPI
3. Masih banyak rekan rekan kerja yang belum patuh pentingnya Hand hygiene
3. A. Jelaskan, apa bedanya kewaspadaan standar dengan kewaspadaan berdasarkan
transmisi ?
Jawaban :
Kewaspadaan standar adalah kewaspadaan yang berlaku untuk semua pasien tanpa
memandang diagnostik atau dugaan status infeksinya,kewasapadaan standar digunakan dalam
penanganan
Darah
Semua cairan tubuh (kecuali keringat)
Kulit tidak utuh
Membran mukosa
Kewaspadaan transmisi adalah kewaspadaan berbasis penularan,digunakan untuk pasien yang
diketahui terinfeksi penyakit menular dan bersifat menularkan
B. Sebutkan apa yang termasuk dalam kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan
transmisi!
Jawaban :
Ada 11 kewaspadaan standar yaitu :
1. kebersihan tangan
2. pengendalian lingkungan
3. Alat pelindung diri
4. Pengendalian limbah RS
5. Penyuntikan yang aman
6. Manajemen linen
7. Kebersihan pernafasan/etika batuk
8. Penempatan pasien
9. Kesehatan petugas
10. Pengelolaan alkes
11. Praktek lumbal fungsi
Kewaspadaan berdarkan transmis Terdiri dari tiga jenis:
1) Airbone (TBC,SARS, COVID-19)
2) Droplet (influenza,pertussis, rubella)
3) Kontak (MRSA,E.colli)
4. Jelaskan peran dan fungsi anda sebagai IPCN dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien yang memiliki risiko HAIs.
Jawaban :
IPCN adalah seorang perawat professional yang terlatih serta ahli dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi
Lingkup dan peran IPCN yaitu : manajemen pelayanan dan manajemen asuhan keperawatan dibantu
oleh IPCLN (pada tiap ruang perawatan)
IPCN juga berperan sebagai :
Edukator (fasilitator dan mentor)
Evaluator (monitoring ,observer dan auditor)
Komunikator(coordinator ,motivator)
Pengelola
Implementator (investigator)
Surveilans,peneliti
Proses keperawatan IPCN
1) Pengkajian
Berupa data subyektif ( hal yang dirasakan klien) dan data objektif (hasil observasi dari
pengukuran data, misal data )
2) Diagnosa
Diagnosis actual
Diagnosis risiko
Diagnosis potensial
Komponen diagnosis : masalah etiologitanda dan gejala yang dapat diobservasi
Contoh : risiko infeksi b.d efek prosedur nvasive
3) -Intervensi keperawatan
Efek prosedur invasive
Indentifikasi tanda tanda infeksi
Edukasi pencegahan perluasan luka (kebersihan tangan ,tidak menggaruk luka)
Manajemen perawatan luka
Peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan
Manajemen lingkungan
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terserang organisme patogenik
- Intervensi keperawatan
Ketidakpatuhan petugas (penerapan standar) berhubungan dengan terbatasnya
support
Edukasi :
Identifikasi pengetahuan petugas terhadap bundle IDO
Identifikasi lingkungan yang tidak terapeutik atau terbatas support
Monitor penerapan bundle IDO
Jelaskan transmisi penularan penyakit
Edukasi upaya pencegahan infeksi akibat tindakan operasi
1. Kebersihan Tangan :Keberihan Tangan sebelum tindakan aseptik dan setelah menyentuh darah
dan cairan tubuh (seb.insersi dan setelah Insersi)
2. Teknik steril : Pertahankan teknik steril ketika melakukan intubasi, peralatan ditata sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi kontaminasi,,Laringoscope blade minimal dilakukan DTT atau
Sterilisasi dan ETT steril disposibel) Pemakaian APD ; gaun,masker (erapandemic covid 19,
masker N95), kaca mata pelindung mata dan atau pelindung wajah/faceshield , topi sarung
tangan steril
3. Prosedur Sedasi dan analgesik (PSA)sesuai kebijakan institusi (fentanyl, propofol, etomidate,
midazolam), untuk merelaksasi otot-otot pernapasan
Bundle Maintanance
1) Kebersihan Tangan :Melakukan Kebersihan Tangan setiap memanipulasi ETT dan perangkat
ventilator,Posisi kepala 30 s/d 45 º kecuali ada kontra indikasi: trauma kepala dan tulang
belakang meminimalkan mikroorganisme aspirasi
2) Kebersihan mulut :Setiap 4 jam dan k/p menggunakan cairan clorhexidine 0.02 %, namun ada
penelitian dapat merusak mukosa, sehingga cukup menggunakana Nacl 09 %perlu penelitian
lanjut Bila memungkinkan gosok gigi setiap 12 jam untuk mencegah plak pada gigi
3) Manajemen sekresi oropharingeal dan endotrkheal,:Dilakukan bila ada sekresi dengan teknik
steril, cairan pengisap air steril, katerter suction sekali pakai disposable, jika tidak
memungkinkan lakukan dekontaminasi sebelum dipakai kembali,pakai APD gaun, apron, masker
bedah, pada era covid 19 pakai masker N95, pelindung matadan pelindung wajah, topi, sarung
tangan steril, pada era covid 19 direkomendasikan menggunakan closed suction (dalam
penelitian closed and open suction tdk ada perbedaan :